4.2.3.2 Tumbuhnya Sikap Percaya Diri dalam Menulis Puisi
Berdasarkan observasi yang telah dilakukan, sikap percaya diri peserta didik dalam menulis puisi berlangsung baik yaitu meningkat 34,61 dari siklus I
yang tercatat 8 peserta didik atau 40 menjadi 17 peserta didik atau 85 percaya diri dalam pembelajaran pada siklus II. Pada siklus I menunjukkan bahwa peserta
didik sangat kurang percaya diri, karena hanya sebagian peserta didik saja yang percaya diri dalam menulis puisi. Pada pembelajaran menulis puisi menggunakan
metode pararrel writing melalui teknik pengimajian benda abstrak, sebagian peserta didik percaya diri dalam menulis puisi. Hal ini terlihat saat proses
pembelajaran berlangsung sebagian peserta didik serius dalam menulis puisi. Pada siklus II sebagian besar peserta didik percaya diri. Ketika peserta didik diberi
pertanyaan banyak peserta didik yang berani menjawab, merespon, dan tunjuk tangan. Hal ini menunjukkan ada perubahan perilaku dalam tumbuhnya sikap
percaya diri peserta didik pada saat pembelajaran dari siklus I ke siklus II. Selain hasil observasi, tumbuhnya sikap percaya diri dalam menulis puisi
dapat dilihat dari hasil jurnal peserta didik, jurnal guru, dan dokumentasi foto. Melalui hasil-hasil tersebut akan dapat menjabarkan tumbuhnya sikap percaya diri
dalam menulis puisi. Hasil jurnal peserta didik siklus I menunjukkan bahwa sebagian peserta
didik merasa percaya diri saat menulis puisi, karena proses pembelajaran menggunakan metode yang menarik dan membatu peserta didik dalam menulis
puisi. Namun sebagian peserta didik tidak percaya diri, karena banyak peserta didik tidak merespon pertanyaan guru. Pada siklus II menunjukkan bahwa peserta
didik merasa percaya diri setelah mengikuti pembelajaran menulis puisi menggunakan metode pararrel writing melalui teknik pengimajian benda abstrak.
Peserta didik mengungkapkan bahwa metode dan media yang digunakan dalam pembelajaran menulis puisi mempermudah dan sangat membantu peserta didik,
sehingga peserta didik menjadi percaya diri dalam menulis puisi. Hal ini menunjukkan ada perubahan perilaku dalam aspek tumbuhnya sikap percaya diri
dalam menulis puisi dari siklus I ke siklus II. Hasil jurnal guru siklus I menyebutkan bahwa sebagian peserta didik
percaya diri saat menulis puisi menggunakan metode pararrel writing melalui teknik pengimajian benda abstrak. Namun, masih ada peserta didik yang
mencontek teman sebelahnya dan terlihat kebingungan saat menulis puisi. Pada siklus II menjelaskan bahwa peserta didik percaya diri saat menulis puisi. Peserta
didik terbantu dengan adanya metode pararrel writing dan teknik pengimajian benda abstrak. Hal tersebut, menjadikan peserta didik percaya diri dalam menulis
puisi. Hal ini menunjukkan ada perubahan perilaku aspek kepercayaan diri peserta didik pada saat pembelajaran dari siklus I ke siklus II.
Dari hasil dokumentasi foto siklus I dan siklus II ini, kepercayaan diri peserta didik selama proses pembelajaran baik, yaitu menunjukkan peningkatan.
Hal ini dapat dibuktikan dengan dokumentasi foto berikut.
Siklus I Siklus II
Gambar 30. Sikap Percaya Diri Peserta didik Siklus I dan Siklus II
Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa berdasarkan hasil observasi, jurnal peserta didik, jurnal guru, dan dokumentasi foto siklus I dan siklus II
menunjukkan sikap percaya diri peserta didik dalam menulis puisi sudah mengalami peningkatan dari siklus I ke siklus II.
Peningkatan pada aspek tersbut karena ada perbaikan pada siklus II. Pada siklus I, aspek tumbuhnya sikap percaya diri dalam menulis puisi kelemahannya
adalah peserta didik kurang percaya diri dalam menuangkan gagasan dalam menulis puisi dan kurang berani dalam bertanya dan menyampaikan gagasan. Hal
tersebut disebabkan oleh beberapa hal, yaitu 1 sebagian peserta didik masih bingung dalam menuangkan gagasan; 2 peserta didik tidak fokus dalam
mengikuti pembelajaran; dan 3 tidak semua peserta didik paham dengan pembelajaran. Perbaikan yang dilakukan pada siklus II adalah dengan
memberikan bonus nilai agar peserta didik mau aktif dan percaya diri dalam menulis puisi dan penjelasan materi yang lebih jelas dan detail. Dengan perbaikan
tersebut, aspek tumbuhnya sikap percaya diri dalam menulis puisi meningkat semakin baik pada siklus II daripada siklus I.
Hasil penelitian tersebut memilki persamaan dengan hasil penelitian yang dilakukan Fadilah 2009 yang berjudul Peningkatan Keterampilan Menulis
Kreatif Puisi dengan Model Pembelajaran Quantum Teaching Teknik AMBAK pada Peserta didik Kelas VII B SMP 7 Semarang Tahun Pelajaran 20082009.
Perubahan perilaku positif yang terjadi karena peserta didik lebih siap dalam mengikuti pembelajaran. Hal ini terlihat ketika peserta didik aktif bertanya dan
menjawab pertanyaan yang diberikan oleh guru. Pada siklus I masih ada peserta didik yang kurang aktif dan masih ada yang bercanda dengan temannya. Hasil
perubahan perilaku tersebut membuktikan bahwa sikap percaya diri peserta didik pada siklus II meningkat.
Hasil perubahan perilaku yang dilakukan peneliti juga memiliki persamaan dengan hasil penelitian yang dilakukan Siska 2012 yang berjudul
“Pembelajaran Menulis Puisi dengan Menggunakan Teknik Pararrel Writing kelas V SD 2 Ciampel S
iliwa gi Ba du g”. Selama proses pembelajaran siklus I, peserta didik yang sebelumnya tidak mengikuti pembelajaran menulis puisi dengan baik,
pada siklus II peserta didik mulai mengikuti pembelajaran dengan baik dan melaksanakan tugas-tugas guru dengan serius, sungguh-sungguh, dan percaya
diri. Pada saat pembelajaran menulis puisi dengan teknik pararrel writing , sebagian besar peserta didik telah siap mengikuti pembelajaran.
Berdasarkan uraian perbandingan hasil penelitian ini dengan hasil penelitian Fadilah 2009 dan Siska 2012 membuktikan adanya peningkatan
sikap percaya diri peserta didik dalam menulis puisi.
4.2.3.3 Tumbuhnya Semangat dan Daya Kreatif Peserta didik