492
Pengawasan dalam pandangan Islam dilakukan untuk meluruskan yang tidak lurus, mengoreksi yang salah dan
membenarkan yang hak.
383
Dalam Islam, pengawasan terbagi menjadi dua
1. Pengawasan internal built-in control ;Pengawasan yang
berasal dari diri sendiri ini bersumber dari tauhid dan keimanan kepada Allah swt. Falsafah dasar fungsi pengawasan
dalam Islam muncul dari pemahaman tanggung jawab individu, amanah, dan keadilan.
384
Pengawasan internal yang melekat dalam setiap pribadi muslim akan menjauhkannya dari bentuk
penyimpangan dalam pengelolaan anggaran dan menuntunnya konsisten menjalankan hukum-hukum Allah swt dalam setiap
aktivitasnya. Seseorang yang yakin bahwa Allah pasti mengawasi hambanya, maka ia akan bertindak hati-hati.
385
Keyakinan tersebut akan menumbuhkan komitmen terkait dengan pengelolaan anggaran. Dengan demikian, perilaku
inefisiensi dalam perencanaan anggaran dan perilaku korupsi dalam anggaran akan dihindari.
2. Pengawasan Eksternal external control; Pengawasan
eksternal dilakukan dari luar diri manusia. Sistem pengawasan tersebut dapat terdiri atas mekanisme pengawasan dari
pemimpin yang berkaitan dengan penyelesaian tugas yang telah didelegasikan, kesesuaian antara penyelesaian tugas dan
perencanaan tugas terkait dengan anggaran dan lain-lain.
Pengawasan yang dilakukan oleh Dewan dapat berupa pengawasan secara langsung dan tidak langsung serta preventif dan
represif. Pengawasan langsung dilakukan secara pribadi dengan cara mengamati, meneliti, memeriksa, mengecek sendiri di tempat
pekerjaan dan meminta secara langsung dari pelaksana dengan cara inspeksi. Sedangkan pengawasan tidak langsung dilakukan
dengan cara mempelajari laporan yang diterima dari pelaksana. Pengawasan preventif dilakukan melalui pre-audityaitu sebelum
pekerjaan dimulai. Pengawasan represif dilakukan melalui post
383
Abdul Mannan, Membangun Islam Kaffah, Jakarta: Madina Pustaka, 2000, hal. 152.
384
Ahmad Ibrahim Abu Sinn,Manajemen Syariah: Sebuah Kajian Historis Dan Kontemporer, Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada,hal. 180.
385
Lihat al- Qur an surat al-Mujadalah: 7, al-Maa idah: , al-Hujurat: 6, Qaaf:16-18, al-
An aam: .
493
audit dengan pemeriksaan terhadap pelaksanaan ditempat inspeksi.
Pengawasan yang dilakukan oleh DPRD terhadap eksekutif dimaksudkan agar terdapat jaminan terciptanya pola pengelolaan
anggaran daerah yang terhindar dari praktik-praktik kolusi, korupsi dan nepotisme KKN baik mulai dari proses perencanaan,
pengesahan,
pelaksanaan serta
pertanggungjawabannya. Disamping DPRD mengawasi secara langsung tentang mekanisme
anggaran, DPRD juga menggunakan aparat pengawasan eksternal pemerintah, yang independen terhadap lembaga eksekutif di
daerah yaitu Badan Pemeriksa Keuangan BPK. Pengawasan merupakan tahap integral dengan keseluruhan tahap pada
penyusunan dan pelaporan APBD. Pengawasan diperlukan pada setiap tahap bukan hanya pada tahap evaluasi saja
Pengetahuan erat kaitannya dengan pendididkan dan pengalaman.
Ketiganya mempengaruhi
seseorang dalam
melakukan suatu tindakan. Pengalaman dan pengetahuan yang tinggi akan sangat membantu seseorang dalam memecahkan
persoalan yang dihadapinya sesuai dengan kedudukan anggota DPRD sebagai wakil rakyat Truman, 1960. Seharusnya mereka
adalah orang yang mempunyai pengetahuan dan pengalaman yang tinggi dalam bidang kemasyarakatan dan kenegaraan.
Dalam menjalankan fungsi dan peran anggota Dewan, kapasitas dewan sangat ditentukan oleh kemampuan bergaining
position dalam memproduk sebuah kebijakan. Kapabilitas dan kemampuan yang harus dimiliki antara lain pengetahuan,
ketrampilan dan pengalaman menyusun berbagai Peraturan Daerah PERDA.
Beberapa penelitian yang menguji hubungan antara kualitas anggota Dewan dengan kinerjanya diantaranya dilakukan oleh
Indradi, Syamsiar, Sutarnoto.
386
Hasil penelitiannya membuktikan bahwa kualitas Dewan yang diukur dengan pendidikan,
386
SyamsiarIndradri, Pengaruh Pendidikan dan Pengalaman anggota DPRD dengan Proses Pembuatan Peraturan Daerah, Tesis S2 Tidak di Publikasikan, Program Pasca
Sarjana Ilmu Administrasi Negara, Universitas Brawijaya Malang, 2001.
494
pengetahuan, pengalaman, dan keahlian berpengaruh terhadap kinerja Dewan yang salah satunya adalah kinerja pada saat
melakukan fungsi pengawasan. Pendidikan dan pelatihan berkaitan dengan pengetahuan untuk masa yang akan datang.
Yudoyono
387
menyatakan, bahwa DPRD akan mampu menggunakan hak-haknya secara tepat, melaksanakan tugas dan
kewajibannya secara efektif serta menempatkan kedudukannya secara proporsional jika setiap anggota mempunyai pengetahuan
yang cukup dalam hal konsepsi teknis penyelenggaraan pemerintahan, kebijakan publik dan lain sebagainya. Pengetahuan
yang dibutuhkan dalam melakukan pengawasan keuangan daerah salah satunya adalah pengetahuan tentang anggaran. Dengan
mengetahui tentang anggaran diharapkan anggota Dewan dapat mendeteksi adanya pemborosan dan kebocoran anggaran.
Azas akuntabilitas adalah azas yang menentukan bahwa setiap kegiatan dan hasil akhir dari kegiatan penyelenggaraan
negara harus dapat dipertanggungjawabkan kepada rakyat sebagai pemegang kedaulatan tertinggi. Akuntabilitas bersumber kepada
adanya pengendalian dari luar external control yang mendorong aparat untuk bekerja keras. Birokrasi dikatakan accountable
apabila dinilai secara objektif oleh masyarakat luas.
Menurut Sulistoni
388
pemerintahan yang accountable memiliki ciri-ciri sebagai berikut:
1. Mampu menyajikan informasi penyelenggaraan pemerintah secara terbuka, cepat, dan tepat kepada masyarakat,
2. Mampu memberikan pelayanan yang memuaskan bagi publik, 3. Mampu memberikan ruang bagi masyarakat untuk terlibat
dalam proses pembangunan dan pemerintahan, 4. Mampu menjelaskan dan mempertanggungjawabkan setiap
kebijakan publik secara proporsional, dan 5. Adanya sarana bagi publik untuk menilai kinerja pemerintah.
Melalui pertanggungjawaban publik, masyarakat dapat menilai
387
Bambang Yudhono, 2002, Optimalisasi Peran DPRD dalam Penyelenggaraan PemerintahDaerah,
http:www.bangda.depdagri.go.id.jurnaljendelajendela3.htm .
388
Sulistoni, G., Fiqh korupsi: Amanah Vs Kekuasaan, SOMASI, Nusa Tenggara Barat, 2003, hlm: 3-5.
495
derajat pencapaian pelaksanaan program dan kegiatan pemerintah.
Akuntabilitas publik akan tercapai jika pengawasan yang dilakukan oleh dewan dan masyarakat berjalan secara efektif. Hal
ini juga di dukung oleh pendapatnya Rubin yang menyatakan bahwa untuk menciptakan akuntabilitas kepada publik diperlukan
partisipasi pimpinan instansi dan warga masyarakat dalam penyusunan dan pengawasan keuangan daerah APBD. Sehingga
akuntabilitas publik yang tinggi akan memperkuat fungsi pengawasan yang dilakukan oleh dewan.
Penjaringan aspirasi masyarakat merupakan bagian integral dari upaya untuk memberdayakan masyarakat, menumbuhkan
prakarsa dan kreatifitas, meningkatkan peran serta masyarakat, mengembangkan peran dan fungsi DPRD yang merupakan misi
utama dikeluarkannya Undang-undang Otonomi Daerah Tahun 1999. Pada dasarnya ada tiga elemen penting yang segmental saling
bersentuhan dan menentukan kinerja performance pengelolaan keuangan daerah yaitu stakeholder, Pemerintah Daerah, dan DPRD.
Achmadi dkk,
389
menyebutkan bahwa partisipasi merupakan kunci sukses dari pelaksanaan otonomi daerah karena dalam
partisipasi menyangkut
aspek pengawasan
dan aspirasi.
Pengawasan yang dimaksud disini termasuk pengawasan terhadap pihak eksekutif melalui pihak legislatif. Semakin aktif masyarakat
dalam proses penyelenggaraan pemerintahan akan berarti semakin sukses
pelakasanaan otonomi
daerah. Namun
kenyataan dilapangan tidak selalu masyarakat berpartisipasi secara aktif
dalam proses penyelenggaraan pemerintahan khususnya pada saat penyusunan anggaran APBD. Menyadari pentingnya aspirasi
masyarakat, maka diperlukan langkah startegis agar partisipasi masyarakat bisa berjalan secara kondusif. Salah satu upaya yang
bisa dilakukan adalah mengoptimalkan peran dari lembaga institusi lokal non pemerintahan seperti lembaga swadaya masyarakt
LSM, media masa, organisasi kemasyarakatan dan partai politik.
389
Achmadi, A., Muslim, M. dkk,Good governance dan Penguatan Institusi Daerah, Masyarakat Transparansi Indonesia, Jakarta, 2002, hlm: 45.
496
Seperti yang telah disebutkan sebelumnya bahwa adanya partisipasi masyarakat akan memperkuat proses penyelenggaraan
pemerintah, maka peranan Dewan dalam melakukan pengawasan keuangan daerah akan dipengaruhi oleh keterlibatan masyarakat
dalam advokasi anggaran. Jadi, selain pengetahuan tentang anggaran yang mempengaruhi pengawasan yang dilakukan oleh
Dewan, partisipasi masyarakat diharapkan akan meningkatkan fungsi pengawasan.
Selain adanya partisipasi masyarakat dalam siklus anggaran,
transparansi anggaran
juga diperlukan
untuk meningkatkan pengawasan. Transparansi merupakan salah satu
prinsip good governance. Transparansi dibangun atas dasar arus informasi yang bebas, seluruh proses pemerintahan, lembaga-
lembaga dan informasi perlu dapat diakses oleh pihak-pihak yang berkepentingan, dan informasi yang tersedia harus memadai agar
dapat di mengerti dan di pantau.
Menurut Sopanah dan Mardiasmo
390
Anggaran yang disusun oleh pihak eksekutif dikatakan transparansi jika memenuhi
beberapa kriteria berikut:
1. Terdapat pengumuman kebijakan anggaran, 2. Tersedia dokumen anggaran dan mudah diakses,
3. Tersedia laporan pertanggungjawaban yang tepat waktu, 4. Terakomodasinya suarausulan rakyat,
5. Terdapat sistem pemberian informasi kepada pubik.
Transparansi merupakan prasyarat untuk terjadinya partisipasi masyarakat yang semakin sehat karena Tanpa informasi
yang memadai tentang penganggaran, masyarakat tidak punya kesempatan untuk mengetahui, menganalisis, dan mempengaruhi
kebijakan, Transparansi memberi kesempatan aktor diluar eksekutif untuk mempengaruhi kebijakan dan alokasi anggaran
dengan memberi perspektif berbeda dan kreatif dalam debat
390
Sopanah dan Mardiasmo,Pengaruh Partisipasi Masyarakat dan Transparansi Kebijakan Publik terhadap Hubungan antara Pengetahuan Dewan tentang Anggaran
dengan Pengawasan Keuangan Daerah, Simposium Nasional Akuntansi SNA VI 16- 17 Oktober di Surabaya, 2003.
497
anggaran. Kemudian, melalui informasi, legislatif dan masyarakat dapat melakukan monitoring terhadap keputusan dan kinerja
pemerintah. Tanpa kebebasan informasi fungsi pengawasan tidak akan efektif, Berdasarkan teori yang ada menunjukkan bahwa
semakin transparan sebuah kebijakan publik maka pengawasan yang dilakukan oleh dewan akan semakin meningkat karena
masyarakat juga terlibat dalam mengawasi kebijakan publik tersebut.
Pengawasan pada dasarnya diarahkan sepenuhnya untuk menghindari
adanya kemungkinan
penyelewengan atau
penyimpangan atas tujuan yang akan dicapai. melalui pengawasan diharapkan dapat membantu melaksanakan kebijakan yang telah
ditetapkan untuk mencapai tujuan yang telah direncanakan secara efektif dan efisien. Bahkan, melalui pengawasan tercipta suatu
aktivitas yang berkaitan erat dengan penentuan atau evaluasi mengenai sejauhmana pelaksanaan kerja sudah dilaksanakan.
Pengawasan juga dapat mendeteksi sejauhmana kebijakan pimpinan dijalankan dan sampai sejauhmana penyimpangan yang
terjadi dalam pelaksanaan kerja tersebut.
Konsep pengawasan demikian sebenarnya menunjukkan pengawasan merupakan bagian dari fungsi manajemen, di mana
pengawasan dianggap
sebagai bentuk
pemeriksaan atau
pengontrolan dari pihak yang lebih atas kepada pihak di bawahnya. Dalam ilmu manajemen, pengawasan ditempatkan
sebagai tahapan terakhir dari fungsi manajemen.
Dari segi manajerial, pengawasan mengandung makna pula sebagai:
Pengamatan atas pelaksanaan seluruh kegiatan unit organisasi yang diperiksa untuk menjamin agar seluruh pekerjaan yang
sedang dilaksanakan sesuai dengan rencana dan peraturan. Atau
suatu usaha agar suatu pekerjaan dapat dilaksanakan sesuai dengan rencana yang telah ditentukan, dan dengan adanya
pengawasan
dapat memperkecil
timbulnya hambatan,
sedangkan hambatan yang telah terjadi dapat segera diketahui yang kemudian dapat dilakukan tindakan perbaikannya.
498
Sementara itu, dari segi hukum administrasi negara, pengawasan dimaknai sebagai
proses kegiatan yang membandingkan apa yang dijalankan, dilaksanakan, atau diselenggarakan itu
dengan apa yang dikehendaki, direncanakan, atau diperintahkan.
Hasil pengawasan ini harus dapat menunjukkan sampai di mana terdapat kecocokan dan ketidakcocokan dan menemukan
penyebab ketidakcocokan
yang muncul.
Dalam konteks
membangun manajemen pemerintahan publik yang bercirikan good governance tata kelola pemerintahan yang baik, pengawasan
merupakan aspek penting untuk menjaga fungsi pemerintahan berjalan sebagaimana mestinya. Dalam konteks ini, pengawasan
menjadi sama pentingnya dengan penerapan good governance itu sendiri.
Dalam kaitannya dengan akuntabilitas publik, pengawasan merupakan salah satu cara untuk membangun dan menjaga
legitimasi warga masyarakat terhadap kinerja pemerintahan dengan menciptakan suatu sistem pengawasan yang efektif, baik
pengawasan intern internal control maupun pengawasan ekstern external control. Di samping mendorong adanya pengawasan
masyarakat social control. Sasaran pengawasan adalah temuan yang menyatakan terjadinya penyimpangan atas rencana atau
target.
Sementara itu,
tindakan yang
dapat dilakukan
adalah:mengarahkan atau
merekomendasikan perbaikan;
menyarankan agar ditekan adanya pemborosan; mengoptimalkan pekerjaan untuk mencapai sasaran rencana.
Dalam kaitannya dengan keuangan Negara daerah, pengawasan ditujukan untuk menghindari terjadinya korupsi,
penyelewengan, dan pemborosan anggaran negara yang tertuju pada aparatur ata
u pegawai negeri. Dengan dijalankannya pengawasan
tersebut diharapkan
pengelolaan dan
pertanggungjawaban anggaran negara dapat berjalan sebagaimana direncanakan. Dalam aspek pengawasan keuangan negara, DPR
mempunyai kepentingan kuat untuk melakukan pengawasan
499
terhadapnya. al demikian disebabkan uang yang digunakan membiayai kegiatan-
kegiatan negara adalah diperoleh dari rakyat. Penjelasan UUD 1945 menegaskan:
Oleh karena penetapan belanja mengenai hak rakyat untuk menentukan nasibnya sendiri, maka segala tindakan yang
menempatkan beban kepada rakyat, sebagai pajak dan lain- lainnya, harus ditetapkan dengan undang-undang, yaitu dengan
persetujuan Dewan Perwakilan Rakyat.
Persetujuan DPR terhadap anggaran negara yang diajukan pemerintah sebenarnya mempunyai makna pengawasan pula. Hal
demikian disebabkan persetujuan yang diberikan DPR bukan berarti membebaskan pemerintah melakukan segala aktivitas yang
berkaitan dengan anggaran negara. Adanya pengawasan terhadap pelaksanaan anggaran negara sebenarnya diarahkan kemudian
pada upaya, menindaklanjuti hasil pengawasan, sehingga ada sanksi hukum.
Sementara itu, pembagian macam pengawasan terbagi atas dasar pengawasan intern yang berarti Sementara itu, pengawasan
eksternal dimaksudkan sebagai pengawasan yang dilakukan oleh orang atau badan yang ada di luar lingkungan unit organisasi yang
bersangkutan.
391
Pengawasan dalam bentuk ini dilakukan oleh suatu badan yang ditetapkan oleh pasal 23 ayat 5 UUD 1945, yang
menyatakan,
Untuk memeriksa tanggung jawab tentang keuangan negara diadakan
suatu Badan
Pemeriksa Keuangan,
yang peraturannya ditetapkan dengan Undang-undang. Hasil
pemeriksaan itu diberitahukan kepada Dewan Perwakilan Rakyat
. Adanya lembaga ini dimaksudkan agar pengawasan
terhadap keuangan negara dapat berjalan secara obyektif dan konsekuen, tanpa adanya pengaruh dari manapun. Dalam
menjalankan fungsinya, Badan Pemeriksa Keuangan BPK dapat menjalin kerja sama dengan aparat pengawasan intern pemerintah
dengan maksud
agar terwujud suatu penilaian yang obyektif, sehingga hasil pemeriksaannya dapat diterima oleh semua
391
Sumosudirjo, Op.cit., hal. 216.
500
pihak.
392
Konsekuensinya, dapat Badan Pemeriksa Keuangan BPK memberikan menguji hasil pemeriksaan yang dilakukan
aparat pengawasan
intern pemerintah,
untuk kemudian
disampaikan kepada
DPR. Adapun
maksud pemeriksaan
diserahkan kepada DPR disebabkan DPR yang memberikan delegasi kepada pemerintah untuk menjalankan undang-undang
APBN. Dengan demikian, tepat sekiranya pengawasan yang dilaksanakan oleh Badan Pemeriksa Keuangan BPK merupakan,
pengawasan ekstern, sehingga faktor obyektivitasnya yang merupakan salah satu norma dari pemeriksaan dapat terjamin.
393
Sementara itu, pengawasan preventif lebih dimaksudkan sebagai, pengawasan yang dilakukan terhadap suatu kegiatan
sebelum kegiatan itu dilaksanakan, sehingga dapat mencegah terjadinya penyimpangan.
394
Lazimnya, pengawasan ini dilakukan pemerintah
dengan maksud
untuk menghindari
adanya penyimpangan
pelaksanaan keuangan
negara yang
akan membebankan dan merugikan negara lebih besar. Di sisi lain,
pengawasan ini juga dimaksudkan agar sistem pelaksanaan anggaran
dapat berjalan
sebagaimana yang
dikehendaki. Pengawasan preventif akan lebih bermanfaat dan bermakna jika
dilakukan oleh atasan langsung, sehingga penyimpangan yang kemungkinan dilakukan akan terdeteksi lebih awal.
Di sisi lain, pengawasan represif adalah pengawasan yang dilakukan
terhadap suatu
kegiatan setelah
kegiatan itu
dilakukan.
395
Pengawasan keuangan model ini lazimnya dilakukan pada akhir tahun anggaran, di mana anggaran yang telah
ditentukan kemudian disampaikan laporannya. Setelah itu, dilakukan pemeriksaan dan pengawasannya untuk mengetahui
kemungkinan terjadinya penyimpangan.
Selain itu, pengawasan dekat aktif dilakukan sebagai bentuk pengawasan yang dilaksanakan di tempat kegiatan yang
bersangkutan.
396
Hal ini berbeda dengan pengawasan jauh pasif ya
ng melakukan pengawasan melalui penelitian dan pengujian
392
Sekretariat Jenderal BPK, Op.cit., hal. 88.
393
Sumosudirjo, Op.cit: 218.
394
Sumosudirjo Ibid: 216.
395
Sumosudirjo Ibid: 203
396
Sumosudirjo Ibid: 219
501
terhadap surat-surat pertanggungjawaban yang disertai dengan bukti-
bukti penerimaan dan pengeluaran.
397
Di sisi lain, pengawasan berdasarkan pemeriksaan kebenaran formil menurut
hak rechmatigheid adalah pemeriksaan terhadap pengeluaran
apakah telah sesuai dengan peraturan, tidak kadaluarsa, dan hak itu terbukti kebenarannya. Sementara, hak berdasarkan pemeriksaan
kebenaran materil mengenai maksud tujuan pengeluaran doelmatigheid
adalah pemeriksaan terhadap pengeluaran apakah telah memenuhi prinsip ekonomi, yaitu pengeluaran
tersebut diperlukan dan beban biaya yang serendah mungkin.
398
Pengawasan intern adalah pengawasan yang dilakukan oleh unit pengawas intern organisasi yang diawasi di mana tugasnya
adalah membantu fungsi pengawasan pimpinan organisasi serta membantu menyusun laporan pelaksanaan kegiatan organisasi.
Pengawasan ini lazimnya dilakukan instansi pemerintahan dengan membentuk suatu organisasi khusus yang menangani secara
menyeluruh pengawasan terhadap pelaksanaan anggaran negara. Konsep pengawasan ini dibutuhkan dengan maksud agar
penyimpangan pelaksanaan anggaran lebih cepat diatasi oleh unit intern yang dekat dengan organisasi tersebut.
Di dalam organisasi pemerintahan negara, Presiden yang membentuk
kabinet menyelenggarakan
pemerintahan berdasarkan undang-undang. Salah satu pelaksanaan pemerintahan
tersebut adalah
melaksanakan Undang-Undang
Anggaran Pendapatan Belanja Daerah APBN, yang secara terpusat dan
terintegrasi dilakukan
oleh Departemen
Keuangan. Guna
menjalankan pengawasan terhadap keuangan negara yang dilakukan pemerintah, dibentuk suatu badan yang khusus
melakukan pengawasan, yaitu Badan Pengawasan Keuangan dan Pembangunan BPKP berdasarkan Keputusan Presiden Nomor. 31
tahun 1984 tentang Badan Pengawas Keuangan dan Pembangunan BPKP. Selain itu, di dalam pemerintahan juga dibentuk berbagai
aparat pengawasan fungsional pemerintah, baik di pusat seperti inspektorat
jenderal pembangunan,
inspektorat jenderal
departemenunit pengawasan
lembaga. Juga,
pengawasan
397
Sumosudirjo Ibid: 214
398
Sumosudirjo Ibid: 314.
502
fungsional pemerintahan di tingkat daerah seperti inspektorat wilayah daerah tingkat I dan tingkat II.
399
Banyaknya lembaga
pengawasan dalam
struktur kelembagaan pemerintahan sebenarnya tidak mengandung
efektivitas dalam proses pelaksanaannya. Hal demikian disebabkan kemungkinan terjadinya tumpah tindih sangat besar yang akibat
adanya,
…Dalam suatu waktu yang bersamaan atau dalam jangka waktu yang dekat, dua aparat pengawasan fungsional
atau lebih melakukan pemeriksaan terhadap suatu instansiproyek tertentu dengan sasaran yang sama…
400
Sebenarnya, tumpang tindih demikian tidak akan terjadi jika terdapat pengelompokan atas dasar kewenangan unit pengawas
intern yang ada. Sebab, sesuai dengan struktur pengawasan yang dianut dalam ICW 1925, di mana pelaksanaan APBN didasarkan
atas administratief beheer dan comptabel beheer, maka pengawas intern akan membagi atas salah satu di antaranya atau kedua-
duanya. Dengan tugas pemeriksaan yang dibedakan tersebut sebenarnya akan terdeskripsikan suatu pola pengawasan
berjenjang. Pengawasan tersebut pada dasarnya dilakukan di mana,
…aparat pengawasan yang lebih tinggi tingkatnya secara hierarkis organisatoris melaksanakan tugas yang lebih luas
pendekatannya atau lebih makro wawasannya daripada aparat pengawasan yang lebih rendah. Dengan perkataan lain, sasaran
pengawasan antar-aparat pengawasan berbeda satu sama lain, tergantung mana yang lebih ekstern dan mana yang lebih
intern.
401
399
Mengenai penyebutan tingkat I dan tingkat II sejalan dengan dibentuknya UU No. 22 tahun 1999 tentang Pemerintahan Daerah, istilah tersebut dihapuskan. Dengan
demikian, nama inspektorat wilayah daerah tingkat I dan tingkat II menjadi inspektorat daerah propinsi dan inspektorat daerah kabupatenkotamadya.
400
Gandhi, Op.cit., hal. 46. Lebih lanjut disampaikan bahwa tumpang tindih dalam pelaksanaan pengawasan pada dasarnya merupakan pemborosan, baik ditinjau
dari sudut pengawas maupun dari sudut yang diperiksa. Bahkan terdapat kemungkinan, adanya instansi yang tidak diperiksa.
401
Dani Sudarsono, nteraksi Eksternal Auditor Pemerintah dan nternal Auditor Pemerintah: antara Harapa
n dan Kenyataan, makalah yang disampaikan dalam Seminar Reinventing Auditor Internal Pemerintah yang diselenggarakan Pusat
Pengembangan Akuntansi dan Keuangan, Jakarta 7 Juni 2000, hal. 2.
503
Selama ini, penjenjangan pengawasan keuangan negara tampaknya belum dapat diwujudkan secara optimal disebabkan
tidak adanya kebijaksanaan pengawasan secara nasional dan tidak adanya alat yang dapat dipakai untuk melakukan koordinasi
pelaksanaan pengawasan.
402
Akan tetapi, kemudian pemerintah mengambil langkah yang sedikit maju dengan menugaskan Menteri
Koordinator Ekonomi, Keuangan, dan Industri Ekuin untuk melakukan koordinasi pengawasan pembangunan wasbang.
Selain itu, Presiden memberikan tugas kepada Wakil Presiden untuk melakukan pengawasan pembangunan, yang salah satu
bagian di antaranya adalah mengenai pengawasan keuangan negara.
Dalam hal pengawasan intern keuangan negara, kedudukan Badan Pengawas Keuangan dan Pembangunan BPKP cukup
potensial untuk menjalankan tugas mempersiapkan perumusan kebijakan pengawasan keuangan dan pembangunan. Selain itu juga
menyelenggarakan pengawasan umum atas penguasaan dan pengurusan keuangan. Guna mendukung tugas Badan Pengawas
Keuangan dan Pembangunan BPKP tersebut, Badan Pengawas Keuangan
dan Pembangunan
BPKP dapat
melakukan pemeriksaan setempat, meminta keterangan mengenai tindak
lanjut hasil pemeriksaan yang dilakukan Badan Pengawas Keuangan dan Pembangunan BPKP atau aparat pengawas lainnya.
Juga meminta keterangan pada semua pejabat yang terkait erat dengan obyek pemeriksaan. Hasil pemeriksaan Badan Pengawas
Keuangan dan Pembangunan BPKP kemudian disampaikan langsung kepada menteri atau pejabat instansi yang diawasi.
Apabila ditelaah secara mendalam eksistensi pengawasan intern keuangan negara sebenarnya ditujukan pada upaya
membantu presiden dalam bidang pemeriksaan dan pengendalian lingkup pemerintahan negara. Sebagai kepala pemerintahan yang
menjalankan fungsi pemerintahan, presiden tidak dapat senantiasa melakukan pengawasan. Oleh sebab itu, presiden meminta bantuan
aparatur pemerintahan juga untuk melakukan fungsi pengawasan terhadap keuangan dan pembangunan. Dengan statusnya sebagai
aparatur pemerintahan, yang juga aparat pengawas intern,
402
Gandhi, Op.cit., hal. 49.
504
pihaknya tidak boleh mengeluarkan pernyataan pendapat yang dapat dijadikan dasar bagi masyarakat umum dalam mengambil
suatu keputusan.
403
Sementara itu, berbeda dengan Badan Pemeriksa Keuangan BPK yang menyerahkan hasil laporan pengawasannya kepada
Dewan Perwakilan Rakyat DPR, aparat pemeriksa intern pemerintahan
tidak dapat
menyampaikan laporan
hasil pemeriksanaannya langsung kepada Dewan Perwakilan Rakyat
DPR, tetapi jika Dewan Perwakilan Rakyat DPR berkeinginan atas hasil pemeriksaan Badan Pengawas Keuangan dan
Pembangunan BPKP, pemerintahlah yang menyampaikannya kepada Dewan Perwakilan Rakyat DPR.
404
Hal demikian dimaksudkan agar dapat dibedakan posisi pemeriksaan Badan
Pemeriksa Keuangan BPK dan Badan Pengawas Keuangan dan Pembangunan BPKP agar tidak terjadi kesalahkaprahan dalam
proses penilaian kinerja pelaksanaan Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara APBN oleh Dewan Perwakilan Rakyat DPR.
Pengawasan ekstern adalah pemeriksaan yang dilakukan oleh unit pengawasan yang berada di luar unit organisasi yang
diawasi. Dalam hal ini di Indonesia adalah Badan Pemeriksa Keuangan BPK, yang merupakan lembaga tinggi negara yang
terlepas dari pengaruh kekuasaan manapun. Dalam menjalankan tugasnya, Badan Pemeriksa Keuangan BPK tidak mengabaikan
hasil laporan pemeriksaan aparat pengawasan intern pemerintah, sehingga sudah sepantasnya di antara keduanya perlu terwujud
harmonisasi dalam proses pengawasan keuangan negara. Proses harmonisasi demikian tidak mengurangi independensi Badan
Pemeriksa Keuangan BPK untuk tidak memihak dan menilai secara obyektif aktivitas pemerintah.
Dalam menjalankan tugas pengawasan keuangan negara, beberapa pandangan dikemukakan bahwa Badan Pemeriksa
Keuangan BPK tidak selayaknya melakukan kontrol atas semua bentuk keuangan negara, termasuk di dalamnya kekayaan negara.
403
Gandhi, Sistem Pemeriksaan Keuangan Negara, Makalah yang disampaikan dalam lokakarya Reformasi Sistem Pengelolaan Keuangan Negara, Jakarta, Mei
, hal. 4.
404
Gandhi, Sistem Pemeriksaan Keuangan Negara,Ibid: 5.
505
Akan lebih bermakna jika Badan Pemeriksa Keuangan BPK melakukan fungsi pengawasan keuangan yang bersifat makro
strategis yang mempunyai dampak sosial ekonomis yang luas.
405
Konsekuensinya, Badan Pemeriksa Keuangan BPK tidak perlu bersusah payah melakukan pengawasan keuangan negara dengan
rentang yang tidak terbatas. Akan tetapi, cukup pada pengujian atas hasil pemeriksaan keuangan yang dilakukan aparat intern
pengawas pemerintah dan pengawasan terhadap pelaksanaan Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara APBN.
Hasil pemeriksaan Badan Pemeriksa Keuangan BPK yang diberitahukan kepada DPR, sebenarnya mengandung makna
yuridis yang kurang tegas dipandang dari pemakaian istilahnya. Dengan demikian, perlu ada perubahan kata diberitahukan
menjadi dilaporkan kepada Dewan Perwakilan Rakyat DPR .
406
Hal demikian juga akan membawa dampak psikologis kepada Dewan Perwakilan Rakyat DPR untuk segera menindaklanjuti
temuan pemeriksaan dan pengawasan Badan Pengawas Keuangan BPK, sehingga dapat dilaksanakan sebagaimana mestinya.
Pelaksanaan tindak lanjut ini dilakukan secepat mungkin untuk menyelesaikan masalah dan mencegah penyimpangan yang akan
merugikan posisi keuangan negara. Apabila dalam temuan pemeriksaan terdapat indikasi terjadinya penyelewengan, laporan
tersebut dapat disampaikan kepada Kejaksaan Agung untuk ditindaklanjuti sesuai dengan prosedur hukum.
5. Model Pengendalian Pengelolaan Keuangan