100 bahwa pembelajaran bahasa Jawa materi membaca aksara Jawa nglegena sudah
berhasil.
4.2.2 Hasil Pengamatan Aktivitas Belajar Siswa
Data mengenai aktivitas belajar siswa dapat diperoleh melalui pengamatan pada saat proses pembelajaran berlangsung. Pengamatan terhadap aktivitas belajar
siswa dilakukan selama proses pembelajaran siklus I dan II berlangsung. Alat yang digunakan untuk mengamati yaitu lembar aktivitas belajar siswa. Deskriptor
aktivitas belajar siswa tercantum dalam lembar pengamatan, dari kegiatan pendahuluan sampai kegiatan penutup.
Terdapat 8 aspek dalam pengamatan aktivitas siswa. Satu deskriptor yang tampak mendapat skor 1, karena setiap aspek memuat 4 deskriptor. Skor
maksimal masing-masing aspek yaitu 4. Aspek-aspek yang diamati meliputi: 1 kesiapan siswa dalam pembelajaran membaca aksara Jawa nglegena, 2 kesiapan
siswa menerima pelajaran, 3 partisipasi siswa dalam kegiatan eksplorasi, 4 partisipasi siswa dalam kegiatan elaborasi, 5 partisipasi siswa dalam
pembelajaran dengan model Quantum Learning berbantuan media Puzzle, 6 antusiasme siswa pada media Puzzle, 7 partisipasi siswa dalam kegiatan
konfirmasi, serta 8 partisipasi siswa dalam kegiatan akhir. Melalui proses pengamatan dapat diketahui data mengenai aktivitas belajar
siswa. Berdasarkan data hasil observasi aktivitas siswa pada siklus I diketahui bahwa persentase aktivitas belajar siswa yaitu sebesar 69,89 dengan kategori
keaktifan siswa aktif. Meskipun demikian, hasil tersebut dirasakan belum memuaskan karena masih terdapat beberapa siswa yang masih kurang aktif dalam
101 pembelajaran. Pelaksanaan pembelajaran pada siklus I, siswa kurang dapat
bekerjasama dengan teman sekelompoknya. Siswa belum bertanggung jawab terhadap tugasnya masing-masing. Setelah menerima Puzzle, siswa asik bermain
sendiri. Saat proses pembelajaran berlangsung terdapat beberapa siswa yang berbicara sendiri. Selain itu siswa juga masih merasa malu untuk mengungkapkan
pendapatnya di depan kelas. Siswa lebih banyak duduk diam pada saat pembelajaran berlangsung. Ada beberapa siswa yang tidak bisa menyusun Puzzle
tepat waktu. Pelaksanaan pembelajaran pada siklus II terjadi peningkatan aktivitas
belajar siswa. Berdasarkan pengamatan yang dilakukan diketahui bahwa persentase keaktifan belajar siswa pada siklus I sebesar 69,89 dengan kategori
aktif. Persentase keaktifan belajar siswa pada siklus II meningkat menjadi 88,43 dengan kategori keaktifan belajar sangat aktif. Artinya terjadi peningkatan
persentase keaktifan belajar siswa sebesar 18,54. Pelaksanaan pada siklus II, siswa sudah mulai dapat bekerjasama dengan
teman sekelompoknya. Perhatian siswa selama pelaksanaan siklus II juga mengalami peningkatan. Siswa sudah dapat bertanggung jawab dengan tugas yang
diberikan kepadanya. Siswa tidak lagi berbicara sendiri pada saat pelaksanaan pembelajaran berlangsung. Siswa juga sudah tidak malu dan berani untuk
menyatakan pendapatnya. Siswa lebih antusias untuk mengukuti pembelajaran dan dapat menyelesaikan tugas tepat waktu. Hal tersebut menunjukkan adanya
peningkatan aktivitas belajar siswa pada siklus II. Data mengenai peningkatan aktivitas belajar siswa dalam penelitian ini dapat dibaca pada Tabel 4.10.
102 Tabel 4.10. Peningkatan Persentase Aktivitas Belajar Siswa
No. Urut Skor Perolehan
Peningkatan Keterangan
Siklus I Siklus II
1 15
22 7
Meningkat 2
17 23
6 Meningkat
3 25
31 6
Meningkat 4
18 24
6 Meningkat
5 24
30 6
Meningkat 6
19 25
6 Meningkat
7 23
29 6
Meningkat 8
22 28
6 Meningkat
9 20
26 6
Meningkat 10
27 32
5 Meningkat
11 25
31 6
Meningkat 12
24 30
6 Meningkat
13 24
30 6
Meningkat 14
20 26
6 Meningkat
15 22
28 6
Meningkat 16
23 29
6 Meningkat
17 23
29 6
Meningkat 18
23 29
6 Meningkat
19 22
28 6
Meningkat 20
25 31
6 Meningkat
21 25
31 6
Meningkat 22
28 32
4 Meningkat
23 22
28 6
Meningkat 24
21 27
6 Meningkat
25 23
29 6
Meningkat 26
24 30
6 Meningkat
27 21
27 6
Meningkat 28
23 29
6 Meningkat
29 20
26 6
Meningkat 30
23 29
6 Meningkat
Jumlah 671
849 178
Meningkat P
K
69,89 88,43
18,54 Meningkat
Kategori Aktif
Sangat Aktif
Meningkat
Berdasarkan Tabel 4.10 dapat diketahui jumlah skor aktivitas belajar yang diperoleh siswa pada siklus I yakni sebanyak 671. Jumlah tersebut meningkat
pada siklus II. Jumlah skor aktivitas belajar yang siswa peroleh pada siklus II
103 yakni sebanyak 849. Hal tersebut menunjukkan adanya peningkatan jumlah skor
aktivitas belajar yang siswa peroleh sebanyak 178. Berdasarkan Tabel 4.10 juga dapat diketahui persentase keaktifan belajar siswa pada siklus I yakni sebesar
69,89. Persentase keaktifan belajar tersebut mengalami peningkatan pada pelaksanaan siklus II. Pelaksanaan pembelajaran siklus II, diperoleh persentase
keaktifan belajar siswa sebesar 88,43. Hal tersebut menunjukkan adanya peningkatan persentase keaktifan belajar siswa sebesar 18,54. Berdasarkan Tabel
4.10 dapat diketahui bahwa secara klasikal skor aktivitas belajar siswa telah mengalami peningkatan.
4.2.3 Hasil Belajar Siswa