Indikator Motivasi Teori Motivasi.

340 kebutuhan pada satu saat tidak akan memotivasi orang mereka secara efektif. Selanjutnya, prinsip frustrasi-regresi memiliki dampak tambahan pada motivasi di tempat kerja. Sebagai contoh, jika karyawan tidak diberikan kesempatan untuk tumbuh, karyawan mungkin akan mundur untuk memenuhi kebutuhan keterkaitan, bersosialisasi dengan rekan kerja lebih banyak. Atau, ketidakmampuan lingkungan atau situasi untuk memenuhi kebutuhan interaksi sosial dapat meningkatkan keinginan untuk lebih banyak uang atau kondisi kerja yang lebih baik. Jika Kepemimpinan mengakui kondisi ini cukup cepat dalam proses, mereka dapat mengambil langkah-langkah untuk memenuhi kebutuhan-kebutuhan yang frustasi sampai saat bahwa pekerja lagi dapat menghambat pertumbuhan.

3. Indikator Motivasi

Sebagai suatu proses, motivasi tidak dapat diobservasi secara langsung, kita hanya dapat menyimpulkannya melalui tingkahlaku. Schunk, Pintrich Meece dan Wigfield Eccles mengemukakan bahwa indikator atau tanda perilaku dari motivasi, meliputi tiga hal yaitu pilihan choice, keuletan persistence, dan usaha effort. Penjelasan untuk ketiga indikator motivasi berprestasi adalah sebagai berikut: 1. Pilihan, adalah kecenderungan untuk melibatkan diri secara aktif atau bersibuk diri dalam tugas-tugas atau aktivitas tertentu ketimbang melakukan tugas-tugas atau aktivitas yang lain, padahal pada saat yang sama individu memiliki kesempatan untuk melakukan aktivitas lain yang juga menarik untuk ia lakukan. Sebagai contoh, seorang siswa yang memiliki motivasi berprestasi tinggi dalam belajar, pada waktu sore atau malam hari memilih mengerjakan tugas sekolah agar tugas itu bisa diselesaikan sebelum batas waktu ketimbang menonton TV, atau menelpon teman, bermain game di komputer, ataupun aktivitas-aktivitas lainnya yang dapat mereka kerjakan dalam mengisi waktu luang mereka; 2. Keuletan, adalah kesediaan individu untuk terus berusaha menyelesaikan suatu tugas, terutama pada waktu menghadapi rintangan seperti kesulitan, kebosanan, ataupun kelelahan. Seseorang dikatakan tinggi persistensinya dalam mengerjakan suatu tugas tampak dari keuletannya untuk terus mengerjakan 341 tugas tersebut sampai selesai. Sebaliknya individu yang persistensinya rendah, ketika menghadapi tugas yang sulit atau mengalami kebosanan mudah menyerah dan beralih melakukan aktivitas yang lain. 3. Usaha, adalah kesediaan untuk mengerahkan usaha baik berupa usaha secara fisik maupun usaha secara kognitif seperti misalnya menerapkan strategi kognitif ataupun strategi metakognitif. Perilaku yang mencerminkan adanya pengerahan usaha yang dilakukan seorang guru terkait dengan tugas professional mereka, contohnya adalah menerapkan berbagai strategi pembelajaran yang membuat anak merasa senang ketika terlibat dalam pembelajaran, menerapkan strategi pembelajaran yang membuat siswa mudah menguasai materi pelajaran yang mereka ikuti. Bagi orang dengan motivasi tinggi, ia akan kerahkan berbagai strategi untuk mencapai keberhasilan dalam tugas pekerjaanya. 342 Bagian Empat: PENGELOLAAN KEUANGAN DAERAH YANG BERDIMENSI KORUPSI C. Tindakan Pemerintah Daerah Dalam Pengelolaan Keungan Daerah.

1. Desentralisasi Berdampak Korupsi Sistemik.