Musim Penangkapan Ikan Analisis sistem pengelolan perikanan artisanal berkelanjutan (studi kasus di Kelurahan Pulau Abang Kecamatan Galang,Kota Batam Propinsi Kepulaun Riau)

Pemerintah Kota Batam, sejak tahun 2005 telah menetapkan tata ruang Kota Batam, termasuk wilayah laut melalui Perda Nomor 4 tahun 2005, dan dalam Perda tersebut perairan Kelurahan Pulau Abang akan diperuntukkan sebagai kawasan perairan Taman Laut Nasional TLN, Pulau Abang lihat peta tata ruang Kota Batam, Lampiran 1. Untuk menopang program konservasi sumberdaya pesisir dan lautan dimulai sejak tahun 2005, Pemko Batam telah mendapat bantuan hibah loan dana sebesar Rp 18 milyar dari Asian Development Bank ADB dan ditambah 20 dari dana APBD Kota Batam Rp 4.5 milyar untuk membiayai program Coremap dengan misi proyek penyelamatan dan pelestarian ekosistem terumbu karang dari kerusakan DKP2 Kota Batam, 2006. Hingga saat ini proyek tersebut telah memasuki tahun ketiga, dan pada tahun 2006 sedang diinventarisasi areal perairan teluk untuk penyusunan rencana tata ruang laut Kelurahan Pulau Abang yang mengacu pada Perda Kota Batam Nomor 4 tahun 2005 Pemko Batam, 2005a. Rencana detail tata ruang Kelurahan Pulau Abang tersebut diharapkan segera dapat diselesaikan dan diberlakukan ketentuan-ketentuan dan penetapan beberapa daerah perlindungan laut marine protected area, serta daerah penangkapan ikan fishing ground bagi nelayan artisanal di kawasan Kelurahan Pulau Abang, Kecamatan Galang, Kota Batam. Sementara ketentuan tersebut belum ditetapkan Pemko Batam, maka daerah penangkapan ikan, udang dan cumi-cumi, hingga saat ini nelayan artisanal di kawasan Barelang mengoperasikan beberapa jenis alat tangkap secara bebas dan bersifat akses terbuka dimana, kapan dan siapa saja open access di seluruh fishing ground. Dengan adanya kekosongan hukum dan kelembagaan sistem pengaturan daerah penangkapan, akan berakibat mempercepat terjadinya gejala lebih tangkap over fishing di kawasan perairan Kelurahan Pulau Abang. Pada gilirannya akan terjadi tragedi kebebasan dalam kebersamaan tragedy of the commons yang tentunya bertentangan dengan prinsip-prinsip perikanan yang bertanggung jawab dan perikanan berkelanjutan sustanaible and responsible fisheries.

6.2 Musim Penangkapan Ikan

Musim penangkapan ikan masyarakat nelayan artisanal sangat tergantung kepada arah musim angin Tabel 36. Setiap tahunnya di sekitar perairan Kelurahan Pulau Abang, kecamatan Galang terdapat 4 musim utama yaitu musim utara berlangsung pada bulan Desember-Februari, musim timur Maret-Mei, musim selatan Juni-Agustus, dan musim barat September- Nopember. Setiap musim mempunyai karakteristik kondisi alam dan lingkungan laut tersendiri, yang menentukan cara, pola tingkah laku dan jenis alat tangkap yang digunakan nelayan artisanal untuk menangkap ikan secara turun temurun di perairan Kelurahan Pulau Abang Kecamatan Galang Kota Batam. Tabel 36 Kalender musim penangkapan berdasarkan jenis alat tangkap nelayan artisanal di Kelurahan Pulau Abang, Kecamatan Galang Bulan 12 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 Musim Arah angin U ã U ã U ã T â T â T â S ä S ä S ä B á B á B á Alat tangkap ♦ Bubu karang v v v v v v v v v ♦ Jaring udang kara v v v v v v ♦ Jaring Dingkis v v v v v v ♦ Jaring karangempang v v v ♦ Pancing di karang v v v v v v ♦ Pancing ikan rumponv v v v v v v v v ♦ Pancing ikan delah v v v ♦ CedokNyomek v v v v v v ♦ Pancing sotong Nyandit v v v v v v ♦ Kelong Pantai v v v ♦ Pukat Bilis v v v v v v Keterangan : U = musim utara, S = musim selatan, â = arah angin B = musim barat, T = musim timur Di daerah Kelurahan Pulau Abang, musim utara merupakan musim dengan cuaca yang buruk, dimana angin bertiup kencang, curah hujan tinggi serta gelombang di laut cukup besar. Pada kawasan pemukiman nelayan yang terletak berhadapan langsung dengan laut, pada musim ini biasanya nelayan artisanal tidak dapat mencari ikan jauh ke tengah laut. Mereka hanya mencari di sekitar selat dan perairan pantai yang terlindung di balik-balik pulau-pulau kecil, yang memang jumlahnya cukup banyak terdapat di daerah ini. Nelayan di daerah Kelurahan Pulau Abang pada musim utara ini menangkap ikan di pantai, terutama menggunakan alat tangkap Kelong Pantai dan jaring Dingkis Siganus sp. Bagi para nelayan yang mempunyai rumpon yang diletakkan di daerah penangkapan ikan, mereka bisa memanfaatkan rumpon secara bersama-sama untuk memancing ikan di balik pulau-pulau kecil. Apabila para nelayan artisanal sanggup menangkap ikan agak jauh dari perairan pantai ke arah tengah laut, mereka dapat menangkap udang kara lobster dengan menggunakan jaring Kara yang terbuat dari bahan tangsi. Musim timur merupakan musim kemarau, dimana cuaca cukup panas dan kondisi angin tenang dan kondisi perairan laut tidak bergelombang. Pada musim ini nelayan artisanal menggunakan alat tangkap pancing untuk menangkap ikan karang dan bubu. Pada malam hari mereka bisa menangkap Sotong atau Cumi- cumi dengan cara nyomek atau nyondet dengan menggunakan alat tangkap scoopnet bahasa Melayu Cedok. Pada musim timur ini hasil tangkapan ikan dari nelayan artisanal di daerah Kelurahan Pulau Abang cukup banyak, sehingga pada kurun waktu ini produksi ikan meningkat atau melimpah. Musim selatan di kawasan Barelang, khususnya di perairan Kelurahan Pulau Abang kecamatan Galang, ditandai kondisi cuaca dengan angin kencang, namun tidak sekencang pada musim utara, dan perairan laut terus bergelombang. Pada musim ini nelayan artisanal agak mengalami kesulitan mencari nafkah, karena arus gelombang yang cukup kuat, sehingga sulit melaut untuk menangkap ikan. Pada musim selatan, alat tangkap yang umum digunakan nelayan adalah jaring karang dan jaring Dingkis ikan Baronang, Siganus sp yang dioperasikan di sekitar pulau-pulau kecil selat-selat. Bagi nelayan yang mempunyai rumpon dan mampu melaut yang agak jauh dari pantai dapat memancing ikan di rumpon-rumpon, dan menangkap udang Kara lobster. Disamping itu para nelayan artisanal juga memasang alat tangkap bubu fish traps terbuat dari kawat yang dioperasikan di sela-sela batu karang coral reefs. Pada musim ini hasil tangkapan cukup bagus, yang paling banyak kegiatan dilakukan pada musim ini adalah memacing ikan Delah pada waktu malam hari. Sedang musim barat di kawasan perairan Pulau Abang merupakan musim dengan kondisi cuaca yang cukup tenang. Namun pada waktu-waktu tertentu bisa terjadi hujan badai secara tiba-tiba, dan kemudian setelah itu kondisi perairan laut akan kembali tenang. Pada musim ini para nelayan artisanal kembali memancing ikan di sekitar perairan berkarang, memasang bubu, dan nyomek pada malam harinya atau memancing ikan delah pada siang hari. Kehidupan nelayan artisanal di kawasan Kelurahan Pulau Abang tidak mengalami musim paceklik yang sesungguhnya, karena nelayan bisa menangkap ikan sepanjang tahun dengan berganti-ganti jenis alat tangkap yang dimilikinya. Hal ini, tentu berbeda dengan kondisi kehidupan nelayan artisanal seperti nelayan pantai selatan atau perairan utara pulau Jawa, dan nelayan Sumatera bagian timur, mereka mengalami musim paceklik, karena tidak bisa sama sekali melaut disebabkan cuaca buruk selama kurun waktu tertentu. Di daerah perairan Kelurahan Pulau Abang adanya pergantian alat tangkap yang dilakukan nelayan artisanal berlangsung secara alami menurut gejala alam atau musim ikan lihat Tabel 36. Selain itu, di daerah ini tidak ada kelembagaan adat atau organisasi yang mengatur kapan dan penentuan lokasi mana yang diberlakukan musim buka dan tutup close and open season kegiatan penangkapan pada waktu dan daerah penangkapan ikan, udang dan atau biota laut tertentu lainnya, seperti kelembagan Sasi yang berlaku di perairan Indonesia Timur, Maluku.

6.3 Karakteristik dan Tipologi Hak-Hak Kepemilikan Perikanan Artisanal