Kondisi Ekosistem Terumbu Karang

2. Pulau Petong

Jenis Rhizopora mucronata mendominasi sebelah barat bagian depan pulau Petong dengan ketinggian berkisar 4-6 m, sedangkan untuk bagian belakang didominasi oleh jenis Sonnertia alba, Lumnitzera littorea, dan Rhizopora apiculata. Hal yang sama dijumpai di sebelah selatan bagian depan yang di dominasi oleh Rhizopora mucronata yang bagian belakangnya di jumpai jenis Rhizopora apiculata yang berketinggian 6-8 m. Berdasarkan hasil penelitian LIPI 2004 jumlah jenis mangrove yang terdapat di pulau Petong secara keseluruhannya ada sebanyak 11 jenis.

3. Pulau Pengelap

Bagian depan sebelah selatan pulau Pengelap ditubuhi vegetasi yang didominasi jenis mangrove Rhizopora stylosa yang berketinggian 4-6 m. Sedangkan jenis Rhizopora apiculata, Sonnertia Alba, dan Bruguiera gymnorhiza terdapat di bagian belakangnya. Adapun jumlah keseluruhan jenis mangrove yang ditemukan di pulau Petong ditemukan sebanyak 7 jenis mangrove. 4 Pulau Abang Kecil Sebelah selatan bagian depan pulau Abang Kecil terdapat jenis mangrove yang mendominasi adalah Rhizopora stylosa dengan ketebalan 25 m. Sedangkan untuk bagian belakang dijumpai 6 jenis mangrove, dan beberapa diantaranya Lumintzera littorea dan Sonnertia alba. Untuk keseluruhan pulau Abang Kecil ditemukan vegetasi sebanyak 6 jenis mangrove yang didominasi oleh Rhizophora stylosa sebanyak 74.52 dan sebagai co-dominannya adalah jenis Sonnertia alba dan Rhizophora apiculata. Keberadaan ekosistem mangrove yang kondisi masih baik sebagaimana dikemukakan diatas, dapat disimpulkan akan berdampak positif terhadap kelestarian sumberdaya perikanan karang. Keberadaan ekosistem mangrove ini sangat mendukung keberlanjutan pengelolaan dalam hal pemanfatan dan pelestarian usaha penangkapan ikan, udang dan cumi-cumi dan sotong yang dilakukan nelayan artisanal di kawasan Kecamatan Galang, kota Batam.

5.3 Kondisi Ekosistem Terumbu Karang

Masyarakat Kelurahan Pulau Abang, khususnya nelayan artisanal mempunyai akses yang cukup besar terhadap pemanfaatan fungsi-fungsi ekosistem terumbu karang di perairan sekitarnya. Kawasan terumbu karang yang ada merupakan kawasan yang potensial untuk melakukan kegiatan penangkapan ikan khususnya ikan-ikan karang. Jenis alat tangkap yang dominan dioperasikan oleh nelayan artisanal di lokasi terumbu karang di daerah ini adalah bubu, kelong pantai, pancing dan jaring. Disamping itu pengambilan karang mati Coral Diet=CD juga dilakukan oleh sebagian masyarakat di pulau-pulau kecil Kelurahan Pulau Abang untuk berbagai kepentingan seperti bahan pondasi rumah, dan bangunan lain yang permanen. Jika perbuatan anggota masyarakat demikian dibiarkan, maka lama- kelamaan akan merupakan ancaman terhadap kerusakan ekosistem terumbu karang di wilayah ini pada masa yang akan datang. Kondisi terumbu karang ditentukan oleh persentase hard living coral cover atau persentase tutupan karang hidup yang terdapat di suatu kawasan berdasarkan hasil transek garis line intercept transect. Jika persentase karang hidup di suatu kawasan kurang dari 24 maka terumbu karang di kawasan tersebut kondisinya buruk. Sedangkan jika persentasenya antara 25-50 persen, maka kondisinya sedang. Jika persentase karang hidup antara 50-74 , maka terumbu karang dikawasan tersebut dapat dikatakan kondisinya baik Coremap Kota Batam, 2006a; 2005b Data komunitas terumbu karang yang diambil di lereng terumbu Reef edge sebanyak 16 stasiun. Komunitas ekosistem terumbu karang yang dihitung 100 adalah berdasarkan kategori tutupan Patahan Karang Rubble, Karang Mati yang ditubuhi Alga DCA, Karang Hidup LC, Karang Lunak Soft Coral, Alga Algae, dan Spong Sponge. Sedangkan kategori pasir, patahan karang, karang mati beralga dan karang hidup dapat digolongkan kedalam tutupan 100 Coremap Kota Batam, 2005b. Karang Hidup Tutupan Karang hidup Live Coral terdiri dari bentuk pertumbuhan Karang mengerak CE, Karang bercabang CB, Karang bentuk lembaran CF, Karang masif CM, Karang submasif CS, Karang jamur CMR, Karang api CME, Karang biru CHL, Acropora bercabang ACB, Acropora mengerak ACE, Acropora submasif ACS, Acropora digitata ACD dan Acropora bentuk meja ACT. Berdasarkan laporan Coremap 2005b bahwa tutupan karang hidup yang ditemukan LC di Kelurahan Pulau Abang 27.5 dari lokasi yang dilakukan penilaian, karang mati di tutupi alga DCA 29.4, karang mati DC 10.9, patahan karang Rubber 8.9 dan pasir sand 23.3 persen. Dari pengamatan tersebut dapat dikatakan bahwa tutupan terumbu karang di Kelurahan Pulau Abang tergolong sedang. Terumbu Karang. Kondisi ekosistem terumbu karang yang terdapat di Kelurahan Pulau Abang kecamatan Galang diuraikan berdasarkan lokasi sebarannya di pulau-pulau kecil, sebagaimana dilaporkan oleh LIPI 2004 dan projek Coremap Kota Batam 2005b adalah sebagai berikut:

1. Pulau Pengelap

Pulau Pengelap memiliki pantai yang landai dan pasir putih yang dikelilingi oleh hutan dengan panjang garis pantai ± 500 m. Di bagian ujung pantai pulau Pengelap dibatasi oleh tebing-tebing karang. Sedangkan di bagian daratan banyak ditumbuhi pohon kelapa dan pohon besar yang masih liar. Di pulau ini juga banyak burung-burung yang membuat sarang. Kondisi hutan mangrove yang ada di pulau ini masih bagus dan rimbun, dan hanya ada satu kepala keluarga yang bermukim di pulau ini. Di sisi sebelah Timur pulau Pengelap terdapat pulau Meriam yang pernah menjadi tempat pertahanan semasa penjajahan Jepang. Di pulau ini ditemukan penampungan air bersih di puncak bukit pulau Pengelap yang dijadikan penyediaan air baku oleh pasukan tentara Jepang. Di perairan pulau Pengelap juga terdapat beberapa jenis karang. Beberapa jenis karang yang teridentifikasi pada saat survei LIPI 2004 adalah Coral massive CM, Coral branching CB, Coral mushroom CMR, Acropora digitate AD. Tutupan karang di perairan ini berkisar antara 15-25, dan mulai tubir sampai kedalaman 12 m kondisi karang terlihat baik Gambar 18, atau dengan kata lain masih banyak terdapat Life coral LC. Namun demikian, di perairan ini juga terdapat karang yang rusak karena nelayan yang menangkap ikan dengan cara pengeboman. Di perairan ini juga terdapat rumput laut Sargasum sp yang menyebabkan kondisi perairan laut cukup keruh. Di pulau Pengelap bagian timur dengan koordinat 00°3130.4 LU dan 104°1654.3 BT, pada garis pantai masih banyak ditumbuhi mangrove dan pohon kelapa, pasir putih yang tidak panjang. Menurut informasi masyarakat sering dilakukan pengeboman oleh orang-orang yang tidak bertanggung jawab. Kedalaman dasar laut berkisar antara 5-7 m, dengan beberapa jenis karang seperti coral massive dan coral branching dengan tutupan karangnya antara 10- 15 . Sebaran jenis karang coral berdasarkan kondisinya di pulau Pengelap sebagaimana Tabel 22. Gambar 18 Coral branching yang ada di pulau Pengelap Coremap 2005 b Pada garis pantai dengan koordinat 00 o 31’31.1” LU dan 104 o 17’02.6” BT terdapat pasir putih yang warna putihnya tidak terlalu terang di mana juga terdapat hutan bakau yang cukup luas. Di pulau Pengelap sebelah Barat pada koordinat 00°3104.3 LU dan 104°1652.3 BT menunjukkan bahwa tutupan karang berkisar antara 5-10 pada tingkat kedalaman 5-7 m. Di sini 80 terumbu karang coral reef telah mati akibat pengeboman ikan. Adapun jenis karang yang masih bisa ditemui antara lain Acropora digitate, Acropora follose, Acropora sub massive, Acropora encrusting dan sedikit Acropora branching. Tabel 22 Kondisi terumbu karang di perairan pulau Pengelap Kelurahan Pulau Abang kecamatan Galang tahun 2005 Jarak meter Jenis Coral Jarak meter Jenis Coral 0.70-1.10 ACT 9.05-9.65 CE 1.10-1.60 DC 9.65-10.00 CB 1.60-2.00 DCA 30.00-30.50 DC 2.00-2.80 CE 30.50-30.80 DC 2.80-3.60 ACT 30.80-32.10 CB 3.60-3.80 DC 32.10-32.50 CE 3.80-4.55 DCA 32.50-34.00 CF 4.55-4.90 ACT 34.00-36.12 DCA 4.90-5.20 CF 36.12-36.15 CB 5.20-5.40 CB 36.15-36.40 CM 5.80-8.00 CE 36.40-37.60 DCA 6.40-8.00 DCA 37.60-38.20 CE 8.00-8.90 CE 38.20-40.00 DCA 8.90-9.05 DCA Sumber : Coremap kota Batam 2005b

2. Pulau Sepintu Besar

Pulau Sepintu yang terletak di titik 00°3120.7 LU dan 104°1411.5 BT yang berada di perairan pulau Sepintu ditumbuhi beberapa besar yang masih liar dan tandus serta dikelilingi oleh batu-batu karang yang besar. Kondisi terumbu karang coral reef berdasarkan kondisinya di pulau Sepintu Besar Tabel 23. Tabel 23 Kondisi terumbu karang di perairan pulau Sepintu Besar Kelurahan Pulau Abang kecamatan Galang tahun 2005 Jarak meter Jenis Coral Jarak meter Jenis Coral 0.6 DC 5.5-5.7 CM 0.8 SC 5.7-6.9 DC 0.8-1.0 CM 6.9-7.15 CE 1.3-1.5 CN 7.15-7.3 DC 1.5-1.8 CM 7.3-7.5 OF 1.8-2.0 DC 7.5-8.3 DC 2.0-2.3 ATB 8.3-8.55 CM 2.3-2.6 AC 8.55-8.75 DC 2.6-3.0 CM 9.20-9.40 SPO 3.0-4.0 DC 9.40-9.50 DC 4.0-4.2 CM 9.50-10.00 CM 4.2-5.5 DC 10 DC Sumber : Coremap kota Batam 2005b Sedangkan kondisi dasar laut yang mencapai kedalaman 8 meter dengan visibilitas mencapai 5 m, jenis karang yang berhasil diobservasi didominasi oleh Acropora branching dan coral massive, selain itu di perairan ini juga ditemukan acropora follose tabulate.

3. Pulau Hantu

Pulau Hantu yang terletak pada koordinat 00 o 32’02.0” LU dan 104 o 15’12.0” BT. Kondisi ekosistem terumbu karang masih bagus mempunyai dengan tutupan karang berkisar 50 . Jenis karang yang ditemui adalah branching, dan didominasi oleh karang tabulate. Selain itu di perairan daerah ini juga banyak ditemukan rumput laut jenis Sargassum. Sedangkan kondisi pantai disekitar pulau Hantu berpasir putih dengan kontur landai, namun pantanyai tidak terlalu panjang.

4. Pulau Sepintu Kecil

Di pulau Sepintu Kecil, pada koordinat 00°3129.2 LU dan 104°1408.2 BT dikelilingi batu karang yang besar dan ditumbuhi pohon-pohon liar yang cukup besar. Pada bagian lainnya terdapat pantai datar dan berpasir. Kedalaman dasar laut berkisar antara 15-20 m. Kondisi terumbu karang di pulau Sepintu Kecil sebagaimana Tabel 24. Tabel 24 Kondisi terumbu karang di perairan pulau Sepintu Kecil Kelurahan Pulau Abang kecamatan Galang tahun 2005 Jarak meter Jenis Coral Jarak meter Jenis Coral 0-1 CM 9.5 CB 1-1.2 CB 9.7-11.8 DC 1.3-1. 4 DC 11.9 CM 1.6-2 CB 13.4 DC 2-2.4 SC 13.5 CE 2.5-4 ACD 16.4 CB 4-5.3 DC 17.4-18.4 DC 5.3 SC 18.5 CM 5.8 Diver brain 19.9 CE 6.3-7 DC 20.9 CB 7.7-8,4 CM 23.8 CM 8.5 Anemone 25.4 DC Sumber : Coremap Kota Batam 2005b

5. Pulau Abang Kecil

Pada pulau Abang Kecil sebelah selatan dengan koordinat 00°3152.3 LU 104°1341.1 BT, dibagian selatan pulau Abang Kecil ini masih banyak ditumbuhi hutan bakau. Pada kedalaman dasar laut rata-rata 7 meter. Banyak ditemukan di daerah ini bermacam-macam jenis ikan antara lain adalah ikan ekor kuning, ikan kacang, ikan mentimun, ikan kemucu, ikan selar, ikan poyot sejenis kerapu dan juga banyak terdapat ekosistem padang lamun. Kondisi perairan laut yang sedikit keruh akan mengakibatkan visibilitas rendah dan banyak ditemukan Sargassum dan padang lamun sebagai vegetasi mayoritas dalam air, ini mengakibatkan tertutupnya terumbu karang yang akan mengakibatkan kematian karang secara alamiah. Hal ini terjadi umumnya pada musim barat. Tutupan karang yang masih bisa bertahan hanya berkisar 15 saja, yaitu jenis Coral massive CM, Coral branching CB, dan Coral encrusting CE. Kondisi ekosistem terumbu karang berdasarkan kedalam perairan di perairan pulau Abang Kecil sebagaimana data pada Tabel 25. Tabel 25 Kondisi terumbu karang di perairan pulau Abang Kecil Kelurahan Pulau Abang kecamatan Galang tahun 2005 Jarak meter Jenis Coral Jarak meter Jenis Coral CM 24.5 CD 1-3 Anemone 27.6 CM 3-4.7 CM 29.20 CE, CB 7.2-7. 3 CM 36.1-37.2 CM 9.5 CM 38.2 CM 9.9 CB 38.3 CM 10.7-15.8 Anemone 40.3 CM 15.8 CM 42 CB, CM, ACT 18.20-18.60 CM 44.9 CM 22.40-23.30 CM 45.9 CD 24.3 Anemone 49 CM Sumber: Coremap kota Batam 2005b

6. Pulau Ujungbaran

Pulau Ujungbaran sebelah barat yang terletak pada koordinat 129 N: 00°3232.8 E: 104°1143.5 memiliki pantai yang berpasir putih dengan panjang ± 300 meter dan yang banyak ditumbuhi vegetasi mangrove, pohon kelapa, dan pohon bambu. Tabel 26 Kondisi terumbu karang di perairan pulau Ujungbaran Kelurahan Pulau Abang Kecamatan Galang tahun 2005 Jarak meter Jenis Coral Jarak meter Jenis Coral 0-1 CM 9.7 DC 1-1.2 CB 11.9 CM 1.3-1.4 DC 13.4 DC 1.6-2 CB 13.5 CE 2-2.4 SC 14-15.6 DC 2.5-4 ACD 16.4 CB 4-5.3 DC 17.4 DC 5.3 SC 19.9 CE 5-8 Diver Brain 20.9 CB 6.3-7 DC 21-23.7 DC 7.7-8.4 CM 23.8 CM 8.5 Anemone 25.4 DC 9.4-9.6 DC 27.9 CMF 9.5 CB 30 CE Sumber: Coremap kota Batam 2005b Pulau Ujungbaran tidak berpenghuni dan memiliki batu karang yang besar yang menjorok ke laut dari bibir pantai. Di perairan Ujungbaran kondisi air laut jernih dengan jarak pandang 7-8 meter dan kedalaman 6-7 meter banyak tedapat jenis coral yang mati seperti acropora tabulate lihat Tabel 25, dan juga terdapat ikan ampripion merah hati, ikan kerapu, dan yang paling banyak ikan mayor dengan tutupan karang berkisar 40-60 .

7. Pantai Rano

Pengamatan terhadap terumbu karang dilakukan di pantai Rano sebelah Utara dengan koordinat 00°3341.0 LU dan 104°1355.7 BT. Pantai Rano memiliki panjang pantai sekitar ± 2 km dan berpasir putih yang dikelilingi mangrove dan ditumbuhi pohon kelapa. Pada pantai ini dijumpai beberapa jenis coral antara lain branching, tabulate, massive, mushroom, dead coral with algae dengan perkiraan tutupan karang hidup sebesar 20-25. dan juga disertai ikan- ikan seperti ikan selmon, ikan ekor kuning. Tingkat kematian karang di sekitar perairan pantai Rano mendekati 65 yang disebabkan oleh tingkat kekeruhan air laut.

8. Pulau Cikdolah

Pulau Cikdolah yang berada disebelah utara pulau Petong dengan posisi titik koordinat 00°3616.3 LU dan 104°0554.4 BT. Berdasarkan legenda, nama pulau Cikdolah diambil dari nama seseorang yang memiliki pulau tersebut, yaitu Abdullah. Pulau Cikdolah memiliki pantai pasir putih, akan tetapi panjang garis pantainya kurang panjang. Pantai ini ditumbuhi oleh pohon-pohon besar yang masih liar serta ditumbuhi oleh pohon kelapa. Kondisi perairan Cikdolah cukup jernih dengan jarak pandang 6 sampai 7 meter. Kedalaman dasar laut antara 12 sampai dengan 15 meter, pada kedalaman 0 sampai 5 banyak ditemukan karang dengan tutupan berkisar antara 10-15 . Sedangkan pada kedalaman lebih dari 5 meter banyak ditemukan coral-coral yang mati. Jenis ikan yang banyak ditemui antara lain ikan ekor kuning, angel fish selayar, ikan kerapu keling dan juga terdapat bulu babi dan bintang laut. Pada koordinat 00°3617.2 LU dan 104°0550.2 BT, kondisi air jernih dengan jarak pandang 6 sampai 7 meter pada kedalaman 15–17 meter tutupan karangnya berkisar antara 30–40 dengan jarak pandang 7–8 meter. Jenis coral yang ditemui di stasiun XIII LIPI pulau Cikdolah adalah branching, massive. Jenis ikan juga banyak dijumpai, seperti ikan ampripion kuning, ampripion merah hati, ikan mayor, ikan Amphogon, ikan tokak, ikan koreng. Pada koordinat ini ditemukan jenis karang kipas atau Gogornion dengan tinggi berkisar 1 meter. Kondisi terumbu karang di perairan pulau Cikdolah sebagaimana Tabel 27. Tabel 27 Kondisi terumbu karang di perairan pulau Cikdolah Kelurahan Pulau Abang kecamatan Galang tahun 2005 Jarak meter Jenis Coral Jarak meter Jenis Coral CE 17.7-19.2 DC 1.2 DO 19.2-20 CM 1.5 CF 23.2 DC 2 ACE, CM 23.9-26.9 DC 4.6-4.9 CM 26.9 CM 5-6.8 DC 28.6-30 CM 7-8 CHL 30 CHL, CF 10.5 SD 30.9 CB 11.4 CE 32 CHL 12.2 DC 38.10 CHL 14.5 CB 39.6 TA, CT 16 CF 48.7-50 DC 17.7 Anemone Sumber: Coremap kota Batam 2005b

9. Pulau Abang Besar

Pulau Abang Besar sebelah Utara koordinat 00°3504.6 LU dan 104°1107.9 BT memiliki pantai hamparan pasir putih panjang dan masih alami. Di sekitar pulau Abang Besar ditemukan masih banyak kegiatan pengeboman sehingga kondisi ekosistem karang disekitarnya menjadi rusak. Kondisi karang di pulau Abang Besar sebelah Utara masih cukup bervariasi dengan tutupan karangnya sekitar 30-35 . Kondisi terumbu karang di perairan pulau Abang Besar sebagaimana data Tabel 28. Tabel 28 Kondisi terumbu karang di perairan pulau Abang Besar Kelurahan Pulau Abang Kecamatan Galang tahun 2005 Jarak meter Jenis Coral Jarak meter Jenis Coral CHL 21.5 CS 2 CB, ACT 25.10 CB, CM 4 CM 25.5 DC 4.5 CF 27.14 CB 5.2 CB 29 DC 5.3-8 DC 29.3 CB, ACT 9-10 CM 33-34.4 DC 10 CM 35.5 CM 12.6 CB 37.5 TA, ACE 14.9 CB 38.8 CHL 16.7-17.6 DC 42.7 CF 18.3-20.1 DC 43.3 DC 20.4 CB 45.5 CM 20.6 CE 46.3 CM Sumber: Coremap Kota Batam 2005b

10. Pulau Jung

Pulau Jung sebelah utara dengan posisi titik koordinat 00°3614.5 LU dan 104°0441.4 BT. Pada daratan pulau Jung banyak ditumbuhi pohon-pohon besar yang masih liar dan disekitar pulau Jung juga dikelilingi oleh tebing karang yang terjal. Kondisi terumbu karang di perairan pulau Jung sebagaimana Tabel 29. Tabel 29 Kondisi Terumbu Karang di perairan pulau Jung Kelurahan Pulau Abang Kecamatan Galang tahun 2005 Jarak meter Jenis Coral Jarak meter Jenis Coral 0-5.8 DC 30 CM, CD, CHL 5.9 CB 33.2 MA 6-7 CM 37 CF 7.2-11.1 CD 39.7 CB 11.2 ACS 40.4 ACS 15 CB, CM, ACS 41.6 ACS 19.8 CM, SP, CM 41.9 CF 25.3 Anemone 45.2 CM 26.5 CM 46.4 CD 29.5 CD 48.8 CE, CB Sumber: Coremap Kota Batam 2005b Pada perairan pulau Jung terdapat sebaran jenis karang antara lain jenis Coral branching CB, Coral mushroom CB, Coral encrusting CE, dan Coral submassive CS. Tutupan karang yang berada di stasiun pulau Jung adalah 20- 25 . Kedalaman perairan di pulau Jung pada koordinat ini adalah 7 meter dan pada kedalaman ini juga mempunyai jenis-jenis ikan yang ditemui antara lain Apogonidae, ikan ekor kuning, ikan timun, scorpion fish dan juga ditemukan ikan pari. Pada kedalaman 7 meter banyak ditemui pula Gogornion. LIPI, 2004

11. Pulau Jerkat

Pulau Jerkat terletak di sebelah utara pulau Petong dengan posisi koordinatnya 00°3746.3 LU dan 104°0622.8 BT. Pada pulau Jerkat dikelilingi oleh batu-batu karang dan di daratannya sedikit ditumbuhi pohon-pohon belukar. Di pulau Jerkat tidak ada penghuni, sehingga keadaan pulau Abang relatif masih alami. Kondisi terumbu karang di perairan pulau Jerkat sebagaimana data Tabel 30. Pada pulau Jerkat banyak dijumpai sebaran karang antara lain coral massive CM, Coral branching CB, dan Acropora encrusting ACT. Tutupan karang pada koordinat ini berkisar 30–35 . Jenis ikan yang dapat ditemui pada koordinat ini antara lain ikan mayore, ikan Lucanus, ikan Labridae, kakak tua, Ampripion kuning, Anemone. Pada pulau Jerkat banyak terdapat bangkai jaring dan bubu yang ditinggalkan begitu saja oleh para nelayan di kawasan ini. Pada kedalaman 10 meter masih ditemukan jenis karang yang merayap dan pada kedalaman 20 meter juga ditemukan Gogornion, akan tetapi jumlah Gogornion tidak sebanyak yang ditemukan di pulau Jung. Tabel 30 Kondisi terumbu karang di perairan pulau Jerkat Kelurahan Pulau Abang Kecamatan Galang tahun 2005 Jarak meter Jenis Coral Jarak meter Jenis Coral CM, CB, ACT 18.8 SD 3 ACT, CM 21.2 CM 3.9 CD 22.2 ACT 6 CM 22.7 CB 7.7 CF 23.8 CD 10.6 CM 26.3 CD 11.4 CSM 27.7 CM 12.4 CE 29.2 CE 14.3 CM, CB 30.8 CB 15.8 Anemone 33.4 CM 16.6 ACT 34.3 CHL 17-18 CD 35.6 ACB 18.2 CM, ACB 37.4 CM Sumber: Coremap Kota Batam 2005b Berdasarkan potensi ekosistem terumbu karang yang masih relatif baik sebagaimana diuraikan di atas, maka daerah ini memiliki potensi besar untuk pengembangan industri wisata bahari. Kawasan ini merupakan kawasan populer bagi nelayan Batam dan wisatawan mancanegara dari Singapura yang mempunyai dan menitipkan peralatan dan armada yang modern kepada nelayan lokal untuk berwisata memancing ikan dan mandi berjemur di pinggir pantai berpasir-putih di pulau-pulau kecil Kelurahan Pulau Abang pada saat akhir pekan. Akan tetapi, kawasan ini sangat disayangkan belum disentuh untuk dikelola dengan baik oleh Pemerintahan Kota Batam dalam upaya meningkatkan penghasilan nelayan dan pendapatan asli daerah PAD. Pada tahun 2006, Bappeko Batam baru melakukan penelitian identifikasi potensi pengembangan wisata bahari di Kelurahan Pulau Abang, bekerjasama dengan Universitas Internasional Batam UIB. 5.4 Perikanan Tangkap 5.4.1 Armada Penangkapan