Berdasarkan hasil pemeruman pengukuran

128 - 1,000 2,000 3,000 4,000 5,000 1993 1994 1995 1996 1997 1998 1999 2000 2001 2002 2003 Tahun V A M L S im u lasi ju ta m 3 QP SGL QS SGL QP CRT QS CRT QP JTL QS JTL Gambar 33. Grafik volume air berdasarkan hasil simulasi GR4J QS93 – QP03.

5.4.4. Volume Sedimen

a. Berdasarkan hasil pemeruman pengukuran

Tingkat sedimentasi pada badan air sungai dan waduk dapat dijadikan ukuran kondisi biofisik lahan di wilayah hulu terutama penutup lahannya land coverage. Pengolahan data terhadap laju sedimentasi dari hasil pemeruman di waduk Saguling, Cirata dan Jatiluhur disajikan pada Tabel 29 dan Gambar 34. Sedimentasi merupakan proses alam yang mengendapkan butiran atau partikel tanah atau batuan sebagai akibat terjadinya erosi. Laju sedimentasi dapat diperoleh dengan menghitung total volume sedimen dibagi dengan luas Sub DAS dibagi jumlah tahun. Dari ketiga Tabel tersebut diketahui bahwa laju sedimentasi waduk Saguling sejak tahun 1985 sd 2004 rata-rata sebesar 1,286 mmth, waduk Cirata sejak tahun 1987 sd 2002 rata-rata sebesar 1,607 mmth dan waduk Jatiluhur sejak tahun 1987 sd 2000 rata-rata sebesar 0,361 mmth. 129 Tabel 29. Perkembangan volume sedimen di tiga waduk . No Tahun Akumulasi volume sedimen waduk juta m³ Saguling Selisih Cirata Selisih Jatiluhur Selisih Total Selisih 1 1993 25,57 4,16 21,93 6,39 487,50 12,25 535,00 22,80 2 1994 29,73 4,18 28,32 0,00 499,75 12,25 557,80 16,43 3 1995 33,91 4,17 28,32 6,39 512,00 2,00 574,23 12,56 4 1996 38,08 4,10 34,71 12,78 514,00 2,00 586,79 18,88 5 1997 42,18 4,14 47,49 5,11 516,00 2,00 605,67 11,25 6 1998 46,32 4,14 52,60 5,11 518,00 2,00 616,92 11,25 7 1999 50,45 4,69 57,71 5,11 520,00 2,00 628,16 11,80 8 2000 55,14 4,30 62,82 5,87 522,00 2,00 639,96 12,17 9 2001 59,44 4,19 68,69 3,23 524,00 2,00 652,13 9,42 10 2002 63,63 3,81 71,92 5,00 526,00 2,00 661,55 2,00 11 2003 67,44 - 76,92 - 528,00 - 663,55 - Rata-ratath 46.54 4,19 50,13 5,50 515,20 4,05 611,07 12,86 Keterangan : Pengolahan data sedimen hasil pemeruman pengukuran. Laju sedimentasi waduk Jatiluhur periode 1964-1987 sangat tinggi 3,811 mmth disebabkan belum beroperasinya waduk Saguling dan Cirata Saguling beroperasi 1987 dan Cirata beroperasi tahun 1988, secara drastis menurun 1987 sd 1995 menjadi 0,830 mmth dan 0,056 mmth pada 1995 - 2000 atau 0,361 mmth 1987-2000. Akumulasi Sedimen 125 250 375 500 625 750 1 993 1 994 1 995 1 996 1 997 1 998 1 999 2 000 2 001 2 002 2 003 Tahun S e di m e n jut a m 3 Saguling Cirata Jatiluhur Total Gambar 34. Perkembangan volume sedimen waduk hasil pemeruman tahun 1993 - 2003. Keterangan : Sedimen Citarum Wilayah Hulu = total sedimen di 3 waduk. data merupakan hasil pengolahan 130 Tingkat laju sedimentasi yang terjadi di waduk Saguling berada di atas ambang batas perencanaan waduk 1,0 mmth, waduk Cirata mendekati ambang batas 1,78 mmth dan waduk Jatiluhur di bawah ambang batas 1,0 mmth. Tingginya laju sedimentasi pada waduk akan menyebabkan penurunan umur pakai service life dari bendungan dan menurunkan produktivitas operasional turbin PLTA. Basiran 1990 menyatakan bahwa umur pakai bendungan Jatiluhur bertambah 96 tahun menjadi 277,5 tahun dari perencanaan semula, disebabkan telah beroperasinya waduk Saguling dan Cirata. Kedua waduk tersebut telah berfungsi sebagai penangkap sedimen sedimen trap sehingga memperpanjang umur pakai waduk. Umur pakai waduk diukur dari lamanya waktu yang diperlukan untuk mengisi zona tampungan mati dead storage bendungan.

b. Berdasarkan hasil simulasi