Pengertian Motivasi. Teori Motivasi.

312

N. Teori Motivasi.

1. Pengertian Motivasi.

Dalam kehidupan sehari-hari kita selalu mendengar istilah motivasi, apa sebenarnya yang dinamakan dengan motivasi itu?. 239 Motivasi oleh enry Fayol disebut sebagai Commanding pemberian komando ; George Terry menyebutnya Actuating , atau penggerakan sementara itu Gulick Kootz, menggunakan istilah Directing atau pemberian bimbingan. Namun secara umum kita mengenal motivasi itu sebagai istilah lain dari Motivating . Istilah yang digunakan ini lebih bersifat persuasif dan edukatif serta lebih menekankan kepada faktor pemberian perangsang terhadap para bawahan dalam rangka usaha meningkatkan semangat kerja morale para bawahan. Dengan demikian kemauan dan semangat kerja para bawahan ini didasarkan kepada kesadaran dan loyalitas, bukan didasarkan karena adanya unsur paksaan dari pihak manapun. 240 239 Tidak ada kesepakatan umum di antara para ahli psikologi tentang bagaimana motivasi dan faktor-faktor motivasi seharusnya didefenisikan atau dianalisa secara teoritis. Istilah tersebut secara umum digunakan berkaitan dengan tiga pertanyaan yang saling terkait yang harus dijawab sebelum perilaku dipaparkan untuk menjadi suatu keterangan. Pertama, pertanyaan-pertanyaan yang berhubungan dengan faktor-faktor yang menentukan perubahan-perubahan dalam intensitas perilaku pada istilah ini masuk dalam kategori perilaku internal, seperti berpikir. Kedua, adalah pertanyaan tentang aturan berperilaku. Perilaku ditentukan bersamaan dengan adanya dorongan eksternal dirasakan melalui alat panca indera dan oleh kondisi-kondisi dalam diri organism. Ketiga, pertanyaan yang berhubungan dengan bantuan perilaku belajar. Semua bentuk belajar memerlukan dua atau lebih rangsangan-rangsangan yang terjadi dalam kesinambungannya. Lebih lanjut baca: Lee C. Deighton, The Encyclopedia of Education, Vol. 6 USA: The Macmillan Company the Free Press, t.t., h. 408. 240 Penulis lebih a krab dengan penggunaan istilah Motivating daripada penggunaan istilah seperti yang digunakan oleh Fayol dan terry, sebab motivasi secara implisit berarti bahwa pimpinan organisasi berada di tengah-tengah para bawahannya dan dengan demikian dapat memberikan bimbingan, instruksi, nasehat serta koreksi. Secara implisit pula dalam istilah Motivating telah tercakup adanya usaha untuk mensinkornsaikan tujuan oganisasi dan tujuan pribadi dari anggota organisasi; serta secara eksplisit dalam istilah motivating, terlihat bahwa para pelaksana operatif dalam memberikan jasa-jasanya memerlukan berapa macam perancang. 313 Secara etimologis, motivasi motivation berasal dari perkataan bahasa Latin, yakni movere yang berarti menggerakkan to move. Diserap dalam bahasa Inggris menjadi motivation berarti pemberian motif, penimbulan motif atau hal yang menimbulkan dorongan atau keadaan yang menimbulkan dorongan, motivasi seseorang tergantung kepada kekuatan motifnya. 241 Motivasi memiliki pengaruh kuat pada seberapa baik kita melakukan pekerjaan kita. Para siswa misalnya sering mengembangkan Mentalitas budak. Artinya, mereka melihat diri mereka melakukan tugas-tugas yang diperlukan oleh guru mereka tetapi yang benar-benar bermakna bagi mereka. Sebaliknya, siswa yang melihat bagaimana sekolah mereka cocok dengan rencana mereka untuk diri mereka sendiri menjadi pekerja bersedia. Memang benar bahwa Knda dapat melakukan apapun yang ingin kita lakukan karena ingin membuat pekerjaan yang diperlukan mudah. 242 Penentuan untuk bekerja tidak berarti sama dengan motivasi. Apakah Power tidak akan bekerja selama periode waktu yang panjang. Anda bisa memaksa diri Anda pada kesempatan, tetapi ada batasan tertentu bagi keberhasilan pendekatan semacam itu. Motivasi dapat diartikan sebagai keadaan kejiwaan dan sikap mental manusia yang memberikan energi, mendorong kegiatan moves, dan mengarah atau menyalurkan perilaku ke arah mencapai kebutuhan yang memberikan kepuasan atau 241 Penulis berpendapat bahwa motivasi merupakan satu penggerak dari dalam hati seseorang untuk melakukan atau mencapai sesuatu tujuan. Motivasi juga bisa dikatakan sebagai rencana atau keinginan untuk menuju kesuksesan dan menghindari kegagalan hidup. Dengan kata lain motivasi adalah sebuah proses untuk tercapainya suatu tujuan. Seseorang yang mempunyai motivasi berarti ia telah mempunyai kekuatan untuk memperoleh kesuksesan dalam kehidupan. Motivasi dapat berupa motivasi intrinsic dan ekstrinsic. Motivasi yang bersifat intinsik adalah manakala sifat pekerjaan itu sendiri yang membuat seorang termotivasi, orang tersebut mendapat kepuasan dengan melakukan pekerjaan tersebut bukan karena rangsangan lain seperti status ataupun uang atau bisa juga dikatakan seorang melakukan hobbynya. Sedangkan motivasi ekstrinsik adalah manakala elemen elemen di luar pekerjaan yang melekat di pekerjaan tersebut menjadi faktor utama yang membuat seorang termotivasi seperti status ataupun kompensasi. 242 Motivation , Academic Skills Center, Dartmouth College 2001 314 mengurangi ketidakseimbangan. Kebutuhan tersebut timbul akibat adanya berbagai hubungan. Kebutuhan dapat berwujud fisik biologis serta sosial ekonomis. Akan tetapi, yang lebih penting adalah adanya kebutuhan needs yang bersifat sosial psikis, misalnya penghargaan, pengakuan, keselamatan, perlindungan, keamanan, jaminan sosial, dan sebagainya. Secara singkat motivasi dapat diartikan sebagai bagian integral dan hubungan perburuan dalam rangka proses pembinaan, pengembangan, dan pengarahan sumber daya manusia. Karena sumber daya manusia merupakan salah satu elemen penting dan sangat menentukan dalam hubungan perburuan maka hal-hal yang berhubungan dengan konsepsi motivasi sudah wajar diberi perhatian yang sungguh-sungguh dari setiap pelaku yang berkepentingan untuk keberhasilan perusahaan sesuai dengan yang telah direncanakan sebelumnya. Motivasi bukan hanya satu-satunya faktor yang mempengaruhi tingkat prestasi seseorang. Dua faktor lainnya yang mempengaruhi tingkat prestasi seseorang adalah kemampuan individu dan pemahaman tentang perilaku yang diperlukan untuk mencapai prestasi yang tinggi disebut prestasi peranan. Motivasi seringkali diartikan dengan istilah dorongan. Dorongan atau tenaga tersebut merupakan gerak jiwa dan jasmani untuk berbuat, sehingga motif tersebut merupakan suatu driving force yang menggerakkan manusia untuk bertingkah laku dan dalam perbuatannya itu mempunyai tujuan tertentu. Berdasarkan definisi di atas, maka motivasi dalam hal ini dapat dirumuskan sebagai berikut: 1. Setiap perasaan atau kehendak dan keinginan yang sangat mempengaruhi kemauan individu, sehingga individu tersebut didorong untuk berperilaku atau bertindak; 2. Pengaruh kekuatan yang menimbulkan perilaku individu; 3. Setiap tindakan atau kejadian yang menyebabkan berubahnya perilaku seseorang; 4. Proses yang menentukan gerakan atau perilaku individu kepada tujuan goal. Hubungan antara motivasi dengan perilaku, pada dasarnya berorientasi pada tujuan yang ingin dicapai. Dengan kata lain, perilaku individu pada umumnya didorong oleh keinginan untuk merealisasikan tujuan. Sedangkan unit dasar dari perilaku adalah 315 suatu aktivitas, di mana pada kenyataan semua perilaku adalah serangkaian aktivitas. Setiap individu memiliki beragam aktivitas kebutuhan. Seluruh kebutuhan tersebut berkompetisi untuk melahirkan perilakunya. Kebutuhan yang paling kuatlah yang akan memimpin perilaku individu. Suatu kebutuhan akan berkurang kekuatannya apabila kebutuhan tersebut sudah dipuaskan. Paul Hersey dan kenneth H. Blanchard, mengemukakan bahwa berkurangnya kekuatan suatu kebutuhan disebabkan beberapa hal: 1. Pemuasan kebutuhan, dimana apabila suatu kebutuhan sudah dipuaskan, maka stimulus perilaku akan menurun; 2. Pemblokiran pemuasan kebutuhan, dimana individu akan cenderung melakukan penurunan perilaku dalam rangka mencapai pemecahan permasalahan secara trial and error; 3. Ketegangan kognitif, dimana ketagangan kognitif timbul apabila dua buah persepsi yang relevan satu sama lain berada dalam konflik, sehingga menyebabkan individu mencoba mengubah pengetahuan yang berlawanan agar dapat mengurangi ketegangan; 4. Frustasi, adalah suatu hambatan bagi pencapaian tujuan yang disebabkan oleh kondisi individual, akibatnya agresi dapat menjurus pada perilaku destruktif; 5. Rasionalisasi, dapat diartikan sebagai permintaan maaf; 6. Regresi, pada intinya adalah tindakan seseorang yang tidak sesuai dengan usianya; 7. Fiksasi, ini terjadi apabila individu secara terus menerus memperlihatkan pola perilaku yang sama berulang-ulang meskipun pengalamannya tealh memperlihatkan bahwa hal itu tidak akan menghasilkan apa pun; 8. Resignasi, artinya pengunduran diri atau patis, hal ini terjadi setelah frustasi yang berkepanjangan; 9. Kekuatan motif yang meningkat, hal ini terjadi karena kekuatan motif individu dapat meningkat dan dapat pula menurun bergantung pada mendesak atau tidaknya kebutuhan seseorang. Berdasarkan hal tersebut diskusi mengenai motivasi tidak bisa lepas dari konsep motif. Pada intinya dapat dikatakan bahwa motif merupakan penyebab terjadinya tindakan. Motif adalah kata benda yang artinya pendorong, sedangkan motivasi adalah kata kerja yang artinya mendorong. Dengan kata lain motif dapat diartikan sebagai daya upaya yang mendorong seseorang untuk 316 melakukan sesuatu sedangkan motivasi adalah dorongan atau kekuatan dalam diri individu untuk melakukan sesuatu dalam mencapai suatu tujuan tertentu. Bernard Berelson dan Gary A. Steiner mengemukakan motif adalah suatu pendorong dari dalam untuk beraktivitas atau bergerak dan secara langsung atau mengarah kepada sasaran akhir . Dalam hal ini, motif kadang-kadang dinyatakan orang sebagai kebutuhan, keinginan, dorongan yang muncul dalam diri seseorang. Maka dengan demikian, motif itu merupakan suatu pengertian yang melingkupi semua penggerak alasan-alasan atau dorongan-dorongan dalam diri manusia yang menyebabkan ia berbuat sesuatu. Singkatnya semua tingkah laku manusia pada hakikatnya mempunyai motif. 243 Pendapat lain mengatkan bahwa motif adalah: 1. Sebagai suatu istilah generik yang meliputi semua faktor internal yang mengarah kepada berbagai jenis perilaku yang betujuan, semua pengaruh internal, seperti kebutuhan needs yang berasal dari fungsi-fungsi organisme, dorongan dan keinginan, aspirasi dan selera sosia yang bersumber dari fungsi-fungsi tersebut. 244 2. Motif sebagai implus atau dorongan yang memberi energi kepada tindakan manusia sepanjang lintsan kognitif perilaku ke arah pemuasan kebutuhan, artinya motif tidak harus dipersepsikan secara sadar, ia lebih merupakan suatu keadaan perasan . 245 243 Antara motif dengan motivasi, sangat erat kaitannya sehingga dapat dikatakan sebagai elemen penggerak motivasi adalah: Kinerja, yaitu keinginan seseorang yang ingin berprestasi dan menganggapnya sebagai suatu kebutuhan yang dapat mendorongnya untuk mencapai sasaran; Penghargaan, yaitu pengakuan seseorang atau suatu kinerja yang telah dicapai oleh seseorang merupakan stimulus yang kuat; Tantangan, adanya tantangan yang dihadapi merupakan stimulus kuat bagi manusia untuk mengatasinya; Tanggung jawab, adanya rasa ikut serta memiliki akan menimbulkan motivasi untuk turut merasa bertanggung jawab; Pengembangan, artinya pengembangan kemampuan seseorang, baik pengalaman kerja atau kesempatan untuk maju, dapat menjadi stimulus kuat bagi karyawan untuk bekerja lebih giat atau lebih bergairah; Keterlibatan, adanya rasa ikut serta dalam suatu proses pengambilan keputusan merupakan stimulus yang cukup kuat untuk karyawan; Kesempatan, adanya kesempatan untuk maju dalam bentuk jenjang karier yang terbuka merupakan stimulus cang cukup kuat bagi karyawan. 244 M. Sherif C. W. Sherif, An Outline of Psychology,Harper Row Pul, N. Y., 1956 245 A. Gidens, Modernity and Self Identity; Self and Society in the Late Modern age, Polity Press: Cambridge, UK, 1991. 317 3. Motif adalah suatu keadaan dari dalam yang memberikan kekuatan, yang menggiatkan, atau yang menggerakan, sehingga disebut sebagai penggerakan atau motivasi, dan yang mengarahkan atau menyalurkan perilaku ke arah tujuan- tujuan. 246 Motif diarahkan ke arah tujuan-tujuan yang dapat muncul dalam kondisi sadar atau dalam kondisi di bawah sadar. Motif merupakan mengapa dari perilaku mereka muncul dan mempertahankan aktivitas, dan mendeterminasi arah umum perilaku seorang individu. Hubungan antara motif, tujuan, dan aktivitas dapat ditunjukan pada ragaan berikut ini. Menurut Winkel 247 menyatakan Motif adalah daya penggerak dalam diri seseorang untuk melakukan kegiatan tertentu demi mencapai suatu tujuan tertentu. Kemudian Menurut Azwar, disebutkan bahwa Motif adalah suatu keadaan, kebutuhan, atau dorongan dalam diri seseorang yang disadari atau tidak disadari yang membawa kepada terjadinya suatu perilaku. Dari beberapa pendapat di atas, maka penulis dapat menyimpulkan bahwasannya Motif merupakan suatu dorongan dan kekuatan yang berasal dari dalam diri seseorang baik yang disadari maupun tidak disadari untuk mencapai tujuan tertentu. Artinya, motif adalah sebuah kondisi seseorang yang mendorong untuk mencari sebuah kepuasaan atau mencapai sebuah tujuan. Jadi, motif adalah sebuah alasan atau dorongan yang menyebabkan 246 Harold Kootz et la, Management, Seventh Edition, McGraw-Hill Kogakusha, Ltd: Tokyo, 1980. 247 Nyanyu Khodijah. Psikologi Belajar.Palembang:IAIN Raden Fatah Press, 2006, hlm: 47. 318 seseorang berbuat sesuatu, melakukan sebuah tindakan, atau bersikap tertentu. Ragaan di atas, menunjukkan sebuah situasi yang memotivasi, di mana motif-motif seorang individu, diarahkan ke arah pencapaian tujuan. Motif terkuat, menimbulkan perilaku, yang bersifat diarahkan kepada tujuan atau aktivitas tujuan. Mengingat bahwa tidak semua tujuan dapat dicapai, maka para individu tidak selalu mencapai aktivitas tujuan, terlepas dari kekuatan motif yang ada. Jadi dengan demikian aktivitas tujuan dinyatakan dalam gambar berupa garis putus-putus. 248 Berdasarkan uraian di atas, dalam konsep motif terkandung makna, bahwa motif merupakan daya pendorong dari dalam diri individu; Motif merupakan penyebab terjadinya aktivitas, dan Motif diarahkan untuk mencapai tujuan tertentu. Dengan demikian motif dapat didefinisikan sebagai daya pendorong dari dalam diri individu sebagai penyebab terjadinya aktivitas, yang diarahkan untuk mencapai tujuan tertentu. Dari defenisi tersebut di atas, pada dasarnya motif merupakan pengertian yang melingkupi penggerak alasanalasan atau dorongan dari dalam diri manusialah yang menyebabkan manusia itu berbuat sesuatu. Semua tingkahlaku manusia pada dsrnya mempunyai motif. Juga tingkahlaku yang disebut dengan tingkahlaku secara refleks dan yang berlangsung secar otomatis mempunyai maksud tertentu meksipun maksud itu tidak disadari oleh manusia. Motif manusia bisa bekerja scara sadar dan juga secaras tidak sdar. Untuk mengerti dan memahami berbagai tingkahlaku manusia dengan lebih sempurna, maka kita terlebih dahulu harus memahami bagaimana motif-motifnya daripada tingkahlakunya. Menurut WoodWorth dan Marquis, motif itu dapat dibedakan menjadi tiga, yaitu: 1. Motif yang berhubungan dengan kebutuhan Kejasmanian organic needs, yaitu merupakan motif yang berhubungan dengan kelangsungan hidup individu atau organisme, misalnya motif minum, makan, kebutuhan pernapasan, seks, kebutuhan beristirahat; 248 Winardi. Motivasi dan Pemotivasian dalam Manajemen. Jakarta: PT Raja Grafindo Persada, 2002. 319 2. Motif darurat emergency motives, yaitu merupakan motif untuk tindakan-tindakan dengan segera karena sekitar menuntutnya, misalnya motif untuk melepaskan diri dari bahaya, motif melawan, motif untuk mengatasi rintangan- rintangan, motif untuk bersaing; 3. Motif Obyektif obyective motives, yaitu merupakan motif untuk mengadakan hubungan dengan keadaan sekitarnya, baik terhadap orang-orang atau benda-benda. Misalnya, motif eksplorasi, motif manipulasi, minat. Minat merupakan motif yang tertuju kepada sesuatu yang khusus. Suatu motif dikatakan kuat apabila motif itu dapat mengalahkan kekuatan motif yang lain. Sehubungan dengan hal tersebut beberapa eksperimen dilaksanakan untuk mengetahui tentang kekuatan motif-motif itu. Keadaan sehari-hari menunjukkan bahwa kadang-kadang orang menghadapi beberapa macam motif yang saling bertentangan satu dengan yang lain. Misalnya pada suatu waktu seseorang mempunyai motif untuk belajar, tetapi juga mempunyai motif untuk melihat film. Dengan keadaan demikian maka akan terjadi pertentangan atau konflik dalam diri orang tersebut antara motif yang satu dengan motif yang lain. Jadi, konflik motif akan terjadi bila adanya beberapa tujuan yang ingin dicapai sekaligus secara bersamaan. Ada beberapa kemungkinan respon yang dapat diambil bila individu menghadapi bermacam-macam motif, yaitu: 1 Pemilihan atau Penolakan; Dalam menghadapi bemacam- macam motif individu dapat mengambil pemilihan yang tegas. Dalam pemilihan yang tegas individu dihadapkan kepada situasi dimana individu harus memberikan salah satu respon pemilihan atau penolakan dari beberapa macam objek atau situasi yang dihadapi. 2 Kompromi; Jika individu menghadapi dua macam objek atau situasi, adanya kemungkinan individu dapat mengambil respon yang bersifat Kompromi, yaitu menggabungkan kedua macam objek tersebut. Tetapi, tidak semua objek atau situasi dapat diambil respon atau keputusan kompromi. Dalam hal yang akhir ini individu harus mengambil pemilihan atau penolakan dengan tegas. 3 Meragu-ragukan bimbang; Jika individu diharuskan mengadakan pemilihan atau penolakan diantara dua objek atau hal yang buruk atau baik, maka sering timbul kebimbangan pada individu. Kebimbangan terjadi karena masing-masing 320 objek mempunyai nilai-nilai positif ataupun negatif, kedua- duanya mempunyai sifat atau segi yang menguntungkan tetapi juga mempunyai segi yang merugikan. Kebimbangan umumnya tidak menyenangkan bagi individu dan kadang-kadang menimbulkan perasaan yang mengacaukan hingga keadaan psikis, sehingga individu mengalami hambatan- hambatan. Keadaan ini dapat diatasi dengan cara individu mengambil suatu keputusan dengan mempertimbangkan dan melakukan pemeriksaan dengan teliti terhadap segala aspek dari objek tersebut. Dalam motivasi belajar merupakan faktor psikis yang bersifat non-intelektual. Peranannya yang khas adalah dalam penumbuhan gairah, perasaan dan semangat untuk belajar. Dengan demikian motivasi memiliki peran strategis dalam belajar, baik pada saat memulai belajar, saat sedang belajar maupun saat berakhirnya belajar. Agar perannya lebih optimal, maka prinsip- prinsip motivasi dalam aktifitas belajar haruslah dijalankan. Prinsip-Prinsip tersebut adalah: Motivasi sebagai penggerak yang mendorong aktivitas belajar; Motivasi intrinsic lebih utama daripada motivasi ekstrinsik dalam belajar; Motivasi berupa pujian lebih baik daripada hukuman; Motivasi berhubungan erat dengan kebutuhan belajar; Motivasi dapat memupuk optimisme dalam belajar; Motivasi melahirkan prestasi dalam belajar. Dalam sebuah motif, terdapat dua unsur pokok, yakni unsur dorongan kebutuhan, serta unsur tujuan. 249 Proses interaks timbal balik antara kedua unsur ini terjadi dalam diri manusia, namun dalam kerjanya dapat dipengaruhi oleh hal-hal yang berada dalam luar diri manusia. Misalnya, keadaan cuaca, kondisi lingkungan, dan sebagainya. Maka dengan demikian, bisa saja terjadi perubahan motivasi dalam waktu yang relatif singkat jika ternyata motivasi yang pertama mendapat hambatan atau tidak mungkin terpenuhinya. Sedangkan menurut Dister, setiap tingkah laku manusia adalah hasil dari hubungan timbal balik antara tiga faktor, yaitu: 249 Martin Handoko, Motivasi, Daya Penggerak Tingkah Laku, Kanisius: Yogyakarta, 1992, hlm: 10-15. 321 Dorongan spontan manusia, yaitu dorongan yang tidak ditimbulkan dengan sengaja. Seperti dorongan seksual, nafsu makan dan kebutuhan akan tidur; Ke-aku-an manusia, dimana manusia menyetujui dorongan spontan tadi untuk menjadi miliknya, sehingga kemudian menjadi sebuah kejadian . Misalnya dengan menunda makan, walaupun ia merasa lapar; serta Lingkungan hidup manusia. Dari motif kita menuju ke arah yang lebih dalam, yakni motivasi. Sebenarnya motivasi merupakan istilah yang lebih umum, yang menunjukan pada seluruh proses gerakan, termasuk situasi yang mendorong, dorongan yang timbul dalam diri individu, tingkah laku yang ditimbulkannya atau akhir dari gerakan atau perbuatan maka dengan demikian, bisa juga dikatakan bahwa motivasi berarti membangkitkan motif, membangkitkan daya gerak, atau menggerakan seseorang atau diri sendiri untuk berbuat sesuatu dalam rangka mencapai suatu kepuasaan atau tujuan. Motivasi merupakan fungsi dari berbagai macam variabel yang saling mempengaruhi 250 . Ia merupakan suatu proses yang terjadi dalam diri manusia atau suatu proses psikologis. Seringkali kita beranggapan bahwa seseorang yang kelihatan sibuk adalah orang yang tinggi motivasinya. Padahal mungkin saja ia adalah seorang pegawai yang sedang melarikan diri dari kekurang tenangan psikologis. Sebaliknya sekelompok orang yang sedang berbicang-bicang seringkali kita anggap sebagai sekelompok yang kurang atau malah tidak mempunyai motivasi. Pendek kata kita sring menghubungkan motivasi dengan tindakan atau perilaku yang nyata ini mungkin benar dan mungkin pula tidak benar, sebab motivasi merupakan sebuah proses psikologis, yang terjadi antara sikap, kebutuhan, persepsi, proses belajar dan pemecahan persoalan. Motivasi merupakan sebuah alasan atau dorongan seseorang untuk bertindak. Orang yang tidak mau bertindak sering kali disebut tidak memiliki motivasi. Alasan atau dorongan itu bisa datang dari luar maupun dari dalam diri. Sebenarnya pada 250 Dalam kehidupan sehari-hari Motivasi kadang-kadang dipakai istilah yang silih berganti dengan kebutuhan need; keinginan want; Dorongan drive; atau implus. 322 dasarnya semua motivasi itu datang dari dalam diri, faktor luar hanyalah pemicu munculnya motivasi tersebut. Motivasi dari luar adalah motivasi yang pemicunya datang dari luar diri kita. Sementara meotivasi dari dalam ialah motivasinya muncul dari inisiatif diri kita. Pada dasarnya motivasi itu hanya dua, yaitu untuk meraih kenikmatan atau menghindari dari rasa sakit atau kesulitan. Uang bisa menjadi motivasi kenikmatan maupun motivasi menghindari rasa sakit. Jika kita memikirkan uang supaya kita tidak hidup sengsara, maka disini alasan seseorang mencari uang untuk menghindari rasa sakit. Sebaliknya ada orang yang mengejar uang karena ingin menikmati hidup, maka uang sebagai alasan seseorang untuk meraih kenikmatan. Dalam motivasi, kita mengenal adanya motivasi diri yakni sebuah kemampuan kita untuk memotivasi diri kita tanpa memerlukan bantuan orang lain. Kita memiliki kemampuan untuk mendapatkan alasan atau dorongan untuk bertindak. Proses mendapatkan dorongan bertindak ini pada dasarnya sebuah proses penyadaran akan keinginan diri sendiri yang biasanya terkubur. Setiap orang memiliki keinginan yang merupakan dorongan untuk bertindak, namun seringkali dorongan tersebut melemah karena faktor luar. Melemahnya dorongan ini bisa dilihat dari hilangnya harapan dan ketidak berdayaan. Memotivasi diri adalah proses menghilangkan faktor yang melemahkan dorongan kita. Rasa tidak tidak berdaya dihilangkan menjadi pribadi yang lebih percaya diri. Sementara harapan dimunculkan kembali dengan membangun keyakinan bahwa apa yang diinginkan bisa kita capai. Dengan demikian jika sebuah sumbat motivasi dalam hal ini ketidak berdayaan dan tanpa harapan dihilangkan, maka aliran energi dalam tubuh kita bisa mengalir kembali. Membangun impian adalah salah satu cara memotivasi diri sendiri. Namun, membangun impian bisa tidak berguna jika hambatan-hambatan pada diri sendiri masih ada. Inilah mengapa banyak orang yang tidak mau bermimpi, sebab ada sebuah faktor yang masih belum diselesaikan, yaitu faktor keberdayaan. Jadi, sebaiknya sebelum kita membangun mimpi, kita harus membangin rasa percaya diri terlebih dahulu. Jika tidak, membangun impian 323 bisa percuma. Buat apa mimpi besar jika kita tidak percaya diri untuk mencapainya? Impian yang besar tanpa kepercayaan diri seperti mimpi di siang bolong, angan-angan, atau khayalan belaka. Mereka mengatakan ingin, tapi tidak ada tindakan yang terjadi. Hanya ada dua penyebab, harapan meraih mimpi yang tidak ada danatau mereka merasa tidak mampu meraih impian tersebut. Mengapa diperlukan sebuah keharusan memotivasi diri, untuk menjawab sebuah pertanyaan ini, kami mengutip dalam sebuah penelitian, ditemukan terdapat 16 enam belas hasrat dasar yang mengatur hidup manusia. 251 hasrat tersebut adalah: Kebutuhan untuk disetujui; Kebutuhan untuk berpikir; Kebutuhan untuk makan; Kebutuhan untuk berkeluarga; Kebutuhan untuk dihormati; Kebutuhan akan terwujudnya idealisme; Kebutuhan akan kebebasan;Kebutuhan akan keteraturan; Kebutuhan akan latihan fisik; Kebutuhan akan kekuasaan; Kebutuhan akan romantisme; Kebutuhan akan menyimpan atau mengkoleksi; Kebutuhan akan relasi yang baik; Kebutuhan akan status; Kebutuhan akan keamanan; Kebutuhan akan balas dendam.

2. Teori Motivasi.