Informan ketiga Pedagang Pekan

mempengaruhi jualan karena mereka berjualan hanya beratapkan terpal-terpal atau tenda.

4.5.3 Informan ketiga Pedagang Pekan

Nama : Yul Umur : 38 Tahun Jenis Kelamin : Laki-laki Agama : Islam Alamat : Jl. Kalapane Gang. Pancasila Bapak Yul telah tinggal di kota ini sejak tahun 1999, tepatnya 13 tahun yang lalu ia pindah dari kota Rantau Prapat di ajak teman untuk mencoba membuka usaha di Kota Pinang. Sebelumnya ia juga telah berjualan di kota Rantau Prapat namun karena ingin mencari peluang baru maka ia pun memutuskan untuk pindah ke kota ini. Bapak Yul memulai usaha tidak lama setelah menetap di Kota Pinang, ia tertarik berjualan ke pekan karena pada saat itu belum ramai pedagang yang turun ke pekan-pekan. Setelah mendengar informasi tentang daerah pekan dari Bapak SP, ia pun mencoba memberanikan diri untuk ikut merintis berjualan ke Pekanan karena ia merasa jenuh telah lama berjualan di kota Rantau Prapat dan ingin mencoba tantangan baru. Awal berjualan modal yang ia keluarkan adalah Rp 10.000.000 dan pada saat itu jumlah ini sudah termasuk cukup besar bagi pedagang yang baru merintis, modal tersebut merupakan modal sendiri yang berasal dari hasil berdagang di kota Rantau Prapat. Dengan modal yang cukup besar, Bapak Yul telah cukup memiliki banyak barang modal berdagang. Mula-mula Bapak Yul ke lokasi Pekanan dengan menumpang UNIVERSITAS SUMATERA UTARA mobil Bapak BS yang merupakan paman dari Bapak Yul, dari Bapak BS ini jugalah ia banyak mendapatkan informasi serta mendapat lapak jualan di pekan- pekan. Selain itu ia juga mendapat lapak jualan dari Bapak SP yang juga masih ada hubungan saudara dengannya. Setelah ia melihat potensi berjualan di pekan-pekan cukup baik maka Bapak Yul membeli mobil sendiri dengan cara kredit, seiring perjalanan waktu usahanya cukup berhasil dan mengangkat perekonomiannya. Setelah berumah tangga, Bapak Yul mengajak dua orang iparnya berjualan di sini untuk membantunya namun sekarang kedua iparnya tersebut telah memiliki usaha sendiri dan mampu mandiri. Setiap berjualan ke pekan-pekan Bapak Yul rata-rata harus mengeluarkan uang mulai dari Rp 50.000 – Rp 100.00 untuk membeli bensin mobil, selain itu ada juga pengeluaran untuk menggaji dua orang anggotanya yang tiap minggu dikeluarkan sebesar Rp 600.000,-. Saat ini penghasilan yang didapat Bapak Yul dalam sehari bisa mencapai Rp 3.000.000 tergantung kondisi pekanan jika sedang ramai seperti ketika bulan puasa, menjelang tahun baru dan ketika masa gajian penghasilannya bisa melonjak dua kali lipat. Barang yang dijual Bapak Yul antara lain sepatu, sandal, barang obralan sisa-sisa toko dan barang-barang musiman. Menurut Bapak Yul, persaingan yang terjadi antara sesama pedagang Minang tidak pernah sampai ke arah yang negatif semua berjalan seperti biasa bahkan pada pedagang yang menjual barang sejenis. Terutama di kalangan pedagang Minang di sini, telah terbiasa saling membantu menjualkan barang dagangan pedagang lain jika pedagang tersebut sedang tidak ada seperti sedang buang air atau sedang sholat. Bagi Bapak Yul, itulah bukti bahwasannya sesama UNIVERSITAS SUMATERA UTARA pedagang tidak ada sikap persaingan yang ke arah negatif dan memutus tali persaudaraan diantara mereka karena kebanyakan pedagang Minang di sini masih ada pertalian saudara dan juga berasal dari suku dan kampung yang sama sehingga mereka harus solid untuk menguatkan kelompok pedagang Minang dengan cara saling tolong menolong. Banyak pengalaman-pengalaman yang telah dialami Bapak Yul ketika berjualan ke pekan-pekan diantara ketika awal-awal berjualan, ia pernah beradu mulut dengan pedagang lain yang beretnis Batak untuk mendapatkan lapak berjualan karena mereka saling klaim tempat itu adalah lapak mereka. Bapak Yul juga pernah mengalami kerusakan mobil di tengah perkebunan pada saat malam hari dan harus membongkar barang-barang untuk melakukan perbaikan, tapi pedagang Minang lain yang lewat ikut membantunya memperbaiki mobil sehingga pekerjaannya menjadi cepat dan ringan. Bagi Bapak Yul hambatan-hambatan berjualan ke pekan-pekan seperti cuaca pekan yang cukup ekstrim, hujan yang sangat deras, lumpur, panas dan jalan yang sangat jelek tidak selalu mematahkan semangat para pedagang Minang di sini untuk berjualan karena semua mereka hadapi bersama-sama biasanya selain itu ada juga timbul perasaan untuk menolong pekerja-pekerja perkebunan agar tidak jauh kali ke Kota Pinang hanya untuk berbelanja harian. UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

4.5.4 Informan keempat Pedagang Pekan

Dokumen yang terkait

Dampak Alokasi Dana Desa (ADD) terhadap Pengembangan Ekonomi di Kecamatan Kota Pinang Kabupaten Labuhanbatu Selatan

53 254 99

Moral Ekonomi Pedagang Komunitas Etnik India

2 72 88

MORAL EKONOMI PEDAGANG KAKI LIMA(Studi Tentang Moral Ekonomi Pedagang Kaki Lima Di Pasar Sore Kota Batu)

0 4 2

Migran Pedagang Kaki Lima di Kota Bogor (Studi Perbandingan Pedagang Suku Jawa, Sunda dan Minang)

0 4 123

POLA INTERAKSI SOSIAL PEDAGANG "GARENDONG" DI KOTA PAYAKUMBUH (STUDI TERHADAP PEDAGANG YANG TERDAFTAR PADA IKATAN PEDAGANG KELILING PASAR IBUH KOTA PAYAKUMBUH).

4 14 7

JARINGAN SOSIAL PEDAGANG PASAR TRADISIONAL DALAM MEMPERTAHANKAN EKSISTENSI (Studi Terhadap Pedagang Pasar Raya Inpres Di Kota Padang).

0 0 1

JARINGAN SOSIAL PEDAGANG DI PASAR TRADISIONAL PASCA RENOVASI ( Studi Kasus Jaringan Sosial Antara Pedagang Distributor, Pedagang Grosir dan Pedagang Ecer Kelontong di Pasar Rejowinangun, Kota Magelang Pasca Renovasi).

0 0 6

BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Jaringan Sosial - Jaringan Sosial Dan Moral Ekonomi Pedagang Pekanan (Studi Kasus Terhadap Pedagang Etnis Minang Yang Berjualan Di Perkebunan Wilayah Kota Pinang, Labuhanbatu Selatan)

0 0 15

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah - Jaringan Sosial Dan Moral Ekonomi Pedagang Pekanan (Studi Kasus Terhadap Pedagang Etnis Minang Yang Berjualan Di Perkebunan Wilayah Kota Pinang, Labuhanbatu Selatan)

0 0 17

JARINGAN SOSIAL DAN MORAL EKONOMI PEDAGANG PEKANAN (Studi Kasus Terhadap Pedagang Etnis Minang yang berjualan di Perkebunan

0 0 10