kelompok etnik yaitu sebagai seorang suku Minangkabau. Ketika dia mengetahui bahwa sipenjual dari barang diperlukannya adalah orang Minangkabau pula maka
dia akan mencoba menjalin ikatan kelompok suku Minangkabau. Melalui ikatan kelompok suku Minangkabau, aktor pembeli merajut simpul jaringan melalui
komunikasi yang dilakukan melalui bahasa daerah Minangkabau dan menelusuri jejak keminangkabauan melalui percakapan yang dilakukan. Dalam kenyataannya,
cara seperti itu akan melicinkan para aktor untuk mendapat harga yang lebih miring dibanding dengan pembeli yang berasal dari etnik lain.
2.5 Orientasi Subyektif dalam Hubungan Sosial : Variabel-variabel Berpola
Teori Parsons yang umum sifatnya general theory mengenai tindakan sosial menekankan orientasi subyektif yang mengendalikan pilihan-pilihan
individu. Pilihan-pilihan ini secara normatif diatur atau dikendalikan oleh nilai dan standar normatif bersama. Hal ini berlaku untuk tujuan-tujuan yang
ditentukan individu serta alat-alat yang digunakan untuk mencapai tujuan-tujuan itu. Juga dalam memenuhi kebutuhan fisik yang mendasar ada pengaturan
normatifnya. Bagi Parsons, dalam Doyle Paul Jhonson 1990: 113 orientasi orang yang
bertindak terdiri dari dua elemen dasar yaitu orientasi motivasional dan orientasi nilai. Orientasi motivasional menunjuk pada keinginan individu yang bertindak itu
untuk memperbesar kepuasan dan mengurangi kekecewaan, sedangkan orientasi nilai menunjukkan pada standar-standar normatif yang mengendalikan pilihan-
pilihan individu alat dan tujuan dan prioritas sehubungan dengan adanya kebutuhan-kebutuhan dan tujuan-tujuan yang berbeda. Menurut Parsons, variable-
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
variabel berpola di atas memperlihatkan lima pilihan dikotomi yang harus diambil seseorang secara eksplisit atau implisit dalam menghadapi orang lain dalam
situasi sosial apa saja, yaitu : 1. Afektivitas versus netralitas afektif.
2. Orientasi diri versus orientasi kolektivitas. 3. Universalisme versus partikularisme.
4. Askripsi versus prestasi achievement. 5. Spesifitas versus kekaburan diffuseness.
Dalam penelitian ini, konsep Parsons mengenai dikotomi orientasi diri versus orientasi kolektif digunakan untuk melihat tindakan sosial para pedagang
pekanan yang lebih mengutamakan kepentingan kelompok atau komunal dalam aktivitas perdagangannya. Dikotomi ini menunjukkan dilema yang berhubungan
dengan kepentingan yang harus diutamakan, orientasi diri berarti bahwa kepentingan pribadi orang itu sendirilah yang mendapat prioritas sedangkan
orientasi kolektif berarti bahwa kepentingan orang lain atau kolektif secara keseluruhan yang diprioritaskan atau dalam artian dimensi moral kolektiflah yang
diutamakan Jhonson, 1990: 116.
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
BAB III METODE PENELITIAN