Penelitian ini juga akan menjawab berbagai persoalan yang terkait dengan peubah-peubah penting atau kunci yang mempengaruhi sistem
perikanan artisanal berkelanjutan. Sehingga dapat dijadikan masukan dalam menyusun rencana pengelolaan perikanan berkelanjutan di Kelurahan Pulau
Abang.
3.2. Metode Penelitian
Metode dalam penelitian ini adalah studi kasus. Studi kasus adalah
strategi penelitian ideal yang diperlukan, jika kajian yang dilakukan bersifat holistik dan mendalam. Sebagaimana disebutkan oleh Nazir 1999 bahwa
penelitian kasus adalah penelitian yang berkenaan dengan suatu fase spesifik atau khas dari keseluruhan personalitas. Subjek penelitian dapat saja individu,
kelompok, lembaga, maupun masyarakat. Dalam studi kasus, metode yang digunakan bersifat multi metode, karena dirancang untuk menunjukkan suatu
masalah secara terperinci dari sudut pandang peneliti dengan menggunakan berbagai sumber data
Blaxter et al. 2006.
Hasil dari penelitian kasus merupakan suatu generalisasi dari pola-pola kasus yang tipikal dari individu, kelompok, lembaga, dan sebagainya. Tergantung
dari tujuannya, ruang lingkup dari studi dapat mencakup dari segmen atau bagian tertentu atau mencakup siklus kehidupan individu, kelompok, dan
sebagainya, baik dengan penekanan terhadap faktor-faktor kasus tertentu, ataupun keseluruhan faktor-faktor dan fenomena-fenomena. Studi kasus lebih
menekankan mengkaji peubah yang cukup banyak pada jumlah unit yang kecil. Ini berbeda dengan metode survei, di mana peneliti cenderung mengevaluasi
peubah yang lebih sedikit tetapi dengan unit sampel yang relatif besar Nazir 1999.
Yin 1996 menyatakan bahwa ada 6 sumber bukti yang dapat dijadikan fokus bagi pengumpulan data studi kasus adalah: 1 dokumen; 2 rekaman arsip; 3
wawancara; 4 observasi langsung; 5 observasi pemeran; dan 6 perangkat fisik. Dalam hal ini diperlukan dua kategori data yaitu data utama dan data penunjang. Data
utama diperoleh dari pencatatan langsung di lapangan, wawancara pada beberapa nelayan dan pengamatan kejadian-kejadian khusus yang berhubungan dengan tujuan
penelitian. Data penunjang diperoleh dari dokumen atau arsip tertulis serta laporan hasil penelitian serta publikasi lainnya.
3.3. Metode Pengumpulan Data
Dalam pelaksanaan penelitian, data dikumpulkan melalui survei lapang dan studi pustaka untuk mendapatkan data primer dan sekunder. Data sekunder
diperoleh dari beberapa literatur dan instansi terkait, baik di daerah maupun di tingkat pusat. Data primer diperoleh melalui survei lapang dan wawancara
mendalam in-depth interview atau dengan bantuan kuesioner yang sudah dipersiapkan untuk pihak-pihak terkait, seperti nelayan artisanal, pemerintah kota
Batam dan pemerintah propinsi kepulauan Riau. Teknik pengambilan contoh dilakukan dengan teknik pengambilan contoh disengaja purposive sampling
dengan kriteria mewakili setiap bidang kepakaran sesuai bidang kajian expert survey . Untuk penentuan pakar digunakan kriteria sebagaimana disebutkan
Marimin 2005 adalah sebagai berikut: 1 Praktisi, orang yang bekerja dan berpengalaman dalam bidang tertentu
secara otodidak maupun terdidik secara akademis atau tidak melanjutkan karir di bidang akademis.
2 Ilmuwan, orang yang mempelajari dan mendalami pengetahuan tertentu lewat jalur formal melalui pendidikan tinggi dan memperdalam karirnya di
bidang akademis perguruan tinggilembaga penelitian. Metode pengumpulan data primer ada 2 metode yang digunakan yaitu
survei dan observasi di lapangan: Data primer yang dikumpulkan dalam penelitian ini mencakup dua hal utama, yaitu:
1 Data tentang kondisi perikanan artisanal meliputi: jumlah unit per jenis alat penangkapan ikan, kondisi ekologis, biologis, fisik, teknis dan ekonomis unit
penangkapan ikan, antara lain meliputi: a. Data produksi, jenis sumberdaya hayati ikan, terumbu karang,
mangrove, rumput laut dan padang lamun, kualitas perairan, data oceanografi dan geo-morfologi, karakteristik dan jumlah unit
penangkap, jenis teknologi armadaperahumesinjenis alat tangkap ikan, jumlah trip, harga ikan, dan tingkat pendapatan usaha perikanan;
b. Data kondisi sosial-budaya nelayan artisanal seperti tingkat pendidikan, sanitasi lingkungan, suku, agama, adat istiadat, pola pemukiman, tipe
dan karakteristik hak-hak kepemilikan sumberdaya pesisir dan lautan, pola pemasaran hasil tangkapan ikan; dan
c. Data jenis pemangku kepentingan stakeholders dan pola hubungan kelembagaan masyarakat nelayan artisanal terhadap sumberdaya
kelautan dan perikanan dalam sistem pengelolaan perikanan artisanal yang berkelanjutan di Kelurahan Pulau Abang, Kecamatan Galang,
Kota Batam. 2 Data tentang persepsi masyarakat nelayan artisanal maupun unsur Pimpinan
Dinas dan instansi terkait seperti Kepala Dinas Perikanan dan Kelautan Kota Batam dan Propinsi Kepulauan Riau sebagai pakar terhadap sistem
pengelolaan perikanan artisanal di Kota Batam yang berjalan selama ini. Data persepsi ini diperoleh dengan melakukan wawancara secara langsung
dan mendalam in depth interview berpanduan pada kuesioner yang telah disiapkan, sedangkan metode pengambilan sampling dilakukan secara
purposif. Metode pengumpulan data sekunder yaitu data yang diperoleh peneliti
secara tidak langsung, beberapa catatan yang dipublikasikan dan yang tidak dipublikasikan. Data ini dapat berasal dari lingkungan obyek penelitian maupun di
luar obyek penelitian tetapi terkait dengan tujuan penelitian. Data sekunder yang didapatkan berasal dari sumber: Pemko Batam, Bappeko Batam, BPS Batam,
DKP2 Batam, PIU Project Implementation Unit Coremap-Kota Batam, Konsultan proyek pesisir LSM Laksana Samudera, LIPI dan DKP RI Jakarta.
Sedangkan beberapa jenis data sekunder yang digunakan dalam penelitian ini antara lain: data kondisi bio-geomorfologis, kondisi hidro-oceanografi, kualitas
perairan, klimatologi, ekosistem terumbu karang, ekosistem mangrove dan padang lamun, tata ruang laut, peta, dan kebijakan-kebijakan beserta program-
program pengembangan masyarakat pesisir di kawasan Barelang, Kota Baram. Dalam menggali profil karakteristik dan tipologi hak-hak kepemilikan laut
marine property rights dalam sistem pengelolaan sumberdaya perikanan
artisanal artisanal fisheries yang berlangsung di masyarakat nelayan kecil dan tradisional artisanal fisheries yang terdapat di Kelurahan Pulau Abang,
Kecamatan Galang Kota Batam dilakukan dengan wawancara mendalam in- depth interview. Untuk mengkonfirmasi kebenaran data tersebut juga dilengkapi
dengan pengamatan dan wawancara kepada tokoh masyarakat. Dalam pengumpulan data tentang profil digunakan teknik-teknik seperti Focus Group
Discussion FGD dan Participatory Rural Appraisal PRA. Teknik PRA dilakukan sesuai panduan Chamber 1996, Towsley 1993. Penerapan PRA
adalah salah satu metode yang dipakai untuk mengggali berbagai informasi dan kebutuhan nelayan dengan pendekatan yang praktis dan operasional. PRA
adalah salah satu metode yang tekanannya bukan saja pada validitas ilmiah dari data yang diperoleh, namun lebih pada keterlibatan masyarakat nelayan dan
tokoh masyarakat dalam menyampaikan berbagai informasi secara pasti, aspiraratif dan mendalam.
3.4. Metode Analisis Data