323
bisa percuma. Buat apa mimpi besar jika kita tidak percaya diri untuk mencapainya? Impian yang besar tanpa kepercayaan diri
seperti mimpi di siang bolong, angan-angan, atau khayalan belaka. Mereka mengatakan ingin, tapi tidak ada tindakan yang terjadi.
Hanya ada dua penyebab, harapan meraih mimpi yang tidak ada danatau mereka merasa tidak mampu meraih impian tersebut.
Mengapa diperlukan sebuah keharusan memotivasi diri, untuk menjawab sebuah pertanyaan ini, kami mengutip dalam
sebuah penelitian, ditemukan terdapat 16 enam belas hasrat dasar yang mengatur hidup manusia.
251
hasrat tersebut adalah: Kebutuhan untuk disetujui; Kebutuhan untuk berpikir; Kebutuhan
untuk makan; Kebutuhan untuk berkeluarga; Kebutuhan untuk dihormati; Kebutuhan akan terwujudnya idealisme; Kebutuhan
akan kebebasan;Kebutuhan akan keteraturan; Kebutuhan akan latihan fisik; Kebutuhan akan kekuasaan; Kebutuhan akan
romantisme; Kebutuhan akan menyimpan atau mengkoleksi; Kebutuhan akan relasi yang baik; Kebutuhan akan status;
Kebutuhan akan keamanan; Kebutuhan akan balas dendam.
2. Teori Motivasi.
Penelitian tentang konsep motivasi berkembang cukup baik sejalan dengan kesadaran para ahli manajemen keperilakuan
bahwa motivasi merupakan determinan yang penting bagi prestasi individu. Meskipun telah disadari pentingnya motivasi, namun
dalam konteks ilmiah sangat sulit untuk mendefinisikan dan menganalisisnya dalam organisasi. Setiap orang tertarik pada
serangkaian tujuan. Manajer yang baik seharusnya mampu meramalkan secara lebih teliti perilaku karyawannya dalam
mencapai tujuan. Teori yang menjelaskan hal tersebut cukup banyak, melibatkan hubungan motivasi, perilaku dan hasil atau
prestasi.
251
Reiss, Steven 2000, Who am I: The 16 basic desires that motivate our actions and define our personalities, New York: TarcherPutnam, pp. 288, ISBN 1-58542-045-X.
324
Dari demikian
banyak teori
motivasi, kita
dapat mengelompokkan menjadi dua kategori
252
meliputi:
1. Teori kepuasan: Teori ini memusatkan perhatian pada faktor- faktor dalam diri individu yang menggerakkan, mengarahkan,
mendukung dan menghentikan perilaku. Para ahli mencoba menentukan kebutuhan khusus yang memotivasi orang.
2. Teori proses: Teori ini menguraikan dan menganalisis bagaimana perilaku itu digerakkan, diarahkan, didukung dan
dihentikan.
Tabel di bawah ini menyajikan ringkasan singkat karakteristik dasar teori kepuasan atau sering disebut teori isi dan
teori proses motivasi ditinjau dari perspektif manajeriaL.
Perspektif Manajerial tentang Teori Kepuasan dan Teori Proses Motivas
Dasar Teoritis
Penjelasan Teoritis Penemu Teori
Penerapan Manajerial
Isi Faktor-faktor dalam
diri orang yang menggerakkan,
mengarahkan, mendukung dan
menghentikan perilaku. Faktor-
faktor ini hanya dapat diduga.
Maslow-lima tingkat hirarki
kebutuhan
Alderfer-tiga tingkat hirarki
ERG
Herzberg-dua faktor utama
Mc Clelland-tiga kebutuhan yang
meliputi: prestasi, afiliasi
dan kekuasaan Manajer harus hati-
hati tentang perbedaan-
perbedaan kebutuhan,
keinginan dan tujuan karena
terdapat keunikan pada masing-
masing individu
Proses Menguraikan,
menjelaskan, menganalisis
bagaimana perilaku itu digerakkan,
diarahkan, didukung dan dihentikan
Vroom-teori harapan
Skinner-teori penguatan
berkaitan dengan
pengetahuan yang
terjadi Manajer harus
memahami proses motivasi dan
bagaimana individu membuat
pilihan yang berdasarkan
pilihan,
252
Dunnette, Campbell, Hakel, Organizational Behavior and Huma Performance. USA, 1967.
325
sebagai konsekuensi
perilaku
Adams-teori persamaan
berdasarkan perbandingan
yang
dibuat individu
Locke-teori kerangka tujuan,
bahwa tujuan
yang disengaja
atau dengan
maksud adalah
determinan perilaku
penghargaan dan pencapaian
Dari ragaan tabel di atas, secara umum teori motivasi pada dasarnya dibedakan menjadi dua tipe teori, yakni teori kepuasaan
content theory dan teori proses process theories. Teori kepuasan tentang motivasi berkaitan dengan faktor yang ada dalam diri
seorang yang memotivasinya. Sedangkan teori proses berkaitan dengan bagaimana motivasi itu terjadi atau bagaimana perilaku itu
digerakan.
253
Teori ini dikenal dengan nama konsep Higiene, yang
mana cakupannya adalah:
1. Isi Pekerjaan, Hal ini berkaitan langsung dengan sifat-sifat dari suatu pekerjaan yang dimiliki oleh tenaga kerja yang isinya
meliputi: Prestasi, upaya dari pekerjaan atau karyawan sebagai aset jangka panjang dalam menghasilkan sesuatu yang positif di
dalam pekerjaannya, pengakuan, pekerjaan itu sendiri, tanggung jawab, pengembangan potensi individu;
2. Faktor Higienis, suatu motivasi yang dapat diwujudkan seperti halnya: gaji dan upah, kondisi kerja, kebijakan dan administrasi
perusahaan, hubungan antara pribadi, kualitas supervisi.
Teori yang didasarkan pada kebutuhan insan dan kepuasannya. Maka dapat dicari faktor-faktor pendorong dan
penghambatnya. Pada teori kepuasan ini didukung juga oleh para pakar seperti Taylor yang mana teorinya dikenal sebagai Teori
253
Indriyo Gitusudarmono I Nyoman Sudita, Perilaku Keorganisasian, Op cit: 30-31.
326
Motivasi Klasik. Teori secara garis besar berbicara bahwa motivasi kerja hanya dapat memenuhi kebutuhan dan kepuasan kerja baik
secara biologis
maupun psikologis.
Yaitu bagaimana
mempertahankan hidupnya. Selain itu juga Teori Hirarki Kebutuhan Need Hirarchi dari Abraham Maslow yang menyatakan
bahwa motivasi kerja ditunjukan untuk memenuhi kebutuhan dan kepuasan kerja baik secara biologis maupun psikologis, baik yang
berupa materi maupun non-materi.
Dari pemaparan di atas, dapat di simpulkan sebagai berikut:
Teori kepuasaan dibagi menjadi empat 4 macam teori, yakni:
1. Teori Hirarkhi kebutuhan; 2. Teori ERG;
3. Teori dua faktor; 4. Teori kebutuhan akan prestasi.
Sementara teori proses, dibagi menjadi: 1. Teori penghargaan;
2. Teori keadilan; 3. Teori penguatan, dan
4. Teori penetapan tujuan.
Teori-teori motivasi mulai berkembang sejak tahun 1950- an, menurut Stephen P Robins, ada tiga teori spesifik yang
dirumuskan selama periode itu, yang meskipun dikritik habis-
Teori Motivasi
Teori Kepuasaan
Teori ini berkaitan dengan faktor-faktor yang
membangkitkan atau memulai perilaku
Teori Proses
Teori ini berkaitan dengan bagaimana perilaku digerakan,
diarahkan dan didukung atau dihentikan
327
habisan, ketiga teori itu disebut sebagai teori klasik dalam motivasi, yakni meliputi teori hiearkhi kebutuhan; teori X dan Y, serta teori-
teori faktor.
254
Namun hendaknya kita mengetahui teori-teori awal paling tidak untuk dua alasan: Teori-teori tersebut merupakan
pondasi atau landasan teori-teori kontemporer; serta para Manajer praktisi masih menggunakan teori
–teori ini dan terminologi secara teratur dalam menjelaskan motivasi karyawan. Mengapa teori-teori
tersebut muncul?, sebab adanya interaksi antara individu denga situasi, sehingga berakibat pada individu-individu memiliki
dorongan motivasi dasar yang berbeda-beda. Stephen P. Robbin, sebagaimana yang dikutip di atas, mengatakan motivasi adalah
keinginan untuk melakukan sesuatu dan menentukan kemampuan bertindak untuk memuaskan kebutuhan individu. Dijelaskan pula
kebutuhan need, diartikan suatu kekurangan secara fisik atau psikologi yang membuat keluaran tertentu terlihat menarik.
a.
A Theory of Human Motivation: Abraham H. Maslow.
Teori yang paling kontemporer mengakui bahwa motivasi dimulai dengan kebutuhan individu. Kebutuhan adalah kekurangan
yang memberikan energi atau memicu perilaku untuk memenuhi kebutuhan tersebut. Pada beberapa titik dalam hidup kita, kita
mungkin memiliki kebutuhan yang kuat untuk makanan dan tempat tinggal. kebutuhan sosial kita mungkin tak terpenuhi.
Kebutuhan yang tidak terpenuhi membuat ketegangan yang membuat kita ingin mencari cara untuk mengurangi atau
memuaskan kebutuhan tersebut. Semakin kuat kebutuhan kita, semakin termotivasi kita untuk memuaskan mereka. Sebaliknya,
kebutuhan puas tidak memotivasi.
Salah satu teori yang paling awal dan konten yang paling terkenal adalah teori hierarki kebutuhan. Dikembangkan oleh
psikolog Abraham H. Maslow,
255
beliau mengembangkan irarki Kebutuhan model 1940-50-
an di Amerika Serikat, dan teori
254
Stephen P. Robins, Perilaku Organisasi, Op cit: 214.
255
Abraham. H. Maslow, Conflict, frustration, and the theory of threat. J. abnorm. soc. Psychol., 1943, 38, 81-86.
328
ierarki Kebutuhan tetap valid hari ini , untuk memahami motivasi manusia, pelatihan manajemen, dan pengembangan pribadi.
Memang, ide-ide Abraham H. Maslow sekitar Hierarki Kebutuhan mengenai tanggung jawab pengusaha untuk menyediakan
lingkungan kerja yang mendorong dan memungkinkan karyawan untuk memenuhi potensi unik mereka sendiri aktualisasi diri
yang saat ini lebih relevan daripada sebelumnya.
Dalam kehidupan sehari-hari, mungkin kita sering bertanya- tanya mengapa setiap orang memiliki ketertarikan terhadap
sesuatu yang berbeda-beda, mengapa ada orang yang memiliki cita- cita sangat tinggi, sedangkan ada juga yang hanya menjadi orang
yang biasa-biasa saja. Ada yang sudah puas menjadi ibu rumah tangga, tetapi di sisi lain ada juga yang ingin menjadi presiden. Apa
yang membuat mereka termotivasi, dan apa yang membuat mereka tidak termotivasi. Pertanyaan-pertanya semacam itu sudah ada
sejak beberapa puluh tahun silam, dan salah satu orang mencoba menjawab pertanyaan tersebut adalah Abraham H. Maslow.
Abraham H. Maslow sudah pernah mencoba untuk menjawab
pertanyaan tersebut
dalam karyanya
yang dipublikasikan dengan judul, Theory of Human Motivation pada
tahun 1943.
Pada karyanya
tersebut, Abraham
Maslow memperkenalkan pemikirannya mengenai motivasi dihubungkan
dengan kebutuhan manusia. Ia menjelaskan mengenai hirarki kebutuhan manusia dengan konsep, Piramid Kebutuhan
Masl
ow .
256
Menurut Abraham H. Maslow manusia mempunyai lima kelompok kebutuhan. Kelima kelompok kebutuhan tersebut
susunannya berbentuk tingkatan-tingkatan atau disebut juga hirarki kebutuhan.
257
Susunannya mulai dari yang paling penting
256
A. H. Maslow, A Theory of human Motivation, Psychology Review, Juli 1943, P: 370, lihat pula dalam: A. H. Maslow, Motivation and Personality, New York: Harper Row,
1954.
257
stilah hierarki dapat diartikan sebagai tingkatan. Atau secara analogi berarti anak tangga. Logikanya ialah bahwa menaiki suatu tangga berarti dimulai dengan
anak tangga yang pertama, kedua, ketiga dan seterusnya. Jika konsep tersebut diaplikasikan pada pemuasan kebutuhan manusia, berarti seseorang tidak akan
berusaha memuaskan kebutuhan tingkat kedua, dalam hal ini keamanan, sebelum kebutuhan tingkat pertama yaitu sandang, pangan, dan papan terpenuhi; yang
329
hingga yang tidak penting dan dari yang mudah hingga yang sulit untuk dicapai atau didapat. Oleh sebab itu motivasi manusia sangat
dipengaruhi oleh kebutuhan mendasar yang perlu dipenuhi. Untuk dapat merasakan nikmat suatu tingkat kebutuhan perlu dipuaskan
dahulu kebutuhan yang berada pada tingkat di bawahnya. Maka teori ini sering juga disebut sebagai Piramida Maslow.
Sebelum penulis uraiakan tentang segala macam kebutuhan dan gambar Piramidanya, bahwa pada dasarnya menurut teori
kebutuhan Abraham H. Maslow, kebutuhan yang berada pada hierarki lebih paling bawah tidak harus dipenuhi sebagian sebelum
seseorang akan mencoba untuk memiliki kebutuhan yang lebih tinggi tingkatannya. Sebagai misal seorang yang lapar atau seorang
yang secara fisik dalam bahaya tidak begitu menghiraukan untuk mempertahankan konsep diri positip gambaran terhadap diri
sendiri sebagai orang baik dibandingkan untuk mendapatkan makanan atau keamanan; namun begitu, orang yang tidak lagi lapar
atau tidak lagi dicekam rasa takut, kebutuhan akan harga diri menjadi penting.
Satu konsep penting yang diperkenalkan Abraham H. Maslow adalah perbedaan antara kebutuhan dasar dan kebutuhan
tumbuh. Kebutuhan dasar fisiologis, rasa aman, cinta, dan penghargaan adalah kebutuhan yang penting untuk kebutuhan
fisik dan psikologis; kebutuhan ini harus dipenuhi. Sekali kebutuhan ini dipenuhi, motivasi seseorang untuk memenuhi
kebutuhan ini surut. Sebaliknya kebutuhan tumbuh, sebagai misal kebutuhan untuk mengetahui dan memahami sesuatu, menghargai
keindahan, atau menumbuhkan dan mengembangkan apresiasi penghargaan dari orang lain, tidak pernah dapat dipenuhi
seluruhnya. Dalam kenyataannya, semakin orang dapat memenuhi kebutuhan mereka untuk mengetahui dan memahami dunia di
sekeliling mereka, motivasi belajar mereka dapat menjadi semakin besar dan kuat.
Kebutuhan-kebutuhan yang disebut pertama fisiologis dan kedua keamanan kadang-kadang diklasifikasikan dengan cara
lain, misalnya dengan menggolongkannya sebagai kebutuhan
ketiga tidak akan diusahakan pemuasan sebelum seseorang merasa aman, demikian pula seterusnya.
330
primer, sedangkan yang lainnya dikenal pula dengan klasifikasi kebutuhan sekunder. Terlepas dari cara membuat klasifikasi
kebutuhan manusia itu, yang jelas adalah bahwa sifat, jenis dan intensitas kebutuhan manusia berbeda satu orang dengan yang
lainnya karena manusia merupakan individu yang unik. Juga jelas bahwa kebutuhan manusia itu tidak hanya bersifat materi, akan
tetapi bersifat pskologikal, mental, intelektual dan bahkan juga spiritual.
Menarik pula untuk dicatat bahwa dengan makin banyaknya organisasi yang tumbuh dan berkembang di masyarakat dan makin
mendalamnya pemahaman tentang unsur manusia dalam kehidupan organisasional, teori klasik Maslow semakin
dipergunakan, bahkan
dikatakan mengalami
koreksi . Penyempurnaan atau koreksi tersebut terutama diarahkan pada
konsep hierarki kebutuhan yang dikemukakan oleh Maslow. Berangkat dari kenyataan bahwa pemahaman tentang
berbagai kebutuhan manusia makin mendalam penyempurnaan dan koreksi dirasakan bukan hanya tepat, akan tetapi juga
memang diperlukan karena pengalaman menunjukkan bahwa usaha pemuasan berbagai kebutuhan manusia berlangsung secara
simultan. Artinya, sambil memuaskan kebutuhan fisik, seseorang pada waktu yang bersamaan ingin menikmati rasa aman, merasa
dihargai, memerlukan teman serta ingin berkembang.
Dengan demikian dapat dikatakan bahwa lebih tepat apabila berbagai kebutuhan manusia digolongkan sebagai rangkaian dan
bukan sebagai hierarki. Dalam hubungan ini, perlu ditekankan bahwa: Kebutuhan yang satu saat sudah terpenuhi sangat mungkin
akan timbul lagi di waktu yang akan datang; Pemuasaan berbagai kebutuhan tertentu, terutama kebutuhan fisik, bisa bergeser dari
pendekatan kuantitatif menjadi pendekatan kualitatif dalam pemuasannya; Berbagai kebutuhan tersebut tidak akan mencapai
titik jenuh dalam arti tibanya suatu kondisi dalam mana seseorang tidak lagi dapat berbuat sesuatu dalam pemenuhan
kebutuhan itu. Kendati pemikiran Abraham H. Maslow tentang teori
kebutuhan ini tampak lebih bersifat teoritis, namun telah memberikan fondasi dan mengilhami bagi pengembangan teori-
331
teori motivasi yang berorientasi pada kebutuhan berikutnya yang lebih bersifat aplikatif.
Berikut adalah penjelasan dari piramida Abraham H. Maslow
258
Piramida Abraham Maslow
Adapun urutan kelima kelompok kebutuhan itu seperti berikut:
259
258
Gambar ini adalah modifikasi dari Stephen P Robins, Organizatinal Behaviorr, Op cit: 215. Menanggapi ragaan tersebut, dapat diasumsikan bahwa pada dasarnya
orang manusia0 beusaha memenuhi kebutuhan yang lebih pokok fsisilogis sebelum mengarahkan perilaku memenuhi kebutuhan yang lebih tinggi
perwujudan diri. Teori tersebut, didasarkan kepada bahwa orang mempunyai keinginan untuk berkembang dan maju
259
Model Maslow Ini sering disebut dengan model hierarki kebutuhan. Karena menyangkut kebutuhan manusia, maka teori ini digunakan untuk menunjukkan
butuhan seseorang yang harus dipenuhi agar individu tersebut termotivasi untuk kerja. Menurut Maslow, pada umumnya terdapat hirarki kebutuhan manusia. 1
Kebutuhan fisiologik physiological needs, misalnya makanan, minuman, istirahat atau tidur, seks. Kebutuhan inilah yang merupakan kebutuhan pertama dan utama
yang wajib dipenuhi pertama-tama oleh tiap individu. Dengan terpenuhinya kebutuhan ini, orang dapat mempertahankan hidup dari kematian. Kebutuhan
utama inilah yang mendorong setiap individu untuk melakukan pekerjaan apa saja, karena akan memperoleh imbalan, baik berupa uang atau pun barang yang akan
digunakan untuk memenuhi kebuluhan utama ini. 2 Kebutuhan aktualisasi diri, yakni senantiasa percaya kepada diri sendiri. Pada puncak hirarki, terdapat
kebutuhan untuk realisasi diri, atau aktualisasi diri. Kebuluhan-kebutuhan tersebut berupa kebutuhan-kebutuhan individu unluk merealisasi potensi yang ada pada
332
1 Kebutuhan Fisiologis. Contohnya adalah: Sandang atau pakaian, pangan makanan, papan rumah, dan
kebutuhan biologis seperti buang air besar, buang air kecil, bernafas, dan lain sebagainya;
260
2 Kebutuhan Keamanan dan Keselamatan. Contoh seperti bebas dari penjajahan, bebas dari ancaman, bebas dari rasa
sakit, bebas dari teror, dan lain sebagainya; 3 Kebutuhan Sosial. Misalnya adalah: memiliki teman,
memiliki keluarga, kebutuhan cinta dari lawan jenis, dan lain-lain;
4 Kebutuhan Penghargaan. Contoh pujian, piagam, tanda jasa, hadiah dan banyak lagi yang lainnya;
5 Kebutuhan Aktualisasi diri. Aktualisasi diri adalah kebutuhan dan keinginan untuk bertindak sesuka hati
sesuai dengan bakat dan minatnya.
Dengan model ini, Abraham H. Maslow menjelaskan bahwa kebutuhan manusia bertingkat, mulai dari kebutuhan mendasar
yang harus dipenuhi pada bagian bawah piramid, dan kebutuhan manusia meningkat terus ke atas apabila jenis kebutuhan yang
dasar sudah terpenuhi. Mulai dari kebutuhan yang paling dasar adalah kebutuhan fisiologis, kemudian berlanjut ke kebutuhan akan
keamanana safety, kebutuhan dicintai Love belonging, kebutuhan untuk rasa percaya diri Esteem, dan kebutuhan
puncak, yaitu aktualisasi diri self-actualization.
Dalam Kebutuhan fisiologis, Pada dasarnya, manusia harus memenuhi kebutuhan fisiologisnya untuk dapat bertahan hidup.
dirinya, untuk mencapai pengembangan diri secara berkelanjutan, untuk menjadi kreatif. Lihat dalam: As ad, Moh,
. Psikologi Industri. Yogyakarta: Liberty
260
Tafsir penulis terhadap asumsi dasar dari Abraham H. Maslow, bahwa kebutuhan pada saat pembuahan kelahiran untuk rezeki dasar: makanan, minuman, dll
kehangatan Ini adalah merupakan kelangsungan hidup yang paling mendasar. Daftar ini mungkin juga termasuk kebutuhan yang timbul dari tingkat hormon
tubuh siklus atau tegangan ditempatkan pada organisme tubuh dari stimulus sensorik sehari-hari atau kekurangan yang kita alami. Pada saat seperti tingkat -
alami individu kecenderungan misalnya sebagai seorang ekstrovert atau int\ rover mungkin bermain - dengan kebutuhan yang lebih besar atau lebih kecil untuk
stimulus untuk puas. Kelelahan fisiologis mungkin kronis dan bayi berangkat tidur. Dewasa namun - mungkin didorong oleh kognisi - grit dan tekad untuk berhasil -
jadi tinggal di belakang kemudi sampai mereka tersingkir. Maslow tidak mengeksplorasi detail seperti contoh tetapi penting bahwa kita tidak mengabaikan
kebutuhan fisiologis mungkin dan kekurangan dalam kaitannya dengan pengaruh pada perilaku driver.
333
Pada hirarki yang paling bawah ini, manusia harus memenuhi kebutuhan makanan, tidur, minum, seks, dan hal-hal lainnya yang
berhubungan dengan fisik badan. Bila kebutuhan dasar ini belum terpenuhi, maka manusia akan mengalami kesulitan untuk
berfungsi secara normal. Misalnya, seseorang mengalami kesulitan untuk mendapatkan makanan, sehingga ia menderita kelaparan,
maka ia tidak akan mungkin mampu untuk memikirkan kebutuhan akan keamanannya ataupun kebutuhan aktualisasi diri. Logika
sederhananya: bagaimana seseorang dapat memikirkan prestasi atau aktualisasi diri, bila dirinya terus menerus dihantui rasa
ketakutan akan kelaparan?.
Pada tingkat Kebutuhan Keamanan safety, Pada hirarki tingkat kedua, manusia membutuhkan rasa keamanan dalam
dirinya. Baik keamanan secara harfiah keamanan dari perampok, orang jahat, dan lain-lain, maupun keamanan secara finansial
ataupun hal lainnya. Dengan memenuhi kebutuhan keamanan tersebut, dapat dipastikan bahwa kebutuhan manusia dapat
berlanjut ke tahap berikutnya, yaitu kebutuhan kasih sayang dan sosial.
Setelah memenuhi 2 dua kebutuhan yang bersifat individu, kini manusia menapaki kebutuhan untuk diterima secara sosial.
Emosi menjadi pemain utama dalam hirarki ketiga ini. Perasaan menyenangkan yang dimiliki pada saat kita memiliki sahabat,
seseorang untuk berbagi cerita, hubungan dekat dengan keluarga adalah tujuan utama dari memenuhi kebutuhan sosial ini.
Kebutuhan inilah yang oleh Abraham Maslow disebut sebagai Kebutuhan kasih sayang sosial Love belonging.
Kemudian, setelah manusia memenuhi kebutuhan kasih sayangnya, sudah pasti orang pasti ingin dihormati dan ingin
merasa berguna bagi orang lain. Kebutuhan semacam ini tertuang pada hirarki pada tahap keempat dalam piramid Abraham Maslow.
Kebutuhan untuk percaya diri ini biasanya muncul setelah ketiga kebutuhan yang lebih mendasar sudah terpenuhi, meskipun tidak
menutup kemungkinan bahwa kebutuhan semacam ini dapat muncul tanpa harus memenuhi ketiga kebutuhan yang lebih
mendasar. Inilah yang leh Abraham Maslow, disebut sebagai Kebutuhan Percaya Diri Esteem.
334
Kemudian kebutuhan yang terakhir adalah Kebutuhan aktualisasi diri self-actualization. Umumnya, kebutuhan ini akan
muncul bila seseorang merasa seluruh kebutuhan mendasarnya sudah terpenuhi. Pada hirarki ini, biasanya seseorang akan
berhadapan dengan ambisi untuk menjadi seseorang memiliki kemampuan lebih. Seperti mengaktualisasikan diri untuk menjadi
seorang ahli dalam bidang ilmu tertentu, atau hasrat untuk mengetahui serta memenuhi ketertarikannya akan suatu hal.
Abraham Maslow menemukan model piramid kebutuhan tersebut dengan melakukan penelitian terhadap beberapa orang
yang dianggapnya mencapai tahap aktualisasi diri tersebut, seperti Albert Einstein. Ia beranggapan bahwa tidak semua orang dapat
mencapai tahap yang tertinggi, karena dalam hidup, pasti ada banyak hal yang menyebabkan tahapan kebutuhan dalam piramid
Maslow tidak dapat tercapai. Kebutuhan menciptakan keinginan, dan keinginan mendasari motivasi seseorang untuk mencapai
sesuatu. Bukan rahasia bila motivasi seseorang dalam melakukan sesuatu muncul dari kebutuhannya yang tidak dapat dicapainya.
Nicolas Sarkozy pernah berkata, Apa yang menjadikan aku sekarang, mungkin adalah masa kecilku
Dan menilik pada masa kecil Nicolas Sarkozy, ia adalah seseorang yang berukuran tubuh
kecil dan seringkali ia merasakan perlakuan tidak menyenangkan dan tidak dihormati oleh teman-temannya. Namun kini, dengan
segala kerja keras yang ia lakukan demi mencapai posisi tertinggi di Negeri Perancis, ia mendapatkan apa yang tidak didapatkan
olehnya selama masa mudanya.
b.
Existence-Relatednes-Growth: Clayton
Paul Alderfer.
Clayton Paul Alderfer adalah seorang pakar psikologi
organisasi di Amerika. C. P. Alderfer mengembangkan teori motivasi hirarki kebutuhan Abraham H. Maslow menjadi lebih
efektif dan efisien. Piramida kebutuhan manusia yang digagas A H. Maslow diklasifikasikan menjadi tiga kategori oleh C. P. Alderfer.
Ketiga tingkatan kebutuhan itu adalah; eksistensi, hubungan, dan pertumbuhan. Biasa disebut sebagai teori motivasi ERG Existence,
Relatedness, dan Growth. Seperti pada model hirarki A. H. Maslow
335
yang berjenjang, teori ERG juga memiliki prioritas sesuai dengan urutannya. Penelitian menunjukkan ketimpangtindihan piramida
kebutuhan A. H. Maslow, dan teori motivasi ERG memberikan solusinya. Teori Motivasi ERG C. P. Alderfer ini bisa diaplikasikan
secara tepat mengikuti kebutuhan personal setiap individu di dalam sebuah organisasi. Studi empiris dalam menetapkan ketiga
kebutuhan ini telah diuji dan dibuktikan secara ilmiah. Teori ERG bersifat progresif namun tetap fleksibel tanpa mengharuskan
optimalisasi pemenuhan ketiga kebutuhannya.
261
Teori ERG C. P. Alderfer Existence, Relatedness, Growth adalah teori motivasi yang dikemukakan oleh Clayton P. Alderfer.
Teori Alderfer menemukan adanya 3 tiga kebutuhan pokok manusia:
262
a Existence Needs Kebutuhan Keadaan adalah suatu kebutuhan akan tetap bisa hidup sesuai dengan tingkat kebutuhan tingkat
rendah dari Maslow yaitu meliputi kebutuhan fisiologis dan kebutuhan akan rasa aman serta hygienefactors dari Herzberg;
b RelatednessNeeds Kebutuhan
Berhubungan, mencakup
kebutuhan untuk berinteraksi dengan orang lain. Kebutuhan ini sesuai dengan kebutuhan afiliasi dari Maslowdanhygiene factors
dari Herzberg; c Growth Needs Kebutuhan Pertumbuhan adalah kebutuhan yang
mendorong seseorang untuk memiliki pengaruh yang kreatif dan produktif terhadap diri sendiri atau lingkungan. Realisasi dari
kebutuhan penghargaan dan perwujudan diri dari Maslow dan motivation factors dari Herzberg.
261
Stefanie Hoffmann, Classical Motivation Theories - Similarities and Differences Between Them, Yale University: Ne York, 1991, hlm: 33-50.
262
Gurpreet Randhawa, Human Resource Management, Yale University: New York, 2002, hlm: 262-269.
336
Teori C. A Alderfer dikenal dengan akronim ERG . Akronim ERG dalam teori C. A Alderfer merupakan huruf-huruf pertama
dari tiga istilah yaitu: 1. E = Existence kebutuhan akan eksistensi,
2. R = Relatedness kebutuhan untuk berhubungan dengan pihak lain,
3. G = Growth kebutuhan akan pertumbuhan. Jika makna tiga istilah tersebut didalami akan tampak dua
hal penting. Pertama, secara konseptual terdapat persamaan antara teori atau model yang dikembangkan oleh A. H. Maslow dan C. A.
Alderfer. Karena Existence dapat dikatakan identik dengan
hierarki pertama dan kedua dalam teori A. . Maslow; Relatedness senada dengan hierarki kebutuhan ketiga dan keempat menurut
konsep A. . Maslow dan Growth mengandung makna sama
dengan self actualization menurut A. . Maslow. Kedua, teori C. A. Alderfer menekankan bahwa berbagai jenis
kebutuhan manusia itu diusahakan pemuasannya secara serentak. Apabila teori C. A. Alderfer disimak lebih lanjut akan tampak
bahwa: Makin tidak terpenuhinya suatu kebutuhan tertentu, makin besar pula keinginan untuk memuaskannya; Kuatnya keinginan
memuaskan kebutuhan yang lebih tinggi semakin besar apabila kebutuhan yang lebih rendah telah dipuaskan; Sebaliknya, semakin
sulit memuaskan kebutuhan yang tingkatnya lebih tinggi, semakin besar keinginan untuk memuasakan kebutuhan yang lebih
mendasar. Tampaknya pandangan ini didasarkan kepada sifat pragmatisme
oleh manusia.
Artinya, karena
menyadari keterbatasannya, seseorang dapat menyesuaikan diri pada kondisi
obyektif yang dihadapinya dengan antara lain memusatkan perhatiannya kepada hal-hal yang mungkin dicapainya.
Sebagaimana A H. Abraham Maslow dengan teori Hierakhi kebutuhannya, teori ERG dari Clyton A. Alderfer juga menganggap
bahwa kebutuhan manusia tersusun dalam suatu hirarkhi. Alderf Maslow, sependapat bahwa bahwa orang manusia cenderung
meningkat hirarkhi kebutuhannya sejalan dengan terpuaskannya kebutuhan dibawahnya. Akan tetapi C. A. Alderfer, tidak yakin atau
tidak sependapat dengan Maslow, bahwa suatu kebutuhan tidak akan terpuaskan terlebih dahulu sebelum tingkat kebutuhan di
337
atasnya muncul. Kalau teori Hirarkhi kebutuhan dari Maslow menganggap bahwa kebutuhan manusia tersusun dalam lima
hirakhi, maka teori ERG menganggap bahwa kebutuhan manusia memiliki tiga Hirakhi kebutuhan. Ketiga kebutuhan tersebut,
seperti yang telah disebutkan di atas yakni Eksistensi existence needs; Keterikatan relatedness needs; serta kebutuhan akan
pertumbuhan growth needs.
Perbandingan antara Abraham Maslow dengan C. A. Alderfer, dapat di lihat dari ragaan di bawah ini:
Berikut adalah penerapan teori hirarkhi kebutuhan dari A. H Maslow, yang dapat dikelompokan sebagai berikut:
Hirarkhi Kebutuhan
Faktor Umum Faktor Organisasi
Kebutuhan Fisologis
Makanan; Minuman;
Perumahan; Sex
Gaji; Kondisi kerja;
Kafetaria
Kebutuhan rasa
aman Keamanan;
Stabilitas; Perlindungan;
Jaminan Kondisi kerja;
Jaminan sosial; Keamanan kerja;
Pensiun
338
Kebutuhan Sosial Persahabatan
Kasih sayang asa
saling memiliki
Mutu supervisi; Kelompok
kerja yang erat;
Perkumpulanolah raha;
Kebutuhan pengharghaan
Penghargaan; Status;
Dihormati. Bonus;
Piagam penghargaan;
Jabatan; Tanggungjawab;
Pekerjaan itu
sendiri Kebutuhan
aktualisasi diri Perkembangan;
Prestasi; Kemajuan
Prestasi; Kesempatan
untuk berkreasi; Tantangan tugas;
Kemajuan dalam organisasi.
Setelah perumusan asli dari Hirarki Kebutuhan A. H. Maslow, penelitian telah menunjukkan bahwa tingkat tengah
hirarki Maslow tumpang tindih. C. A. Alderfer menangani masalah ini dengan mengurangi jumlah tingkat untuk tiga. The ERG
merupakan tiga tingkat kebutuhan. Seperti model A. H. Maslow, motivasi ERG adalah hirarkis, dan menciptakan penampilan
piramida atau segitiga. Adanya kebutuhan memotivasi pada tingkat yang lebih mendasar dari kebutuhan keterkaitan, yang, pada
gilirannya supercedes pertumbuhan kebutuhan.
Berikut adalah tiga ebutuhan dasar manusia menurut teori ERG:
339
Lebih dari sekedar mengurangi perbedaan antara kebutuhan tumpang tindih, teori ERG meningkatkan atas kekurangan berikut
Hirarki Kebutuhan Maslow:
a Alderfers teori ERG menunjukkan bahwa lebih dari satu harus dapat memotivasi pada saat yang sama. Seorang motivator
yang lebih rendah tidak perlu secara substansial puas sebelum seseorang dapat pindah ke motivator yang lebih tinggi;
b Teori ERG juga account untuk perbedaan dalam preferensi membutuhkan antara budaya yang lebih baik daripada Butuh
Maslow Hirarki, urutan kebutuhan dapat berbeda untuk orang yang berbeda. Akun ini fleksibilitas yang lebih luas untuk
berbagai perilaku yang diamati. Sebagai contoh, dapat menjelaskan seniman kelaparan yang dapat menempatkan
kebutuhan pertumbuhan di atas orang-orang dari keberadaan;
c Teori ERG mengakui bahwa jika kebutuhan tingkat tinggi adalah frustrasi, seseorang bisa regresi untuk meningkatkan
kepuasan dari kebutuhan yang lebih rendah-order yang tampaknya lebih mudah untuk memuaskan. Hal ini dikenal
sebagai prinsip-regresi frustrasi.
Berbeda dengan teori Maslow, manajer perlu memahami bahwa setiap karyawan beroperasi dengan kebutuhan untuk
memenuhi beberapa motivator secara bersamaan. Berdasarkan teori ERG, kepemimpinan yang berfokus pada exlcusively satu
340
kebutuhan pada satu saat tidak akan memotivasi orang mereka secara efektif.
Selanjutnya, prinsip frustrasi-regresi memiliki dampak tambahan pada motivasi di tempat kerja. Sebagai contoh, jika
karyawan tidak diberikan kesempatan untuk tumbuh, karyawan mungkin akan mundur untuk memenuhi kebutuhan keterkaitan,
bersosialisasi
dengan rekan
kerja lebih
banyak. Atau,
ketidakmampuan lingkungan atau situasi untuk memenuhi kebutuhan interaksi sosial dapat meningkatkan keinginan untuk
lebih banyak uang atau kondisi kerja yang lebih baik. Jika Kepemimpinan mengakui kondisi ini cukup cepat dalam proses,
mereka dapat mengambil langkah-langkah untuk memenuhi kebutuhan-kebutuhan yang frustasi sampai saat bahwa pekerja lagi
dapat menghambat pertumbuhan.
3. Indikator Motivasi