38 Berdasarkan pendapat para ahli tersebut dapat disimpulkan bahwa media
pembelajaran adalah alat bantu yang digunakan dalam pembelajaran dalam rangka mempertinggi proses belajar siswa. Penggunaan media dalam pembelajaran
diharapkan dapat mempertinggi hasil belajar yang dicapainya. Media dalam proses pembelajaran dapat digunakan sebagai alat bantu mengajar guru dan dapat
digunakan sendiri oleh siswa untuk membantu memahami materi pelajaran. Media berperan sebagai pengganti benda asli dalam pembelajaran dan
memperlancar interaksi antara guru dengan siswa sehingga kegiatan pembelajaran lebih optimal. Manfaat media pendidikan menurut Sadiman 2011: 23, yaitu 1
memperjelas penyajian pesan agar tidak terlalu bersifat verbalitas, 2 mengatasi keterbatasan ruang, waktu dan daya indra, 3 penggunaan media pendidikan
secara tepat dan bervariasi dapat mengatasi sikap pasif anak didik. Terdapat beberapa jenis media pembelajaran yang bisa digunakan dalam proses pengajaran.
Jenis media pembelajaran menurut Sudjana 2013: 3, yaitu: 1 media grafis seperti gambar, foto, grafik, bagan atau diagram,
poster, kartun, komik dan lain-lain. Media grafis sering juga disebut media dua dimensi, yakni media yang mempunyai ukuran
panjang dan lebar, 2 media tiga dimensi yaitu dalam bentuk model seperti model padat, model penampang, model susun,
model kerja, mork up, diorama, dan lain-lain, 3 media proyeksi seperti slide, film strip, film, penggunaan OHP, dan lain-lain, 4
penggunaan lingkungan sebagai media pengajaran.
2.1.16 Media Puzzle
Haryono 2013: 37 menjelaskan bahwa puzzle merupakan permainan menyusun kepingan gambar sehingga menjadi sebuah gambar yang utuh.
Sedangkan menurut Hadfield 1999 dalam Syukron 2011 puzzle adalah pertanyaan-
pertanyaan atau masalah yang sulit untuk dimengerti atau dijawab”.
39 Menurut Sudono 2004: 28, puzzle merupakan Alat Permainan Edukasi APE.
Berdasarkan penggolongannya, puzzle termasuk alat permainan alat permainan manipulatif dan alat permainan yang di gunakan di dalam ruangan. Puzzle
bermanfaat dalam perkembangan motorik halus, emosi dan sosial anak. Ada lima jenis puzzle menurut Hadfield 1999 dalam Syukron 2011 yaitu:
1 Spelling puzzle, yakni puzzle yang terdiri dari gambar-gambar dan huruf-huruf acak untuk dijodohkan menjadi kosakata yang benar. 2
Jigsaw puzzle, yakni puzzle yang berupa beberapa pertanyaan untuk dijawab kemudian dari jawaban itu diambil huruf-huruf pertama untuk
dirangkai menjadi sebuah kata yang merupakan jawaban pertanyaan yang paling akhir. 3 The thing puzzle, yakni puzzle yang berupa
deskripsi kalimat-kalimat yang berhubungan dengan gambar-gambar benda untuk dijodohkan. 4 The letters readiness puzzle, yakni
puzzle yang berupa gambar-gambar disertai dengan huruf-huruf nama gambar tersebut, tetapi huruf itu belum lengkap. 5 Crosswords
puzzle, yakni puzzle yang berupa pertanyaan-pertanyaan yang harus dijawab dengan cara memasukan jawaban tersebut ke dalam kotak-
kotak yang tersedia baik secara horizontal maupun vertikal.
Penggunaan media puzzle dalam kegiatan pembelajaran bertujuan untuk membantu guru menyampaikan materi secara lebih mudah kepada siswa sehingga
siswa dapat menerima materi secara cepat dan tepat. Penggunaan media puzzle perlu dipertimbangkan agar tujuan penggunaan media puzzle tercapai. Menurut
Fatahillah 2013, terdapat kelebihan dan kelemahan dalam menggukan media puzzle.
Kelebihan media puzzle yaitu bersifat konkret sehingga dapat menarik minat dan perhatian siswa, serta dapat mengatasi keterbatasan ruang
dan waktu. Kelemahan media puzzle yaitu kurang maksimal bila diterapkan dalam kelompok besar, lebih menekankan indera
penglihatan, serta media puzzle yang terlalu kompleks kurang efektif untuk pembelajaran.
Berkaitan dengan penelitian ini, peneliti menggunakan jenis speeling puzzle,
yakni puzzle yang terdiri dari huruf-huruf acak untuk dijodohkan menjadi
40 kosakata yang benar. Puzzle aksara tidak jauh berbeda dengan puzzle pada
umumnya, namun disetiap potongan puzzle bukan berupa gambar melainkan huruf-huruf Jawa. Langkah-langkah penggunaan puzzle aksara yaitu 1 guru
membagikan puzzle potongan aksara Jawa nglegena kepada setiap siswa, 2 guru memerintah siswa untuk mengurutkan puzzle tersebut sesuai urutan aksara Jawa
yang benar, 3 setelah siswa mengurutkan puzzle, siswa membaca secara bersama-sama, 4 guru memberikan contoh penggunaan puzzle aksara dengan
mengambil beberapa puzzle dan menggabungkannya menjadi sebuah kata atau kalimat, 5 siswa membaca puzzle yang dipegang oleh guru, 6 guru
memberikan beberapa soal berupa kata atau kalimat sederhana, 7 siswa mengurutkan puzzle sesuai soal yang diberikan guru kemudian membacakannya.
Puzzle merupakan salah satu media efektif yang dapat digunakan guru sebagai upaya meningkatkan penguasaan materi, karena membuat siswa
termotivasi untuk menyelesaikan puzzle secara tepat dan cepat. Sisi edukasi permainan puzzle ini berfungsi untuk melatih daya ingat, melatih konsentrasi,
ketelitian, kesabaran, logika, serta koordinasi mata dan tangan.
2.2. Kajian Empiris
Penelitian di bidang pendidikan telah banyak dilakukan oleh para peneliti, termasuk penelitian tentang keefektifan penggunaan model Quantum Learning
maupun media Puzzle dalam pembelajaran. Akan tetapi, hal tersebut masih perlu untuk diadakan penelitian lebih lanjut lagi baik penelitian yang bersifat
melengkapi maupun yang bersifat baru. Beberapa penelitian yang dapat dijadikan