86 Seratus tahun pengalaman, keahlian dan inovasi merupakan landasan
RWE Group dalam beroperasi. Seluruh bisnis utamanya yang meliputi listrik,gas,air dan pengelolaan limbah memiliki standar dunia. Nama RWE identik
dengan organisasi yang berorientasi pada pelanggan dapat diandalkan dan berpikiran maju. Budaya korporasi yang dijalankan oleh RWE adalah :
a. Struktur dan proses yang inovatif
Sebuah perusahaan induk yang memayungi seluruh operasi dan rantai kegiatan perusahaan-perusahaan yang tergabung dalam kelompok ini. Tiap anak
perusahaan memfokuskan diri pada sebuah bisnis utama, yang terdiri mulai dari sumber daya dan produksi hingga penjualan dan distribusi. Pengelolaan biaya
yang efektif, kekuatan inovatif, pelayanan menyeluruh, hubungan baik dengan pelanggan seiring dengan layanan dan kualitas handal merupakan prioritas utama
dari tiap anak perusahaan.
b. Komitmen yang mendunia
Bisnis internasional merupakan bagian yang penting dari strategi pengembangan usaha di RWE. Saat ini, RWE berkiprah di lebih dari 120 negara
di seluruh dunia, dan bisnis internasional menyumbangkan sekitar sepertiga dari total pendapatannya. Selama tahun anggaran 2000-2001, RWE Group meraih
pendapatan sebesar kira-kira Euro 63 miliar dan mempekerjakan sekitar 170.000 karyawan di seluruh dunia.
c. Budaya baru TPJ ditentukan oleh 6 nilai utama
1. Hubungan kerja yang terbuka, saling percaya, mendengarkan dan memahami. 2. Komitmen kepada seluruh karyawan.
3. Bekerja sama secara team dalam memecahkan permasalahan. 4. Komitmen terhadap peningkatan kinerja melalui inovasi.
5. Mendukung sepenuhnya inisiatif-inisiatif yang muncul. 6. Komitmen yang kuat kepada pelanggan kita.
87
d. Ukuran keberhasilan
1. Target-target kerja yang jelas bagi setiap departemen. 2. Perbaikan proses kerja menuju peningkatan efisiensi kerja.
3. Penyusunan standar-standar kinerja hasil akhir,waktu. 4. Peningkatan kerjasama antar departemen.
5. Membangun semangat kerjasama dan kelompok kerja antar departemen. 6. Pemimpin-pemimpin kelompok dan proyek.
7. Membina hubungan-hubungan dengan pihak luar, membangun kesadaran masyarakat.
4. PERUBAHAN PENUTUP LAHAN
4.1. Latar Belakang
Sebagaimana diuraikan terdahulu Bab 1, DAS merupakan suatu ekosistem yang salah satu komponen penyusunannya adalah vegetasi terutama berupa hutan
dan perkebunan tanaman keras tahunan. Kecuali fungsi produksi ekonomi dan sosial, vegetasi tersebut juga memiliki fungsi perlindungan ekologi wilayah
DAS. Penggunaan lahan dan perubahannya dapat dijadikan indikator tingkat dan dinamika kegiatan manusia antropogenik pada suatu wilayah. Sandy 1982
menyatakan bahwa peningkatan kegiatan antropogenik tersebut menimbulkan peningkatan kebutuhan akan lahan dan pada akhirnya menyebabkan terjadinya
perubahan tataguna lahan dan hutan landuse change and forestry. Pada umumnya, lahan yang diperuntukan untuk menampung aktivitas manusia tidak
mencukupi sehingga menggunakan areal peruntukan lain melalui konversi seperti halnya lahan hutan.
Perubahan penggunaan lahan tersebut telah menyebabkan perubahan terhadap penutup lahan land cover baik dalam bentuk kuantitas maupun
kualitasnya. Peranan penutup lahan dalam suatu ekosistem DAS sangat penting khususnya untuk perlindungan sumberdaya air dan habitat bagi keanekaragaman
hayati. Berkaitan dengan hal tersebut, penelitian ditujukan untuk mengetahui perubahan penutup lahan DAS Citarum khususnya wilayah hulu pada periode
1992-2002.
4.2. Lokasi Dan Waktu Penelitian
Penelitian perubahan penutup lahan dilaksanakan terhadap Peta Tataguna Lahan dan Citra Satelit Multi Temporal DAS Citarum 1992 dan 2002 yang terdiri
dari tiga Sub DAS yaitu Sub DAS Saguling, Sub DAS Cirata dan Sub DAS Jatiluhur. Ketiga Sub DAS tersebut berada dalam administrasi pemerintahan
Kabupaten Purwakarta, Kabupaten Cianjur, Kabupaten Bandung dan Kota