103 yakni sebanyak 849. Hal tersebut menunjukkan adanya peningkatan jumlah skor
aktivitas belajar yang siswa peroleh sebanyak 178. Berdasarkan Tabel 4.10 juga dapat diketahui persentase keaktifan belajar siswa pada siklus I yakni sebesar
69,89. Persentase keaktifan belajar tersebut mengalami peningkatan pada pelaksanaan siklus II. Pelaksanaan pembelajaran siklus II, diperoleh persentase
keaktifan belajar siswa sebesar 88,43. Hal tersebut menunjukkan adanya peningkatan persentase keaktifan belajar siswa sebesar 18,54. Berdasarkan Tabel
4.10 dapat diketahui bahwa secara klasikal skor aktivitas belajar siswa telah mengalami peningkatan.
4.2.3 Hasil Belajar Siswa
Pada pembelajaran membaca aksara Jawa nglegena, hasil belajar siswa diperoleh dari tes lisan dalam membaca aksara Jawa nglegena. Pada pelaksanaan
tes lisan siklus I diperoleh nilai rata-rata kelas sebesar 61 dengan persentase ketuntasan belajar sebesar 63,33. Pembelajaran pada siklus I belum dapat
dikatakan berhasil karena belum mencapai indikator keberhasilan yang ditentukan. Untuk dapat dikatakan berhasil, maka harus mencapai nilai rata-rata
kelas minimal 65 dengan persentase ketuntasan belajar klasikal sebesar 75. Hasil belajar siswa mengalami peningkatan pada pelaksanaan siklus II. Pada
pelaksanaan tes pada pembelajaran siklus II diperoleh nilai rata-rata sebesar 71,83. Persentase ketuntasan belajar klasikal sebesar 83,33. Berdasarkan data
hasil belajar siswa diketahui bahwa terjadi peningkatan hasil belajar siswa. Peningkatan hasil belajar siswa dalam membaca aksara Jawa nglegena dapat
dibaca pada Tabel 4.11.
104 Tabel 4.11. Peningkatan Hasil Belajar Siswa
No. Urut Nilai
Peningkatan Keterangan
Siklus I Keterangan Siklus II Keterangan 1
40 Tidak Tuntas
50 Tidak Tuntas
10 Meningkat
2 35
Tidak Tuntas 65
Tuntas 30
Tetap 3
75 Tuntas
80 Tuntas
5 Meningkat
4 65
Tuntas 70
Tuntas 5
Meningkat 5
75 Tuntas
75 Tuntas
Tetap 6
65 Tuntas
65 Tuntas
Tetap 7
75 Tuntas
95 Tuntas
20 Meningkat
8 65
Tuntas 85
Tuntas 20
Meningkat 9
45 Tidak Tuntas
50 Tidak Tuntas
10 Meningkat
10 45
Tidak Tuntas 50
Tidak Tuntas 10
Meningkat 11
65 Tuntas
70 Tuntas
5 Meningkat
12 65
Tuntas 65
Tuntas Meningkat
13 50
Tidak Tuntas 65
Tuntas 15
Meningkat 14
75 Tuntas
85 Tuntas
10 Meningkat
15 50
Tidak Tuntas 50
Tidak Tuntas Tetap
16 70
Tuntas 70
Tuntas Tetap
17 65
Tuntas 70
Tuntas 5
Meningkat 18
55 Tidak Tuntas
90 Tuntas
40 Meningkat
19 50
Tidak Tuntas 65
Tuntas 15
Meningkat 20
75 Tuntas
95 Tuntas
20 Meningkat
21 75
Tuntas 80
Tuntas 5
Meningkat 22
75 Tuntas
95 Tuntas
20 Meningkat
23 75
Tuntas 75
Tuntas Tetap
24 35
Tidak Tuntas 50
Tidak Tuntas 15
Meningkat 25
40 Tidak Tuntas
70 Tuntas
30 Meningkat
26 45
Tidak Tuntas 65
Tuntas 20
Meningkat 27
70 Tuntas
75 Tuntas
5 Meningkat
28 70
Tuntas 70
Tuntas Tetap
29 65
Tuntas 75
Tuntas 10
Meningkat 30
75 Tuntas
90 Tuntas
15 Meningkat
Jumlah 1830
2155 325
Meningkat Rata-rata
61 71,83
10,83 Meningkat
P
k
63,33 83,33
20 Meningkat
Berdasarkan Tabel 4.11 dapat diketahui bahwa jumlah nilai yang diperoleh siswa pada siklus I yakni sebanyak 1830. Jumlah nilai yang diperoleh pada siklus
II meningkat menjadi 2155. Hal tersebut menunjukkan adanya peningkatan jumlah nilai siswa sebanyak 325. Nilai rata-rata kelas yang diperoleh pada siklus I
105 sebesar 61 dan pada siklus II meningkat menjadi 71,83. Hal tersebut menunjukkan
adanya peningkatan nilai rata-rata kelas sebesar 10,83. Berdasarkan uraian di atas dapat diketahui bahwa persentase ketuntasan
belajar klasikal siswa juga mengalami peningkatan. Pada siklus I terdapat 19 dari 30 siswa yang tuntas belajar. Persentase ketuntasan belajar klasikal yang diperoleh
pada siklus I yakni sebesar 63,33. Pada siklus II terdapat 25 dari 30 siswa yang tuntas belajar. Persentase ketuntasan belajar klasikal pada siklus II yakni sebesar
83,33. Hal tersebut menunjukkan adanya peningkatan persentase ketuntasan belajar klasikal siswa sebesar 20. Peningkatan ini terjadi karena pada pelaksanaan
pembelajaran siklus II, siswa sudah mulai terbiasa dengan penggunaan model Quantum Learning berbantuan media Puzzle dalam pembelajaran. Siswa juga
sudah mulai dapat bekerja sama dan bertanggung jawab dengan tugasnya masing- masing, serta berani menyatakan pendapatnya.
Hasil belajar yang diperoleh pada siklus II dianggap memuaskan bagi peneliti. Hal tersebut dikarenakan hasil belajar yang diperoleh siswa telah
mencapai kategori keberhasilan yang telah ditentukan. Rata-rata nilai hasil belajar siswa yang diperoleh pada siklus II yakni sebesar 71,83 dengan persentase
ketuntasan belajar klasikal sebesar 83,33. Sedangkan kategori keberhasilan yang ditentukan yakni rata-rata nilai hasil belajar siswa secara klasikal minimal 65
dengan persentase ketuntasan belajar klasikal sebesar 75. Berdasarkan hasil tersebut maka, pembelajaran pada siklus II dikatakan berhasil.
106
4.3 Pembahasan