4.2.1.5 Terbangunnya Suasana yang Reflektif sehingga Peserta didik mampu
Menyadari Kekurangan Saat Proses Pembelajaran dan Mengetahui Apa yang akan Dilakukan Setelah Proses Pembelajaran
Berdasarkan hasil observasi tentang terbangunnya suasana yang reflektif sehingga peserta didik bisa menyadari kekurangan saat proses pembelajaran dan
mengetahui apa yang akan dilakukan setelah proses pembelajaran dari siklus I ke siklus II mengalami peningkatan sebesar 20. Ketika siklus I tercatat 15 peserta
didik atau 75 dan pada siklus II mengalami peningkatan menjadi 19 peserta didik atau 95 menunjukkan sikap yang sangat baik. Pada siklus I hanya
sebagian peserta didik yang melakukan refleksi atas pembelajaran yang telah berlangsung. Pada siklus II hampir semua peserta didik melakukan refleksi atas
pembelajaran yang telah berlangsung. Hal tersebut menunjukkan bahwa peserta didik menunjukkan peningkatan dalam terbangunnya suasana yang reflektif dari
siklus I ke siklus II. Berdasarkan jurnal guru siklus I menunjukkan bahwa terbangunnya
suasana yang reflektif dengan keaktifan peserta didik dalam pembelajaran. Peserta didik mau menjawab pertanyaan-pertanyaan yang diberikan oleh guru, tetapi
peserta didik kurang percaya diri dalam mengungkapkan pendapat. Peserta didik tidak mau mengakat tangan, tetapi peserta didik lebih menjawab secara bersama-
sama. Pada siklus II menunjukkan suasana yang sangat reflektif, karena peserta didik menyadari kekurangan dan mampu memperbaiki kekurangan tersebut
menjadi lebih baik. Kemudian peserta didik mau menjawab pertanyaan- pertanyaan yang diberikan oleh guru dan percaya diri dalam mengungkapkan
pendapat. Hal ini menunjukkan ada peningkatan dalam terbangunnya suasana yang reflektif dengan keaktifan peserta didik dalam pembelajaran dari siklus I ke
siklus II. Berdasarkan hasil wawancara siklus I peserta didik merasa senang karena
peserta didik merasa dituntun secara bertahap dalam menulis puisi. Peserta didik tidak kebingungan dalam menentukan kata, judul, dan kata pertama dalam
menulis puisi dan peserta didik tertarik dengan metode pararrel writing yang memudahkan mereka dalam menulis puisi. Pada siklus II jumlah peserta didik
yang merasa senang mengenai pembalajaran yang telah berlangsung bertambah. Hal ini menujukkan terjadinya peningkatan dari siklus I ke siklus II.
Selain observasi, jurnal guru, dan wawancara, juga terlihat dari dokumentasi foto. Dari hasil dokumentasi foto juga terlihat perubahan bahwa
peserta didik semakin percaya diri dan reflektif dari siklus I ke siklus II.. Dokumentasi foto tersebut adalah sebagai berikut.
Siklus I Siklus II
Gambar 28. Terbangunnya Suasana yang Reflektif
Berdasarkan uraian observasi, jurnal guru, wawancara, dan dokumentsi foto dapat diketahui bahwa terbangunnya suasana yang reflektif sehingga peserta
didik bisa menyadari kekurangan saat proses pembelajaran dan mengetahui apa yang akan dilakukan setelah proses pembelajaran pada siklus I dan siklus II
mengalami peningkatan dari kategori cukup menjadi kategori sangat baik. Hal ini karena jumlah peserta didik yang mampu merefleksi pembelajaran bertambah
pada siklus II. Peningkatan tersebut terjadi karena ada perbaikan pada siklus II. Pada
siklus I, masih ada peserta didik yang belum melakukan refleksi secara tepat, hal tersebut disebabkan karena peserta didik tidak memperhatikan penjelasan guru
dan peserta didik bermain sendiri. Perbaikan untuk mengatasi masalah tersebut dilakukan dengan cara memberikan arahan dan motivasi kepada peserta didik.
Dengan demikian aspek terbangunya suasana yang reflektif meningkat. Hal tersebut sejalan dengan penelitian yang dilakukan oleh Wahyuni
2010 yang berjudul “Peningkatan Keterampilan Menulis Puisi dengan Metode
Experiential Learning pada Peserta didik Kelas VIII D SMP Negeri 2 Tengaran Kabupaten Semarang”. Berdasarkan hasil observasi siklus I, pada saat peserta
didik merefleksi pembelajaran suasana belum begitu reflektif. Pada siklus II, peserta didik sudah banyak yang mampu merefleksi pembelajaran yang telah
berlangsung, terbukti dengan antusiasnya peserta didik saat melakukan refleksi. Berdasarkan uraian perbandingan proses menulis puisi antara penelitian ini
dengan penelitian yang dilakukan oleh Wahyuni 2010 menunjukkan adanya peningkatan dari siklus I ke siklus II.
4.2.2 Peningkatan Keterampilan Menulis Puisi Menggunakan Metode