Jaringan antara pedagang pekan dan pedagang pelanggan juga berpengaruh besar terhadap kelangsungan usaha dagang pekan ini karena pasokan
barang akan mudah didapat jika telah terjalin komunikasi dan saling mengenal antara pedagang pekan dan pedagang grosiran. Jaringan yang terbangun juga
berfungsi untuk mempermudah pasokan barang serta untuk mendapatkan harga yang lebih murah dari pedagang gosiran tersebut bahkan jika jaringan telah
mencapai tahap kepercayaan, pedagang grosiran akan memberikan kemudahan dengan mempersilahkan pedagang pekan untuk membawa barang terlebih dahulu
dengan pembayaran yang menyusul kemudian ketika pedagang pekan kembali turun berbelanja.
2.2 Trust Kepercayaan Kepercayaan adalah unsur penting dalam modal sosial yang merupakan
perekat bagi langgengnya hubungan dalam kelompok masyarakat. Dengan menjaga suatu kepercayaan, orang-orang bisa bekerja sama secara efektif. Social
Capital adalah kapabilitas yang muncul dari kepercayaan umum di dalam sebuah masyarakat atau bagian-bagian tertentu darinya. Social Capital bisa dilembagakan
dalam kelompok sosial yang paling kecil dan paling mendasar. Demikian juga kelompok-kelompok masyarakat yang paling besar, Negara, dan dalam seluruh
kelompok-kelompok lain yang ada diantaranya Fukuyama, 2002:37. Kepercayaan memiliki dampak positif terhadap efisiensi biaya-biaya
transaksi, artinya antara pedagang dan pelanggan telah memiliki kepercayaan saling mempercayai satu sama lain. Adanya rasa kepercayaan akan membuat
transaksi jual beli terus berjalan sekalipun telah terjadi perjanjian hutang-piutang
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
dalam transaksi ekonomi tersebut. Qianhong Fu, Hasbullah, 2006:12 dikutip dari skripsi: modal sosial pada pasar tradisional oleh Dedy Kurnia Putra membagi
tiga tingkatan trust yaitu pada tingkatan individual, relasi sosial dan pada tingkatan personal dan sekaligus sebagai karakteristik individu. Pada tingkatan
hubungan sosial, trust merupakan atribut kolektif untuk mencapai tujuan-tujuan kelompok. Sedangkan pada tingkatan sistem sosial trust merupakan nilai yang
berkembang menurut sistem sosial yang ada. Trust juga dipandang sebagai komponen ekonomi yang relevan pada kultur yang ada pada masyarakat dan
membentuk kekayaan modal sosial. Kepercayaan akan menimbulkan kewajiban sosial dengan mempercayai
seseorang akan menimbulkan kepercayaan kembali dari orang tersebut resiprositas. Dalam kaitannya dengan resiprositas dan pertukaran, Pretty dan
Ward, dalam Badaruddin, 2005:32 mengemukakan bahwa adanya hubungan- hubungan yang dilandasi oleh prinsip resiprositas dan pertukaran akan
menumbuhkan kepercayaan karena setiap pertukaran akan dibayar kembali repaid and balanced. Hal ini merupakan pelicin dari suatu hubungan kerjasama
yang telah dibangun agar tetap konsisten dan berkesinambungan. Banyak peneliti merujuk bahwa trust bersumber dari jaringan itu sendiri,
jaringan merupakan sumber penting tumbuh dan hilangnya trust dimaksud Hasbullah, 2006:12. Seperti hubungan yang terjalin antara seorang pedagang di
Tanah Abang, Jakarta Pusat yang memberi cicilan jual beli barang kepada pedagang lain yang merupakan pelanggannya yang berasal dari Ujung Pandang
Damsar, 2002:33. Cicilan dibayar setiap kali pedagang yang berutang tersebut datang ke Jakarta untuk membeli barang. Dalam perilaku ekonomi tersebut
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
melekat konsep kepercayaan trust. Pendekatan aktor teratominasi melihat bahwa kepercayaan merupakan institusi sosial yang berakar dari hasil evolusi kekuatan-
kekuatan politik, sosial, sejarah dan hukum dipandang sebagai solusi yang efisien terhadap fenomena ekonomi tertentu. Sebaliknya pendekatan aktor yang lebih
tersosialisasi memandang bahwa kepercayaan merupakan moralitas umum dalam perilaku ekonomi. Sedangkan pendekatan keterlekatan mengajukan pandangan
yang lebih dinamis yaitu bahwa kepercayaan tidak muncul dengan seketika tetapi terbit dari proses hubungan antar pribadi dari aktor-aktor yang sudah lama terlibat
dalam perilaku ekonomi secara bersama. Kepercayaan bukanlah merupakan barang baku tidak berubah tetapi sebaliknya, kepercayaan terus menerus
ditafsirkan dan dinilai oleh para aktor yang terlibat dalam hubungan perilaku ekonomi.
Kepercayaan sosial hanya efektif dikembangkan melalui jalinan pola hubungan sosial resiprosikal atau timbal balik antar pihak yang terlibat dan
berkelanjutan. Adanya trust menyebabkan mudah dibinanya kerjasama yang saling menguntungkan mutual benefit, sehingga mendorong timbulnya
hubungan resiprosikal. Hubungan resiprosikal menyebabkan social capital dapat melekat kuat dan bertahan lama. Karena diantara orang-orang yang melakukan
hubungan tersebut mendapat keuntungan timbal balik dan tidak ada salah satu pihak yang dirugikan. Disini hubungan telah memenuhi unsur keadilan fairness
diantara sesama individu Wafa, 2006:46. Coleman, dalam Wafa, 2006:60 menegaskan bahwa kelangsungan setiap
transaksi sosial ditentukan adanya dan terjaganya trust amanah atau kepercayaan dari pihak-pihak yang terlibat. Artinya hubungan transaksi antara manusia sebagai
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
individu maupun kelompok baik yang bersifat ekonomi maupun non-ekonomi hanya mungkin terjadi apabila ada kelanjutan trust atau rasa saling percaya dari
pihak-pihak yang melakukan interaksi. Individu-individu yang memiliki tingkat kepercayaan yang tinggi memungkinkan terciptanya organisasi-organisasi bisnis
yang fleksibel yang mampu bersaing dalam ekonomi global.
2.3 Kelompok atau Group