24 Learning dan media Puzzle tepat digunakan karena sesuai dengan karakteristik
siswa kelas III Sekolah Dasar yang masih senang bermain.
2.1.6 Performansi Guru
Rendahnya kualitas pendidikan saat ini merupakan indikasi perlunya keberadaan guru profesional. Guru profesional merupakan faktor penentu proses
pendidikan yang berkualitas, sehingga bukan hanya sekedar mengajar transfer of knowledge melainkan manajer belajar. Menurut Rusman 2013: 50 kinerja
adalah performance atau unjuk kerja. Kinerja dapat pula diartikan prestasi kerja atau pelaksanaan kerja atau hasil unjuk kerja. Berkaitan dengan kinerja guru,
wujud perilaku yang dimaksud adalah kegiatan guru dalam proses pembelajaran, yaitu bagaimana seorang guru merencanakan pembelajaran, melaksanakan
kegiatan pembelajaran dan menilai hasil belajar. Susanto 2013: 29 mengemukakan pendapatnya bahwa kinerja guru dapat
diartikan sebagai prestasi, hasil, atau kemampuan yang dicapai atau diperlihatkan oleh guru dalam melaksanakan tugas pendidikan dan pengajaran. Berbagai konsep
dikemukakan untuk mengungkap apa dan bagaimana kemampuan yang harus dikuasai oleh tenaga pengajar di berbagai tingkatan sekolah. Kompetensi
mengajar adalah kemampuan dasar yang harus dimiliki oleh semua tenaga pengajar. Kompetensi pendidik tersebut meliputi kompetensi pedagogik,
kompetensi kepribadian, kompetensi sosial, d an kompetensi profesional Rifa’i
dan Anni, 2011: 7. Berdasarkan uraian di atas dapat disimpulkan bahwa performansi guru
adalah kemampuan guru dalam melaksanakan tugasnya sebagai pendidik baik dari
25 perencanaan, pelaksanaan serta pengevaluasian pembelajaran. Selain itu guru juga
harus memiliki kompetensi pedagogik, kepribadian, sosial dan professional. Performansi guru dalam pembelajaran akan mempengaruhi mutu pendidikan.
Semakin baik performansi guru dalam pembelajaran, maka akan semakin baik pula mutu pendidikan. Kemampuan guru dalam mengelola pembelajaran akan
mempengaruhi hasil belajar siswa. Seorang guru harus dapat menentukan strategi, metode, model, media, bahan, serta evaluasi pembelajaran yang tepat bagi siswa.
Hasil belajar siswa akan menjadi rendah apabila guru tidak dapat mengelola pembelajaran dengan baik. Oleh karena itu guru harus senantiasa meningkatkan
performansinya dalam pembelajaran. Pada penelitian ini peneliti akan menerapkan model Quantum Learning
berbantuan media Puzzle dalam pembelajaran membaca aksara Jawa nglegena. Melalui penelitian ini diharapkan kompetensi pedagogik terutama kemampuan
guru dalam mengadakan variasi pembelajaran akan meningkat. Guru akan lebih variatif dalam menentukan metode pembelajaran yang akan digunakan.
Performansi atau kinerja guru dapat diamati dan dinilai menggunakan Alat Penilaian Kemampuan Guru APKG. Alat penilaian ini terdiri dari dua bagian,
yaitu APKG 1 untuk menilai rencana pembelajaran dan APKG 2 untuk menilai pelaksanaan pembelajaran. Kedua alat ini diisi melalui observasi langsung
terhadap perangkat pembelajaran dan proses pembelajaran yang dilakukan oleh guru, dengan memberikan tanda cek list pada kolom yang sesuai.
2.1.7 Hakikat Bahasa dan Keterampilan Berbahasa