Tujuan Penelitian Manfaat Penelitian Novelty Kebaruan Ruang Lingkup dan Keterbatasan Penelitian

12 PLTA, pengerukan sedimen PLTA dan PDAM, pemakaian bahan kimia PDAM, pemeliharaan mesin produksi dan pipa distribusi PDAM. Kehilangan produksi untuk berproduksi maksimal secara konstan antara lain disebabkan debit air rendah musim kemarau, debit air besar musim hujan tidak termanfaatkan maksimal, turbin dan mesin pabrik tidak dapat dioperasikan maksimal. 3. Untuk mengetahui nilai ekonomi jasa lingkungan yang dihasilkan oleh DAS dilakukan valuasi ekonomi. Mengingat jasa lingkungan merupakan public goods, penilaian dilakukan secara tidak langsung indirect valuation yaitu dengan menghitung nilai ekonomi total dampak kerusakan ekosistem DAS terhadap pengguna air PLTA dan PDAM dengan menggunakan metode atau teknik valuasi biaya pengganti replacement cost method.

1.4. Tujuan Penelitian

Tujuan penelitian adalah : 1. Menganalisis perubahan penutup lahan DAS Citarum Wilayah Hulu. 2. Menganalisis pengaruh perubahan penutup lahan terhadap karakteristik hidrologis DAS Citarum Wilayah Hulu. 3. Menganalisis pengaruh perubahan karakteristik hidrologis DAS Citarum Wilayah Hulu terhadap biaya eksternalitas bagi pengguna air Citarum.

1.5. Manfaat Penelitian

Hasil penelitian diharapkan dapat dimanfaatkan sebagai : 1. Dasar bagi penetapan besarnya nilai ekonomi jasa lingkungan DAS dikaitkan dengan pengguna air. 2. Dasar bagi penyusunan kebijakan, peraturan dan pengambilan keputusan dalam bidang pengelolaan DAS. 3. Dasar bagi pemberian kompensasi atas jasa lingkungan yang disediakan oleh masyarakat hulu yang relatif terbelakang dan miskin oleh masyarakat di daerah hilir yang relatif lebih maju dan kaya. 13 4. Dapat dijadikan sebagai tolok ukur data benchmarking data bagi penelitian selanjutnya dalam bidang jasa lingkungan DAS untuk pengembangan ilmu pengetahuan dan teknologi.

1.6. Novelty Kebaruan

Sutjahjo dan Herison 2006 menyatakan bahwa novelty adalah hal–hal baru yang belum pernah ditemukan atau dilakukan pada penelitian sebelumnya. Novelty dalam penelitian dapat berupa pembaruan pendekatan approach, obyek penelitian atau pendekatan dan obyek. Novelty penelitian ini : 1. Objek penelitian dilakukan secara komprehensif terhadap pengaruh kualitas lingkungan bagi eksternalitas biaya pengguna sumberdaya air dimulai dari wilayah hulu, tengah hingga hilir. 2. Penggunaan volume air hasil simulasi model GR4J untuk menduga sedimentasi, produksi energi listrik dan perubahan biaya eksternalitas pengguna air. 3. Diperolehnya besaran biaya eksternalitas setiap output pengguna air RpMWh energi listrik yang dihasilkan PLTA atau Rpm³ air minum yang dihasilkan PDAM.

1.7. Ruang Lingkup dan Keterbatasan Penelitian

Ruang lingkup wilayah penelitian adalah DAS Citarum Wilayah Hulu Sub DAS Saguling, Sub DAS Cirata dan Sub DAS Jatiluhur yang terdiri dari wilayah hulu, tengah dan hilir. Wilayah hulu merupakan wilayah konservasi, produsen atau supplier jasa lingkungan. Wilayah tengah merupakan wilayah transisi hulu-hilir, distributor jasa lingkungan, wilayah budidaya dan permukiman. Wilayah hilir umumnya merupakan wilayah budidaya, industri, permukiman dan pengguna atau demander jasa lingkungan. Analisis biofisik dan kimia dilakukan terhadap penutup lahan dan perubahannya tahun 1992 dan 2002, kuantitas dan kualitas air dan perubahannya debit, sedimen, fisik, kimia dan biologi di Waduk Saguling, Cirata, Jatiluhur, PDAM Purwakarta dan PT. Thames PAM Jaya. Analisis ekonomi meliputi aktor– 14 aktor ekonomi, pengguna air komunitas hulu dan komunitas hilir. Pengguna air komunitas hulu adalah pengguna air yang berada paling dekat dengan sumber air, sedangkan pengguna air komunitas hilir adalah pengguna air yang berada paling jauh dengan sumber air. Penilaian ekonomi pengaruh perubahan kualitas lingkungan terhadap biaya produksi dan efisiensi ekonomi PLTA dan PDAM menggunakan harga bayangan shadow price dengan teknik valuasi replacement cost. Penelitian yang dilakukan merupakan analisis pengaruh kualitas lingkungan DAS Citarum terhadap biaya eksternalitas terhadap penggunaan sumberdaya air oleh PLTA Saguling, Cirata, Jatiluhur dan PDAM Purwakarta, DKI Jakarta. Air yang dimaksud adalah air yang terdapat, mengalir di Sungai Citarum dan ketersediaannya baik dalam jumlah maupun mutu. Aspek ekonomi yang dikaji didasarkan besarnya tambahan biaya yang harus dikeluarkan pengguna air di wilayah hilir sebagai akibat degradasi kualitas jasa lingkungan yang dihasilkan oleh wilayah hulu. PLTA dan PDAM adalah merupakan konsumen jasa lingkungan dan wilayah masyarakat hulu adalah penyedia. Analisis data dan informasi diarahkan untuk menentukan besarnya biaya tersebut untuk setiap unit output produksi dengan menggunakan metode atau teknik valuasi biaya pengganti. Keterbatasan penelitian ini terutama berkaitan kurangnya data dan informasi tentang hubungan antara penutup lahan dengan karakteristik hidrologis DAS luasan besar pada kerangka waktu time frame yang lama, misalnya 30–50 tahun. Kecuali itu, keterbatasan lainnya adalah minim-nya data-data teknis berkaitan dengan hubungan antara debit, volume air, sedimentasi serta kualitas air terhadap peralatan dan produksi PLTA dan PDAM, sehingga menyulitkan dalam menganalisis kecenderungan trend analysis yang terjadi. Keterbatasan lain penelitian ini adalah ketersedian waktu dan dana yang terbatas serta keterbatasan pengetahuan khususnya bidang ketehnikan kelistrikan dan pengolahan air, sehingga menyulitkan dalam melakukan analisis dan pembahasan yang lebih mendalam dan menyeluruh.

2. TINJAUAN PUSTAKA

2.1. Daerah Aliran Sungai

Menurut Undang-Undang RI No. 7 tahun 2004 tentang Sumberdaya Air pasal 1 ayat 11, daerah aliran sungai DAS didefinisikan sebagai suatu wilayah daratan yang merupakan satu kesatuan dengan sungai dan anak-anak sungainya, yang berfungsi menampung, menyimpan dan mengalirkan air yang berasal dari curah hujan ke danau atau ke laut secara alami, yang batasnya di darat merupakan pemisah topografis dan batas di laut sampai dengan daerah perairan yang masih terpengaruh aktivitas daratan. Daerah aliran sungai merupakan satu kesatuan ekosistem alam yang dibatasi oleh pembatas topografi punggung bukit dan membentuk tatanan hidro-orologis yang spesifik. Pada dasarnya, daratan Indonesia habis dibagi dalam wilayah DAS. Departemen Kehutanan 1990 menetapkan 61 DAS kritis yang terdiri dari 39 Satuan Wilayah Pengelolaan SWP DAS prioritas dan 22 SWP DAS super prioritas dan termasuk di dalamnya DAS Citarum. Umumnya, DAS dibagi menjadi tiga wilayah yaitu hulu, tengah dan hilir. Asdak 2004 mencirikan bagian hulu sebagai daerah konservasi, berkerapatan drainase tinggi, memiliki kemiringan topografi besar. Bagian hilir dicirikan sebagai daerah pemanfaatan, kerapatan drainase rendah, kemiringan lahan kecil, dan sebagian diantaranya merupakan daerah banjir. Bagian tengah merupakan transisi di antara hulu dan hilir. Masing-masing bagian tersebut saling berkaitan, bagaian hulu merupakan bagian yang penting karena mempunyai fungsi perlindungan terhadap keseluruhan bagian DAS. Hulu dan hilir mempunyai keterkaitan biogeofisik melalui daur hidrologi. Hubungan antara masukan dan keluaran dari DAS yang bersangkutan dapat dipakai untuk menganalisis dampak suatu aktivitas terhadap lingkungan, terutama pengaruhnya di daerah hilir. Sebagai suatu ekosistem, DAS dapat menghasilkan produk berupa barang dan jasa lingkungan, baik yang dapat diukur tangible maupun yang tidak terukur intangible. Oleh karenanya dalam pengelolaan DAS diperlukan adanya keseimbangan antara kepentingan ekologi dan ekonomi sehingga bisa