312
N. Teori Motivasi.
1. Pengertian Motivasi.
Dalam kehidupan sehari-hari kita selalu mendengar istilah motivasi, apa sebenarnya yang dinamakan dengan motivasi itu?.
239
Motivasi oleh enry Fayol disebut sebagai Commanding pemberian komando ; George Terry menyebutnya Actuating ,
atau penggerakan sementara itu Gulick Kootz, menggunakan istilah Directing atau pemberian bimbingan. Namun secara umum
kita mengenal motivasi itu sebagai istilah lain dari Motivating . Istilah yang digunakan ini lebih bersifat persuasif dan edukatif
serta lebih menekankan kepada faktor pemberian perangsang terhadap para bawahan dalam rangka usaha meningkatkan
semangat kerja morale para bawahan. Dengan demikian kemauan dan semangat kerja para bawahan ini didasarkan kepada kesadaran
dan loyalitas, bukan didasarkan karena adanya unsur paksaan dari pihak manapun.
240
239
Tidak ada kesepakatan umum di antara para ahli psikologi tentang bagaimana motivasi dan faktor-faktor motivasi seharusnya didefenisikan atau dianalisa
secara teoritis. Istilah tersebut secara umum digunakan berkaitan dengan tiga pertanyaan yang saling terkait yang harus dijawab sebelum perilaku dipaparkan
untuk menjadi suatu keterangan. Pertama, pertanyaan-pertanyaan yang berhubungan dengan faktor-faktor yang menentukan perubahan-perubahan dalam
intensitas perilaku pada istilah ini masuk dalam kategori perilaku internal, seperti berpikir. Kedua, adalah pertanyaan tentang aturan berperilaku. Perilaku ditentukan
bersamaan dengan adanya dorongan eksternal dirasakan melalui alat panca indera dan oleh kondisi-kondisi dalam diri organism. Ketiga, pertanyaan yang berhubungan
dengan bantuan perilaku belajar. Semua bentuk belajar memerlukan dua atau lebih rangsangan-rangsangan yang terjadi dalam kesinambungannya. Lebih lanjut baca:
Lee C. Deighton, The Encyclopedia of Education, Vol. 6 USA: The Macmillan Company the Free Press, t.t., h. 408.
240
Penulis lebih a krab dengan penggunaan istilah Motivating daripada penggunaan
istilah seperti yang digunakan oleh Fayol dan terry, sebab motivasi secara implisit berarti bahwa pimpinan organisasi berada di tengah-tengah para bawahannya dan
dengan demikian dapat memberikan bimbingan, instruksi, nasehat serta koreksi. Secara implisit pula dalam istilah Motivating telah tercakup adanya usaha untuk
mensinkornsaikan tujuan oganisasi dan tujuan pribadi dari anggota organisasi; serta secara eksplisit dalam istilah motivating, terlihat bahwa para pelaksana
operatif dalam memberikan jasa-jasanya memerlukan berapa macam perancang.
313
Secara etimologis, motivasi motivation berasal dari perkataan bahasa Latin, yakni movere yang berarti menggerakkan
to move. Diserap dalam bahasa Inggris menjadi motivation berarti pemberian motif, penimbulan motif atau hal yang
menimbulkan dorongan atau keadaan yang menimbulkan dorongan, motivasi seseorang tergantung kepada kekuatan
motifnya.
241
Motivasi memiliki pengaruh kuat pada seberapa baik kita melakukan pekerjaan kita. Para siswa misalnya sering
mengembangkan Mentalitas budak. Artinya, mereka melihat diri mereka melakukan tugas-tugas yang diperlukan oleh guru mereka
tetapi yang benar-benar bermakna bagi mereka. Sebaliknya, siswa yang melihat bagaimana sekolah mereka cocok dengan rencana
mereka untuk diri mereka sendiri menjadi pekerja bersedia. Memang benar bahwa Knda dapat melakukan apapun yang ingin
kita lakukan karena ingin membuat pekerjaan yang diperlukan mudah.
242
Penentuan untuk bekerja tidak berarti sama dengan motivasi. Apakah Power tidak akan bekerja selama periode waktu
yang panjang. Anda bisa memaksa diri Anda pada kesempatan, tetapi ada batasan tertentu bagi keberhasilan pendekatan semacam
itu.
Motivasi dapat diartikan sebagai keadaan kejiwaan dan sikap mental manusia yang memberikan energi, mendorong
kegiatan moves, dan mengarah atau menyalurkan perilaku ke arah mencapai kebutuhan yang memberikan kepuasan atau
241
Penulis berpendapat bahwa motivasi merupakan satu penggerak dari dalam hati seseorang untuk melakukan atau mencapai sesuatu tujuan. Motivasi juga bisa
dikatakan sebagai rencana atau keinginan untuk menuju kesuksesan dan menghindari kegagalan hidup. Dengan kata lain motivasi adalah sebuah proses
untuk tercapainya suatu tujuan. Seseorang yang mempunyai motivasi berarti ia telah mempunyai kekuatan untuk memperoleh kesuksesan dalam kehidupan.
Motivasi dapat berupa motivasi intrinsic dan ekstrinsic. Motivasi yang bersifat intinsik adalah manakala sifat pekerjaan itu sendiri yang membuat seorang
termotivasi, orang tersebut mendapat kepuasan dengan melakukan pekerjaan tersebut bukan karena rangsangan lain seperti status ataupun uang atau bisa juga
dikatakan seorang melakukan hobbynya. Sedangkan motivasi ekstrinsik adalah manakala elemen elemen di luar pekerjaan yang melekat di pekerjaan tersebut
menjadi faktor utama yang membuat seorang termotivasi seperti status ataupun kompensasi.
242
Motivation , Academic Skills Center, Dartmouth College 2001
314
mengurangi ketidakseimbangan. Kebutuhan tersebut timbul akibat adanya berbagai hubungan. Kebutuhan dapat berwujud fisik
biologis serta sosial ekonomis. Akan tetapi, yang lebih penting adalah adanya kebutuhan needs yang bersifat sosial psikis,
misalnya penghargaan, pengakuan, keselamatan, perlindungan, keamanan, jaminan sosial, dan sebagainya. Secara singkat motivasi
dapat diartikan sebagai bagian integral dan hubungan perburuan dalam rangka proses pembinaan, pengembangan, dan pengarahan
sumber daya manusia. Karena sumber daya manusia merupakan salah satu elemen penting dan sangat menentukan dalam hubungan
perburuan maka hal-hal yang berhubungan dengan konsepsi motivasi sudah wajar diberi perhatian yang sungguh-sungguh dari
setiap pelaku yang berkepentingan untuk keberhasilan perusahaan sesuai dengan yang telah direncanakan sebelumnya.
Motivasi bukan
hanya satu-satunya
faktor yang
mempengaruhi tingkat prestasi seseorang. Dua faktor lainnya yang mempengaruhi tingkat prestasi seseorang adalah kemampuan
individu dan pemahaman tentang perilaku yang diperlukan untuk mencapai prestasi yang tinggi disebut prestasi peranan. Motivasi
seringkali diartikan dengan istilah dorongan. Dorongan atau tenaga tersebut merupakan gerak jiwa dan jasmani untuk berbuat,
sehingga motif tersebut merupakan suatu driving force yang menggerakkan manusia untuk bertingkah laku dan dalam
perbuatannya itu mempunyai tujuan tertentu.
Berdasarkan definisi di atas, maka motivasi dalam hal ini dapat dirumuskan sebagai berikut:
1. Setiap perasaan atau kehendak dan keinginan yang sangat mempengaruhi kemauan individu, sehingga individu tersebut
didorong untuk berperilaku atau bertindak; 2. Pengaruh kekuatan yang menimbulkan perilaku individu;
3. Setiap tindakan
atau kejadian
yang menyebabkan
berubahnya perilaku seseorang; 4. Proses yang menentukan gerakan atau perilaku individu
kepada tujuan goal.
Hubungan antara motivasi dengan perilaku, pada dasarnya berorientasi pada tujuan yang ingin dicapai. Dengan kata lain,
perilaku individu pada umumnya didorong oleh keinginan untuk merealisasikan tujuan. Sedangkan unit dasar dari perilaku adalah
315
suatu aktivitas, di mana pada kenyataan semua perilaku adalah serangkaian aktivitas. Setiap individu memiliki beragam aktivitas
kebutuhan. Seluruh kebutuhan tersebut berkompetisi untuk melahirkan perilakunya. Kebutuhan yang paling kuatlah yang akan
memimpin perilaku individu. Suatu kebutuhan akan berkurang kekuatannya apabila kebutuhan tersebut sudah dipuaskan.
Paul Hersey dan kenneth H. Blanchard, mengemukakan bahwa berkurangnya kekuatan suatu kebutuhan disebabkan
beberapa hal:
1. Pemuasan kebutuhan, dimana apabila suatu kebutuhan sudah dipuaskan, maka stimulus perilaku akan menurun;
2. Pemblokiran pemuasan kebutuhan, dimana individu akan cenderung melakukan penurunan perilaku dalam rangka
mencapai pemecahan permasalahan secara trial and error; 3. Ketegangan kognitif, dimana ketagangan kognitif timbul
apabila dua buah persepsi yang relevan satu sama lain berada dalam konflik, sehingga menyebabkan individu mencoba
mengubah pengetahuan yang berlawanan agar dapat mengurangi ketegangan;
4. Frustasi, adalah suatu hambatan bagi pencapaian tujuan yang disebabkan oleh kondisi individual, akibatnya agresi dapat
menjurus pada perilaku destruktif; 5. Rasionalisasi, dapat diartikan sebagai permintaan maaf;
6. Regresi, pada intinya adalah tindakan seseorang yang tidak sesuai dengan usianya;
7. Fiksasi, ini terjadi apabila individu secara terus menerus memperlihatkan pola perilaku yang sama berulang-ulang
meskipun pengalamannya tealh memperlihatkan bahwa hal itu tidak akan menghasilkan apa pun;
8. Resignasi, artinya pengunduran diri atau patis, hal ini terjadi setelah frustasi yang berkepanjangan;
9. Kekuatan motif yang meningkat, hal ini terjadi karena kekuatan motif individu dapat meningkat dan dapat pula
menurun bergantung
pada mendesak
atau tidaknya
kebutuhan seseorang.
Berdasarkan hal tersebut diskusi mengenai motivasi tidak bisa lepas dari konsep motif. Pada intinya dapat dikatakan bahwa
motif merupakan penyebab terjadinya tindakan. Motif adalah kata benda yang artinya pendorong, sedangkan motivasi adalah kata
kerja yang artinya mendorong. Dengan kata lain motif dapat diartikan sebagai daya upaya yang mendorong seseorang untuk
316
melakukan sesuatu sedangkan motivasi adalah dorongan atau kekuatan dalam diri individu untuk melakukan sesuatu dalam
mencapai suatu tujuan tertentu.
Bernard Berelson dan Gary A. Steiner mengemukakan motif adalah suatu pendorong dari dalam untuk beraktivitas atau
bergerak dan secara langsung atau mengarah kepada sasaran akhir . Dalam hal ini, motif kadang-kadang dinyatakan orang
sebagai kebutuhan, keinginan, dorongan yang muncul dalam diri seseorang. Maka dengan demikian, motif itu merupakan suatu
pengertian yang melingkupi semua penggerak alasan-alasan atau dorongan-dorongan dalam diri manusia yang menyebabkan ia
berbuat sesuatu. Singkatnya semua tingkah laku manusia pada hakikatnya mempunyai motif.
243
Pendapat lain mengatkan bahwa motif adalah:
1. Sebagai suatu istilah generik yang meliputi semua faktor internal yang mengarah kepada berbagai jenis perilaku yang
betujuan, semua pengaruh internal, seperti kebutuhan needs yang berasal dari fungsi-fungsi organisme, dorongan dan
keinginan, aspirasi dan selera sosia yang bersumber dari fungsi-fungsi tersebut.
244
2. Motif sebagai implus atau dorongan yang memberi energi kepada tindakan manusia sepanjang lintsan kognitif perilaku
ke arah pemuasan kebutuhan, artinya motif tidak harus dipersepsikan secara sadar, ia lebih merupakan suatu
keadaan perasan .
245 243
Antara motif dengan motivasi, sangat erat kaitannya sehingga dapat dikatakan sebagai elemen penggerak motivasi adalah: Kinerja, yaitu keinginan seseorang yang
ingin berprestasi dan menganggapnya sebagai suatu kebutuhan yang dapat mendorongnya untuk mencapai sasaran; Penghargaan, yaitu pengakuan seseorang
atau suatu kinerja yang telah dicapai oleh seseorang merupakan stimulus yang kuat; Tantangan, adanya tantangan yang dihadapi merupakan stimulus kuat bagi manusia
untuk mengatasinya; Tanggung jawab, adanya rasa ikut serta memiliki akan menimbulkan motivasi untuk turut merasa bertanggung jawab; Pengembangan,
artinya pengembangan kemampuan seseorang, baik pengalaman kerja atau kesempatan untuk maju, dapat menjadi stimulus kuat bagi karyawan untuk bekerja
lebih giat atau lebih bergairah; Keterlibatan, adanya rasa ikut serta dalam suatu proses pengambilan keputusan merupakan stimulus yang cukup kuat untuk
karyawan; Kesempatan, adanya kesempatan untuk maju dalam bentuk jenjang karier yang terbuka merupakan stimulus cang cukup kuat bagi karyawan.
244
M. Sherif C. W. Sherif, An Outline of Psychology,Harper Row Pul, N. Y., 1956
245
A. Gidens, Modernity and Self Identity; Self and Society in the Late Modern age, Polity Press: Cambridge, UK, 1991.
317
3. Motif adalah suatu keadaan dari dalam yang memberikan kekuatan, yang menggiatkan, atau yang menggerakan,
sehingga disebut sebagai penggerakan atau motivasi, dan yang mengarahkan atau menyalurkan perilaku ke arah tujuan-
tujuan.
246
Motif diarahkan ke arah tujuan-tujuan yang dapat muncul dalam kondisi sadar atau dalam kondisi di bawah sadar. Motif
merupakan mengapa dari perilaku mereka muncul dan mempertahankan aktivitas, dan mendeterminasi arah umum
perilaku seorang individu. Hubungan antara motif, tujuan, dan aktivitas dapat ditunjukan pada ragaan berikut ini.
Menurut Winkel
247
menyatakan Motif adalah daya penggerak dalam diri seseorang untuk melakukan kegiatan tertentu
demi mencapai suatu tujuan tertentu. Kemudian Menurut Azwar, disebutkan bahwa Motif adalah suatu keadaan, kebutuhan, atau
dorongan dalam diri seseorang yang disadari atau tidak disadari yang membawa kepada terjadinya suatu perilaku.
Dari beberapa pendapat di atas, maka penulis dapat menyimpulkan bahwasannya Motif merupakan suatu dorongan dan
kekuatan yang berasal dari dalam diri seseorang baik yang disadari maupun tidak disadari untuk mencapai tujuan tertentu. Artinya,
motif adalah sebuah kondisi seseorang yang mendorong untuk mencari sebuah kepuasaan atau mencapai sebuah tujuan. Jadi,
motif adalah sebuah alasan atau dorongan yang menyebabkan
246
Harold Kootz et la, Management, Seventh Edition, McGraw-Hill Kogakusha, Ltd: Tokyo, 1980.
247
Nyanyu Khodijah. Psikologi Belajar.Palembang:IAIN Raden Fatah Press, 2006, hlm: 47.
318
seseorang berbuat sesuatu, melakukan sebuah tindakan, atau bersikap tertentu.
Ragaan di atas, menunjukkan sebuah situasi yang memotivasi, di mana motif-motif seorang individu, diarahkan ke
arah pencapaian tujuan. Motif terkuat, menimbulkan perilaku, yang bersifat diarahkan kepada tujuan atau aktivitas tujuan. Mengingat
bahwa tidak semua tujuan dapat dicapai, maka para individu tidak selalu mencapai aktivitas tujuan, terlepas dari kekuatan motif yang
ada. Jadi dengan demikian aktivitas tujuan dinyatakan dalam gambar berupa garis putus-putus.
248
Berdasarkan uraian di atas, dalam konsep motif terkandung makna, bahwa motif merupakan daya pendorong dari dalam diri
individu; Motif merupakan penyebab terjadinya aktivitas, dan Motif diarahkan untuk mencapai tujuan tertentu. Dengan demikian motif
dapat didefinisikan sebagai daya pendorong dari dalam diri individu sebagai penyebab terjadinya aktivitas, yang diarahkan
untuk mencapai tujuan tertentu.
Dari defenisi tersebut di atas, pada dasarnya motif merupakan pengertian yang melingkupi penggerak alasanalasan
atau dorongan dari dalam diri manusialah yang menyebabkan manusia itu berbuat sesuatu. Semua tingkahlaku manusia pada
dsrnya mempunyai motif. Juga tingkahlaku yang disebut dengan tingkahlaku secara refleks dan yang berlangsung secar otomatis
mempunyai maksud tertentu meksipun maksud itu tidak disadari oleh manusia. Motif manusia bisa bekerja scara sadar dan juga
secaras tidak sdar. Untuk mengerti dan memahami berbagai tingkahlaku manusia dengan lebih sempurna, maka kita terlebih
dahulu harus memahami bagaimana motif-motifnya daripada tingkahlakunya.
Menurut WoodWorth dan Marquis, motif itu dapat dibedakan menjadi tiga, yaitu:
1. Motif yang berhubungan dengan kebutuhan Kejasmanian organic needs, yaitu merupakan motif yang berhubungan
dengan kelangsungan hidup individu atau organisme, misalnya motif minum, makan, kebutuhan pernapasan, seks,
kebutuhan beristirahat;
248
Winardi. Motivasi dan Pemotivasian dalam Manajemen. Jakarta: PT Raja Grafindo Persada, 2002.
319
2. Motif darurat emergency motives, yaitu merupakan motif untuk tindakan-tindakan dengan segera karena sekitar
menuntutnya, misalnya motif untuk melepaskan diri dari bahaya, motif melawan, motif untuk mengatasi rintangan-
rintangan, motif untuk bersaing;
3. Motif Obyektif obyective motives, yaitu merupakan motif untuk mengadakan hubungan dengan keadaan sekitarnya,
baik terhadap orang-orang atau benda-benda. Misalnya, motif eksplorasi, motif manipulasi, minat. Minat merupakan motif
yang tertuju kepada sesuatu yang khusus.
Suatu motif dikatakan kuat apabila motif itu dapat mengalahkan kekuatan motif yang lain. Sehubungan dengan hal
tersebut beberapa eksperimen dilaksanakan untuk mengetahui tentang
kekuatan motif-motif
itu. Keadaan
sehari-hari menunjukkan bahwa kadang-kadang orang menghadapi beberapa
macam motif yang saling bertentangan satu dengan yang lain. Misalnya pada suatu waktu seseorang mempunyai motif untuk
belajar, tetapi juga mempunyai motif untuk melihat film.
Dengan keadaan demikian maka akan terjadi pertentangan atau konflik dalam diri orang tersebut antara motif yang satu
dengan motif yang lain. Jadi, konflik motif akan terjadi bila adanya beberapa tujuan yang ingin dicapai sekaligus secara bersamaan.
Ada beberapa kemungkinan respon yang dapat diambil bila individu menghadapi bermacam-macam motif, yaitu:
1 Pemilihan atau Penolakan; Dalam menghadapi bemacam- macam motif individu dapat mengambil pemilihan yang tegas.
Dalam pemilihan yang tegas individu dihadapkan kepada situasi dimana individu harus memberikan salah satu respon
pemilihan atau penolakan dari beberapa macam objek atau situasi yang dihadapi.
2 Kompromi; Jika individu menghadapi dua macam objek atau situasi, adanya kemungkinan individu dapat mengambil respon
yang bersifat Kompromi, yaitu menggabungkan kedua macam objek tersebut. Tetapi, tidak semua objek atau situasi dapat
diambil respon atau keputusan kompromi. Dalam hal yang akhir ini individu harus mengambil pemilihan atau penolakan
dengan tegas.
3 Meragu-ragukan bimbang;
Jika individu
diharuskan mengadakan pemilihan atau penolakan diantara dua objek atau
hal yang buruk atau baik, maka sering timbul kebimbangan pada individu. Kebimbangan terjadi karena masing-masing
320
objek mempunyai nilai-nilai positif ataupun negatif, kedua- duanya mempunyai sifat atau segi yang menguntungkan tetapi
juga mempunyai segi yang merugikan.
Kebimbangan umumnya tidak menyenangkan bagi individu dan kadang-kadang menimbulkan perasaan yang mengacaukan
hingga keadaan psikis, sehingga individu mengalami hambatan- hambatan. Keadaan ini dapat diatasi dengan cara individu
mengambil suatu keputusan dengan mempertimbangkan dan melakukan pemeriksaan dengan teliti terhadap segala aspek dari
objek tersebut.
Dalam motivasi belajar merupakan faktor psikis yang bersifat non-intelektual. Peranannya yang khas adalah dalam
penumbuhan gairah, perasaan dan semangat untuk belajar. Dengan demikian motivasi memiliki peran strategis dalam belajar, baik
pada saat memulai belajar, saat sedang belajar maupun saat berakhirnya belajar. Agar perannya lebih optimal, maka prinsip-
prinsip motivasi dalam aktifitas belajar haruslah dijalankan. Prinsip-Prinsip tersebut adalah: Motivasi sebagai penggerak yang
mendorong aktivitas belajar; Motivasi intrinsic lebih utama daripada motivasi ekstrinsik dalam belajar; Motivasi berupa pujian
lebih baik daripada hukuman; Motivasi berhubungan erat dengan kebutuhan belajar; Motivasi dapat memupuk optimisme dalam
belajar; Motivasi melahirkan prestasi dalam belajar.
Dalam sebuah motif, terdapat dua unsur pokok, yakni unsur dorongan kebutuhan, serta unsur tujuan.
249
Proses interaks timbal balik antara kedua unsur ini terjadi dalam diri manusia,
namun dalam kerjanya dapat dipengaruhi oleh hal-hal yang berada dalam luar diri manusia. Misalnya, keadaan cuaca, kondisi
lingkungan, dan sebagainya. Maka dengan demikian, bisa saja terjadi perubahan motivasi dalam waktu yang relatif singkat jika
ternyata motivasi yang pertama mendapat hambatan atau tidak mungkin terpenuhinya.
Sedangkan menurut Dister, setiap tingkah laku manusia adalah hasil dari hubungan timbal balik antara tiga faktor, yaitu:
249
Martin Handoko, Motivasi, Daya Penggerak Tingkah Laku, Kanisius: Yogyakarta, 1992, hlm: 10-15.
321
Dorongan spontan manusia, yaitu dorongan yang tidak ditimbulkan dengan sengaja. Seperti dorongan seksual, nafsu makan dan
kebutuhan akan tidur; Ke-aku-an manusia, dimana manusia menyetujui dorongan spontan tadi untuk menjadi miliknya,
sehingga kemudian menjadi sebuah kejadian . Misalnya dengan menunda makan, walaupun ia merasa lapar; serta Lingkungan
hidup manusia.
Dari motif kita menuju ke arah yang lebih dalam, yakni motivasi. Sebenarnya motivasi merupakan istilah yang lebih umum,
yang menunjukan pada seluruh proses gerakan, termasuk situasi yang mendorong, dorongan yang timbul dalam diri individu,
tingkah laku yang ditimbulkannya atau akhir dari gerakan atau perbuatan maka dengan demikian, bisa juga dikatakan bahwa
motivasi berarti membangkitkan motif, membangkitkan daya gerak, atau menggerakan seseorang atau diri sendiri untuk berbuat
sesuatu dalam rangka mencapai suatu kepuasaan atau tujuan.
Motivasi merupakan fungsi dari berbagai macam variabel yang saling mempengaruhi
250
. Ia merupakan suatu proses yang terjadi dalam diri manusia atau suatu proses psikologis. Seringkali
kita beranggapan bahwa seseorang yang kelihatan sibuk adalah orang yang tinggi motivasinya. Padahal mungkin saja ia adalah
seorang pegawai yang sedang melarikan diri dari kekurang tenangan psikologis. Sebaliknya sekelompok orang yang sedang
berbicang-bicang seringkali kita anggap sebagai sekelompok yang kurang atau malah tidak mempunyai motivasi. Pendek kata kita
sring menghubungkan motivasi dengan tindakan atau perilaku yang nyata ini mungkin benar dan mungkin pula tidak benar, sebab
motivasi merupakan sebuah proses psikologis, yang terjadi antara sikap, kebutuhan, persepsi, proses belajar dan pemecahan
persoalan.
Motivasi merupakan sebuah alasan atau dorongan seseorang untuk bertindak. Orang yang tidak mau bertindak sering
kali disebut tidak memiliki motivasi. Alasan atau dorongan itu bisa datang dari luar maupun dari dalam diri. Sebenarnya pada
250
Dalam kehidupan sehari-hari Motivasi kadang-kadang dipakai istilah yang silih berganti dengan kebutuhan need; keinginan want; Dorongan drive; atau
implus.
322
dasarnya semua motivasi itu datang dari dalam diri, faktor luar hanyalah pemicu munculnya motivasi tersebut. Motivasi dari luar
adalah motivasi yang pemicunya datang dari luar diri kita. Sementara meotivasi dari dalam ialah motivasinya muncul dari
inisiatif diri kita.
Pada dasarnya motivasi itu hanya dua, yaitu untuk meraih kenikmatan atau menghindari dari rasa sakit atau kesulitan. Uang
bisa menjadi motivasi kenikmatan maupun motivasi menghindari rasa sakit. Jika kita memikirkan uang supaya kita tidak hidup
sengsara, maka disini alasan seseorang mencari uang untuk menghindari rasa sakit. Sebaliknya ada orang yang mengejar uang
karena ingin menikmati hidup, maka uang sebagai alasan seseorang untuk meraih kenikmatan.
Dalam motivasi, kita mengenal adanya motivasi diri yakni sebuah kemampuan kita untuk memotivasi diri kita tanpa
memerlukan bantuan orang lain. Kita memiliki kemampuan untuk mendapatkan alasan atau dorongan untuk bertindak. Proses
mendapatkan dorongan bertindak ini pada dasarnya sebuah proses penyadaran akan keinginan diri sendiri yang biasanya terkubur.
Setiap orang memiliki keinginan yang merupakan dorongan untuk bertindak, namun seringkali dorongan tersebut melemah karena
faktor luar. Melemahnya dorongan ini bisa dilihat dari hilangnya harapan dan ketidak berdayaan. Memotivasi diri adalah proses
menghilangkan faktor yang melemahkan dorongan kita. Rasa tidak tidak berdaya dihilangkan menjadi pribadi yang lebih percaya diri.
Sementara harapan dimunculkan kembali dengan membangun keyakinan bahwa apa yang diinginkan bisa kita capai. Dengan
demikian jika sebuah sumbat motivasi dalam hal ini ketidak berdayaan dan tanpa harapan dihilangkan, maka aliran energi
dalam tubuh kita bisa mengalir kembali.
Membangun impian adalah salah satu cara memotivasi diri sendiri. Namun, membangun impian bisa tidak berguna jika
hambatan-hambatan pada diri sendiri masih ada. Inilah mengapa banyak orang yang tidak mau bermimpi, sebab ada sebuah faktor
yang masih belum diselesaikan, yaitu faktor keberdayaan. Jadi, sebaiknya sebelum kita membangun mimpi, kita harus membangin
rasa percaya diri terlebih dahulu. Jika tidak, membangun impian
323
bisa percuma. Buat apa mimpi besar jika kita tidak percaya diri untuk mencapainya? Impian yang besar tanpa kepercayaan diri
seperti mimpi di siang bolong, angan-angan, atau khayalan belaka. Mereka mengatakan ingin, tapi tidak ada tindakan yang terjadi.
Hanya ada dua penyebab, harapan meraih mimpi yang tidak ada danatau mereka merasa tidak mampu meraih impian tersebut.
Mengapa diperlukan sebuah keharusan memotivasi diri, untuk menjawab sebuah pertanyaan ini, kami mengutip dalam
sebuah penelitian, ditemukan terdapat 16 enam belas hasrat dasar yang mengatur hidup manusia.
251
hasrat tersebut adalah: Kebutuhan untuk disetujui; Kebutuhan untuk berpikir; Kebutuhan
untuk makan; Kebutuhan untuk berkeluarga; Kebutuhan untuk dihormati; Kebutuhan akan terwujudnya idealisme; Kebutuhan
akan kebebasan;Kebutuhan akan keteraturan; Kebutuhan akan latihan fisik; Kebutuhan akan kekuasaan; Kebutuhan akan
romantisme; Kebutuhan akan menyimpan atau mengkoleksi; Kebutuhan akan relasi yang baik; Kebutuhan akan status;
Kebutuhan akan keamanan; Kebutuhan akan balas dendam.
2. Teori Motivasi.