Pendugaan Perubahan Debit dan Volume Air Akibat Perubahan

122 spillway baik diminta oleh PJT II maupun tidak. Akan tetapi, PLTA Saguling mengalami masalah DMA kritis pada bulan Oktober – November setiap tahun selama periode pengamatan 1993 – 2003. Pada pertengahan bulan Juni – Agustus merupakan masa DMA kritis bagi PLTA Cirata, karena pada bulan-bulan tersebut PLTA Cirata tidak dapat beroperasi secara maksimal bahkan tidak dapat beroperasi. Naiknya DMA Waduk Cirata pada menjelang September bulan kemarau disebabkan adanya kiriman air dari Waduk Saguling. Rendahnya DMA operasi Waduk Jatiluhur pada musim hujan dan musim kemarau lebih disebabkan adanya kebijakan PJT II untuk mengutamakan pemenuhan irigasi pertanian padi sawah di wilayah hilir musim tanam rendeng dan gadu. Walaupun secara umum ketiga waduk pada periode pengamatan 1993 – 2003 masih berada pada selang batas operasi, namum kecenderungan penurunan tinggi DMA dari waktu ke waktu terus berlangsung. Kondisi tersebut sangat mengkhawatirkan keberlanjutan produksi energi listrik di masa-masa yang akan datang.

5.4.3. Pendugaan Perubahan Debit dan Volume Air Akibat Perubahan

Penutup Lahan Dengan Simulasi GR4J. a. Validasi model GR4J tahun 1993 dan tahun 2003 Karakteristik hidrologis dapat dipelajari lebih lanjut dengan prediksi melalui aplikasi model simulasi GR4J. Untuk mendapatkan parameter model dilakukan validasi dengan menggunakan data tahun 1993. Data yang dibutuhkan meliputi data curah hujan, evaporasi ETP harian dan debit air masuk lokal DAML harian. Data ETP diambil dari hasil pengukuran UBP Saguling terhadap waduk Saguling, curah hujan dan debit diambil dari hasil pengukuran masing- masing Sub DAS secara rinci dapat dilihat pada Bab 5.3.1. Hasil validasi parameter model tahun 1993 dan 2003 Sub DAS Saguling dan DAS Citarum Wilayah Hulu memiliki koefisien Nash lebih besar dari 50. Untuk membandingkan dua DAS DAS inisial 1993 dengan DAS simulasi 2003, koefisien kemiripan Nash sering digunakan Andresian et.al, 2003. Menurut Perrin et.al 2003, wilayah DAS yang memiliki Koefisien Nash lebih besar dari 50 dapat menggambarkan kemiripan antara data pengukuran dan hasil simulasi. 123 Dengan kata lain, model yang dibangun dapat menjelaskan keadaan nyata fakta. Parameter model hasil validasi disajikan pada Tabel 26. Tabel 26. Parameter model hasil validasi berdasarkan data Sub DAS Saguling dan DAS Citarum Wilayah Hulu 1993. No Parameter Satuan Sub DAS Saguling DAS Citarum Wilayah Hulu 1993 2003 1993 2003 1. X1 Kapasitas maksimum simpanan produksi mm 84,14 2270,89 2472,87 2085,28 2. X2 Koefisien tukar air mm 7,23 1,15 6,47 1,00 3. X3 Kapasitas maksimum simpanan pengalihan mm 256,59 61,71 198,81 48,49 4. X4 Waktu dasar hidrograf satuan hari 1,41 2,13 0,51 1,17 Dari hasil simulasi GR4J diperoleh informasi bahwa DAML Sub DAS Saguling mengalami penurunan per tahun sebesar 2,62 m 3 dt, sub DAS Cirata naik 0,24 m 3 dt, sub DAS Jatiluhur naik 0,12 m 3 dt dan DAS Citarum Wilayah Hulu naik sebesar 1,48 m 3 dt selama 10 tahun 1993-2003, atau -2,62 m 3 dt Sub DAS Saguling dan 1,48 m 3 dt DAS Citarum Wilayah Hulu per tahun. Penurunan DAML tersebut kemungkinan disebabkan oleh perubahan kondisi penutup lahan biofisik di wilayah yang bersangkutan. Hasil simulasi terhadap DAML di DAS disajikan pada Tabel 27. Hasil analisis uji-t menunjukkan bahwa tidak terdapat perbedaan yang nyata antara debit pengukuran dengan debit hasil simulasi di Sub DAS Saguling. t-hit t tab 1,96. Hal ini berarti bahwa hasil pengukuran debit dengan simulasi menyerupai hasil pengukuran secara langsung di waduk Saguling. Demikian pula di DAS Citarum Wilayah Hulu, analisis menunjukkan tidak terdapat perbedaan nyata antara debit pengukuran dengan debit hasil simulasi. Hal ini dapat dilihat dari nilai t-hit t tab -0,072 1,96. Dengan kata lain hasil pengukuran debit dengan simulasi menyerupai hasil pengukuran secara langsung. Karakteristik DAML simulasi DAS Citarum Wilayah Hulu disajikan pada Gambar 31. 124 Tabel 27. Perbandingan antara debit pengukuran dan simulasi Sub DAS Saguling dan DAS Citarum Wilayah Hulu. Keterangan : DP=debit pengamatan. DS=debit simulasi Pada Gambar 32 disajikan grafik hubungan DAML simulasi 1993 dengan simulasi 2003 DAS Citarum Wilayah Hulu. Dari Gambar 30 tersebut dapat disimpulkan bahwa DAML simulasi tahun 1993 memiliki karakter yang relatif homogen dengan simulasi tahun 2003 dan DAML 1993 lebih besar daripada DAML 2003. Hal ini menunjukkan terjadinya penurunan DAML selama periode pengamatan 1993-2003, yang diduga disebabkan oleh degradasi kualitas lingkungan wilayah hulu DAS Citarum. Sedangkan dari Gambar 32 diperoleh informasi bahwa terdapat hubungan yang sangat kuat antara DAML simulasi tahun 1993 dengan 2003 yang dibuktikan dengan nilai korelasi R² yang di atas 50 kecuali sub DAS Jatiluhur. NO Debit pengukuran dan debit simulasi m³dt Saguling Cirata Jatiluhur DAS Citarum DP DS DS- DP DP DS DS- DP DP DS DS- DP DP DS DS- DP 1 110,03 100,20 -9,83 97,52 100,18 2,67 84,00 86,39 2,39 291,25 295,04 3,78 2 98,19 96,60 -1,59 95,75 91,30 -4,45 61,63 65,83 4,19 255,37 262,99 7,62 3 93,02 94,24 1,23 91,05 91,15 0,10 35,36 34,12 -1,24 219,31 221,33 2,02 4 95,26 95,38 0,12 89,25 93,94 4,69 46,64 45,99 -0,65 230,99 235,67 4,68 5 53,94 51,56 -2,38 57,55 57,71 0,16 53,08 52,86 -0,22 164,39 166,65 2,27 6 127,66 128,58 0,92 97,29 98,66 1,38 17,97 18,35 0,38 242,86 239,50 -3,36 7 85,67 86,53 0,87 83,72 83,71 -0,01 11,21 11,62 0,41 180,55 185,36 4,81 8 79,61 81,28 1,66 69,21 69,09 -0,11 8,21 7,60 -0,61 157,00 155,35 -1,64 9 110,27 85,58 -24,68 100,89 97,75 -3,14 15,68 15,35 -0,34 226,79 221,27 -5,51 10 76,89 78,79 1,90 77,07 78,36 1,29 22,03 20,82 -1,22 175,91 173,63 -2,28 11 65,13 68,15 3,02 61,78 61,85 0,07 10,24 8,50 -1,74 137,11 140,96 3,84 Rata- rata 90,51 87,90 -2,62 83,73 83,97 0,24 33,28 33,40 0,12 207,41 208,89 1,48 Jumlah QS-QP -31,39 2,88 1,49 17,70 125 Karakteristik DAML Simulasi Sub DAS Saguling Tahun 1993 dan 2003 5 10 15 20 25 30 1 117 233 349 465 581 697 813 929 1045 1161 1277 1393 1509 1625 1741 1857 1973 2089 2205 2321 2437 2553 2669 2785 2901 3017 3133 3249 3365 3481 3597 3713 3829 3945 Hari D A M L m m DAML 1993 DAML 2003 Karakteristik DAML Simulasi Sub DAS Cirata Tahun 1993 dan 2003 20 40 60 80 100 120 140 160 1 118 235 352 469 586 703 820 937 1054 1171 1288 1405 1522 1639 1756 1873 1990 2107 2224 2341 2458 2575 2692 2809 2926 3043 3160 3277 3394 3511 3628 3745 3862 3979 Hari D A M L m m DAML 1993 DAML 2003 Karakteristik DAML Simulasi Sub DAS Jatiluhur Tahun 1993 dan 2003 10 20 30 40 50 60 70 1 117 233 349 465 581 697 813 929 1045 1161 1277 1393 1509 1625 1741 1857 1973 2089 2205 2321 2437 2553 2669 2785 2901 3017 3133 3249 3365 3481 3597 3713 3829 3945 Hari D A M L m m DAML 1993 DAML 2003 Karakteristik DAML Simulasi DAS Citarum Tahun 1993 dan 2003 5 10 15 20 25 30 35 40 45 1 117 233 349 465 581 697 813 929 1045 1161 1277 1393 1509 1625 1741 1857 1973 2089 2205 2321 2437 2553 2669 2785 2901 3017 3133 3249 3365 3481 3597 3713 3829 3945 Hari D A M L m m DAML 1993 DAML 2003 Gambar 31. Karakteristik DAML DAS Citarum Wilayah Hulu pada simulasi GR4J dengan menggunakan parameter model hasil validasi tahun 1993 dan 2003. 126 Hubungan DAML Sub DAS Saguling tahun 1993 dan 2003 hasil simulasi y = 0.3574x + 0.9907 R 2 = 0.737 5 10 15 20 25 30 5 10 15 20 25 30 DAM L m m Series1 Linear Series1 Hubungan DAML Sub DAS Cirata tahun 1993 dan 2003 hasil simulasi y = 1.4265x - 3.4463 R 2 = 0.9302 20 40 60 80 100 120 140 20 40 60 80 100 120 140 DAM L m m Series1 Linear Series1 Hubungan DAML Sub DAS Jatiluhur tahun 1993 dan 2003 hasil simulasi y = 0.4861x - 2.129 R 2 = 0.3068 10 20 30 40 50 60 70 10 20 30 40 50 60 70 DA ML m m Series1 Linear Series1 Hubungan DAML DAS Citarum tahun 1993 dan 2003 hasil simulasi y = 0.8933x - 0.6482 R 2 = 0.8437 5 10 15 20 25 30 35 40 45 5 10 15 20 25 30 35 40 45 DAM L m m Series1 Linear Series1 Gambar 32. Hubungan DAML Simulasi DAS Citarum Wilayah Hulu Tahun 1993 dan 2003.

b. Neraca Air DAS Citarum Wilayah Hulu Hasil Simulasi