180 Jelaslah bahwa permintaan air untuk pertanian, industri dan rumah tangga
terus meningkat, sementara suplai air dari Citarum terus menurun. Pada kondisi ini konflik penggunaan air akan meningkat pula. Keadaan ini juga menunjukkan
bahwa peningkatan permintaan air seiring dengan konflik antara pengguna air akan meningkat dan kelangkaan akan air akan menjadi permasalahan yang
serius. Hernowo 2001 memperkirakan pada tahun 2010, DAS Citarum tidak akan lagi dapat memenuhi permintaan air. Berdasarkan data yang didapat dari
PJT II Jatiluhur, didapatkan bahwa pada tahun 2025 secara umum akan terjadi defisit air untuk berbagai kebutuhan yang berasal dari DAS Citarum hulu.
Keadaan akan kurangnya ketersediaan air pada masa yang akan datang dapat mulai diantisipasi dengan memperbaiki kondisi lingkungan di DAS Citarum
Wilayah Hulu. Persentase persepsi terhadap ketersediaan air yang cenderung buruk di
Jakarta Utara dan sedang di Purwakarta menunjukkan bahwa responden sebagai pengguna jasa lingkungan air minum mulai merasa kurangnya ketersediaan air.
Kurangnya ketersediaan air minum khususnya pada saat kemarau diasumsikan karena semakin buruknya kualitas lingkungan di hulu DAS Citarum Wilayah
Hulu sebagai daerah resapan air. Apabila kondisi ini dibiarkan, maka akan terjadi defisit terhadap ketersediaan air minum Jasa Tirta II, 2002. Sehingga
jelaslah untuk mengantisipasi kekurangan terhadap ketersediaan air minum, khususnya pada saat musim kemarau perlu dilakukan perbiakan lingkungan di
hulu DAS Citarum Wilayah Hulu.
b. Tanggapan responden terhadap keberadaan Waduk Saguling
Responden di 4 Kecamatan sebagian besar atau 97 117 KK menyatakan keberadaan waduk Saguling sangat penting bagi mereka dan sangat
sedikit 3 KK yang menyatakan tidak penting. Akan tetapi hanya 52 KK 43 yang selalu berpartisipasi dalam upaya perbaikan lingkungan hulu DTA,
sedangkan 68 KK 57 tidak berpartisipasi. Hal ini, dikarenakan bahwa kegiatan-kegiatan yang dilakukan oleh UBP Saguling dalam upaya peningkatan
kualitas lingkungan tidak mengikutkan semua wargapenduduk di wilayah
181 sekitar waduk. UBP Saguling membentuk kader-kader pelestari lingkungan di
setiap desaKecamatan di seluruh wilayah DTA Saguling.
c. Hasil analisa logit kesediaan membayar kompensasi perbaikan
lingkungan di hulu DAS Citarum Wilayah Hulu.
Intepretasi koefisien untuk model regresi logistik dapat dilakukan dengan melihat nilai resiko oddsnya. Rasio odds adalah ukuran asosiasi yang
memperkirakan berapa besar kecenderungan pengaruh peubah-peubah penjelas terhadap respon. Jika suatu peubah penjelas mempunyai tanda koefisien positif,
maka nilai rasio oddsnya akan lebih besar dari satu, sebaliknya jika tanda koefisien negatif, maka nilai rasio oddsnya akan lebih kecil dari satu.
Hosmer, 1989. Pada hasil analisis regresi logit kesediaan masyarakat dalam membayar perbaikan lingkungan di hulu DTA Saguling ada tiga variabel yang
signifikan yaitu kebutuhan air, jumlah tanggungan dan pendapatan, sedangkan pendidikan dan umur tidak signifikan Tabel 53.
Tabel 53. Hasil Analisa Logit WTP.
Variabel Masyarakat DTA Hulu
Koefisien Signifikansi
Rasio Odds X1 Kebutuhan Air
0,05735 0,017
1,06 X2 Jumlah Tanggungan
-1,1831 0,005
0,31 X3 Pendapatan
0,00065 0,000
1,00 X4 Pendidikan
-0,0749 0,578
0,93 X5 Umur
0,0491 0,437
1,02 nyata pada
α = 52 , R = 83 .
d. Persepsi terhadap ketersediaan air minum
Koefisien positif pada persepsi seseorang terhadap ketersediaan air minum menunjukkan bahwa semakin tinggi persepsi seseorang maka akan
semakin tinggi pula kesediaan dalam membayar. Hal ini ditunjukkan dengan adanya kesediaan membayar sebesar 1,06 kali pada persepsi yang lebih baik.
Bentuk kesediaan dalam membayar yang dinyatakan dengan terdapatnya peluang membayar, dapat diartikan sebagai bentuk mulai dirasakannya kurangnya
ketersediaan air minum terutama pada saat musim kemarau. Keadaan ini dikarenakan kondisi lingkungan yang semakin memburuk sehingga secara tidak
langsung dapat mempengaruhi ketersediaan air. Apabila kondisi ini dibiarkan
182 maka akan berakibat defisitnya sumber air sehingga tidak tecukupinya
kebutuhan akan air.
e. Pendapatan