Penetapan Harga jual Kepada Pelanggan

5.7.2 Penetapan Harga jual Kepada Pelanggan

Mayoritas pembeli di lokasi-lokasi pekan yang didatangi para pedagang pekan etnis Minang di Kota Pinang adalah para pekerja atau buruh-buruh perkebunan serta masyarakat yang tinggal di sekitar wilayah perkebunan tersebut. Dibandingkan dengan daya beli masyarakat di perkotaan tentu daya beli masyarakat perkebunan tidak terlalu tinggi, hal ini dikarenakan upah para pekerja dan buruh perkebunan yang tidak terlalu besar berkisar antara Rp 800.000 – Rp 900.000 perbulannya. Dari upah tersebut digunakan para pekerja dan buruh perkebunan untuk memenuhi kebutuhan hidup sehari-hari, setiap belanja ke pekan mereka telah menakar biaya belanja yang akan dikeluarkan agar gaji tersebut dapat menopang hidup mereka sampai menerima upah di bulan depannya. Menyadari daya beli masyarakat perkebunan yang tidak terlalu tinggi maka para pedagang pekan etnis Minang menyiasatinya dengan menjual barang- barang yang tidak tinggi harga jualnya agar dapat dijangkau masyarakat perkebunan tersebut. Cara seperti ini mengakibatkan para pedagang harus jeli ketika berbelanja barang dengan mencari barang-barang bagus serta dengan model terbaru namun harga modal barang tersebut tidak terlalu tinggi agar dapat dijual murah kepada para pembeli di pekan. Dalam penetapan harga jual barang kepada pembeli, terdapat 2 hal yang memotivasi para pedagang pekan etnis Minang yaitu motivasi ekonomi dan motivasi non-ekonomi. Penetapan harga jual pedagang dengan motivasi ekonomi mengakibatkan sebagian pedagang memberikan harga barang dengan mengambil keuntungan yang cukup tinggi, perhitungan harga jual barang berdasarkan modal barang ditambah perkiraan ongkos belanja serta ongkos UNIVERSITAS SUMATERA UTARA operasional ke pekan-pekan. Hal ini seperti yang dituturkan salah satu pedagang pekan berikut. “Ya seperti biasa, itung-itungannya yang penting udah melebihi modal barang ditambah ongkos kita belanja barang tersebut. Kalo udah lewat dan udah tercapai target untungnya baru barang bisa kita lepas.” Buyung Seiko Hal yang sama juga dituturkan pedagang pekan lainnya. “Sama dengan pedagang-pedagang lainnya udah ditakar modal barangnya terus ditambah ongkos kirim atau belanja ke Medannya. Disesuaikan kualitas barang dengan harganya, jadi kita jual barang lengkap dari kualitas biasa harga murah sampai kualitas bagus tapi harga sesuai dengan barangnya.” Suardi Begitu juga dengan penuturan pedagang pekan berikut. “Kalo mau lepas barang disesuaikan dengan modal dasar barang, saya menjual barang-barang kebutuhan harian dan rumah tangga jadi saya pilih harga jualnya yang bisa murah tapi barangnya tidak buruk kualitasnya buat pembeli. Itung-itungannya uda ditakar la ngambil keuntungannya dari barang-barang tersebut” Syahrial Dalam penetapan harga jual barang dengan motivasi non-ekonomi, sebagian para pedagang pekan etnis Minang Kota Pinang menyesuaikan harga jual dengan daya beli masyarakat perkebunan tersebut. Daya beli masyarakat perkebunan yang tidak terlalu tinggi mengakibatkan para pedagang pekan berusaha untuk mencari barang dengan harga modal yang tidak terlalu tinggi agar dapat dijual murah di pekan. Meskipun harga modal barang tersebut murah, para pedagang pekan etnis Minang tetap menyesuaikan barang dengan model terbaru serta permintaan para pembeli sehingga mereka harus jeli mencari barang-barang murah namun tetap model terbaru serta dengan kualitas yang tidak buruk. Hal ini seperti disampaikan pedagang pekan berikut. UNIVERSITAS SUMATERA UTARA “Karena pembeli utama di sini adalah buruh perkebunan jadi daya beli mereka tidak terlalu tinggi, jadi saya sesuaikan aja barang yang dijual. Beda pekan beda juga daya belinya tapi pengalaman saya jualan barang yang mereka cari harus cantik, model terbaru tapi dengan harga yang tidak tinggi jadi pas belanja itu yang selalu saya perhatikan.” Dedi Arman Hal yang sama juga disampaikan pedagang pekan lainnya. “Rata-rata yang belanja di pekan adalah pekerja atau buruh-buruh perkebunan, gaji mereka juga tidak terlalu besar jadi uang itu sudah ditakar mereka untuk segala keperluan. Jadi saya menjual barang-barang yang bagus dengan model terbaru tapi harganya yang tidak terlalu mahal modalnya jadi saya bisa jual murah kepada pembeli.” Budi Sependapat dengan pedagang di atas, berikut penuturan pedagang pekan lainnya. “Daya beli masyarakat perkebunan berbeda dengan masyarakat kota, mereka gaji dan biaya hidup udah dijatah jadi cenderung memilih-milih ketika belanja keperluan mereka. Jadi jangan jual barang yang mahal yang engga sanggup mereka beli.” Sudirman Pili Begitu juga seperti yang disampaikan pedagang berikut. “Harus diakui daya beli masyarakat perkebunan di sini tidak terlalu tinggi karena uang gaji mereka harus dialokasikan untuk semua kebutuhan hidup jadi harus cari barang-barang yang baru tapi harganya tetap terjangkau.” Yan Dari hasil wawancara dan observasi yang telah dilakukan terhadap pedagang pekan etnis Minang di Kota Pinang, didapatkan data bahwa terdapat 2 motivasi penetapan harga jual barang yang ditetapkan para pedagang yaitu motivasi ekonomi dan motivasi non-ekonomi. Dalam penetapan harga jual barang berdasarkan motivasi ekonomi maka para pedagang akan membanderol harga dengan mengambil keuntungan yang cukup tinggi, hal ini berdasarkan UNIVERSITAS SUMATERA UTARA perhitungan modal barang ditambah ongkos belanja serta biaya operasional menuju lokasi pekan dan target keuntungan yang ingin dicapai. Sedangkan dalam penetapan harga jual barang berdasarkan motivasi non-ekonomi, maka para pedagang akan memperhatikan daya beli para pembeli yang merupakan pekerja dan buruh-buruh perkebunan. Para pedagang pekan akan mensiasati daya beli masyarakat perkebunan yang tidak terlalu tinggi dengan mencari barang dengan harga modal barang yang murah namun dengan modal serta kualitas barang yang cukup baik sesuai permintaan para pembeli.

5.7.3 Resiprositas dan Keikhlasan Pedagang Pekan

Dokumen yang terkait

Dampak Alokasi Dana Desa (ADD) terhadap Pengembangan Ekonomi di Kecamatan Kota Pinang Kabupaten Labuhanbatu Selatan

53 254 99

Moral Ekonomi Pedagang Komunitas Etnik India

2 72 88

MORAL EKONOMI PEDAGANG KAKI LIMA(Studi Tentang Moral Ekonomi Pedagang Kaki Lima Di Pasar Sore Kota Batu)

0 4 2

Migran Pedagang Kaki Lima di Kota Bogor (Studi Perbandingan Pedagang Suku Jawa, Sunda dan Minang)

0 4 123

POLA INTERAKSI SOSIAL PEDAGANG "GARENDONG" DI KOTA PAYAKUMBUH (STUDI TERHADAP PEDAGANG YANG TERDAFTAR PADA IKATAN PEDAGANG KELILING PASAR IBUH KOTA PAYAKUMBUH).

4 14 7

JARINGAN SOSIAL PEDAGANG PASAR TRADISIONAL DALAM MEMPERTAHANKAN EKSISTENSI (Studi Terhadap Pedagang Pasar Raya Inpres Di Kota Padang).

0 0 1

JARINGAN SOSIAL PEDAGANG DI PASAR TRADISIONAL PASCA RENOVASI ( Studi Kasus Jaringan Sosial Antara Pedagang Distributor, Pedagang Grosir dan Pedagang Ecer Kelontong di Pasar Rejowinangun, Kota Magelang Pasca Renovasi).

0 0 6

BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Jaringan Sosial - Jaringan Sosial Dan Moral Ekonomi Pedagang Pekanan (Studi Kasus Terhadap Pedagang Etnis Minang Yang Berjualan Di Perkebunan Wilayah Kota Pinang, Labuhanbatu Selatan)

0 0 15

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah - Jaringan Sosial Dan Moral Ekonomi Pedagang Pekanan (Studi Kasus Terhadap Pedagang Etnis Minang Yang Berjualan Di Perkebunan Wilayah Kota Pinang, Labuhanbatu Selatan)

0 0 17

JARINGAN SOSIAL DAN MORAL EKONOMI PEDAGANG PEKANAN (Studi Kasus Terhadap Pedagang Etnis Minang yang berjualan di Perkebunan

0 0 10