Gambar 23. Kemandirian Peserta didik saat Menulis Puisi Siklus II
Berdasarkan hasil Observasi, hasil jurnal guru, dan dokumentasi foto dapat disimpulkan bahwa kemandirian peserta didik dalam setiap aktivitas pembelajaran
menulis puisi pada siklus II sudah baik daripada siklus I.
4.1.2.4 Refleksi Hasil Siklus II
Pembelajaran menulis puisi menggunakan metode pararrel writing melalui teknik pengimajian benda abstrak yang dilakukan pada siklus II dapat
diikuiti peserta didik dengan baik. Dalam proses pembelajaran perubahan perilaku ke arah yang lebih baik pun sudah terlihat.
Berdasarkan hasil data proses pembelajaran yang diperoleh dari siklus II, data yang diperoleh sebagai berikut: 1 pada aspek keantusiasan peserta didik
saat mengikuti proses pembelajaran menulis puisi terdapat 18 peserta didik atau 90; 2 pada aspek terbangunnya suasana yang kondusif saat guru menjelaskan
materi pembelajaran menulis puisi terdapat 18 peserta didik atau 90; 3 pada
aspek keaktifan peserta didik dalam merespon, bertanya, dan menjawab pertanyaan yang disampaikan oleh guru terdapat 17 peserta didik atau 85. 4
pada aspek intensifnya peserta didik saat menulis puisi terdapat 18 peserta didik atau 90; dan 5 pada aspek terbangunnya suasana yang reflektif sehingga
peserta didik mampu menyadari kekurangan saat proses pembelajaran dan mengetahui apa yang akan dilakukan setelah proses pembelajaran terdapat 19
peserta didik atau 95. Dari hasil tersebut, pada proses pembelajaran pada siklus II ini kelemahan
pada siklus I sudah bisa diatasi. Aspek yang perlu ditingkatkan pada siklus I antara lain: 1 aspek keantusiasan peserta didik saat mengikuti proses
pembelajaran menulis puisi; dan 2 aspek keaktifan peserta didik dalam merespon, bertanya, dan menjawab pertanyaan yang disampaikan oleh guru,
sudah teratasi dengan pemberian motivasi, teguran yang positif, dan penjelasan guru yang detail dan pelan-pelan, serta pemberian bonus nilai.
Berdasarkan hasil tes memahami isi puisi siklus II, data yang diperoleh sebagai berikut: 1 dari 20 peserta didik, tidak ada peserta didik yang masuk
kriteria sangat baik dengan rentang skor 91-100 atau sebesar 0; 2 peserta didik yang masuk kriteria baik dengan rentang skor antara 81-90 ada 14 peserta didik
atau sebesar 70; 3 peserta didik yang masuk kriteria cukup dengan rentang skor 71-80 ada 6 peserta didik atau sebesar 30; 4 peserta didik yang masuk
kriteria kurang dengan skor antara 61-70 ada 0 peserta didik atau sebesar 0; dan 5 peserta didik yang masuk kriteria sangat kurang dengan rentang skor antara 0-
60 ada 0 peserta didik atau sebesar 0. Jumlah nilai mencapai 1705 dengan nilai
rata-rata kelas mencapai 85,25 dan tergolong baik. KKM yang dipakai guru adalah 75. Jadi ada 20 peserta didik yang dikatakan tuntas.
Analisis nilai tiap aspek penilaian menulis puisi adalah sebagai berikut: Aspek judul mencapai skor 77 atau kategori cukup baik, aspek diksi mencapai
skor 86 atau baik, aspek rima mencapai skor 86 atau kategori baik, dan aspek tipografi mencapai skor 92 atau kategori sangat baik. Jadi dapat ditarik
kesimpulan bahwa hasil tes menulis puisi tuntas dan sudah mencapai target. Berdasarkan hasil data perubahan perilaku yang diperoleh dari siklus II
data yang diperoleh sebagai berikut: 1 dalam pembelajaran menulis puisi tercatat 19 peserta didik atau 95 menunjukkan sikap antusias dan tertib peserta didik
dalam mengikuti pembelajaran; 2 ada 17 peserta didik atau 85 menunjukkan tumbuhnya sikap percaya diri dalam menulis puisi; 3 ada 17 atau 85
menunjukkan tumbuhnya semangat dan daya kreatif peserta didik; 4 ada 14 peserta didik atau 70 menunjukan tumbuhnya sikap bertanggung jawab dalam
setiap beraktivitas; dan 5 ada 15 peserta didik atau 75 tumbuhnya kemadirian dalam diri peserta didik sehingga muncul kekreatifan dalam belajar.
Dari hasil tersebut, kelemahan yang dialami di siklus I sudah dapat ditingkatkan pada siklus II. Peserta didik yang tidak memperhatikan guru saat
menjelaskan, pada siklus I mereka sudah mendengarkan dan memperhatikan dengan penuh antusias. Peserta didik yang kurang percaya diri dan kurang berani
pada siklus I sudah bisa diatasi. Guru memberikan bonus nilai agar mereka semangat dan aktif dalam pembelajaran. Tanggung jawab peserta didik dalam
kegiatan pembelajaran dan terhadap tugas yang diberikan oleh guru kelemahannya
pada siklus I sudah dapat diatasi sehingga tidak ada yang mencontek dan dalam menulis puisi peserta didik menjadi mandiri dan penuh dengan motivasi.
Kelemahan kemadirian peserta didik dalam setiap aktivitas pembelajaran pada siklus I sudah dapat diatasi, peserta didik menjadi mandiri dengan penjelasan guru
yang lebih detail dan pengawasaan saat peserta didik menulis puisi. Berdasarkan hasil tes dan nontes peserta didik dalam pembelajaran
menulis puisi menggunakan metode pararrel writing melalui teknik pengimajian benda abstrak secara keseluruhan menunjukkan bahwa peserta didik tertarik
dengan pembelajaran menulis puisi. Penggunaan metode pararrel writing melalui teknik pengimajian benda abstrak memudahkan peserta didik dalam menulis puisi.
Pembelajaran tersebut menyenangkan, karena peserta didik diberi tahapan dalam menulis puisi. Dari hasil tes dan nontes yang telah dicapai oleh peserta didik,
proses pembelajaran menulis puisi pada siklus II tersebut telah berhasil sehingga tidak perlu lagi dilakukan pelaksanaan siklus berikutnya.
4.2 Pembahasan
Pembahasan hasil penelitian menulis puisi menggunakan metode pararrel writing melalui teknik pengimajian benda abstrak ini didasarkan pada tindakan
siklus I dan hasil tindakan siklus II. Pembahasan hasil penelitian meliputi proses pembelajaran keterampilan menulis puisi, peningkatan keterampilan menulis
puisi, dan perubahan perilaku peserta didik setelah dilakukan pembelajaran menggunakan metode pararrel writing melalui teknik pengimajian benda abstrak.
Pembahasan proses pembelajaran keterampilan menulis puisi mencakup segala aktivitas di kelas ketika pembelajaran menulis puisi menggunakan metode