Informan Kedelapan Belas Pembeli

Ibu Saritem sering berbelanja pakaian dan mengambil banyak karena ia juga menjual kembali pakaian tersebut kepada saudara atau tetangga dengan sistem kredit, sehingga karena sudah sering berbelanja dan selalu membeli banyak maka ia selalu mendapatkan potongan harga dari pedagang Minang tersebut. Menurut Ibu Saritem, pedagang Minang selalu ramah serta tidak sungkan untuk bergaul dengan masyarakat sekitar pekan. Para pedagang Minang juga selalu mau bertanya tentang keadaan masyarakat sini, terkadang mereka menumpang kamar mandi atau sholat ke rumah kita karena di pekan tidak ada tempat sholat. Biasanya jika sedang musim rambutan, Ibu Saritem selalu memberikan rambutan kepada pedagang tersebut bahkan terkadang mereka sendiri yang datang ke rumah dan langsung memanjat pohon rambutan tersebut. Hal-hal yang sering Ibu Saritem perbincangkan dengan pedagang Minang jika sedang berbelanja atau bertemu antara lain masalah kabar keluarga, masalah gaji sudah diterima atau belum, masalah perkebunan sawit bahkan ketika pemilu bupati yang lalu mereka mengajak untuk memilih calon tertentu.

4.5.18 Informan Kedelapan Belas Pembeli

Nama : Surti Umur : 39 Tahun Jenis Kelamin : Perempuan Agama : Islam Alamat : Simpang Kanan Ibu Surti juga merupakan salah satu pelanggan pedagang Minang yang selalu datang ketika pekan dibuka tiap minggunya. Ibu Surti memilih berbelanja UNIVERSITAS SUMATERA UTARA pakaian dengan pedagang Minang karena barang yang dijual lebih lengkap, harga lebih murah, para pedagangnya lebih ramah, pandai merayu pembeli serta dapat memesan barang sedangkan pada pedagang lain tidak dapat memesan barang. Menurut Ibu Surti yang sangat membedakan antara pedagang Minang dengan pedagang lain adalah para pedagang Minang sangat pandai merayu sehingga jadi membeli sedangkan pedagang lain lebih kaku jika cocok beli jika tidak cocok langsung pergi. Ibu Surti selalu membeli pakaian kepada pedagang Minang sehingga sekarang telah menjadi langganan serta selalu mendapat potongan harga jika membeli, bagi Ibu Saritem berbelanja dengan pedagang Minang lebih nyaman dan nyambung ketika berbicara. Biasanya yang mereka perbincangkan seputar masalah gajian para pekerja di sini, keadaan masyarakat sekitar sini, membicarakan anak-anak dan keluarga juga sering membicarakan harga sawit di sini. Selama menjadi langganan pedagang Minang tersebut Ibu Saritem selalu memesan barang atau jenis pakaian yang ia inginkan kepada pedagang tersebut. UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

BAB V TEMUAN DAN INTERPRETASI DATA

5.1 Keberadaan Pedagang Etnis Minang Di Kota Pinang

Berdasarkan data di lapangan yang didapatkan dari hasil wawancara dengan para informan, keberadaan pedagang-pedagang etnis Minang di Kota Pinang dimulai sejak berkembangnya aktivitas perekonomian di kota ini sekitar awal tahun 1980. Para pedagang etnis Minang yang datang ke kota ini berasal dari kota Rantau Prapat, kota Medan dan datang merantau langsung dari kampung yaitu dari Padang, Sumatera Barat. Awalnya para pedagang etnis Minang yang datang ke kota ini membuka usaha dagangnya di kota dengan membuka toko ataupun berjualan di emperan-emperan jalan kota yang merupakan jalan lintas Sumatera yang menghubungkan propinsi Sumatera Utara dan Propinsi Riau. Seperti yang dituturkan salah satu informan yang merupakan pedagang etnis Minang yang telah lama menetap di kota ini. “Kedatangan para pedagang Minang ke kota ini tidak terlepas dari berkembangnya kota ini, sehingga menarik minat para perantau untuk datang mencari peluang usaha. Kami datang dari Rantau Prapat kemudian mengajak sanak family baik dari Medan maupun langsung dari kampung supaya sama-sama merintis usaha.” Buyung Seiko Data yang sama juga diperoleh dari hasil wawancara dengan pedagang etnis Minang lainnya yang mengatakan bahwa awal kedatangannya ke kota ini untuk merantau dan merintis usaha di sini. Berikut hasil wawancara dengan informan tersebut. “Awalnya saya berjualan di Rantau Prapat membuka toko, tapi karena melihat berjualan di Kota Pinang lebih berpotensi maka saya memutuskan pindah ke kota ini dan mulai merintis usaha dagang saya.” Yul UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

Dokumen yang terkait

Dampak Alokasi Dana Desa (ADD) terhadap Pengembangan Ekonomi di Kecamatan Kota Pinang Kabupaten Labuhanbatu Selatan

53 254 99

Moral Ekonomi Pedagang Komunitas Etnik India

2 72 88

MORAL EKONOMI PEDAGANG KAKI LIMA(Studi Tentang Moral Ekonomi Pedagang Kaki Lima Di Pasar Sore Kota Batu)

0 4 2

Migran Pedagang Kaki Lima di Kota Bogor (Studi Perbandingan Pedagang Suku Jawa, Sunda dan Minang)

0 4 123

POLA INTERAKSI SOSIAL PEDAGANG "GARENDONG" DI KOTA PAYAKUMBUH (STUDI TERHADAP PEDAGANG YANG TERDAFTAR PADA IKATAN PEDAGANG KELILING PASAR IBUH KOTA PAYAKUMBUH).

4 14 7

JARINGAN SOSIAL PEDAGANG PASAR TRADISIONAL DALAM MEMPERTAHANKAN EKSISTENSI (Studi Terhadap Pedagang Pasar Raya Inpres Di Kota Padang).

0 0 1

JARINGAN SOSIAL PEDAGANG DI PASAR TRADISIONAL PASCA RENOVASI ( Studi Kasus Jaringan Sosial Antara Pedagang Distributor, Pedagang Grosir dan Pedagang Ecer Kelontong di Pasar Rejowinangun, Kota Magelang Pasca Renovasi).

0 0 6

BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Jaringan Sosial - Jaringan Sosial Dan Moral Ekonomi Pedagang Pekanan (Studi Kasus Terhadap Pedagang Etnis Minang Yang Berjualan Di Perkebunan Wilayah Kota Pinang, Labuhanbatu Selatan)

0 0 15

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah - Jaringan Sosial Dan Moral Ekonomi Pedagang Pekanan (Studi Kasus Terhadap Pedagang Etnis Minang Yang Berjualan Di Perkebunan Wilayah Kota Pinang, Labuhanbatu Selatan)

0 0 17

JARINGAN SOSIAL DAN MORAL EKONOMI PEDAGANG PEKANAN (Studi Kasus Terhadap Pedagang Etnis Minang yang berjualan di Perkebunan

0 0 10