91
4.4. Hasil dan Pembahasan Analisis Perubahan Penutup Lahan
Interpretasi terhadap Peta Landuse dan Citra Satelit TM7 1992 dan 2002 menghasilkan data jenis penutup lahan, kuantifikasi dan perubahannya baik pada
masing-masing Sub DAS maupun secara keseluruhan DAS Citarum. Untuk memudahkan analisa, penutup lahan dikelompokkan ke dalam delapan jenis, yaitu
hutan, rawa, sawah tadah hujan, sawah irigasi, permukiman pemukiman, perkantoran, industri, infrastruktur, lapangan udara, lapangan golf dan lahan
terbuka, perkebunan karet, kakao, kina, teh, kebun bunga dan kebun campuran, tegalan sayuran dan palawija dan waduk. Peta penutup lahan DAS Citarum
disajikan pada Gambar 15 dan Gambar 16, dengan komposisi sebagaimana disajikan pada Tabel 11 dan Tabel 12.
Gambar 15. Peta penutup lahan DAS Citarum 1992.
92
Gambar 16. Peta penutup lahan DAS Citarum 2002. Berdasarkan hasil analisis digital peta tahun 1992 dan 2002 didapatkan
total luas DAS Citarum adalah 704.569 ha yang dapat dibagi dalam dua bagian wilayah, yaitu DAS Citarum Wilayah Hulu dan DAS Citarum Wilayah Hilir.
DAS Citarum Wilayah Hulu seluas 486.237 ha yang terdiri dari Sub DAS Saguling seluas 256.758 ha 52,81, Sub DAS Cirata seluas 157.118 ha
32,31 dan Sub DAS Jatiluhur seluas 72.361 ha 14,88 dan DAS Citarum Wilayah Hilir seluas 218.332 ha. Pembagian kedua wilayah tersebut didasarkan
pada Bendungan Ir. H. Djuanda Jatiluhur Bagian Utara dan Bagian Selatan. Batasan luas Sub DAS tersebut berpedoman pada batas-batas topografi igir-igir,
perbukitan dan pegunungan dan bendungan dam di wilayah hilir masing- masing Sub DAS. Akan tetapi dalam kaitannya dengan daerah tangkapan air
DTA atau catchment area, batas Sub DAS berpedoman pada tingkat pengaruh hidrologis Sub DAS yang berada di hulu terhadap Sub DAS wilayah hilir.
93 Tabel 11. Komposisi penutup lahan masing-masing Sub DAS dan DAS Citarum
Wilayah Hulu 1992 dan 2002.
Jenis Penutup Lahan Komposisi Luas Sub DAS DAS
Saguling Cirata Jatiluhur Citarum Wilayah
Hulu total ha ha ha ha
Tahun 1992
Hutan 65.752
25,61 43.373 27,61
8.551 11,82 117.676 24,20
Rawa 344
0,13 0 0,00 0 0,00 344 0,00
Sawah Tadah
Hujan 5.354
2,09 1.802 1,15
2.346 3,24 9.502 1,95
Sawah Irigasi
58.096 22,63
36.217 23,05 25.68 34,92
119.581 24,59 Permukiman
18.580 7,24
2.544 1,62 3.394 4,69
24.518 5,04 Kebun Perkebunan
16.295 6,35
24.821 15,80
13.627 18,83
54.743 11,26
Tegalan 88.321
34,40 40.011 25,47
11.987 16,57 140.319 28,86
Waduk 4.016
1,56 8.350 5,31
7.188 9,93 19.554 4,02
J u m l a h 256.758
100,00 157.118
100,00 72.61
100,00 486.237
100,00
Tahun 2002
Hutan 45.668 17,79
27.980 17,81
5.986 8,27
79.634 16,38
Rawa 0,00 0 0,00 0 0,00 0 0,00
Sawah Tadah
Hujan 5.507 2,14 590 0,38 6.554 9,06
12.651 2,60 Sawah
Irigasi 42.114
16,40 39.385 25,07
10.868 15,02 92.367 19,00
Permukiman 36.598
14,25 6.756 4,30
5.209 7,20 48.563 9,99
Kebun Perkebunan 43.308
16,87 22.445
14,29 20.627
28,51 86.380
17,76 Tegalan
77.653 30,24
49.648 31,60 15.137 20,92
142.438 29,29 Waduk 5.910
2,30 10.314
6,56 7.980
11,03 24.204
4,98 J u m l a h
256.758 100,00
157.118 100,00
72.361 100,00
486.237 100,00
Sumber : Hasil interpretasi peta tata guna lahan dan citra satelit TM7 1992 dan 2002.
Penggunaan lahan land use merupakan wujud dan perpaduan dari aktivitas manusia di wilayah tertentu untuk memenuhi kebutuhan. Penggunaan
lahan dapat diketahui dengan menghitung intensitas dan laju penggunaan sumber daya lahan. Perubahan penggunaan lahan akan mempengaruhi tingkat
produktivitas sumber daya lahan dan kondisi ekosistem secara keseluruhan baik di wilayah hulu DAS maupun wilayah hilir. Perubahan penutup lahan land cover
berupa vegetasi hutan merupakan faktor yang sangat penting dikaitkan dengan pengaruhnya terhadap sifat dan karakteristik DAS terutama fisik, kimia, biologi,
sedimentasi dan debit.
94 Tabel 12. Laju perubahan penutup lahan per tahun masing-masing Sub DAS dan
DAS Citarum Wilayah Hulu1992-2002.
Jenis Penutup Lahan Laju perubahan penutup lahan per tahun
Saguling Cirata Jatiluhur Citarum Wilayah
Hulu total ha ha ha ha
Hutan -2.008,4 -3,05 -1.539,3 -3,55 -256,5 -3,00 -3.804,2 -3,23
Rawa -34,4 -10,00
0,0 0,00
0,0 0,00
-34,4 -10,00
Sawah Tadah Hujan 15,3
0,29 -121,2
-6,73 420,8
17,94 314,9
3,31 Sawah
Irigasi -1.598,2 -2,75 316,8 0,87 -1440,0 -5,70
-2.721,4 -2,28 Permukiman
1.801,8 9,70 421,2 16,56 181,5
5,35 2.404,5 9,81
Kebun Perkebunan 2.701,3
16,58 -237,6
-0,96 700,0
5,14 3.163,7
5,78 Tegalan
-1.066,8 -1,21 963,7
2,41 315,0 2,63 211,9 0,15
Waduk 189,4 4,72
196,4 2,35
79,2 1,10
465,0 2,38
Sumber : Hasil interpretasi peta tata guna lahan dan citra satelit TM7 1992 dan 2002.
Dari Tabel 12 didapatkan informasi secara umum bahwa kelompok permukiman dan perkebunan mengalami pertumbuhan luas positif penambahan,
sedangkan hutan dan sawah irigasi mengalami pertumbuhan luas negatif penurunan diseluruh wilayah DAS. Laju pertumbuhan per tahun pembukaan
lahan untuk memenuhi kebutuhan permukiman dan sarana sosial lainnya di wilayah Sub DAS Saguling sebesar 9,7 1.801,8 ha, Sub DAS Cirata sebesar
16,56 421,2 ha, Sub DAS Jatiluhur sebesar 5,35 181,5 ha dan DAS Citarum 9,81 2.404,5 ha. Laju pertumbuhan per tahun pembukaan lahan untuk
kebutuhan perkebunan di wilayah Sub DAS Saguling sebesar 16,58 2.701,3 ha, Sub DAS Jatiluhur sebesar 5,14 700,0 ha dan DAS Citarum
sebesar 5,78 3.165,7 ha. Laju pertumbuhan negatif penurunan luas penutup lahan di seluruh
wilayah DAS Citarum dialami oleh tipe penggunaan lahan untuk hutan dan sawah irigasi. Laju penurunan luas hutan per tahun di wilayah Sub DAS Saguling
sebesar 3,05 2.008,4 ha, Sub DAS Cirata 3,55 1.539,3 ha, Sub DAS Jatiluhur 3,0 256,5 ha dan DAS Citarum 3,23 3.804,2 ha. Luas sawah
irigasi mengalami laju penurunan per tahun di wilayah Sub DAS Saguling sebesar 2,75 1.598,2 ha, Sub DAS Jatiluhur 5,70 1.440,0 ha dan DAS Citarum
2,28 2.721.4 ha.
95
Sub DAS Saguling
10,000 20,000
30,000 40,000
50,000 60,000
70,000 80,000
90,000 100,000
H R
ST H
SI Pe
rm KP
T W
Tutupan Lahan L
u as
h a
1992 2002
Sub DAS Cirata
10000 20000
30000 40000
50000 60000
H R
ST H
SI Pe
rm KP
T W
Tutupan Lahan Lu
a s
h a
1992 2002
Sub DAS Jatiluhur
5000 10000
15000 20000
25000 30000
H R
ST H
SI Pe
rm KP
T W
Tutupan Lahan L
u as
h a
1992 2002
DAS Citarum Wilayah Hulu
20,000 40,000
60,000 80,000
100,000 120,000
140,000 160,000
H R
ST H
SI Pe
rm KP
T W
Tutupan Lahan L
u as
h a
1992 2002
Gambar 17. Grafik perubahan penutup lahan DAS Citarum Wilayah Hulu Tahun 1992 dan 2002.
Keterangan : H = Hutan, R = Rawa, STH = Sawah Tadah Hujan, SI = Sawah Irigasi, Perm = Permukiman, KP = Kebun Perkebunan, T = Tegalan, W = Waduk
Pada Tabel 13 disajikan matrik perubahan penutup lahan DAS Citarum Wilayah Hulu tahun 1992 – 2002. Dari Tabel tersebut diketahui bahwa konversi
hutan untuk penggunaan lain yang terbesar adalah untuk memenuhi kebutuhan kebun perkebunan 16.205 ha, berturut-turut tegalan 10.167 ha, permukiman
5.575 ha dan sawah tadah hujan 3.011 ha. Hal ini sesuai dengan penelitian Wahyunto et.al 2003 yang menyatakan bahwa di DAS Citarum konversi lahan
hutan terbesar adalah untuk memenuhi kebutuhan perkebunan teh, karet dan kakao. Dari sisi lain, untuk memenuhi kebutuhan permukiman konversi lahan
terbesar adalah lahan hutan 5.575 ha, tegalan 7.3814 ha, sawah irigasi 5.583 ha dan rawa termasuk situ 344 ha. Sebagian besar konversi lahan hutan menjadi
peruntukan lain secara umum berlangsung secara gradual, yaitu lahan hutan
96 dikonversi untuk kebutuhan perkebunan dan tegalan. Selanjutnya lahan
perkebunan dan tegalan dikonversi menjadi lahan permukiman. Tabel 13. Matrik perubahan penutup lahan DAS Citarum Wilayah Hulu dari
tahun 1992 – 2002.
Penutup Lahan
1992-2002 Penutup Lahan ha
H R
STH SI
Perm KP T W
Total H
79.634 0 0 3.011 5.575 16.205 10.167
0 114.592 R
0 0 0 344 0 0 0 344
STH 0 0
12.651 1.672 90
1.388 179 0 15.980
SI -3.011 -1.672
92.367 5.583
5.014 3.269 0
101.550 Perm -5.575
-344 -90
-5.583 48.563 0
7.814 0 44.785
KP -16.205
0 -1.388 -5.014 0 86.380 11.946
0 75.719 T
-10.167 0 -179 -3.269 -7.814 -11.946 142.438 4.650 113.713
W 0 0 0 0 0
-4.650 24.204
19.554 Jumlah
44.676 -344 9.322 83.184 52.341 97.041 171.163 28.854 486.237
Keterangan : H = Hutan, R = Rawa, STH = Sawah Tadah Hujan, SI = Sawah Irigasi, Perm = Permukiman, KP = Kebun Perkebunan, T = Tegalan, W = Waduk
Boer et.al
2004, menyatakan bahwa perubahan tata guna lahan dan penutup lahan sangat besar pengaruhnya terhadap keseimbangan air di dalam
suatu DAS. Banyak studi menunjukkan bahwa deforestasi akan meningkatkan debit aliran puncak dan frekuensi terjadinya banjir. Deforestasi cenderung
menurunkan aliran dasar karena deforestasi dan pembukaan lahan akan menurunkan kapasitas infiltrasi sehingga aliran permukaan akan berlangsung
cepat yang menimbulkan banjir pada musim hujan, sebaliknya jumlah air yang masuk ke dalam tanah berkurang sehingga menurunkan air yang mengalir ke
sungai utama atau waduk. Selanjutnya Pawitan 2004 menyatakan bahwa dampak perubahan penutup lahan dalam skala luas akan mengakibatkan
perubahan fungsi hidrologis DAS yang berawal dari penurunan curah hujan wilayah dan diikuti hasil air DAS. Dari hasil pengamatan Pawitan 2004,
perubahan jangka panjang untuk DAS Citarum untuk masa 1896 – 1994 yang mengalami trend penurunan curah hujan dengan laju 10 mm per tahun dan diikuti
oleh penurunan debit limpasan sebesar 3 mm per tahun. Perubahan luas penutup lahan vegetasi hutan dan peningkatan luas area
terbangun pemukiman merupakan dua komponen utama yang sangat mempengaruhi karakteristik hidrologis baik pada masing-masing Sub DAS
97 maupun keseluruhan DAS Citarum Wilayah Hulu. Kondisi perubahan
penggunaan lahan berupa sawah tadah hujan di wilayah DAS Citarum mengalami pertumbuhan dengan laju per tahun sebesar 3,31 314,9 ha dan tegalan 0,15
211,9 ha. Penambahan luas waduk terjadi diakibatkan oleh peningkatan luas genangan air peningkatan volume air waduk saat pengambilan foto citra satelit
pada bulan November 2002.
4.5. Simpulan