Latar Belakang Pembentukan Perum Jasa Tirta II

56 Jumlah penduduknya 8.627.321 orang, dengan kepadatan rata-rata 640 orangkm² dengan pertambahan penduduk 1,67tahun. Mata pencaharian penduduk pada umumnya bertani 16,94, berdagang 5,74, pegawai 4,71, nelayan 1,02, buruh dan lain-lain 15,77. Dalam SWP DAS Citarum, terdapat Waduk dan Bendungan Saguling, Cirata dan Jatiluhur Ir. H. Djuanda yang perlu diamankan melalui upaya rehabilitasi lahan dan konservasi tanah. Sehubungan dengan itu pada Pelita V sasaran kegiatan rehabilitasi lahan dan konservasi tanah pada SWP DAS telah ditetapkan seluas 166.700 ha, untuk sasaran kegiatan di luar kawasan hutan seluas 155.900 ha dan di dalam kawasan hutan 10.800 ha, yang dilaksanakan antara lain pada Sub SWP DAS Citarik- Cikapundung, Ciminyak-Cisokan, Cibuni-Cisadea, DAS Cikao-Cibeet dan Cipunagara-Ciasem. Departemen Kehutanan, 1990. Pada Gambar 10 disajikan Peta Lokasi Penelitian Daerah Pengaliran Sungai Citarum.

3.2. Perum Jasa Tirta II Jatiluhur

Moto perusahaan ini adalah ‘Berkembang dan Berbakti’ yang diwujudkan dengan kerja keras dan disiplin di dalam melaksanakan tugas pokok setiap jajaran organisasi. Hal ini terbukti dengan diraihnya Sertifikat Sistem Jaminan Mutu ISO-9001 tahun 1994 dengan ruang lingkup penyediaan air baku untuk DKI Jakarta, pembangkitan dan penyaluran listrik PLTA Ir.H. Djuanda. Diharapkan tahun-tahun mendatang perusahaan akan selalu dapat meningkatkan kepuasan pelanggan serta mempertahankan Perum Jasa Tirta–II PJT II sebagai perusahaan yang sehat dan wajar tanpa pengecualian, untuk turut serta membangun ekonomi regional dan nasional berdasarkan prinsip-prinsip pengelolaan perusahaan yang profesional.

3.2.1. Latar Belakang Pembentukan Perum Jasa Tirta II

Pengembangan sumberdaya air terpadu sungai-sungai di Jawa Barat bagian utara menjadi satu kesatuan hidrologis dengan Citarum sebagai sumber utama. Bentuk pengelolaan bendungan atau waduk, PLTA dan jaringan pengairan Jatiluhur sejak dibentuk tahun 1957 sampai dengan sekarang adalah : 57 Gambar 11. Peta Lokasi Penelitian Daerah Pengaliran Sungai Citarum. 1. Proyek Serbaguna Jatiluhur 1957-1967 Pembangunan Proyek Nasional Serbaguna Jatiluhur yang meliputi Waduk atau Bendungan Utama dan Pembangkit Listrik Tenaga Air PLTA serta sarana sistem pengairan dinyatakan selesai pada tahun 1967. Proyek serbaguna Jatiluhur merupakan Tahap I dari pengembangan sumberdaya air di Wilayah Sungai Citarum dengan tujuan utama meningkatkan produksi bahan pangan nasional yaitu beras. Untuk mengenang jasa salah satu putra terbaik bangsa Indonesia, bendungan dan PLTA Jatiluhur diresmikan dengan nama Ir. H. Djuanda. 2. Perusahaan Negara PN Jatiluhur 1967-1970 Agar potensi yang timbul dengan selesainya proyek Jatiluhur dapat diusahakan secara maksimal maka dibentuk Badan Usaha Negara dengan nama Perusahaan Negara PN Jatiluhur berdasarkan Peraturan Pemerintah Nomor 8 tahun 1967 tanggal 24 Juli 1967. 3. Perum ”Otorita Jatiluhur” 1970-1999 Sebagai Badan Usaha, pada waktu itu PN Jatiluhur dalam usahanya diorientasikan untuk mendapatkan keuntungan. Penyediaan air untuk pertanian yang bersifat sosial diusahakan secara komersil, sehingga 58 pengelolaan sumberdaya air menjadi tidak harmonis dan tujuan utama proyek menjadi tidak tercapai. Agar pemanfaatan dan pengembangan potensi-potensi yang timbul dilaksanakan secara efektif dan efisien, maka pengurusannya harus didasarkan atas prinsip-prinsip ekonomi yang dapat dipertanggungjawabkan kepada masyarakat. Dengan dasar tersebut, maka pemerintah membentuk perusahaan umum dengan nama ” Perusahaan Otorita Jatiluhur POJ ”. Dengan dibentuknya POJ, maka badan-badan atau proyek- proyek dan dinas-dinas yang berada dibawah pengembangannya dan tugas serta kewajibannya menyangkut tujuan, tugas dan lapangan usaha POJ, dilebur kedalam POJ. Badan – badan tersebut adalah Proyek Irigasi Jatiluhur Departemen Pekerjaan Umum, Proyek Pengairan Tersier Jatiluhur Departemen Dalam Negeri, PN Jatiluhur, Departemen Perindustrian, Jawatan Pekerjaan Umum Jawa Barat Wilayah Purwakarta Provinsi Jawa Barat. 4. Perum Jasa Tirta II 1999 – Sekarang Perum Otorita Jatiluhur dibentuk berdasar PP Nomor 20 Tahun 1970, kemudian disesuaikan dengan PP Nomor 35 Tahun 1980 dan pada Tahun 1990 disesuaikan lagi dengan PP Nomor 32. Dengan terbitnya PP Nomor 13 Tahun 1998 tentang Perusahaan Umum, maka POJ diubah dan disesuiakan dengan nama Perum Jasa Tirta II PJT II berdasarkan PP Nomor 94 Tahun 1999. Sifat usaha PJT II adalah menyediakan pelayanan bagi kemanfaatan umum dan sekaligus memperoleh keuntungan berdasarkan prinsip pengelolaan perusahaan.

3.2.2. Daerah Kerja Perusahaan