Tahap 4 – Evaluasi Keberhasilan: Tahap akhir dalam siklus Proaktif. Pemerintah yang secara terang-terangan mempunyai

455

3. Tahap 3 – Pelacakan Alokasi Anggaran. Tahap ini dilakukan

untuk mengidentifikasi apakah alokasi dana benar-benar efektif, efisien, tepat waktu, dan tepat sasaran setelah dewan menyetujui Anggaran Pendapatan Belanja Daerah APBD. Sebagai negara berkembang yang sistemnya masih dalam tahap penyusunan, kehadiran bagi pemburu rente, penyaluran dana yang tersendat, maupun keterbatasan kemampuan pemerintah menjadi batu sandungan dalam pelaksanaan program-program pemerintah, terutama yang menyangkut pemecahan masalah kemiskinan. Dalam konteks ini, CSO Company Security Officer dapat melakukan aktivitas, baik bekerja sama dengan pemerintah ataupun bebas tanpa ikatan dengan pemerintah, untuk melacak aliran dana melalui jalur- jalur birokratis untuk meyakinkan bahwa dana Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah APBD tersebut benar-benar digunakan sesuai rencana. Peranan media masa dalam publikasi terhadap tender-tender pengadaan barang dan jasa menjadi sangat penting, mengingat sistem belum cukup kokoh sehingga peluang untuk memanipulasi tender sangat besar. Proses pelacakan alokasi anggaran ini biasanya dilakukan dalam periode satu tahun anggaran, namun pelacakan perlu lebih intensif dilakukan pada akhir tahun karena banyak proyek mendadak. Mungkin untuk sekedar menghabiskan anggaran. Beberapa proyek tidak sempat terlaksana atau memang sengaja tidak dilaksanakan merupakan perilaku pemburu rente yang harus dicermati, sementara pelaksanaan program dilakukan secara terburu-buru menjelang laporan pertanggungjawaban membuat kualitas program menjadi asal- asalan. Bahkan ada alokasi anggaran yang katanya untuk program pemberdayaan pemuda, dialihkan untuk mendukung kegiatan olah raga, sepak bola misalnya. Beberapa program memang sengaja dibuat umum dan tidak detail sehingga lebih memungkinkan untuk mengalihkannya untuk kepentingan tertentu.

4. Tahap 4 – Evaluasi Keberhasilan: Tahap akhir dalam siklus

anggaran melibatkan kajian terhadap indikator keberhasilan. Biasanya indikator keberhasilan yang ada dalam dokumen perencanaan kurang jelas. Indikator keberhasilan seharusnya sudah terdapat dalam dokumen perencanaan, baik itu Rencana Pembangunan Jangka Pendek RPJP, Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah RPJMD. Bahkan dalam setiap program atau proyek ada form khusus yang membantu membuat indikator keberhasilan. Namun demikian, karena ketidakjelasan indikator yang dibuat dalam proses 456 perencanaan, maka evaluasi keberhasilan pemerintah menjadi sulit dilakukan. Misalnya, pertumbuhan ekonomi, angka pengangguran, maupun indeks kemiskinan seringkali menjadi angka-angka politis. Keberhasilan partisipasi dalam pengangaran keuangan daerah sangat ditentukan oleh efektivitas pelaksanaan tiga pelaku utama: pemerintah, masyarakat, dan legislatif. Komitmen Pemimpin Daerah. Berdasarkan pengalaman Brazil dan Uganda, faktor utama yang menentukan replikasi partisipasi masyarakat dalam penyusunan Anggaran Pendapatan Belanja Daerah APBD adalah tingkat komitmen pemerintah daerah. Komitmen inilah yang mampu merekonstruksi terwujudnya wilayah publik dalam pengambilan keputusan. Ada tiga kecenderungan tipe pandangan pemerintah terhadap partisipasi.

1. Proaktif. Pemerintah yang secara terang-terangan mempunyai

komitmen terhadap partisipasi sangat jarang, apalagi cukup radikal, seperti dalam konteks Porto Alegre. Pemerintah yang radikal dalam menggalang partisipasi biasanya terkait dengan partai politik berhaluan kiri, seperti Partai Pekerja Worker s Party di Brazil. Dalam kasus lain, upaya menggalang partisipasi juga dimotivasi oleh kepentingan untuk mengalahkan kelompok lain yang mempunyai kekuatan besar, seperti partai politik yang dominan maupun gerombolan pengusaha.

2. Netral. Pada umumnya, pemerintah daerah cenderung memilih