Model Berpikir-Berpasangan-Berbagi Landasan Teoretis

pikiran yang telah didapat dari tahap read. Pada tahap ini, pembaca membaca bacaan seperlunya saja seperti pada preview. Yang berbeda adalah tujuannya: jika preview untuk mengenai bacaan, sedangkan review untuk memantapkan kembali apa yang telah dipahami dan untuk mengecek apakah bacaan sudah dibaca sesuai tujuan. Ketiga tahapan dalam metode ini tidak harus digunakan semua secara tertib. Hal tersebut bergantung pada situasinya. Jika memang diperlukan, ketiga tahap itu digunakan secara tertib. Pada saat lain, pembaca tidak melakukan tahap preview karena pembaca sudah mengenai struktur materi bacaan. Bisa saja, pembaca tidak melakukan read. Ia hanya melakukan tahap preview dan review karena tidak ada hal-hal yang baru di dalam bacaan sehingga tidak perlu dibaca. Kemungkinan lain adalah pembaca tidak perlu melakukan review sebab pembaca sudah merasa tidak yakin ada yang terlewati dan sudah ingat semua tentang informasi yang diperolehnya.

2.2.5 Model Berpikir-Berpasangan-Berbagi

Model berpikir-berpasangan-berbagi merupakan salah satu model pembelajaran inovatif yang berbasis kooperatif atau kerjasama. Model ini memberi siswa kesempatan untuk bekerja sendiri serta bekerja sama dengan orang lain. Optimalisasi partisipasi dari siswa merupakan keunggulan dari model berpikir-berpasangan-berbagi. Siswa selain mengeluarkan kemampuan individu juga mengembangkan kemampuannya bekerja sama dalam kelompoknya untuk mendapatkan hasil yang maksimal. Model ini pertama kali dikembangkan oleh Frank Lyman dari Universitas Maryland pada tahun 1985 Think-Pair-Share sebagai struktur kegiatan pembelajaran gotong royaong. Model ini memberikan siswa kesempatan untuk bekerja sendiri serta bekerjasama dengan orang lain. Think-Pair-Share atau berpikir-berpasangan-berbagi memiliki prosedur yang ditetapkan secara eksplisit untuk memberi siswa waktu lebih banyak untuk berpikir, menjawab, dan saling membantu satu sama lain. Model Think-Pair-Share sebagai ganti dari tanya jawab seluruh kelas Anita lie, 2010: 57. Seperti namanya ‘Thinking’ atau berpikir pembelajaran diawali dengan guru mengajukan pertanyaan atau isu terkait dengan pelajaran untuk difikirkan oleh peserta didik. Guru memberi kesempatan kepada mereka memikirkan jawabanya. Selanjutnya ‘Pairing’ atau berpasangan guru meminta peserta didik berpasang pasangan. Beri kesempatan pada pasangan-pasangan itu untuk berdiskusi. Diskusi ini diharapkan memperdalam jawaban yang telah difikirkannya melalui itersubjektif dengan pasangannya. Hasil diskusi intersubjektif di tiap-tipa pasangan hasilnya dibicarakan dengan pasangan seluruh kelas, tahap ini dikenal dengan ‘Sharing’ atau berbagi, sehingga pada akhirya diharapkan terjadi tanya jawab yang mendorog pengonstruksian pengetahuan secara integratif Agus Suprijono, 2009 : 91. Tahap utama dalam pembelajaran berpikir-berpasangan-berbagi menurut Ibrahim Muslim dkk: 2000 adalah sebagai berikut : Tahap 1: Berfikir Guru mengajukan pertanyaan atau isu yang berhubungan dengan pelajaran kemudian siswa diminta untuk memikirkan pertanyaan atau isu tersebut secara mandiri untuk beberapa saat. Tahap 2 : berpasangan Guru meminta siswa berpasangan dengan siswa lain untuk mendiskusikan apa yang telah dipikirkan pada tahap pertama. Dalam tahap ini setiap anggota pada kelompok membandingkan jawaban yang dianggap paling benar daan paling meyakinkan atau paling unik. Biasanya guru memberikan waktu 4-5 menit untuk berpasangan. Tahap 3 : berbagi Pada tahap akhir guru meminta kepada pasangan untuk berbagi dengan seluruh kelas, tentang yang menjadi topic pembicaraan. Keterampilan berbagi dalam seluruh kelas dapat dilakukan dengan menunjukkan pasangan yang secara suka rela bersedia melaporkan hasil kerja kelompoknya atau bergiliran, pasangan demi pasangan hingga sekitar ¼ pasangan telah mendapatkan kesempatan untuk melaporkan.

2.2.6 Pembelajaran Membaca Cerpen dengan Metode P2R dan Model

Dokumen yang terkait

Pengaruh Metode OK5R terhadap Peningkatan Keterampilan Membaca Pemahaman Cerpen pada Siswa Kelas VII 3 MTs Attaqwa Pusat Putra Bekasi Tahun Pelajaran 2012/2013

15 124 136

Peningkatan Keterampilan Membaca Ekstensif untuk Menemukan Masalah Utama dengan Menggunakan Metode P2R Siswa Kelas VIII 3 SMP Muhammadiyah 4 Semarang Tahun Ajaran 2011 2012

2 25 214

PENINGKATAN KETERAMPILAN MENULIS CERPEN Peningkatan Keterampilan Menulis Cerpen Dengan Media Gambar Berseri Pada Siswa Kelas X-1 SMA Negeri 2 Karanganyar.

0 2 16

(ABSTRAK) PENINGKATAN KETERAMPILAN MENYUNTING KARANGAN DENGAN METODE SOSIODRAMA JURNALISTIK PADA SISWA KELAS IX F SMP NEGERI 11 SEMARANG.

0 0 3

PENINGKATAN KETERAMPILAN MENYUNTING KARANGAN DENGAN METODE SOSIODRAMA JURNALISTIK PADA SISWA KELAS IX F SMP NEGERI 11 SEMARANG.

0 2 150

PENINGKATAN KETERAMPILAN MENCERITAKAN KEMBALI ISI CERPEN DENGAN STRATEGI THINK TALK WRITE PADA SISWA KELAS IX A SMP NEGERI 2 JATIKALEN NGANJUK.

4 46 186

PENINGKATAN KETERAMPILAN MEMBACA CERPEN DENGAN TEKNIK BRAINSTORM SHEET SISWA KELAS VII. A SMP NEGERI I KRETEK KABUPATEN BANTUL.

0 1 210

PENINGKATAN KETERAMPILAN MEMBACA PEMAHAMAN DENGAN MENGGUNAKAN METODE PREVIEW READ REVIEW (P2R) PADA SISWA KELAS VII A SMP MUHAMMADIYAH 1 SURABAYA

0 1 15

PENINGKATAN KETERAMPILAN MENULIS PUISI BEBAS DENGAN METODE LATIHAN TERBIMBING PADA SISWA KELAS VIII F SMP NEGERI 2 SOKARAJA - repository perpustakaan

0 0 12

PENINGKATAN KEMAMPUAN MENULIS GEGURITAN MELALUI METODE KOOPERATIF TIPE THINK PAIR SHARE (BERPIKIR- BERPASANGAN-BERBAGI) PADA SISWA KELAS IX B SMP NEGERI 3 KLATEN TAHUN PELAJARAN 2015/2016 - UNWIDHA Repository

0 0 24