Diksi Unsur-Unsur Pembangun Puisi

Jabrohim 2003:34 juga membagi dua unsur pembangun puisi, yakni unsur fisik dan unsur batin. Unsur fisik terdiri atas diksi, pengimajian, kata konkret, majas meliputi lambang dan kiasan, versifikasi meliputi rima,ritma, dan metrum, bahasa figuratif, tipografi, dan sarana retorika, sedangkan struktur batin puisi terdiri atas tema, perasaan, nada dan suasana, serta amanat atau pesan yang terkandung dalam puisi. Dengan demikian, dari kedua pendapat di atas dapat disimpulkan bahwa yang termasuk unsur fisik puisi adalah diksi, pengimajian, kata konkret, majas meliputi lambang dan kiasan, versifikasi meliputi rima,ritma, dan metrum, bahasa figuratif, tipografi, dan sarana retorika, sedangkan struktur batin puisi terdiri atas tema, perasaan, nada dan suasana, serta amanat atau pesan yang terkandung dalam puisi.

2.2.1.2.1 Diksi

Pada bagian ini akan dibahas mengenai 1 pengertian diksi, 2 fungsi diksi, dan 3 ruang lingkup diksi 1 Diksi Zulfahnur 1996:82 mendefinisikan diksi sebagai pilihan kata yang dipergunakan penyair dalam membangun puisinya. Dengan diksi yang tepat maka kekuatan puisi akan tampak. Pada dasarnya makna dan keindahan puisi dibangun oleh seni kata yang merupakan ekspresi pengalaman jiwa yang diungkapkan melalui kata. Wiyanto 2005:34 mengemukakan bahwa diksi adalah pemilihan kata untuk menyampaikan gagasan secara tepat. Selain itu, diksi adalah kemampuan untuk memilih kata dengan cermat sehingga dapat membedakan secara tepat nuansa makna dan kemampuan untuk menemukan bentuk yang sesuai dengan situasi dan nilai rasa. Jabrohim 2003:35 mengemukakan bahwa diksi merupakan pilihan kata. Ada dua simpulan penting dalam diksi. Pertama, diksi atau pilihan kata adalah kemampuan membedakan secara tepat sesuai dengan gagasan yang ingin disampaikan dan kemampuan untuk menemukan bentuk yang sesuai dengan situasi dan nilai rasa yang dimiliki kelompok masyarakat pendengar. Kedua, diksi atau pilihan kata yang tepat dan sesuai hanya dimungkinkan oleh penguasaan sejumlah besar kosa kata bahasa itu. Kata – kata dalam diksi memiliki peranan yang sangat besar. Kekuatan dalam puisi terletak pada kata – kata yang digunakan. Maka dari itu pilihan kata dalam puisi harus benar – benar kata yang mewakili apa yang dirasakan oleh penulisnya agar pembaca dapat merasakan apa yang dirasakan oleh penulis puisi terebut. Dari uraian di atas dapat disimpulkan bahwa diksi merupakan pilihan kata yang digunakan penyair untuk menyatakan kata-kata yang tepat untuk mengungkapkan suatu ide atau gagasan sesuai dengan perasaan, isi pikiran, dan pengalaman jiwa. 2 Fungsi Diksi Dalam menulis puisi untuk mencapai diksi yang baik seorang penulis harus memahami secara lebih baik masalah kata dan maknanya, harus tahu memperluas dan mengaktifkan kosa kata, harus mampu memilih kata yang tepat, kata yang sesuai dengan situasi yang dihadapi, dan harus mengenali dengan baik macam corak gaya bahasa sesuai dengan tujuan penulisan. Waluyo 2002:70 mengatakan bahwa dalam memilih diksi didasarkan pada makna yang akan disampaikan, tingkat perasaan, dan suasana batin yang dilatarbelakangi faktor sosial budaya. Selanjutnya Waluyo 2002:78 mengungkapkan alasannya karena ketepatan pilihan kata dan ketepatan penempatannya, maka kata-kata itu seolah memancarkan daya gaib yang mampu memberikan sugesti kepada pembaca untuk ikut sedih, terharu, bersemangat, marah dan sebagainya. Sejalan dengan pendapat Waluyo, Barfiled dalam Pradopo 2005:54 mengemukakan bahwa bila kata-kata dipilih dan disusun dengan cara sedemikian rupa hingga artinya menimbulkan imajinasi estetik, maka hasilnya diksi puisi. Jadi diksi itu untuk mendapatkan kepuitisan, untuk mendapatkan nilai estetik. Selanjutnya Pradopo 2005:58 mengemukakan bahwa dalam memilih kata-kata supaya tepat dan menimbulkan gambaran yang jelas dan padat itu penyair mesti mengerti denotasi dan konotasi sebuah kata. Sementara itu, Meyer dalam Badrun 2000:15 mengatakan bahwa diksi berfungsi untuk memadatkan suasana kata-kata dalam puisi dan dapat menyampaikan makna secara lembut dan bersifat ekonomis, jadi kata-kata yang berada dalam lirik puisi atau lagu sebagai bagian sastra populer hendaknya disusun sedemikian rupa sehingga dapat menyalurkan pikiran, perasaan penulisnya dengan baik. Dari uraian di atas dapat disimpulkan bahwa fungsi diksi adalah 1 menambah keestetisan atau untuk memperindah bahasa, 2 memberikan gambaran angan yang lebih jelas, 3 memberikan sugesti atau menimbulkan perasaan emosi tertentu kepada pembaca atau pendengar, 4 untuk menyampaikan makna yang ingin disampaikan pengarang dengan tema-tema yang disodorkan, dan 5 sebagai penghubung antara dunia pengarang dengan dunia pembaca. 3 Ruang Lingkup Diksi Keraf 2008:88 menggunakan beberapa hal yang perlu diperhatikan untuk mencapai ketepatan piihan kata antara lain sebagai berikut. a Denotasi dan Konotasi Denotasi dan konotasi adalah dua kata yang mempunyai makna yang mirip satu sama lain. Dalam hal ini harus ditetapkan mana yang akan digunakan untuk mencapai maksudnya. Jika hanya pengertian dasar yang diinginkan, maka harus menggunakan kata denotatif dan jika mengehendaki reaksi emosional tertentu maka harus memilih kata konotatif sesuai dengan sasaran bersinonim. b Kata-Kata Bersinonim Kata-kata bersinonim maksudnya adalah kata-kata yang memiliki arti yang sama. Kata-kata yang bersinonim tidak selalu memiliki distribusi yang saling melengkapi sehingga penulis atau pembaca harus hati-hati dalam memilih kata agar tidak timbul interpretasi yang berlebihan. c Kata Umum dan Kata Khusus Kata umum dan kata khusus disini maksudnya adalah berdasarkan luas tidaknya cakupan makna yang dikandungnya. Jika sebuah kata mengacu pada suatu hal atau kelompok yang luas bidang lingkupnya, maka kata itu disebut kata umum, bila mengacu pada pengarahan-pengarahan khusus dan kongkret maka kata itu disebut kat khusus. Kata khusus memperhatikan pertalian yang khusus atau objek yang khusus, sehingga kesesuiaian akan lebih cepat diperoleh antara pembaca dan penulis. d Kata Konkret dan Kata Abstrak Kata konkret menuju kepada bidang yang aktual dan spesifik dan pengalaman. Kata-kata konkkret lebih merangsang panca indra dan lebih mudah dipahami. Hal yang diwakilinya susah untuk digambarkan karena refrensinya tidak bisa diserap oleh panca indra sehingga agak sulit dipahami dan pemakaian perlu kehati-hatian, dan ini yang dinamakan kata abstrak. e Perubahan Makna Dari waktu ke waktu makna kata dapat mengalami perubahan sehingga akan menimbulkan kesulitan baru bagi para pemakai yang terlalu konservatif. Sebab itu, untuk menjaga agar pilihan kata selalu tepat, maka penuturan bahasa harus selalu memperlihatkan perubahan-perubahan makna yang terjadi. Perubahan makna diakibatkan oleh perkembangan zaman yang semakin modern. Contohnya kata berpaling. Kata berpaling dulunya memiliki makna menoleh ke arah kanan atau kiri berlawanan arah, tetapi sekarang seiring perkembangan zaman makna kata berpaling mengalami perubahan makna. Seperti yang terlihat pada contoh puisi di bawah ini: DOA Tuhanku Dalam termangu Aku masih menyebut namaMu Biar susah sungguh Mengingat Kau penuh seluruh CayaMu panas suci Tinggal kerlip lilin di kelam sunyi Tuhanku Aku hilang bentuk Remuk Tuhanku Aku mengembara di negeri asing Tuhanku Di pintumu aku mengetuk Aku tak bisa berpaling. Karya Chairil Anwar Pada puisi di atas makna kata berpaling yang sesungguhnya adalah tidak bisa jauh dari Tuhan, artinya suatu saat kita akan kembali lagi kepada Tuhan.

2.2.1.2.2 Pengimajian

Dokumen yang terkait

PENINGKATAN KETERAMPILAN MENULIS PUISI MENGGUNAKAN MEDIA AUDIO VISUAL DENGAN METODE VIDEO CRITIC PADA PESERTA DIDIK KELAS VII D SMP N 2 WELAHAN KABUPATEN JEPARA

0 4 203

ABSTRAK PENINGKATAN KEMAMPUAN MENULIS PUISI Peningkatan Kemampuan Menulis Puisi Dengan Metode Inkuiri Pada Peserta Didik Kelas VIIIA SMP Negeri 2 Geyer Kabupaten Grobogan Tahun Ajaran 2011/2012.

0 1 11

PENINGKATAN KETERAMPILAN MENULIS PUISI MELALUI TEKNIK UNGKAPAN KREATIF PADA SISWA KELAS V Peningkatan Keterampilan Menulis Puisi Melalui Teknik Ungkapan Kreatif Pada Siswa Kelas V SD Negeri Kartasura 06 Tahun 2011/2012.

0 2 15

Peningkatan kemampuan menulis narasi menggunakan metode kooperatif teknik JIGSAW pada peserta didik kelas X SMA Bopkri Banguntapan Bantul tahun ajaran 2015/2016.

1 1 138

(ABSTRAK) Peningkatan Keterampilan Menulis Puisi Melalui Teknik Melanjutkan Puisi dan Metode Mengalirkan Bayangan (Image Streaming) Siswa Kelas VII SMP N 01 Boja.

0 0 3

(ABSTRAK) PENINGKATAN KETERAMPILAN MENULIS CERPEN MENGGUNAKAN “TEKNIK FASTWRITING” MELALUI MEDIA AUDIO VISUAL SISWA KELAS X-4 SMA KESATRIAN SEMARANG.

0 0 3

PENINGKATAN KETERAMPILAN MENULIS CERPEN MELALUI METODE PENGALIRAN IMAJI BERBANTUAN MEDIA PUISI PADA SISWA KELAS X.I SMA NEGERI 11 YOGYAKARTA.

2 16 179

PENINGKATAN KETERAMPILAN MENULIS PUISI MENGGUNAKAN METODE DRILL KELAS III

0 0 11

PENINGKATAN KETERAMPILAN MENULIS PUISI MENGGUNAKAN MEDIA GAMBAR DENGAN TEKNIK KATA KUNCI KELAS VII I

0 3 11

PENINGKATAN KETERAMPILAN MENULIS PUISI BEBAS MENGGUNAKAN TEKNIK PEMODELAN

0 0 11