Hakikat Bahasa dan Keterampilan Berbahasa Hakikat Bahasa Jawa

25 perencanaan, pelaksanaan serta pengevaluasian pembelajaran. Selain itu guru juga harus memiliki kompetensi pedagogik, kepribadian, sosial dan professional. Performansi guru dalam pembelajaran akan mempengaruhi mutu pendidikan. Semakin baik performansi guru dalam pembelajaran, maka akan semakin baik pula mutu pendidikan. Kemampuan guru dalam mengelola pembelajaran akan mempengaruhi hasil belajar siswa. Seorang guru harus dapat menentukan strategi, metode, model, media, bahan, serta evaluasi pembelajaran yang tepat bagi siswa. Hasil belajar siswa akan menjadi rendah apabila guru tidak dapat mengelola pembelajaran dengan baik. Oleh karena itu guru harus senantiasa meningkatkan performansinya dalam pembelajaran. Pada penelitian ini peneliti akan menerapkan model Quantum Learning berbantuan media Puzzle dalam pembelajaran membaca aksara Jawa nglegena. Melalui penelitian ini diharapkan kompetensi pedagogik terutama kemampuan guru dalam mengadakan variasi pembelajaran akan meningkat. Guru akan lebih variatif dalam menentukan metode pembelajaran yang akan digunakan. Performansi atau kinerja guru dapat diamati dan dinilai menggunakan Alat Penilaian Kemampuan Guru APKG. Alat penilaian ini terdiri dari dua bagian, yaitu APKG 1 untuk menilai rencana pembelajaran dan APKG 2 untuk menilai pelaksanaan pembelajaran. Kedua alat ini diisi melalui observasi langsung terhadap perangkat pembelajaran dan proses pembelajaran yang dilakukan oleh guru, dengan memberikan tanda cek list pada kolom yang sesuai.

2.1.7 Hakikat Bahasa dan Keterampilan Berbahasa

Menurut Chaer dan Agustina 2004: 11, bahasa adalah sebuah sistem, artinya bahasa itu dibentuk oleh sejumlah komponen yang berpola secara tetap 26 dan dapat dikaidahkan. Kridalaksana 1997 dalam Rosdiana 2008: 1.4 mendefinisikan bahasa adalah sistem lambang bunyi yang arbiter yang dipergunakan oleh para anggota kelompok sosial untuk bekerja sama, berkomunikasi dan mengidentifikasikan diri. Menurut Tampubolon 2008: 3 bahasa dapat didefinisikan sebagai alat komunikasi verbal. Istilah verbal mengandung pengertian bahwa bahasa yang dipergunakan sebagai alat komunikasi pada dasarnya adalah lambang-lambang bunyi yang bersistem, yang dihasilkan oleh artikulator alat bersuara manusia, dan sifatnya manasuka arbitrary serta konvensional. Berdasarkan pendapat tersebut dapat disimpulkan bahwa bahasa merupakan suatu simbol yang disepakati bersama dan digunakan sebagai alat komunikasi. Doyin dan Wagiran 2011: 11 menyatakan bahwa keterampilan berbahasa memiliki empat komponen yang saling mempengaruhi. Keempat komponen tersebut adalah menyimak listening skills, berbicara speaking skills, membaca reading skills, dan menulis writing skills. Pemeroleh keterampilan berbahasa melalui suatu hubungan urutan yang teratur, mula-mula belajar menyimakmendengarkan bahasa, kemudian berbicara, sesudah itu belajar membaca dan menulis. Menyimak dan berbicara kita pelajari sebelum memasuki sekolah, sedangkan membaca dan menulis dipelajari di sekolah. Keempat keterampilan berbahasa tersebut berhubungan erat dengan proses berpikir yang mendasari bahasa. Bahasa seseorang mencerminkan pikirannya. Semakin terampil seseorang berbahasa, semakin cerah dan jelas jalan pikirannya Tarigan, 2008: 1. 27

2.1.8 Keterampilan Membaca

Proses membaca sangat kompleks dan rumit. Proses ini melibatkan aktivitas fisik maupun mental. Kegiatan membaca memerlukan pemahaman tentang sistem penulisan khususnya yang menyangkut huruf dan ejaan, baru kemudian lebih dalam lagi memahami isi dari bahasa tulis tersebut. Keterampilan membaca bertujuan meningkatkan kemampuan siswa berkomunikasi secara efektif baik lisan maupun tertulis. Keterampilan membaca pada umumnya diperoleh dengan cara mempelajarinya di sekolah. Keterampilan berbahasa ini merupakan suatu keterampilan yang sangat unik serta berperan penting bagi pengembangan pengetahuan, dan sebagai alat komunikasi bagi kehidupan manusia. Iskandarwassid dan Sunendar, 2008: 245.

2.1.8.1 Pengertian Membaca

Soedarsono 1994 dalam Tukan 2007: 9 menyatakan bahwa membaca adalah suatu aktivitas yang kompleks dengan mengarahkan sejumlah tindakan yang terpisah-pisah. Sejumlah tindakan tersebut meliputi menggunakan pengertian dan khayalan, mengamati dan mengingat. Membaca menurut Tarigan 2008: 7 adalah “Suatu proses yang dilakukan serta dipergunakan oleh pembaca untuk memperoleh pesan, yang hendak disampaikan oleh penulis melalui media kata-katabahasa tulis ”. Berdasarkan pendapat kedua ahli tersebut, dapat disimpulkan bahwa membaca adalah kegiatan untuk mendapatkan makna dari apa yang tertulis dalam teks. Membaca mampu memperluas wawasan dan meningkatkan daya pikir. 28 Pembaca harus menguasai lambang-lambang bahasa tulis untuk mengetahui dan memahami makna suatu bacaan.

2.1.8.2 Tujuan dan Manfaat Membaca

Setiap kegiatan yang dilakukan oleh seseorang memiliki tujuan. Menurut Tarigan, 2008: 9 tujuan utama dalam membaca adalah untuk mencari serta memperoleh informasi, mencakup isi serta memahami makna bacaan. Tanpa tujuan yang jelas, pemahaman kita terhadap apa yang kita baca menjadi tidak jelas. Maksud dan tujuan seseorang dalam membaca akan menentukan kemampuan pemahaman dan kecepatan membaca dari bacaan atau materi bacaannya. Semakin aktif seseorang membaca maka akan semakin banyak pengetahuan yang didapatnya. Membaca adalah suatu aktivitas yang memiliki banyak manfaat. Manfaat membaca menurut Wibowo 2014, yaitu: 1 melatih kemampuan berpikir, 2 meningkatkan pemahaman, 3 menambah wawasan dan ilmu pengetahuan, 4 mengasah kemampuan menulis, 5 mendukung kemampuan berbicara di depan umum, 6 meningkatkan konsentrasi, 7 menjauhkan risiko penyakit Alzheimer, dan 8 sarana refleksi dan pengembangan diri.

2.1.8.3 Aspek-aspek Membaca

Membaca merupakan suatu keterampilan yang kompleks yang melibatkan serangkaian keterampilan yang lebih kecil lainnya. Menurut Tarigan 2008: 12, terdapat dua aspek membaca, yaitu keterampilan yang bersifat mekanis dan keterampilan yang bersifat pemahaman. Pemaparannya sebagai berikut. Keterampilan yang bersifat mekanis mechanical skills dianggap berada pada urutan yang lebih rendah lower order. Keterampilan ini 29 mencakup 1 pengenalan bentuk huruf, 2 pengenalan unsur-unsur linguistik fonemgrafem, kata frase, pola klausa, kalimat dan lain- lain, 3 pengenalan hubungankorespondensi pola ejaan dan bunyi kemampuan menyuarakan bah an tertulis atau “to bark at print”, serta 4 kecepatan membaca ke taraf lambat. Keterampilan yang bersifat pemahaman comprehension skills yang dapat dianggap berada pada urutan yang lebih tinggi higher order. Keterampilan ini mencakup 1 memahami pengertian sederhana leksikal, gramatikal, retorikal, 2 memahami signifikasi atau makna maksud dan tujuan pengarang, relevansikeadaan kebudayaan, dan reaksi pembaca, 3 evaluasi atau penilaian isi, bentuk, 4 kecepatan membaca yang fleksibel, yang mudah disesuaikan dengan keadaan.

2.1.9 Hakikat Bahasa Jawa

Bahasa Jawa merupakan salah satu ragam bahasa daerah yang ada di Indonesia. Sebagai bahasa yang masih hidup di kalangan masyarakat dan masih dipergunakan sampai saat ini, bahasa Jawa perlu dilestarikan dan dikembangkan sebagaimana mestinya. Pelestarian dan pengembangan yang baik adalah melalui pengajaran maupun penelitian tentang bahasa tersebut. Salah satu wujud pelestarian bahasa Jawa ialah dengan mengetahui sejarah bahasa Jawa. Wedhawati, dkk 2006: 1 –2 memaparkan sejarah bahasa Jawa secara singkat sebagai berikut. Bahasa Jawa merupakan bahasa pertama penduduk Jawa yang tinggal di Propinsi Jawa Tengah, Daerah Istimewa Yogyakarta, Jawa Timur, Banten, Lampung, sekitar Medan, daerah-daerah Jawa Timur, Banten, Lampung, sekitar Medan, daerah-daerah transmigrasi di Indonesia, diantaranya, sebagian Provinsi Riau, Jambi, Kalimantan Tengah, dan beberapa tempat di luar negeri, yaitu Suriname, Belanda, New Caledonia, dan Pantai Barat Johor. Bahasa Jawa secara diakronis berkembang dari bahasa Jawa Kuno. Bahasa Jawa Kuno berkembang dari bahasa Jawa Kuno Purba. Bahasa Jawa atau disebut Bahasa Jawa BaruModern dipakai oleh masyarakat Jawa sekitar abad 16 sampai sekarang. Berkembangnya bahasa Jawa baru bersamaan dengan beralihnya kebudayaan Hindu-Budha-Jawa ke kebudayaan Islam- Jawa. Bahasa Jawa Baru, yang banyak mendapat pengaruh kosakata bahasa Arab, dipakai sebagai wahana baik lisan maupun tertulis 30 dalam suasana kebudayaan Islam-Jawa. Bahasa Jawa kuno dipakai oleh masyarakat Jawa sejak abad ke –1 hingga pertengahan abad ke– 15. Mulai abad ke –1 hingga abad ke–6 bahasa Jawa kuno hanya dipakai secara lisan. Bahasa Jawa kuno banyak mendapat pengaruh kosakata sansekerta. Jumlah kosakata sansekerta mencapai 45 dari keseluruhan kosa kata bahasa Jawa kuno. Bahasa Jawa kuno dipakai sebagai wahana bahasa lisan maupun bahasa tertulis dalam suasana kebudayaan Hindu –Budha–Jawa sejak abad ke–7 hingga abad ke–15. Huruf yang dipakai awalnya adalah Pallawa kemudian diciptakan huruf Jawa kuno.

2.1.10 Hakikat Bahasa Jawa di Sekolah Dasar

Dokumen yang terkait

PENINGKATAN KETERAMPILAN MEMBACA AKSARA JAWA MELALUI MODEL QUANTUM LEARNING DENGAN MEDIA KARTU KATA SISWA KELAS IIIA SDN PETOMPON 02 SEMARANG

3 18 233

Penerapan Model Pembelajaran STAD Berbantuan Media Tiga Dimensi untuk Meningkatkan Aktivitas dan Hasil Belajar Matematika Bangun Ruang Sederhana Pada Siswa Kelas IV SDN 2 Tipar Kidul Kabupaten Banyumas

0 35 335

PENERAPAN MODEL QUANTUM TEACHING BERBANTUAN MEDIA GRAFIS UNTUK MENINGKATKAN KUALITAS PEMBELAJARAN IPA PADA SISWA KELAS IVB SDN KARANGANYAR 01 SEMARANG

1 13 338

PENINGKATAN HASIL BELAJAR MEMBACA AKSARA JAWA NGLEGENA MELALUI STRATEGI INDEX CARD MATCH PADA SISWA KELAS III SD NEGERI 1 KEDAWUNG KABUPATEN BANJARNEGARA

3 50 223

PENERAPAN MODEL CROSSWORD PUZZLE DENGAN MENGGUNAKAN MEDIA GAMBAR UNTUK MENINGKATKAN HASIL PENERAPAN MODEL CROSSWORD PUZZLE DENGAN MENGGUNAKAN MEDIA GAMBAR UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR BIOLOGI PADA SISWA KELAS VIIID SMP NEGERI 2 BAKI SUKOHARJO.

0 2 16

PENGEMBANGAN MEDIA TALI ANDHA AKSARA JAWA UNTUK MENINGKATKAN KETERAMPILAN MEMBACA AKSARA JAWA SISWA KELAS V SDN SENDANGADI 1.

1 11 164

IMPLEMENTASI PENDEKATAN ACTIVE LEARNING BERBANTUAN MEDIA FLASH CARDS UNTUK MENINGKATKAN KETERAMPILAN MEMBACA AKSARA JAWA KELAS V SEKOLAH DASAR

0 0 8

View of PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN QUANTUM TEACHING AND LEARNING UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR IPA SISWA KELAS III SD

0 0 12

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN CTL BERBANTUAN MEDIA PUZZLE UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR IPS MATERI PERKEMBANGAN TEKNOLOGI KELAS IV SDN 1 JEPANG

1 1 27

IMPLEMENTASI PENDEKATAN ACTIVE LEARNING BERBANTUAN MEDIA FLASH CARDS UNTUK MENINGKATKAN KETERAMPILAN MEMBACA AKSARA JAWA

0 0 20