95
4.1.2.4 Refleksi Siklus II
Penggunaan metode Quantum Learning berbantuan media Puzzle dalam pembelajaran membaca aksara Jawa nglegena pada siklus II dapat dikatakan
berhasil. Terjadi peningkatan hasil belajar siswa kelas III SDN 2 Pekaja Kabupaten Banyumas. Hal ini dapat didasarkan pada data yang diperoleh dalam
siklus II. Data tersebut meliputi data hasil pengamatan performansi guru pada pembelajaran siklus II, data hasil pengamatan aktivitas belajar siswa, serta data
hasil belajar siswa. Performansi guru dalam pelaksanaan pembelajaran siklus II juga dapat
dikatakan berhasil. Hal tersebut dapat didasarkan pada hasil pengamatan performansi guru pada pelaksanaan pembelajaran siklus II. Nilai performansi guru
yang diperoleh dalam menyusun Rencana Pelaksanaan Pembelajaran RPP materi membaca aksara Jawa nglegena siklus II sebesar 86,77 dengan kategori A
baik sekali. Nilai performansi guru dalam pelaksanaan pembelajaran membaca aksara Jawa nglegena pada siklus II sebesar 88 dengan kategori A baik sekali.
Nilai akhir performansi pada siklus II sebesar 87,38 dengan kategori A baik sekali.
Aktivitas belajar siswa dalam pembelajaran pada siklus II sudah dapat dikatakan memuaskan. Hal tersebut dapat didasarkan pada hasil observasi
terhadap aktivitas belajar siswa. Persentase keaktifan belajar yang diperoleh siswa pada siklus II yakni sebesar 88,44 dengan kategori sangat aktif. Hasil tersebut
telah mencapai kategori persentase keaktifan belajar yang ditentukan yakni minimal 75. Saat pelaksanaan pembelajaran siswa sudah mulai dapat
bekerjasama dengan teman kelompoknya. Siswa juga sudah mulai dapat
96 bertanggung jawab dengan tugasnya masing-masing. Siswa yang pada siklus I
kurang memperhatikan penjelasan guru juga sudah mulai memperhatikan penjelasan guru. Siswa sudah mulai berani mengemukakan pendapatnya di depan
teman-temannya. Meskipun terdapat lima siswa yang mendapat skor di bawah kategori yang ditentukan tetapi secara klasikal siswa dapat dikatakan aktif dalam
pembelajaran. Berdasarkan data hasil belajar yang diperoleh pada siklus II dapat diketahui
bahwa nilai rata-rata kelas yang diperoleh yakni sebesar 71,83. Persentase ketuntasan belajar klasikal sebesar 83,33. Pada pembelajaran siklus II terdapat 5
siswa yang belum tuntas belajar. Hal ini disebabkan oleh beberapa faktor dari guru dan siswa. Faktor dari siswa meliputi: 1 rendahnya kemampuan membaca
yang dimiliki siswa tersebut sehingga menyebabkan hasil belajar siswa menjadi rendah dan 2 kurangnya keseriusan siswa ketika memperhatikan guru
mencontohkan cara membaca aksara Jawa nglegena yang tepat. Hal tersebut menyebabkan hasil belajar menjadi rendah.
Selain faktor dari siswa, juga terdapat faktor dari guru yang menyebabkan hasil belajar kedua siswa tersebut menjadi rendah. Faktor dari guru yaitu guru
kurang tepat dalam menata tempat duduk siswa. Siswa yang kurang aktif dalam pembelajaran seharusnya diberi tempat duduk pada baris depan, sedangkan siswa
yang belum memahami materi pembelajaran dipasangkan satu meja dengan siswa yang lebih paham.
4.1.2.5 Revisi