505
Akan lebih bermakna jika Badan Pemeriksa Keuangan BPK melakukan fungsi pengawasan keuangan yang bersifat makro
strategis yang mempunyai dampak sosial ekonomis yang luas.
405
Konsekuensinya, Badan Pemeriksa Keuangan BPK tidak perlu bersusah payah melakukan pengawasan keuangan negara dengan
rentang yang tidak terbatas. Akan tetapi, cukup pada pengujian atas hasil pemeriksaan keuangan yang dilakukan aparat intern
pengawas pemerintah dan pengawasan terhadap pelaksanaan Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara APBN.
Hasil pemeriksaan Badan Pemeriksa Keuangan BPK yang diberitahukan kepada DPR, sebenarnya mengandung makna
yuridis yang kurang tegas dipandang dari pemakaian istilahnya. Dengan demikian, perlu ada perubahan kata diberitahukan
menjadi dilaporkan kepada Dewan Perwakilan Rakyat DPR .
406
Hal demikian juga akan membawa dampak psikologis kepada Dewan Perwakilan Rakyat DPR untuk segera menindaklanjuti
temuan pemeriksaan dan pengawasan Badan Pengawas Keuangan BPK, sehingga dapat dilaksanakan sebagaimana mestinya.
Pelaksanaan tindak lanjut ini dilakukan secepat mungkin untuk menyelesaikan masalah dan mencegah penyimpangan yang akan
merugikan posisi keuangan negara. Apabila dalam temuan pemeriksaan terdapat indikasi terjadinya penyelewengan, laporan
tersebut dapat disampaikan kepada Kejaksaan Agung untuk ditindaklanjuti sesuai dengan prosedur hukum.
5. Model Pengendalian Pengelolaan Keuangan
Daerah.
Fenomena yang terjadi dalam perkembangan sektor publik di Indonesia dewasa ini adalah menguatnya tuntutan akuntabilitas
atas lembaga-lembaga publik, baik di pusat maupun daerah. Akuntabilitas
dapat diartikan
sebagai bentuk
kewajiban mempertanggungjawabkan
keberhasilan atau
kegagalan pelaksanaan misi organisasi dalam mencapai tujuan dan sasaran
yang telah ditetapkan sebelumnya, melalui suatu media pertanggungjawaban yang dilaksanakan secara periodik.
405
Atmadja,Op.cit: 263.
406
Atmadja,Ibid: 254
506
Dimensi akuntabilitas publik meliputi akuntabilitas hukum dan kejujuran, akuntabilitas manajerial, akuntabilitas program,
akuntabilitas kebijakan, dan akuntabilitas finansial keuangan. Terkait dengan tugas untuk menegakkan akuntabilitas finansial,
khususnya di daerah, pemerintah daerah bertanggung jawab untuk mempublikasikan
laporan keuangan
kepada pemangku
kepentingannya stakeholder. Governmental Accounting Standards Board 1999 dalam Concepts Statement No. 1 tentang Objectives of
Financial Reporting menyatakan bahwa akuntabilitas merupakan dasar pelaporan keuangan di pemerintahan yang didasari oleh
adanya hak masyarakat untuk mengetahui dan menerima penjelasan atas pengumpulan sumber daya dan penggunaannya.
407
Harus disadari bahwa ada banyak pihak yang akan mengandalkan
informasi dalam
laporan keuangan
yang dipublikasikan oleh pemerintah daerah sebagai dasar untuk
pengambilan keputusan. Oleh karena itu, informasi tersebut harus bermanfaat bagi para pemakai.
Menurut Suwardjono,
408
bahwa informasi harus bermanfaat bagi para pemakai sama saja dengan mengatakan bahwa informasi
harus mempunyai nilai Informasi akan bermanfaat kalau informasi tersebut berpaut dengan keputusan yang menjadi sasaran
informasi. Informasi akan bermanfaat kalau informasi tersebut dipahami dan digunakan oleh pemakai. Informasi juga akan
bermanfaat kalau pemakai mempercayai informasi tersebut.
Kebermanfaatan usefulness merupakan suatu karakteristik yang hanya dapat ditentukan secara kualitatif dalam hubungannya
dengan keputusan, pemakai, dan keyakinan pemakai terhadap informasi. Oleh karena itu, kriteria ini secara umum disebut
karakteristik kualitatif qualitative characteristics atau kualitas
407
Ada perbedaan antara pengertian pelaporan keuangan financial reporting dan laporan keuangan financial reports.Pelaporan keuangan yang meliputi segala
aspek yang berkaitan dengan penyediaan dan penyampaian informasi keuangan. Aspek-aspek tersebut antara lain lembaga yang terlibat, peraturan yang berlaku
termasuk PABU, dan mekanisma penyampaian informasi. Sedangkan laporan keuangan merupakan medium dalam penyampaian informasi.Laporan keuangan
pemerintah merupakan representasi posisi keuangan dari transaksi-transaksi yang dilakukan oleh pemerintah.
408
Suwardjono, Teori Akuntansi: Perekayasaan Pelaporan Keuangan. Edisi Ketiga. BPFE, Yogyakarta, 2005, hlm: 7.
507
qualities informasi. Adapun kriteria dan unsur-unsur pembentuk kualitas informasi yang menjadikan informasi dalam laporan
keuangan pemerintah mempunyai nilai atau manfaat sebagaimana disebutkan dalam Rerangka Konseptual Akuntansi Pemerintahan
terdiri dari; relevan, andal, dapat dibandingkan, dan dapat dipahami.
409
Berbicara mengenai pelaporan keuangan dan nilai informasi yang terkandung dalam laporan keuangan pemerintah akan
menimbulkan pertanyaan apakah pelaporan keuangan pemerintah selama ini sudah memenuhi kriteria kualitas informasi yang
disyaratkan dalam peraturan perundang-undangan? Apakah laporan keuangan pokok yang terdiri dari Laporan Realisasi
Anggaran, Neraca, Laporan Arus Kas, dan Catatan atas Laporan Keuangan telah relevan, andal, dapat dibandingkan, dan dapat
dipahami?
Fenomena pelaporan keuangan pemerintah di Indonesia merupakan sesuatu hal yang menarik untuk dikaji lebih lanjut. Dari
berbagai tulisan yang berhasil di-download dari internet, ternyata di dalam laporan keuangan pemerintah masih banyak disajikan
data-data yang tidak sesuai. Selain itu juga masih banyak penyimpangan-penyimpangan yang berhasil ditemukan oleh Badan
Pemeriksa Keuangan BPK dalam pelaksanaan audit laporan keuangan pemerintah.
Beberapa tulisan yang berhasil dihimpun adalah sebagai berikut:
1. Pansus Laporan Pertanggungjawaban LPJ Gubernur Jawa Barat mempertanyakan sejumlah perbedaan data anggaran
yang dicantumkan dengan realisasi pada dinas-dinas terkait. Menurutnya, ada banyak perbedaan terutama dalam data arus
kas, misalnya, belanja modal sebesar Rp 580,5 miliar dengan rincian aset tetap dan aset tidak tetap;
410
2. Ketua Badan Pemeriksa Keuangan BPK, Anwar Nasution sebelumnya mengatakan bahwa laporan keuangan daerah
banyak mengalami kebocoran. Dalam Hapsem tersebut BPK menemukan adanya beberapa dugaan penyimpangan, antara
lain pemberian tunjangan, honorarium, insentif, bantuan
409
Peraturan Pemerintah Nomor. 24 Tahun 2005, Tentang Standar Akuntansi Pemerintahan.
410
Pikiran Rakyat, 27 April 2004.
508
keuangan sebesar Rp 517,35 miliar kepada DPRD, Sekretariat DPRD, Kepala Daerah, Sekretaris Daerah, Muspida dan Badan
Pengawas Pembangunan yang tidak sesuai dengan ketentuan. Selain itu, BPK juga menemukan adanya pengeluaran yang
belum dipertanggungjawabkan sebesar Rp 211,48 miliar, realisasi belanja Rp 621,29 miliar yang tidak dilengkapi bukti
dan diduga menyimpang, serta pembagian hasil pajak dan kewajiban pemerintah pusat dan provinsi yang belum
disalurkan sebesar Rp 436,09 miliar;
411
3. Ketua Badan Pemeriksaan Keuangan BPK Anwar Nasution menilai laporan keuangan Pemerintah Daerah banyak yang
bermasalah bahkan tidak layak audit. Anwar Nasution menyebutkan, permasalahan yang ditemukan diantaranya
terkait ketidakjelasan penyimpanan dana daerah dan penggunaan keuangan daerah dengan boros yang tidak jelas
keperluannya. Anwar Nasution juga mengkritik akuntabilitas transparasi laporan keuangan Pemda masih sangat rendah;
412
4. Menurut Mardiasmo, dalam Pasal 33 Undang-Undang No 33 Tahun 2004 disebutkan bahwa Menkeu berhak menunda
penyaluran Dana Alokasi Umum DAU bila pemda belum menyerahkan laporan sistem keuangan daerah, termasuk
APBD. Di tempat terpisah, Direktur Eksekutif Komite Pemantauan Pelaksanaan Otonomi Daerah KPPOD Agung
Pambudhi mendukung kebijakan Depkeu tersebut. Setidaknya terdapat tiga alasan yang dapat dijadikan dasar sanksi tersebut.
Pertama, Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah. Kedua, faktor koordinasi nasional, yakni
kondisi pelaporan perda APBD yang sering terlambat sehingga mengganggu
perekonomian nasional.
Ketiga, faktor
kepentingan daerah. tu juga bagi kepentingan daerah sendiri, agar
pembangunan ekonominya
segera bisa
dilaksanakan, tambah dia;
413
5. Another issue was the time frame of APBD for all districts and cities in Indonesia, only ten percent finished APBD on time. The
delayed APBD has some impacts such as delays in the General Allocation Fund DAU by Central Government;
414
Berdasarkan fenomena tersebut dapat dinyatakan bahwa laporan keuangan pemerintah masih belum seluruhnya memenuhi
411
Suara Karya, 17 Desember 2005.
412
Indosiar.com, 10 Januari 2007.
413
Koran SINDO, 25 Januari 2007.
414
Adriansyah, Local Financial Information Systems. Makalah Training Budget Performance Capacity Building for Effective Public Finance., 2006.
509
kriteria keterandalan dan ketepatwaktuan timeliness. Mengingat bahwa keterandalan dan ketepatwaktuan merupakan dua unsur
nilai informasi yang penting terkait dengan pengambilan keputusan berbagai pihak, peneliti tertarik untuk meneliti hal apa yang
mungkin mempengaruhi keterandalan dan ketepatwaktuan pelaporan keuangan pemerintah.
Di dalam Konsep Standar Pemeriksaan Keuangan Negara pada bab Standar Pekerjaan Lapangan Pemeriksaan Keuangan
mengenai Pengendalian Intern disebutkan bahwa sistem informasi yang relevan dengan tujuan laporan keuangan, salah satunya
adalah sistem akuntansi yang terdiri dari metoda dan catatan yang dibangun untuk mencatat, mengolah, mengikhtisarkan, dan
melaporkan transaksi entitas baik peristiwa maupun kondisi untuk memelihara akuntabilitas bagi aktiva, utang, dan ekuitas
yang bersangkutan. Sistem akuntansi sebagai suatu sistem informasi membutuhkan manusia untuk menjalankan sistem yang
ada. Untuk dapat menghasilkan laporan keuangan yang berkualitas, maka kapasitas sumber daya manusia yang melaksanakan sistem
akuntansi sangatlah penting.
Saat ini
secara bertahap
pemerintah berpindah
meninggalkan sistem akuntansi single entry menjadi double entry karena penggunaan single entry tidak dapat memberikan informasi
yang komprehensif
dan mencerminkan
kinerja yang
sesuangguhnya. Basis akuntansi yang diterapkan pun mengalami perubahan dari basis kas cash basis ke basis akrual accrual
basis. Permasalahan penerapan basis akuntansi bukan sekedar masalah teknis akuntansi, yaitu bagaimana mencatat transaksi dan
menyajikan laporan keuangan, namun yang lebih penting adalah bagaimana menentukan kebijakan akuntansi accounting policy,
perlakuan akuntansi untuk suatu transaksi accounting treatment, pilihan akuntansi accounting choice, dan mendesain atau
menganalisis sistem akuntansi yang ada. Kebijakan untuk melakukan aktivitas tersebut tidak dapat dilakukan oleh orang
pegawai yang tidak memiliki pengetahuan di bidang akuntansi.
415
Kapasitas sumber daya manusia adalah kemampuan seseorang atau individu, suatu organisasi kelembagaan, atau
415
Forum Dosen Akuntansi Sektor Publik, 2006
510
suatu sistem
untuk melaksanakan
fungsi-fungsi atau
kewenangannya untuk mencapai tujuannya secara efektif dan efisien. Kapasitas harus dilihat sebagai kemampuan untuk
mencapai kinerja, untuk menghasilkan keluaran-keluaran outputs dan hasil-hasil outcomes.Menurut Tjiptoherijanto
416
untuk menilai kapasitas dan kualitas sumber daya manusia dalam
melaksanakan suatu fungsi, termasuk akuntansi, dapat dilihat dari level of responsibility dan kompetensi sumberdaya tersebut.
Tanggung jawab dapat dilihat dari atau tertuang dalam deskripsi jabatan. Deskripsi jabatan merupakan dasar untuk melaksanakan
tugas dengan baik. Tanpa adanya deskripsi jabatan yang jelas, sumberdaya tersebut tidak dapat melaksanakan tugasnya dengan
baik. Sedangkan kompetensi dapat dilihat dari latar belakang pendidikan, pelatihan-pelatihan yang pernah diikuti, dan dari
keterampilan yang dinyatakan dalam pelaksanaan tugas.
Kompetensi merupakan suatu karakteristik dari seseorang yang memiliki keterampilan skill, pengetahuan knowledge, dan
kemampuan ability untuk melaksanakan suatu pekerjaan.
417
Menurut beberapa pakar, kompetensi adalah karakteristik yang mendasari seseorang mencapai kinerja yang tinggi dalam
pekerjaannya. Pegawai yang tidak mempunyai pengetahuan yang cukup akan bekerja tersendat-sendat dan juga mengakibatkan
pemborosan bahan, waktu, dan tenaga. Menurut Dunnetts
418
skill adalah kapasitas yang dibutuhkan untuk melaksanakan suatu
rangkaian tugas yang berkembang dari hasil pelatihan dan pengalaman.
416
Alimbudiono, Ria Sandra Fidelis Arastyo Andono, Kesiapan Sumber Daya Manusia Sub Bagian Akuntansi Pemerintah Daerah XYZ dan Kaitannya Dengan
Pertanggungjawaban Keuangan Daerah Kepada Masyarakat: Renungan Bagi Akuntan Pendidik. Jurnal Akuntansi dan Keuangan Sektor Publik. Vol. 05 No. 02,
2004, Hal. 18-30.
417
Hevesi, G. Alan, Standards for Internal Control in New York State Government. www.osc.state.ny.us
, 2005.
418
Bandingkan dengan pengertian dari Blanchard Thackerm, yang mengatakan bahwa skill seseorang tercermin dari seberapa baik seseorang dalam melaksanakan
suatu kegiatan yang spesifik seperti mengoperasikan suatu peralatan, berkomunikasi efektif, atau mengimplementasikan suatu strategi bisnis. Lihat
dalam: Anonim. Tinjauan Pustaka. www.yahoo.com
511
Peraturan Pemerintah Nomor 105 Tahun 2000 Tentang Pengelolaan dan Pertanggungjawaban Daerah dan Keputusan
Menteri Dalam Negeri Nomor 29 Tahun 2002 Pedoman Pengurusan, Pertanggungjawaban dan Pengawasan Keuangan
Daerah Serta Tata Cara Penyusunan Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah, Pelaksanaan Tata Usaha Keuangan Daerah dan
Penyusunan Perhitungan Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah, telah membawa perubahan besar dan memberikan
pendekatan baru dalam pengelolaan keuangan daerah. Perubahan yang mendasar dalam Peraturan Pemerintah Nomor 105 Tahun
2000
adalah terkait
dengan perubahan
dalam sistem
penganggaran, baik proses penganggarannya maupun bentuk dan struktur Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah APBD.
Perubahan tersebut merupakan suatu perubahan yang bersifat paradigmatik, sementara perubahan yang lebih bersifat pragmatik
dan teknis operasional diatur dalam Keputusan Menteri Dalam Negeri Nomor 29 Tahun 2002 Tata Cara Penyusunan Anggaran
Pendapatan dan Belanja Daerah, Pelaksanaan Tata Usaha Keuangan Daerah dan Penyusunan Perhitungan Anggaran Pendapatan dan
Belanja Daerah yaitu terkait dengan penatausahaan keuangan daerah. Perubahan itu sudah sampai pada teknik akuntansinya
yang meliputi perubahan dalam pendekatan sistem akuntansi dan prosedur pencatatan, dokumen dan formulir yang digunakan,
fungsi-fungsi otorisasi untuk tujuan sistem pengendalian intern, laporan, serta pengawasan.
6. Mencegah Korupsi dari Dana Transfer Daerah.