Refleksi Proses Pelaksanaan Siklus I

sehingga peserta didik mampu menyadari kekurangan saat proses pembelajaran dan mengetahui apa yang akan dilakukan setelah proses pembelajaran. Selain itu, perilaku peserta didik yang diamati dalam proses pembelajaran yaitu 1 tumbuhnya sikap antusias dan tertib dalam mengikuti pembelajaran; 2 tumbuhnya sikap percaya diri dalam menulis puisi; 3 tumbuhnya semangat dan daya kreatif peserta didik; 4 tumbuhnya sikap bertanggung jawab dalam setiap beraktivitas; dan 5 tumbuh sikap kemadirian peserta didik dalam belajar. Dalam proses observasi ini, data diperoleh melalui beberapa cara, yaitu 1 lembar observasi untuk mengetahui perilaku peserta didik selama proses pembelajaran; 2 lembar jurnal guru dan peserta didik untuk mengetahui kelemahan dan kelebihan pembelajaran menulis puisi dengan menggunakan metode pararrel writing melalui teknik pengimajian benda abstrak; 3 wawancara untuk mengetahui respon peserta didik terhadap materi, metode, dan teknik pembelajaran yang telah dilaksanakan; dan 4 dokumentasi foto yang memuat rekaman peristiwa dan perilaku peserta didik selama proses pembelajaran. Semua data tersebut dijabarkan dalam bentuk deskripsi secara lengkap. Data-data yang telah diperoleh digunakan peneliti untuk bahan refleksi dan perbaikan pada pembelajaran berikutnya.

3.1.1.4 Refleksi

Refleksi adalah mengingat dan merenungkan kembali suatu tindakan yang dicatat dalam observasi. Refleksi merupakan suatu upaya untuk mengkaji apa yang telah terjadi, apa yang telah dihasilkan atau yang belum dihasilkan dengan tindakan yang dilakukan. Setelah proses pembelajaran siklus I berakhir, peneliti melakukan analisis hasil tes, wawancara, dan observasi. Dari hasil analisis akan didapat hasil pembelajaran pada siklus I dan akan diketahui kemampuan peserta didik dalam menulis puisi, sikap peserta didik selama mengikuti pembelajaran menulis puisi, dan kendala yang dialami peserta didik maupun guru dalam melakukan proses pembelajaran. Setelah itu dilakukan refleksi mengenai keterampilan menulis puisi peserta didik, pengungkapan sikap peserta didik dalam pembelajaran, dan pengungkapan tindakan yang telah dilakukan oleh guru selama proses pembelajaran. Dari kekurangan-kekurangan yang ada pada siklus I dilakukan perbaikan pada siklus II, sedangkan kelebihannya dipertahankan. Untuk mencapai pembelajaran yang sesuai dengan yang diharapkan oleh peneliti, maka kesulitan-kesulitan yang dialami peserta didik akan dicarikan solusinya untuk diterapkan pada pembelajaran berikutnya. Jalan keluar tersebut yaitu guru memberikan motivasi pada peserta didik serta membuat suasana lebih santai agar dapat mengurangi ketegangan. Guru juga menjelaskan kesalahan- kesalahan yang dilakukan oleh peserta didik ketika menulis puisi menggunakan metode pararrel writing melalui teknik pengimajian benda abstrak pada siklus I agar peserta didik tidak mengulangi kesalahan pada siklus berikutnya. Berdasarkan hasil data proses pembelajaran yang diperoleh dari siklus I, masih banyak kelemahan sehingga perlu ditingkatkan. Aspek yang perlu ditingkatkan antara lain: 1 aspek keantusiasan peserta didik saat mengikuti proses pembelajaran menulis puisi; 2 aspek keaktifan peserta didik dalam merespon, bertanya, dan menjawab pertanyaan yang disampaikan oleh guru. Pada aspek keantusiasan peserta didik saat mengikuti proses pembelajaran menulis puisi kelemahannya adalah peserta didik yang cenderung lebih malas dan acuh dengan pembelajaran. Hal tersebut disebabkan oleh beberapa hal diantaranya, yaitu 1 motivasi belajar peserta didik yang kurang; 2 perhatian guru terhadap peserta didik belum maksimal; 3 peserta didik terpengaruh oleh perkembangan zaman. Solusi untuk aspek keantusiasan peserta didik saat mengikuti proses pembelajaran menulis puisi adalah dengan memberikan motivasi belajar, dan arahan agar lebih antusias dan bersungguh – sungguh dalam mengikuti pembelajaran. Jika peserta didik diberi arahan oleh guru secara positif, maka respon peserta didik akan lebih baik. Selanjutnya pada aspek keaktifan peserta didik dalam merespon, bertanya, dan menjawab pertanyaan yang disampaikan oleh guru kelemahannya adalah peserta didik kurang percaya diri saat menjawab pertanyaan dan peserta didik takut jika jawaban yang diberikan salah. Hal tersebut disebabkan oleh beberapa hal diantaranya, yaitu 1 guru kurang memberikan kepercayaan diri kepada peserta didik; 2 guru tidak memberikan penghargaan kepada peserta didik yang aktif; 3 sebagian kecil peserta didik masih belum paham dengan pembelajaran. Solusinya adalah guru memberikan rasa kepercayaan diri yang lebih kepada peserta didik, memberikan penghargaan kepada peserta didik yang aktif, dan guru lebih jelas dalam menyampaikan materi. Berdasarkan data hasil tes menulis puis dapat disimpulkan bahwa kelemahan menulis puisi terjadi pada aspek kesesuaian bait, irama dan rima, sehingga perlu ada solusi agar bisa ditingkatkan pada siklus II. Beberapa hal yang menyebabkan rendahnya aspek bait, yaitu 1 peserta didik belum mampu memadukan bait demi bait dalam puisi; 2 peserta didik masih bingung memilih diksi yang tepat. Solusinya adalah guru menjelaskan lagi bagaimana cara memadukan bait demi bait dalam puisi agar selaras. Selanjutnya beberapa hal yang menyebabkan rendahnya aspek irama dan rima rendah, yaitu 1 ada beberapa peserta didik yang tidak memperhatikan saat guru menyampaikan materi pembelajaran; 2 peserta didik bingung untuk memilih kata yang akan digunakan untuk menulis puisi; 3 guru kurang jelas dan terlalu cepat dalam menyampaikan materi pembelajaran. Solusi untuk aspek irama dan aspek rima adalah guru menjelaskan secara detail materi pembelajaran menulis puisi, serta memberikan pertanyaan untuk mengetahui seberapa paham penjelasan guru yang baru disampaikan. Dari hasil data tersebut, masih banyak kelemahan sehingga perlu ditingkatkan pada siklus II. Aspek yang perlu ditingkatkan antara lain: 1 sikap antusias peserta didik dalam mengikuti pembelajaran; 2 tumbuhnya sikap percaya diri dalam menulis puisi; 3 tumbuhnya semangat dan daya kreatif peserta didik; 4 tumbuhnya sikap bertanggung jawab dalam setiap beraktivitas; dan 5 tumbuhnya kemadirian dalam diri peserta didik sehingga muncul kekreatifan dalam belajar.

3.1.2 Proses Tindakan Siklus II

Dokumen yang terkait

PENINGKATAN KETERAMPILAN MENULIS PUISI MENGGUNAKAN MEDIA AUDIO VISUAL DENGAN METODE VIDEO CRITIC PADA PESERTA DIDIK KELAS VII D SMP N 2 WELAHAN KABUPATEN JEPARA

0 4 203

ABSTRAK PENINGKATAN KEMAMPUAN MENULIS PUISI Peningkatan Kemampuan Menulis Puisi Dengan Metode Inkuiri Pada Peserta Didik Kelas VIIIA SMP Negeri 2 Geyer Kabupaten Grobogan Tahun Ajaran 2011/2012.

0 1 11

PENINGKATAN KETERAMPILAN MENULIS PUISI MELALUI TEKNIK UNGKAPAN KREATIF PADA SISWA KELAS V Peningkatan Keterampilan Menulis Puisi Melalui Teknik Ungkapan Kreatif Pada Siswa Kelas V SD Negeri Kartasura 06 Tahun 2011/2012.

0 2 15

Peningkatan kemampuan menulis narasi menggunakan metode kooperatif teknik JIGSAW pada peserta didik kelas X SMA Bopkri Banguntapan Bantul tahun ajaran 2015/2016.

1 1 138

(ABSTRAK) Peningkatan Keterampilan Menulis Puisi Melalui Teknik Melanjutkan Puisi dan Metode Mengalirkan Bayangan (Image Streaming) Siswa Kelas VII SMP N 01 Boja.

0 0 3

(ABSTRAK) PENINGKATAN KETERAMPILAN MENULIS CERPEN MENGGUNAKAN “TEKNIK FASTWRITING” MELALUI MEDIA AUDIO VISUAL SISWA KELAS X-4 SMA KESATRIAN SEMARANG.

0 0 3

PENINGKATAN KETERAMPILAN MENULIS CERPEN MELALUI METODE PENGALIRAN IMAJI BERBANTUAN MEDIA PUISI PADA SISWA KELAS X.I SMA NEGERI 11 YOGYAKARTA.

2 16 179

PENINGKATAN KETERAMPILAN MENULIS PUISI MENGGUNAKAN METODE DRILL KELAS III

0 0 11

PENINGKATAN KETERAMPILAN MENULIS PUISI MENGGUNAKAN MEDIA GAMBAR DENGAN TEKNIK KATA KUNCI KELAS VII I

0 3 11

PENINGKATAN KETERAMPILAN MENULIS PUISI BEBAS MENGGUNAKAN TEKNIK PEMODELAN

0 0 11