Waktu dan Lokasi Penelitian Kondisi Ekosistem Pulau-pulau Kecil

Jenis dan Jumlah Data SEM Pengambilan data dilakukan kepada responden nelayan. Jenis data yang diperlukan dan dikumpulkan untuk analisis penelitian adalah indikator yang terkait dengan peubah yang akan diteliti pada pengelolaan sumberdaya pantai. Jumlah sampel yang digunakan minimal 100 responden, sesuai anjuran didalam penggunaan SEM. Disarankan ukuran sampel minimum adalah sebanyak 5 observasi untuk setiap estimasi parameter, apabila parameter berjumlah 20, maka jumlah sampel minimum adalah 100 responden. Ukuran sampel yang ideal untuk penelitian menggunakan SEM adalah sebanyak 300 responden, akan tetapi untuk penelitian ini diambil sampel sebanyak 211 orang nelayan artisanal yang bermukim di 4 buah pulau-pulau kecil daerah Kelurahan Pulau Abang, Kecamatan Galang Kota Batam. Pengambilan Sampel untuk Data SEM Untuk menetapkan nelayan artisanal yang akan dijadikan sampel dan dianalisis sebagai sistem pengelolaan dalam penelitian ini agar didapatkan hasil yang proporsional dan mendekati kebenaran dilakukan pengambilan sampel dengan cara sengaja purposive sampling. Hal ini dilakukan karena profil nelayan artisanaldi daerah ini relatif homogen ditinjau dari aspek strata sosial- ekonomi kehidupannya.

3.5 Waktu dan Lokasi Penelitian

Penelitian lapangan dilaksanakan pada bulan Januari 2005 sampai dengan Nopember 2006, dengan lokasi penelitian di pulau–pulau kecil Kelurahan Pulau Abang, Kecamatan Galang, Kota Batam, Propinsi Kepulauan Riau dengan lokasi penelitian dapat dilihat pada Gambar 15. adapun tahap- tahap kegiatan penelitian yang dilakukan meliputi: 1 Penyiapan usulan penelitian, dan kunjungan lapangan survey pendahuluan terhadap lokasi penelitian, untuk mendapatkan data dan informasi awal tentang gambaran umum perikanan artisanal di pulau–pulau kecil kawasan Balerang, Propinsi Kepulauan Riau dilakukan pada bulan Januari dan Pebruari 2005; 2 Pelaksanaan penelitian dalam rangka pengumpulan data sekunder di dinas dan instansi Kota Batam yang terkait dengan tujuan penelitian, dilakukan pada bulan Juli dan Agustus 2005; 3 Pelaksanaan penelitian survey lapangan dalam rangka pengumpulan data primer dan wawancara langsung dan mendalam depth interview dengan para nelayan responden, dan pihak-pihak yang terkait Kepala Dinas Kelautan dan Perikanan Kota Batam, dan Propinsi Kepulauan Riau, dengan kuesioner yang telah disiapkan, kegiatan penelitian ini dilakukan pada bulan Desember 2005, Januari dan Februari 2006; 4 Pelaksanaan konfirmasi data dan infomasi akhir penelitian yang dianggap belum lengkap di lapangan, dan pemantapan rancangan model penelitian, melakukan tabulasi data, simulasi data, analisis data, penulisan draft dan pengambilan kesimpulan pada Maret - Nopember 2006; dan 5 Pelaksanaan sidang-sidang komisi, seminar, ujian tertutup dan ujian terbuka pada Desember 2006 sampai dengan Mei 2007. Gambar 15 Kelurahan Pulau Abang Kecamatan Galang sebagai lokasi penelitian Pemko-Batam 2005a Lokasi Sampling BAB 4 KEADAAN UMUM DAERAH PENELITIAN

4.1 Kondisi Ekosistem Pulau-pulau Kecil

Kawasan yang menjadi lokasi penelitian terletak di Kelurahan Pulau Abang, yang meliputi Pulau Abang Kecil perkampungan nelayan Air Saga, Pulau Abang Besar, Pulau Petong, dan Pulau Nguan. Seluruh kawasan ini secara administratif termasuk ke dalam wilayah Kelurahan Pulau Abang, Kecamatan Galang, Kota Batam. Adapun pusat pemerintahannya, dengan kantor kelurahan terletak di Pulau Abang Kecil. Pulau Abang Kecil merupakan konsentrasi pemukiman penduduk dengan komposisi terbesar nelayan. Pulau Abang Kecil terletak pada posisi geografis 0 o 31’ lintang utara LU dan 104 o 13’ bujur timur BT, Air Saga terletak pada posisi geografis 0 o 33’ LU dan 104 o 14’ BT, dan pulau Petong terletak pada posisi geografis 0 o 37’ LU dan 104 o 05’ BT. Gambar 16 Peta Batas Kecamatan Galang Pemko Batam 2005a Berdasarkan administrasi batas wilayah Kelurahan Pulau Abang sebelah utara dengan Kelurahan Karas, sebelah selatan dengan Kabupaten Karimun, sebelah timur adalah Kecamatan Senayang, sedangkan sebelah barat dengan Kelurahan Sijantung lihat Gambar 16. Kelurahan Pulau Abang terletak di bagian selatan kota Batam, terdiri dari 57 pulau-pulau kecil, dan hanya 10 buah pulau yang berpenghuni berpenduduk, termasuk diantaranya pulau yang dijadikan kebun atau digarap oleh masyarakat, sedangkan 47 pulau lainnya tidak berpenghuni Pemko Batam 2005d. Beberapa pulau yang termasuk dalam kawasan Kelurahan Pulau Abang antara lain dapat dilihat pada Tabel 13. Tabel 13 Nama-nama pulau-pulau kecil berdasarkan hunian penduduk di Kelurahan Pulau Abang, Kecamatan Galang, Kota Batam, tahun 2006 No Nama Pulau Berpenduduk Tidak berpenduduk 1 Pulau Abang. Kecil v - 2 Pulau Abang. Besar v - 3 Pasir Buluh v - 4 Sekate v - 5 Petong v - 6 Segayang v - 7 Dapur Enam v - 8 Pulau Nguan v - 9 Pengalap v - 10 Teleje v - 11 Dedap - v 12 Sawang Ngapel - v 13 Sawang Biasa 1 - v 14 Sawang Biasa 2 - v 15 Sepintu 1 - v 16 Sepintu 2 - v 17 Pulau Hantu 1 - v 18 Pulau Hantu 2 - v 19 Pulau Hantu 3 - v 20 Pulau Hantu 4 - v 21 Udek - v 22 Meriam 1 - v 23 Meriam 2 - v 24 Kalo Congeng - v 25 Pelintang Besar - v 26 Pelintang Kelapa - v 27 Pelintang Kecil - v 28 Kalo Besar - v 29 Kalo Kecil - v 30 Tukil - v 31 Rano - v 32 Coi - v 33 Siadan - v 34 Ujung Baran - v 35 Petong Tua - v 36 Anak Petong - v 37 Jong - v 38 Jerkat 1 - v 39 Jerkat 2 - v 40 Cik Dolah Besar - v 41 Cik Dolah Sedang - v 42 Cik Dolah Kecil - v 43 Mentigi - v 44 Barlukut - v 45 Pulau Sama - v 46 Labun - v 47 Borus - v 48 Dempu - v 49 Telejek - v 50 Sama - v 51 Cinggam - v 52 Penampan - v 53 Pulau Len - v 54 Pulau Lalang - v 55 Borus K - v 56 Pulau Pius - v 57 Mati Anak - v Sumber: Pemko Batam 2005d Topografi Kelurahan Pulau Abang sebagian besar terdiri dari perbukitan, dan hanya bagian pantai yang merupakan lahan dataran, yang umumnya dijadikan pemukiman. Tekstur tanah terdiri dari tanah berpasir dan di beberapa tempat terdapat batuan. Pada bagian tengah pulau di kawasan perbukitan sebagian merupakan hutan sekunder, dan lahan perkebunan penduduk dengan beberapa jenis tanaman seperti: durian, cempedak, kelapa dan lain-lain milik masyarakat setempat. Sedangkan pada kawasan pantai sebagian masih ditumbuhi oleh hutan mangrove yang tergolong baik dengan dominasi jenis Rizophora sp. Ada bagian pantai dari pulau-pulau kecil di kawasan ini telah dimanfaatkan penduduk baik sebagai kawasan pemukiman maupun pembangunan fasilitas umum seperti jalan dan pelabuhan masyarakat, tetapi bagian terbesar lahan daratan ditumbuhi hutan sekunder. Ekosistem hutan yang terdapat di pulau-pulau kecil kawasan Galang juga masih baik, walaupun masih ada usaha penebangan kayu di hutan terutama hutan Pulau Abang Besar, namun penebangan ini hanya dalam skala kecil untuk keperluan rumah tangga nelayan, dan sebagian lagi untuk pasokan dapur arang. Sedangkan ekosistem hutan mangrove masih baik, dan hanya sebagian kecil yang dimanfaatkan oleh masyarakat pesisir untuk keperluan bahan-bahan alat tangkap ikan, seperti kayu panuju Kelong Pantai. Di beberapa lokasi seperti pulau Abang Besar dan kampung Air Lingka terdapat sebanyak 2-3 unit usaha ”Dapur arang” yang bahan bakunya kayu-kayu yang diambil dari hutan mangrove di kawasan Kecamatan Galang, Kota Batam. Secara umum kondisi lingkungan hidup di pesisir Kelurahan Pulau Abang mempunyai pantai yang landai, berpasir dan pusat pemukiman terkonsentrasi di kawasan pantai, serta terdapat hanya di beberapa pulau-pulau kecil yang telah berpenghuni tetapi sebagian besar belum dihuni penduduk, yakni 10 buah berpenghuni dari 57 buah pulau lihat Tabel 13. Di pulau-pulau kecil berpenghuni, sekitar pemukiman penduduk ditumbuhi dominan oleh pohon kelapa dan beberapa jenis tanam keras lainnya. Pada beberapa bagian pantai pulau tersebut ditemukan hutan mangrove. Densitas mangrovenya masih cukup tinggi dan tersebar hampir di semua pulau. Sedangkan pada bagian tengah pulau merupakan kawasan perbukitan dan tanpa penghuni. Kawasan ini biasanya masih ditumbuhi pepohonan yang tergolong hutan primer dan semak belukar. Berdasarkan data monografi Kelurahan Pulau Abang pada tahun 2005 wilayah Kelurahan Pulau Abang terdiri dari tanah kering, tanah hutan, dan tanah rawa. Tanah kering seluas 1 000 ha dan tanah hutan yang ada termasuk di dalamnya hutan lebat 5 225 ha, hutan belukar 437 ha, dan tanah rawa seluas 150 ha Pemko Batam 2005d.

4.2 Kondisi Prasarana dan Sarana Fisik