Informan keenam Pedagang Pekan

4.5.6 Informan keenam Pedagang Pekan

Nama : Jamil Pili JP Umur : 32 Tahun Jenis Kelamin : Laki-laki Agama : Islam Alamat : Jl. Kalapane Gang. Pancasila belakang Koramil Bapak JP sudah tinggal di Kota Pinang sejak delapan tahun yang lalu, ia datang ke sini langsung merantau dari kampung di Padang. Awal datang ke kota ini, ia tinggal dan kerja menjadi anggota Bapak BS berjualan jam di kota. Setelah kurang lebih setahun menjadi anggota, Bapak JP mencoba berjualan mandiri ke pekan bersama Bapak SP yang juga masih merupakan pamannya. Menurutnya pada saat itu gaji menjadi anggota belum mencukupi jika pada saatnya nanti ia sudah berumah tangga, selain itu ia juga merasa memang harus memulai usaha sendiri untuk meningkatkan penghasilan. Menjadi pedagang yang berjualan ke pekan pada saat itu tidak terlalu membutuhkan modal awal yang besar karena tidak perlu menyewa toko, berjualan di pekan hanya berjualan kaki lima dan uang sewa lapak yang tidak terlalu besar sekitar Rp 400.000 pertahunnya. Selain itu ketika awal-awal berjualan tidak banyak pedagang yang menjual jenis barang jam, tali pinggang, kacamata, dompet dan aksesoris lainnya sehingga penghasilan yang di didapat cukup besar. Modal awal yang digunakan Bapak JP pada saat awal berjualan itu berkisar Rp 2.500.000, modal ini berasal dari uang kumpulan gaji ketika menjadi anggota Bapak BS berjualan jam di kota juga tambahan berupa barang jualan dari Bapak BS. UNIVERSITAS SUMATERA UTARA Daerah pekanan yang didatangi Bapak Jamil tidak jauh berbeda dengan pedagang-pedagang Minang lainnya yaitu Sidodadi, Simpang Kanan, Lohsari, Tanjung Medan, Langkiman, Ujung Gading dan Trans. Awal berjualan Bapak JP menumpang kendaraan dengan pedagang Minang lainnya tapi ia lebih sering bersama dengan Veri yang merupakan anak dari Bapak SP. Seiring berjalanannya waktu, sekarang Bapak JP telah memiliki kendaraan sendiri dan memberikan tumpangan kepada pedagang-pedagang Minang lainnya. Saat ini ada tiga orang pedagang Minang yang bersama-sama dengannya tiap hari berjualan ke pekan- pekan. Sekali berangkat berjualan biasanya mengisi bensin mobil sebesar Rp 50.000 dan membayar uang palang masuk perkebunan, biaya ini juga tergantung pekanannya karena tiap pekan beda jarak dan jumlah palang yang dilewati. Namun karena Bapak JP membawa tiga orang pedagang, biasanya sepulang dari pekan mereka akan memberikan sejumlah uang berkisar antara Rp 30.000 – Rp 50.000 untuk uang minyak dan biaya perawatan berkala mobil. Penghasilan yang didapat Bapak JP berjualan ke pekan-pekan seharinya mencapai Rp 1.000.000 bahkan bisa lebih besar jika kondisi pekan sedang ramai misalnya ketika bulan puasa, tahun baru, natalan atau ketika masa gajian pekerja perkebunan. Barang yang ia jual antara lain jam tangan, dompet, kacamata dan berbagai macam jenis tali pinggang. Bagi Bapak JP berjualan ke pekan-pekan sangat berbeda dengan berjualan di kios atau di kota, para pedagang yang berjualan ke pekan rata-rata memiliki stamina yang baik dan kuat-kuat karena pekerjaannya yang cukup berat serta medan yang dilalui tiap hari cukup jauh sehingga para pedagang terbiasa dengan letih, sakit, hujan dan panas. Hambatan- hambatan yang harus dihadapi Bapak JP sudah terbiasa ia lalui seperti jalan yang UNIVERSITAS SUMATERA UTARA tidak bagus, cuaca yang sangat mempengaruhi jualan, angin di tengah perkebunan yang menyebabkan debu sehingga barang dagangan menjadi kotor, razia polisi dan kutipan-kutipan petugas Dishub Dinas Perhubungan. Namun banyak juga pengalaman yang ia alami sejak berjualan ke pekan-pekan seperti ketika berjualan ke pekan Langkiman, pekannya sangat jauh kurang lebih lima jam perjalanan melewati perkebunan Torganda sampai wilayah Tapanuli Selatan. Jika kondisi hujan maka jalanan akan berlumpur sehingga mobil sulit untuk lewat dan sering terpuruk. Jika mobil kita atau ada mobil pedagang yang terpuruk, kita akan beramai-ramai turun berhujan-hujanan mendorong mobil agar bisa lewat dari lumpur atau melewati jalan yang mendaki. Banyak orang yang mengatakan sakit mengalami pekerjaan seperti ini tapi bagi Bapak JP para pedagang di sini sudah terbiasa dilewati dengan kebersamaan sehingga menjadi ringan.

4.5.7 Informan ketujuh Pedagang Pekan

Dokumen yang terkait

Dampak Alokasi Dana Desa (ADD) terhadap Pengembangan Ekonomi di Kecamatan Kota Pinang Kabupaten Labuhanbatu Selatan

53 254 99

Moral Ekonomi Pedagang Komunitas Etnik India

2 72 88

MORAL EKONOMI PEDAGANG KAKI LIMA(Studi Tentang Moral Ekonomi Pedagang Kaki Lima Di Pasar Sore Kota Batu)

0 4 2

Migran Pedagang Kaki Lima di Kota Bogor (Studi Perbandingan Pedagang Suku Jawa, Sunda dan Minang)

0 4 123

POLA INTERAKSI SOSIAL PEDAGANG "GARENDONG" DI KOTA PAYAKUMBUH (STUDI TERHADAP PEDAGANG YANG TERDAFTAR PADA IKATAN PEDAGANG KELILING PASAR IBUH KOTA PAYAKUMBUH).

4 14 7

JARINGAN SOSIAL PEDAGANG PASAR TRADISIONAL DALAM MEMPERTAHANKAN EKSISTENSI (Studi Terhadap Pedagang Pasar Raya Inpres Di Kota Padang).

0 0 1

JARINGAN SOSIAL PEDAGANG DI PASAR TRADISIONAL PASCA RENOVASI ( Studi Kasus Jaringan Sosial Antara Pedagang Distributor, Pedagang Grosir dan Pedagang Ecer Kelontong di Pasar Rejowinangun, Kota Magelang Pasca Renovasi).

0 0 6

BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Jaringan Sosial - Jaringan Sosial Dan Moral Ekonomi Pedagang Pekanan (Studi Kasus Terhadap Pedagang Etnis Minang Yang Berjualan Di Perkebunan Wilayah Kota Pinang, Labuhanbatu Selatan)

0 0 15

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah - Jaringan Sosial Dan Moral Ekonomi Pedagang Pekanan (Studi Kasus Terhadap Pedagang Etnis Minang Yang Berjualan Di Perkebunan Wilayah Kota Pinang, Labuhanbatu Selatan)

0 0 17

JARINGAN SOSIAL DAN MORAL EKONOMI PEDAGANG PEKANAN (Studi Kasus Terhadap Pedagang Etnis Minang yang berjualan di Perkebunan

0 0 10