Pengelolaan PLTA Cirata Aspek Lingkungan

79 3. Kemungkinan meningkatnya erosi, sampah dan limbah kota yang menyebabkan pencemaran serta mempercepat pendangkalan waduk.

3.4.6. Pengelolaan PLTA Cirata

PT.PJB UP Cirata diserahi tugas untuk menangani pengelolaan PLTA Cirata baik operasi dan pemeliharaan Unit-Unit Pembangkit dan alat bantunya maupun bangunan – bangunan air dan lingkungannya. Operasi PLTA Cirata dikendalikan dari Ruang Kontrol di Switchyard yang berjarak 2 km dari mesin- mesin pembangkit yang terdapat di rumah pembangkit di dalam tanah. Sistem tersebut dimungkinkan dengan adanya unit mikro processer ASCE automatic sequence control equipment dan unit komputer SCE supervisory control equipment yang berfungsi mengatur dan mengawasi jalannya mesin pembangkit. Operator dengan bantuan keyboard dan layar monitor dapat men-start dan stop unit, mengatur tegangan, MVAR dan beban. Event recorder akan selalu memberikan informasi kondisi peralatan, parameter-parameternya dan data-data operasi yang diperlukan. Alarm timbul bila terjadi gangguan atau kondisi tidak normal pada peralatan-peralatan unit, dan event recorder akan mencatat jenis gangguan tersebut secara otomatis. Tujuh buah kamera televisi ditempatkan pada lokasi-lokasi penting di areal PLTA Cirata dan dapat dimonitor langsung dari Ruang Kontrol tersebut. Hubungan dengan Pusat Pengatur Beban di Gandul, Jakarta, dapat dilakukan melalui radio, telepon, Jwatt dan telex. Pada bendungan Cirata terdapat DAM Control Centre DMCC yang dilengkapi dengan hidrological monitoring telemetering system yang berfungsi untuk memantau secara tepat waktu real time kondisi hidrometeorologi di catchment area, tinggi muka air waduk, debit air yang masuk waduk, meramalkan banjir yang akan tiba, dan memberikan tanda atau signal bila hujan atau debit yang masuk melebihi batas tertentu. Data tersebut bersumber dari 15 stasiun pengukur hujan atau debit yang tersebar di Kabupaten Bandung, Cianjur dan Purwakarta yang dipantau secara Telemeteri melalui 3 stasiun pengulang repeater. Untuk komunikasi data sistem ini dihubungkan pula dengan DAM Control Centre PLTA Saguling dan Puslitbang Air Departemen Pekerjaan Umum di Bandung. Di tepi sungai hilir bendungan dan Pusat Pembangkit, ditempatkan 12 80 buah Discharge Warning Station yang digunakan untuk memberikan peringatan kepada masyarakat bila air akan dikeluarkan dari waduk maupun dari pusat pembangkit. Bangunan bendungan dan tumpukan di sekitarnya, rumah pembangkit dan terowongan-terowongan pelengkapnya serta tebing-tebing disekitar PLTA, dipantau stabilitasnya dengan mempergunakan instrumen- instrumen pengukur perubahan letak, perubahan tegangan - tegangan, rembesan, dan lain - lain. Sedimentasi yang terjadi didalam waduk diukur secara periodik dan dipantau perkembangannya. Usaha - usaha untuk mencegah peningkatan sedimentasi dilakukan melalui pemantauan lingkungan hidup dan koordinasi dengan instansi-instansi terkait.

3.5. PDAM Tirta Dharma Letak Daerah dan Topografi