diusahakan oleh para pengusaha menengah dan besar, karena kegiatan budidaya laut memerlukan modal yang cukup besar. Sedangkan kegiatan
budidaya laut yang berkembang dan diusahakan nelayan artisanal di Kelurahan Pulau Abang dengan cara sederhana yaitu menggunakan Keramba Tancap
untuk membesarkan benih ikan karang yang bernilai ekonomi penting seperti kerapu Sunu.
5.6 Pemasaran dan Pasca Panen Hasil Tangkapan
Pada umumnya hasil tangkapan ikan, udang, dan cumi-cumi nelayan dijual oleh para nelayan dalam keadaan segar kepada Tauke, dengan harga
yang ditentukan oleh Tauke. Hal ini disebabkan tingkat permintaan demand lebih tinggi dari pada pasokan hasil tangkapan ikan supply. Cara pembayaran
biasanya dilakukan dengan dua cara yaitu: 1 dibayar tunai dengan mengangsur atau tidak mengangsur hutang, dan 2 dibayar beberapa hari sekali dengan
mengangsur atau tidak mengangsur hutang. Dalam pemasaran hasil tangkapan, hampir seluruhnya dikuasai oleh Tauke. Hal ini tidak terlepas dari adanya
keterikatan batin antara nelayan dan Tauke yang telah berjalan cukup lama. Di samping itu, Tauke dapat memberikan jaminan pasar, bantuan modal usaha,
fasilitas pendukung cold storage, es, termasuk kebutuhan sehari-hari nelayan, menyebabkan unsur keterikatan batin ini menjadi semakin kuat. Hal ini yang
menyebabkan kelembagaan dan organisasi nelayan seperti KUD Mina, TPI dan PPI tidak berfungsi atau gagal dan, tidak bisa berkembang sebagaimana yang
telah diprogramkan oleh pemerintah daerah maupun pusat. Rantai pemasaran hasil tangkapan ikan dan udang di daerah Kelurahan
Pulau Abang sebagaimana yang berlangsung di kawasan Barelang sebagaimana Gambar 19, dimana peranan Tauke sebagai patron sangat dominan.
Sedangkan tingkat harga ikan besarnya bervariasi tergantung jenis ikan hasil tangkapannya seperti udang Lobster Rp 130 000.00 per kg, dan kemudian ikan
Kerapu Sunu harganya lumayan tinggi berkisar Rp 50 000.00 sampai dengan Rp 100 000.00 per kg, kemudian ikan Kakap, Kue, Tenggiri, Baronang dan lain-lain
lihat Tabel 34. Berbagai jenis ikan yang ditangkap oleh nelayan artisanal di daerah
Kelurahan Pulau Abang merupakan ikan yang ekonomis ada sebanyak 31 jenis DKP2 Kota Batam 2004. Hingga saat ini ikan harganya yang termahal antara
lain adalah ikan kerapu merahSunu Plectropomus leopardus, kerapu hitam
Epinephelus tauvina, Kakap merahUngar Lutjanus malabaricus, kakap putih Lutjanus sp, Tenggiri Scromberomus commersion, ikan Sagai Carang sp,
udang karalobster Panulirus versicolor, dan ikan BaronangDingkis Siganus canaliculatus pada hari raya Imlek. Komoditas ini merupakan komoditas ekspor
yang potensial untuk dikembangkan secara terus menerus. Pada saat ini sebagian masyarakat nelayan sudah mulai membudidayakan ikan spesies target
ini, terutama jenis ikan kerapu macan Epinepholus fusacoguttatus dan kerapu sunu Plectropomus leopardus. Budidaya dilakukan menggunakan cara
sederhana dengan keramba jaring apung KJA atau keramba tancap yang ditempatkan di sekitar rumah pinggir pantai, yaitu kegiatan pembesaran ikan-ikan
karang seperti kerapu dan kakap.
Gambar 19 Rantai Pemasaran ikan di Kelurahan Pulau Abang Kecamatan Galang-Kota Batam
Kegiatan pasca panen yang juga dilakukan nelayan di lokasi berupa pendinginan dan pengeringan. Kegiatan pendinginan dilakukan oleh nelayan
dengan cara memasukkan ikan hasil tangkapan ke dalam cool box yang telah diberi es terlebih dahulu. Dengan demikian ikan hasil tangkapan tetap dalam
keadaan segar sampai dijual kepada Tauke. Selanjutnya ikan tersebut diseleksi oleh Tauke untuk dimasukkan ke dalam cool box yang berukuran lebih besar dan
diberi tanda khusus sehingga siap untuk dipasarkan ke kota Tanjung Pinang dan kota Batam maupun yang kemudian diekspor ke negara Singapura. Hasil
tangkapan ikan dan udang dalam keadaan segar dari nelayan artisanal hampir semuanya terserap oleh pasar lokal, sehingga kegiatan usaha pengelolaan hasil
tangkapan ikan maupun udang di daerah ini jarang ditemukan, seperti kegiatan pengeringan ikan asin dan pengasapan ikan, kecuali untuk pengolahan ikan teri
bilis dari hasil tangkapan kelong Betawi dan pukat Bilis.
Tabel 34 Harga ikan hasil tangkapan nelayan artisanal berdasarkan jenisnya di tingkat lokal Kelurahan Pulau Abang Kecamatan Galang Kota Batam
No Jenis Ikan ukuran
Harga Rp 1
a. Kerapu Sunu 500-900 gr b. Kerapu Sunu 900-2 000 gr
c. Kerapu Sunu 2000 gr 100 000.00
50 000.00 60 000.00
2 a. Kerapu Hitam 500-900 gr
b. Kerapu Hitam 900-2 000 gr c. Kerapu Hitam 2 000 gr
50 000.00 20 000.00
20 000.00 3
a. Kerapu 500-900 gr b. Kerapu 900-2 000 gr
c. Kerapu 2 000 gr 50 000.00
20 000.00 20 000.00
4 a. UngarKakap Putih 500-1 200 gr
b. UngarKakap Putih 1 200-5 000 gr c. UngarKakap Putih 5 000 gr
45 000.00 30 000.00
20 000.00 5
Kakap Merah 500 gr 20 000.00
6 Ketarap
13 000.00 7
DelahEkor Kuning 200 gr DelahEkor Kuning 200 gr
15 000.00 11 000.00
8 Pari 200 gr
3 000.00 9
a. Ikan BulatKue 300-800 gr b. Ikan BulatKue 800 gr
20 000.00 18 000.00
10 Sagai 20 000.00
11 Tenggiri 200 gr Tenggiri
Tenggiri Pancing 18 000.00
20 000.00 25 000.00
12 a. GelamKakap Mata Kucing 400 b. GelamKakap Mata Kucing 400
11 000.00 10 000.00
13 Dingkis 200 gr Dingkis bertelur pada hari Imlek
8 000.00 100 000.00
14 Ikan Belang 400-800 gr Ikan Belang 800 gr
25 000.00 30 000.00
15 LobsterUdang Kara 130 000.00
16 Selar 8 000.00
17 Ikan KarangCampur 8 000.00
Sumber: Data Primer Nopember 2006
5.7 Potensi Ekowisata di Perairan Pulau Abang