76 = Skor maksimal
Yonny, dkk 2010: 176 Setelah mengetahui persentase keaktifan siswa, maka peneliti perlu
menentukan kategori persentase keaktifan siswa. Kategori keaktifan siswa meliputi kurang aktif, cukup aktif, aktif, dan sangat aktif. Penentuan kategori
persentase keaktifan siswa menurut Yonny, dkk 2010 175 terdapat pada Tabel 3.3.
Tabel 3.3. Kategori Persentase Keaktifan Siswa
PERSENTASE KATEGORI
75 - 100 Sangat Aktif
50 - 74,99 Aktif
25 - 49,99 Cukup Aktif
0 - 24,99 Kurang Aktif
3.9.2 Teknik Analisis Data Kuantitatif
Data kuantitatif merupakan data-data yang berbentuk bilangan. Data kuantitatif dalam penelitian ini yakni data hasil belajar siswa. Teknik analisis data
kuantutatif digunakan untuk mengukur hasil belajar siswa setelah mengikuti pembelajaran. Data hasil belajar yang dianalisis meliputi: 1 nilai akhir belajar
siswa, 2 nilai rata-rata kelas, dan 3 persentase tuntas belajar klasikal. Rumus- rumus yang akan digunakan untuk mengolah data kuantitatif antara lain:
3.9.2.1 Nilai Akhir
Penentuan nilai akhir siswa diperoleh melalui penilaian kemampuan membaca aksara Jawa nglegena. Penilaian tersebut, menggunakan model
penilaian pembobotan masing-masing unsur. Skor hasil belajar siswa diperoleh
77 dari jumlah keseluruhan skor masing-masing unsur berdasarkan hasil
keterampilan membacanya. Sistem pembobotan masing-masing unsur digunakan sebagai pedoman penilaian keterampilan membaca aksara Jawa nglegena. Hasil
belajar siswa diperoleh dari tes performansi. Untuk menentukan nilai akhir belajar
yang diperoleh masing-masing siswa dapat digunakan rumus berikut:
Nilai Akhir = x 100
Nurgiyantoro, 2014: 392
3.9.2.2 Nilai Rata-rata Kelas
Setelah mengolah nilai akhir sebagai hasil belajar siswa, peneliti kemudian menghitung nilai rata-rata kelas. Untuk menentukan rata-rata kelas dapat
digunakan rumus berikut:
Keterangan: N
R
= Nilai Rata-Rata Kelas N
A
= Nilai Akhir yang Diperoleh Siswa S
N
= Jumlah Siswa Poerwanti et al, 2008: 6.25
3.9.2.3 Persentase Tuntas Belajar Klasikal
Selain menghitung nilai akhir siswa dan rata-rata kelas, peneliti juga menghitung ketuntasan klasikal. Ketuntasan klasikal merupakan persentase
jumlah siswa yang tuntas dalam pembelajaran. Untuk menentukan presentase tuntas belajar siswa dapat digunakan rumus berikut:
78
Aqib, dkk 2014: 41 Menurut Aqib, dkk 2014: 41, persentase tersebut dikategorikan
berdasarkan pada kriteria tingkat keberhasilan belajar klasikal dalam Tabel 3.4. Terdapat lima kategori dalam Tabel 3.4, yakni sangat rendah, rendah, sedang,
tinggi, dan sangat tinggi.
Tabel 3.4. Kategori Tingkat Keberhasilan Belajar Klasikal Tingkat Keberhasilan
Kategori 80
Sangat tinggi 60-70
Tinggi 40-59
Sedang 20-39
Rendah 20
Sangat rendah
3.10 Indikator Keberhasilan
Model Quantum Learning berbantuan media Puzzle dikatakan berhasil untuk meningkatkan hasil belajar siswa kelas III SDN 2 Pekaja Kabupaten
Banyumas jika berhasil mencapai indikator keberhasilan yang ditentukan. Indikator keberhasilan pembelajaran dengan model pembelajaran Quantum
Learning berbantuan media Puzzle adalah: 1 skor performansi guru dalam pembelajaran minimal B dengan nilai 71, 2 persentase keaktifan belajar siswa
minimal sebesar 70 dengan kategori aktif, serta 3 penelitian ini dikatakan berhasil apabila hasil belajar siswa mencapai rata-rata kelas sekurang-kurangnya
65 dan persentase tuntas klasikal sekurang-kurangnya 75.