304
Keuangan BPK tidak selayaknya melakukan kontrol atas semua bentuk keuangan negara, termasuk di dalamnya kekayaan negara.
Akan lebih bermakna jika Badan Pemeriksa Keuangan BPK melakukan fungsi pengawasan keuangan yang bersifat makro
strategis yang mempunyai dampak sosial ekonomis yang luas. Konsekuensinya, Badan Pemeriksa Keuangan BPK tidak perlu
bersusah payah melakukan pengawasan keuangan negara dengan rentang yang tidak terbatas. Akan tetapi, cukup pada pengujian atas
hasil pemeriksaan keuangan yang dilakukan aparat intern pengawas pemerintah dan pengawasan terhadap pelaksanaan
Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara APBN.
Hasil pemeriksaan Badan Pemeriksa Keuangan BPK yang diberitahukan kepada Dewan Perwakilan Rakyat DPR,
sebenarnya mengandung makna yuridis yang kurang tegas dipandang dari pemakaian istilahnya. Dengan demikian, perlu ada
perubahan kata diberitahukan menjadi dilaporkan kepada Dewan Perwakilan Rakyat DPR. Hal demikian juga akan membawa
dampak psikologis kepada Dewan Perwakilan Rakyat DPR. untuk segera menindaklanjuti temuan pemeriksaan dan pengawasan
Badan Pemeriksa Keuangan BPK sehingga dapat dilaksanakan sebagaimana mestinya. Pelaksanaan tindak lanjut ini dilakukan
secepat mungkin untuk menyelesaikan masalah dan mencegah penyimpangan yang akan merugikan posisi keuangan negara.
Apabila dalam temuan pemeriksaan terdapat indikasi terjadinya penyelewengan, laporan tersebut dapat disampaikan kepada
Kejaksaan Agung untuk ditindaklanjuti sesuai dengan prosedur hukum.
2. Pengawasan Dalam Pemerintahan Daerah.
Hakekat pelaksanaan Otonomi Daerah yaitu pemberdayaan daerah serta mengurus rumah tangga sendiri. Penyelenggaraan
pemerintah dan pembangunan memerlukan pengawasan yang ketat, agar dapat berdaya guna dan berhasil guna. Peranan
pengawasan
dibangun dalam
kerangka Negara
kesatuan, berdasarkan pemahaman tersebut maka pengawasan terhadap
Pemerintah Daerah merupakan bagian integral dari sistem pengawasan nasional. Pengawasan harus disadari oleh semua
305
pihak, baik yang mengawasi dan oleh yang diawasi maupun oleh masyarakat umum. Lebih tegasnya lagi pengawasan merupakan
salah satu unsur penting dalam rangka peningkatan perdayagunaan aparatur
Negara dalam
pelaksanaan tugas-tugas
umum Pemerintahan yang bersih dan wibawa.
Secara umum yang dimaksud dengan pengawasan adalah segala kegiatan dan tindakan untuk menjamin peyelenggaraan
suatu kegiatan yang tidak menyimpang dari tujuan serta rencana yang telah digariskan. Pengawasan keuangan Negara dan daerah
menurut Abdul Halim,
236
berdasarkan ruang lingkupnya dibedakan menurut jenis yaitu Pengawasan Intern dan Pengawasan Ekstern.
Dalam Peraturan Pemerintah Nomor 20 Tahun 2001 Tentang Pembinaan dan Pengawasan Atas Penyelenggaraan Pemerintahan
Daerah, dijelaskan definisi empat jenis pengawasan yaitu Pengawasan Melekat, Pengawasan Fungsional, Pengawasan
Legislatif, Pengawasan Masyarakat.
Adapun pengertian setiap jenis pengawasan tersebut menurut Peraturan Pemerintah Nomor 20 Tahun 2001 Tentang
Pembinaan dan Pengawasan Atas Penyelenggaraan Pemerintahan Daerah, adalah sebagai berikut:
1. Pengawasan Melekat adalah serangkaian kegiatan yang bersifat sebagai pengendalian yang terus menerus dilakukan oleh
atasan langsung terhadap bawahannya secara preventif dan represif agar pelaksanaan tugas bawahan tersebut berjalan
secara efektif dan efisien sesuai dengan rencana kegiatan dan peraturan perundang-undangan yang berlaku.
2. Pengawasan Fungsional adalah pengawasan yang dilakukan oleh aparat pengawasan secara fungsional baik intern
pemerintah maupun ekstern Pemerintahan yang dilaksanakan terhadap
pelaksanaan tugas
umum pemerintah
dan pembangunan agar sesuai dengan rencana dan peraturan
perundang-undangan yang berlaku. 3. Pengawasan Legislatif adalah pengawasan yang dilakukan oleh
Lembaga Perwakilan Rakyat terhadap kebijaksanaan dan pelaksanaan tugas-tugas umum pemerintah dan pembangunan.
4. Pengawasan Masyarakat adalah pengawasan yang dilakukan oleh warga masyarakat yang disampaikan secara lisan atau
tulisan kepada aparatur pemerintah yang berkepentingan,
236
Abdul Halim, Manajemen Keuangan Daerah, ed Revisi, UUP AMP YKPN, Yogyakarta, 2004, hlm: 15.
306
berupa sumbangan pikiran, saran, gagasan atau keluhan pengaduan yang bersifat membangun yang disampaikan baik
secara langsung maupun melalui media.
Sedangkan menurut Baldric Siregar dan Bonni Siregar
237
menjelaskan bahwa jenis-jenis pengawasan keuangan Negara dapat dibedakan berdasarkan: Sifat Pengawasan; Hubungan aparat
pengawasan dengan pihak yang diawasi; Metode pengawasan.
Dari pembagian menurut Balrdric Siregar dan Bonni Siregar, dapat penulis ringkas dalam bentuk tabel sebagai berikut:
Sifat Pengawasan a. Pengawasan Preventif
Pengawasan Preventif adalah pengawasan yang dilakukan oleh aparat pengawasan terhadap
pengelolaan keuangan negara sebelum tindakan tersebut dilakukan. Tujuan pengawasan preventif
ialah untuk mencegah terjadinya penyimpangan dalam kegiatan pengelolaan keuangan Negara.
b. Pengawasan Represif Pengawasan Represif merupakan pengawasan yang
dilakukan oleh aparat pengawasan terhadap tindakan pengelolaan keuangan Negara setelah
tindakan tersebut dilakukan. Tujuan pengawasan represif adalah untuk mengidentifikasi apakah
terjadi penyimpangan, tindakan koreksi yang dibutuhkan dan rekomendasi perbaikan dalam
pengelolaan keuangan Negara. Tujuan tersebut dapat dicapai dengan membandingkan tindakan
pengelolaan keuangan negara yang telah dilakukan dengan ketentuan pengelolaan keuangan negara.
Hubungan aparat pengawasan
dengan pihak
yang diawasi a. Pengawasan Eksternal
Pengawasan Eksternal adalah pengawasan yang dilakukan oleh badan atau orang yang berasal dari
unit organisasi lain selain unit organisasi yang diperiksa. Hubungan antar aparat pengawasan
dengan pihak yang diawasi adalah keuanya tidak berbeda dalam satu unit organisasi yang sama.
a. Pengawasan Intern
237
Baldric Siregar dan Bonni Siregar, Akuntansi Pemerintahan dengan Sistem Dana, BPFE, Yogyakarta. 2000, hlm: 230- 231.
307
Pengawasan Intern adalah pengawasan yang dilakukan oleh badan atau orang yang ada di
lingkungan unit
organisasi yang
diperiksa. Hubungan antar aparat pengawasan dengan pihak
yang diawasi adalah keduanya berada dalam satu unit organisasi yang sama.
Metode Pengawasan
a. Pengawasan Melekat: b. Pengawasan Melekat merupakan pengawasan oleh
pimpinan yaitu pengawasan yang dilakukan oleh atasan pelaksanaan aktivitas bawahannya.
a. Pengawasan Fungsional Pengawasan Fungsional adalah pengawasan oleh
aparatur fungsional yang dilakukan oleh instansi yang independent dari unsure yang diawasi.
Dalam system pengelolaan keuangan daerah, di perlukan Action Plan atas Enam Bidang Perbaikan untuk Membangun Sistem
Keuangan Daerah yang Transparan dan Akuntabel. Berikut adalah system pengelolaan pengawasan keuangan daerah yang harus di
kembangkan.
a. Partisipasi.
Partisipasi adalah keterlibatan masyarakat dalam setiap aktivitas proses pengelolaan keuangan yang dilakukan pemerintah
daerah pada saat penyusunan arah dan kebijakan, penentuan strategi dan prioritas serta advokasi anggaran.
238
Menurut Partisipasi tersebut dibangun atas dasar kebebasan berasosiasi dan
berbicara serta berpartisipasi secara konstruktif. Berdasarkan pendapat tersebut maka dapat disimpulkan, Partisipasi adalah
prinsip bahwa setiap orang memiliki hak untuk terlibat dalam pengambilan keputusan disetiap kegiatan penyelenggaraan
pemerintah.
238
Krina. 2003. Indikator dan Alat Ukur Prinsip Transparasi, Partisipasi dan Akuntabilitas.
Web: http:www.goodgovernance.com
. Bandingkan
dengan pendapatnya Mardismo, Partisipasi adalah keterlibatan masyarakat dalam
membuat keputusan baik secara langsung maupun tidak langsung melalui lembaga perwakilan yang dapat menyalurkan aspirasinya.
308
Tujuan dari partisipasi adalah tuntutan dari masyarakat agar mereka harus diberdayakan, diberikan kesempatan, dan
diikutsertakan untuk berperan dalam proses-proses birokrasi mulai dari tahap perencanaan pelaksanaan dan pengawasan atau
kebijakan publik.
Bentuk dari partisipatif adalah sebagai berikut:
a Keterlibatan aparat melalui terciptanya nilai dan komitmen. Cara untuk mengetahui keterlibatan aparat melalui terciptanya
nilai dan komitmen diantara aparat yaitu adanya aparat berpartisipasi
dalam proses
perencanaan anggaran
pembuatan SPJpelaporan keuangan, adanya keterlibatan aparat melalui terciptanya nilai dan komitmen diantara aparat.
b Adanya forum untuk menampung partisipasi. Cara untuk mengetahui forum menampung partisipasi yaitu
melakukan diskusi dengan atasan yang berkaitan dengan proses perencanaan anggaran pembuatan SPJpelaporan
keuangan, adanya forum untuk menampung partisipasi masyarakat yang representatif, jelas arahnya dan dapat
dikontrol bersifat terbuka dan inklusif, harus ditempatkan sebagai mimbar masyarakat mengekspersikan keinginannya.
c Keterlibatan masyarakat dalam proses pembuatan keputusan. Cara untuk mengetahui keterlibatan masyarakat dalam proses
pembuatan keputusan yaitu masyarakat memberikan masukan dalam proses perencanaan anggaran pembuatan SPJlaporan
keuangan dan masukan masyarakat untuk perencanaan anggaranpembuatan SPJpelaporan keuangan diterapkan
dalam hasil akhir.
d Fokus pemerintah adalah pada memberikan arah dan mengundang orang lain untuk berpartisipasi dan mengetahui
fokus pemerintah adalah pada memberikan arah dan mengundang orang lain untuk berpartisipasi yaitu adanya
forum pertemuan dengan kelompok masyarakat musrenbang yang berkaitan dengan proses perencanaan dan pelaksanaan
pengelolaan keuangan daerah, adanya fokus pemerintah dalam memberikan
arahan mengundang
orang lain
untuk berpartisipasi.
e Akses bagi masyarakat untuk menyampaikan pendapat dalam proses pengambilan keputusan. Cara untuk mengetahui akses
bagi masyarakat untuk menyampaikan pendapat dalam proses perencanaan anggaranpembuatan SPJpelaporan dan laporan
keuangan, adanya akses bagi masyarakat untuk meyampaikan pendapat dalam proses sistem dan mekanisme perencanaan,
pengendalian, dan pembangunan daerah.
309
b. Transparansi.
Transparasi adalah prinsip yang menjamin akses atau kebebasan bagi setiap orang untuk memperoleh informasi tentang
penyelenggaraan pemerintahan, yakni informasi tentang kebijakan, proses pembuatan dan pelaksanaanya, serta hasil-hasil yang
dicapai. Menurut UNDP transparasi dibangun atas dasar kebebasan memperoleh informasi. Informasi yang berkaitan dengan
kepentingan publik secara langsung dapat diperoleh mereka yang membutuhkan. Transparasi dapat diketahui banyak pihak
mengenai pengelolaan keuangan daerah dengan kata lain segala tindakan dan kebijakan harus selalu dilaksanakan secara terbuka
dan diketahui oleh umum.
Tujuan transparasi adalah menyediakan informasi keuangan yang terbuka bagi masyarakat dalam rangka mewujudkan
penyelenggaraan pemerintahan yang baik Good Governance. Bentuk dari transparasi adalah sebagai berikut:
a Penyediaan informasi yang jelas tentang prosedur, biaya, dan tanggung jawab.
Pemerintah harus terbuka mungkin mengenai keputusan dan tindakan yang mereka ambil. Mereka harus mempunyai alasan
untuk setiap keputusan dan informasi rahasia jika masyarakat menginginkannya.
Cara untuk
mengetahui penyediaan
informasi yang jelas tentang prosedur, biaya dan tanggung jawab yaitu adanya situs internet yang menyediakan informasi
tentang laporan keuangan daerah, adanya papan pengumuman yang menyediakan informasi tentang laporan keuangan
daerah, di dalam koran lokal tersedia informasi tentang laporan keungan daerah dan adanya laporan tahunan yang
menyediakan informasi tentang laporan keuangan daerah.
b Kemudahan akses informasi. Akses pada informasi yang akurat dan tepat waktu tentang
kebijakan ekonomi dan pemerintahan yang sangat penting bagi pengambilan keputusan ekonomi oleh para pelaku swasta. Data
tersebut harus bebas didapat dan siap tersedia. Cara untuk mengetahui kemudahan akses informasi yaitu adanya acuan
pelayanan, adanya perawatan data, adanya laporan kegiatan publik dan prosedur keluhan.
c Menyusun suatu mekanisme pengaduan.
310
Cara untuk
mengetahui menyusun
suatu mekanisme
pengaduan yaitu adanya kotak saran untuk membantu sistem pengelolaan keuangan daerah, adanya respon dari Bawasda
terhadap pengaduan pelanggaran peraturan atau permintaan pembayaran uang suap dalam pengelolaan keuangan daerah.
d Meningkatkan arus informasi. Cara meningkatkan arus informasi yaitu melalui kerjasama
dengan media masa dan lembaga non pemerintahan. Cara untuk mengetahui meningkatkan arus informasi yaitu adanya
fasilitas yang menampung pertanyaan-pertanyaan masyarakat tentang pengelolaan keuangan daerah, adanya kerjasama
pemerintah dengan media masa dalam menyebarkan informasi tentang pengelolaan keuangan daerah, mengadakan pertemuan
masyarakat untuk memberikan informasi tentang pengelolaan keuangan daerah.
c. Akuntabilitas.
Akuntabilitas adalah prinsip yang menjamin setiap kegiatan penyelenggaraan pemerintahan dapat dipertanggungjawabkan
secara terbuka oleh pelaku kepada pihak yang terkena dampak penerapan
kebijakan. Kemudian
menurut Mardiasmo
Akuntabilitas adalah pertanggungjawaban kepada publik atas setiap aktivitas yang dilakukan. Menurut Tjahjanulin Akuntabilitas
adalah kewajiban bagi pengelola keuangan daerah untuk bertindak selaku penanggung jawab dan penanggung gugat atas segala
tindakan dan kebijaksanaan yang ditetapkannya.
Bentuk akuntabilitas menurut Krina sebagai berikut :
a Keputusan harus dibuat secara tertulis dan tersedia bagi setiap warga yang membutuhkan.
Cara untuk mengetahui keputusan harus dibuat secara tertulis dan tersedia bagi setiap warga yang membutuhkan yaitu
adanya proses perencanaan dan pelaksanaan pengelolaan keuangan daerah dan masyarakat dapat mengetahui informasi
tentang program dan kebijakan pembangunan di daerah.
b Akurasi dan kelengkapan informasi. Cara untuk mengetahui akurasi dan kelengkapan informasi
yaitu informasi yang berkaitan dengan programkebijakan telah disampaikan kepada masyarakat dan informasi yang
disampaikan kepada masyarakat adalah lengkap mencangkup seluruh programkebijakan di daerah.
c Penjelasan sasaran
kebijakan yang
diambil dan
dikomunikasikan.
311
Cara untuk mengetahui penjelasan sasaran kebijakan yang diambil dan dikomunikasikan yaitu setiap keputusan dalam
pengambilan kebijakan
dan program
pembangunan pemerintah di daerah telah disosialisasikan kepada masyarakat
dan telah tersedia informasi secara tertulis yang dapat diketahui oleh masyarakat tentang program dan kebijakan di
daerah.
d Kelayakan dan konsistensi. Cara untuk mengetahui kelayakan dan konsistensi yaitu dalam
pelaksanaan kebijakan pembangunan harus sesuai dengan keputusan yang telah disepakati oleh masyarakat sebelumnya,
kebijakan dan program yang dilaksanakan apakah layak dan sesuai dengan kebutuhan masyarakat dan dalam pelaksanaan
telah sesuai dengan kesepakatan kebijakan yang telah disepakati.
e Penyebarluasan informasi mengenai suatu keputusan. Cara untuk mengetahui penyebarluasan informasi mengenai
suatu keputusan yaitu adanya hasil sebuah keputusan kebijakan daerah yang disebarkan di media masa dan
masyarakat dapat mengetahui informasi program dan kebijakan pembangunan.
d. Efektivitas dan Efisiensi.
Dalam kondisi Good governance Efektivitas dan Efisiensi berarti bahwa output dari seluruh proses dan institusi tepat
sasaran atau sesuai dengan kebutuhan masyarakat disamping efisien dalam pemanfaatan sumber daya untuk melakukannya.
Konsep efisiensi dalam konteks Good Governance juga mencakup penggunaan
sumber daya
alam dengan
memperhatikan kesinambungan dan perlindungan lingkungan. Menurut Mardiasmo
efisiensi adalah pencapian output yang maksimum dengan input tertentu atau dengan penggunaan input yang terendah untuk
mencapai output terentu. Efisiensi merupakan perbandingan outputinput yang dikaitkan dengan standar kinerja atau target
yang telah ditetapkan. Secara sedarhana efektivitas merupakan perbandingan outcome dengan output.
312
N. Teori Motivasi.