Suhu air. BOD 1. 2. Perubahan Penutup Lahan, Debit dan Volume Air

187 1991 dalam Asdak 2004 mengemukakan bahwa unsur hara yang “hilang” dapat berkisar antara 10 - 50 akibat dari penebangan hutan. Dampak lain dari perubahan penutup lahan adalah peningkatan sedimentasi di sungai yang mengalirkan air dari daerah tangkapan air yang bersangkutan. Besarnya peningkatan sedimentasi tersebut dapat mencapi 2–3 kali lebih besar dari keadaan sebelum dilakukan penebangan hutan. Muatan sedimen meningkat dari 180 ppm sebelum pembalakan menjadi 320 ppm selama tahun pertama setelah pembalakan hutan dan meningkat 520 ppm pada dua tahun setelah pembalakan Hamilton dan King, 1983. Besarnya laju sedimentasi yang terjadi sebesar 12,86 – 21,66 juta m³th DAS Citarum Wilayah Hulu mengindikasikan semakin rusaknya kondisi lingkungan di DAS Citarum Wilayah Hulu. Perbedaan besarnya sedimentasi pada waktu yang berbeda tersebut disebabkan oleh perbedaan karakteristik curah hujan dan sumber utama sedimen berasal dari tempat-tempat yang dianggap rawan erosi seperti lahan-lahan terbuka dengan kemiringan besar untuk berbagai penggunaan.

b. Suhu air.

Suhu merupakan faktor penentu atau pengendali kehidupan flora dan fauna akuatik, terutama bila suhu perairan telah melampaui ambang batas bagi kehidupan organisme perairan. Secara umum, kenaikan suhu perairan akan mengakibatkan kenaikan aktifitas biologi dan memerlukan lebih banyak oksigen. Kenaikan suhu perairan akan menurunkan kemampuan organisme akuatik dalam memanfaatkan oksigen yang tersedia untuk berlangsungnya proses-proses biologi dalam air. Kenaikan suhu perairan alamiah umumnya disebabkan oleh peningkatan aktifitas penebangan hutan vegetasi terutama disepanjang tebing aliran dan umumnya di wilayah DAS bagian hulu.

c. BOD

5 dan COD Kandungan oksigen terlarut dalam perairan dijadikan indikator ada tidaknya pencemaran, dan ukuran yang umum digunakan adalah kandungan BOD biological oxygen demand dan atau COD chemical oxygen demand. BOD adalah indeks oksigen yang diperlukan selama proses dekomposisi aerobik zat pencemar yang dapat diurai biodegradable pollutant. Dekomposisi aerobik 188 adalah perubahan proses kimia terurainya mikroba-mikroba yang menyusun molekul organik menjadi bentuk lain yang lebih sederhana dan bersifat “permanen” seperti CO 2 , PO 4, dan NO 4 . Dengan demikian, semakin besar angka BOD semakin tinggi tingkat pencemaran yang terjadi di perairan tersebut. Secara umum, angka BOD yang tinggi umumnya dinyatakan dalam BOD 5 yang menjukan tingginya konsentrasi bahan organik dalam perairan. Perairan yang menampung limbah pemukiman dan industri memiliki BOD 5 melebihi 200 ppm Dunne dan Leopold, 1979, Brooks et. al, 1989 dalam Asdak, 2004. Mendasarkan pada kriteria ini, kondisi perairan di ketiga waduk masih baik nilai BOD 5 dibawah 200 ppm COD dapat dimanfaatkan untuk memperkirakan tingkat BOD. Indeks COD kurang dimanfaatkan sebagai indikator pencemaran karena tidak dapat menunjukan secara memadai jumlah oksegen yang dikonsumsi dalam proses oksidasi pada aliran air alamiah. Di Jawa Barat Bukit, 1997 dalam Asdak, 2004, angka konsentrasi BOD 5 tertinggi di Sungai Citarum terdapa di Cimahi dan terkecil di Rancaekek.

d. pH Air.