model berpikir-berpasangan-berbagi siklus I tercatat 17 siswa atau 65,37 menunjukkan sikap antusias dan mengalami peningkatan pada siklus II sebesar
22,7 yaitu menjadi 23 siswa atau 88, pada siklus I tercatat 18 siswa atau 69,2 aktif dalam pembelajaran dan mengalami peningkatan pada siklus II
sebesar 14,8 menjadi 22 siswa atau 84, pada siklus I terdapat 18 siswa atau 69,2 siswa bertanggung jawab terhadap tugas yang diberikan guru dan
mengalami peningkatan di siklus II sebesar 22,8 menjadi 24 siswa atau 92.
4.2.3.1 Keantusiasan Siswa
Hasil observasi tentang keantusiasan siswa pada saat pembelajaran menulis puisi siklus I menunjukkan 17 siswa atau 65,2 antusias mengikuti
pembelajaran dan mengalami peningkatan 22,7 pada siklus II yaitu menjadi 23 siswa atau 88 antusias mengikuti pembelajaran. Pada siklus I hanya sebagian
siswa yang terlihat antusias saat pembelajaran membaca cerpen dengan metode P2R dan model berpikir-berpasangan-berbagi, masih ada beberapa siswa yang
kurang memperhatikan guru, mereka asyik mengobrol sendiri dengan teman dan bermalas-malasan. Pada siklus II mengalami peningkatan yaitu pada saat
pembelajaran membaca cerpen siklus II akan dimulai, sebagian besar siswa telah siap mengikuti pembelajaran. Hal ini dapat dilihat dari keantusiasan siswa dalam
memperhatikan guru dengan seksama saat guru menumbuhkan minat untuk membaca cerpen dan saat guru menjelaskan materi pembelajaran tentang
membaca cerpen, hanya ada sebagian kecil dari siswa yang masih kurang memperhatikan guru.
Pada saat guru meminta siswa membaca cerpen siswa juga sangat antusias dalam melaksanakan perintah guru. Namun, pada siklus I masih ada beberapa
siswa yang tidak serius dalam saat pembelajaran tersebut, mereka masih bercanda dan berbica dengan temannya. Berbeda dengan siklus I, pada siklus II
keantusiasan siswa juga mengalami peningkatan. Mereka dengan segera melakukan apa yang telah diperintahkan guru sehingga pembelajaran berjalan
dengan sangat baik. Kesiapan dan perhatian siswa dalam menunjukkan keantusiasan terhadap materi pembelajaran yang disampaikan sudah termasuk
dalam kategori sangat baik. Keantusiasan siswa dapat diketahui juga melalui hasil wawancara.
Pendapat mengenai keantusiasan siswa saat siswa mengikuti kegiatan pembelajaran membaca cerpen dengan menggunakan metode P2R dan model
berpikir-berpasangan-berbagi yaitu, siswa yang mendapatkan nilai tertinggi pada siklus I dan siklus II berpendapat sama yaitu mereka mengemukakan bahwa
mereka sangat antusias dan sangat senang dan tertarik dengan pembelajaran membaca cerpen dengan metode P2R dan model berpikir-berpasangan-berbagi
sehingga mereka sangat memperhatikan seluruh proses pembelajaran dengan seksama. Siswa yang mendapatkan nilai baik pada siklus I dan siklus II juga
mengemukakan bahwa mereka sangat antusias dan sangat senang dan tertarik dengan metode P2R dan model berpikir-berpasangan-berbagi, mereka
menjelaskan bahwa dia memperhatikan guru dengan seksama selama proses
pembelajaran, pada siklus I siswa yang mendapat nilai sedang mengaku merasa kesulitan dalam menceritakan kembali isi cerpen dan menemukan unsur intrinsik
aspek gaya bahasa, namun pada siswa yang mendapat nilai sedang pada siklus II tidak merasa kesulitan karena sudah mulai mengerti dengan materi membaca
cerpen, sedangkan siswa yang mendapatkan nilai rendah pada siklusI dan siklus II menjelaskan bahwa mereka senang dan antusias dengan pembelajaran metode
P2R dan model berpikir-berpasangan-berbagi, namun mereka mengaku masih kadang berbicara dengan teman saat guru memberikan penjelasan sehingga
kurang optimal. Selain menggunakan instrumen observasi dan wawancara, instrumen lain
yang digunakan untuk mengetahui perubahan perilaku keantusiasan siswa adalah jurnal siswa. Berdasarkan jurnal siswa siklus I dan siklus II, siswa juga mengaku
senang dan antusias dengan pembelajaran metode P2R dan model berpikir- berpasangan-berbagi, hal tersebut menunjukkan bahwa siswa telah
memperhatikan seluruh proses pembelajaran dengan baik sehingga mereka menikmati pembelajaran tersebut.
Dari hasil dokumentasi foto siklus I dan siklus II juga dapat diketahui tentang keantusiasan siswa dalam membaca cerpen. Pada siklus I masih ada
beberapa siswa yang kurang menunjukkan keantusiasannya, namun pada siklus II keantusiasan siswa dalam memperhatikan penjelasan guru selama proses
pembelajaran sudah baik, hal ini dapat dibuktikan dengan dokumentasi foto berikut.
Siklus I Siklus II
Gambar 23 Keantusiasan Siswa dalam Pembelajaran Membaca Cerpen
Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa berdasarkan instrumen nontes yaitu observasi, jurnal siswa, wawancara, dan dokumentasi foto siklus II
menunjukkan keantusiasan siswa dalam mengikuti pembelajaran membaca cerpen dengan metode P2R dan model berpikir-berpasangan-berbagi sudah baik dan
mengalami peningkatan dari siklus I ke siklus II. Senada dengan hasil perubahan perilaku siswa pada penelitian yang
dilakukan peneliti, Rasiti 2008 melakukan penelitian yang berjudul Peningkatan Keterampilan Membaca Cerpen dengan Model Cooperative Integrated Reading
and Composition CIRC pada Siswa Kelas IXF SMP Negeri 6 Semarang Tahun Ajaran 20072008
juga menunjukkan pada siklus II adanya perubahan perilaku menjadi lebih positif pada aspek keantusiasan siswa yakni siswa lebih semangat
dan antusias dalam pembelajaran. Ketika guru menjelaskan materi pembelajaran siswa lebih memperhatikan dengan baik tanpa ada kegiatan lain yang dilakukan
siswa. Pada siklus I masih ada siswa yang tidak memeperhatikan penjelasan guru
dengan baik. hal ini karena kebiasan siswa yang masih suka berbicara sendiri dengan teman sebangkunya. Namun, pada siklus II sudah tidak ada lagi siswa
yang berbicara sendiri dengan teman ataupun ramai sendiri dibelakang. Keantusiasan siswa sudah terfokus pada pembelajaran. Berdasarkan uraian
perbandingan hasil penelitian ini dengan hasil penelitian Rasiti 2009 membuktikan adanya peningkatan perhatian siswa setelah mengikuti proses
pembelajaran. Sejalan dengan hasil perubahan perilaku siswa pada penelitian yang
dilakukan peneliti, Yessy 2010, dalam penelitiannya yang berjudul “Peningkatan Keterwmpilan Membaca Pehamahaman Cerpen dengan Metode Trio Peta Cerita
pada Siswa Kelas IX SMP Negeri 2 Cepiring Tahun Ajaran 20092010”. Berdasarkan analisis data penelitian, dapat disimpulkan ada peningkatan
keterampilan siswa dalam membaca pemahaman untuk memenukan gagasan utama dari pratindakan, siklus I dan siklus II. Sebelum dilakukan tindakan rata-
rata klasikal membaca pemahaman untuk menemukan gagaran utama dari pratindakan, siklus I, dan siklus II. Seblum dilakukan tindakan nilai rata-rata
klasikal membaca pemahaman siswa sebesar 56,23. Pada siklus I terjadi peningkatan sebesar 10,33 dengan nilai rata-rata skor 66,56 dan pada siklus II
mengalami peningkatan sebesar 17,28 dengan nilai rata-rata 83,84. Berdasarkan uraian hasil penelitian ini dengan hasil penelitian Rasiti
2008, dan Yessy 2010 membuktikan adanya peningkatan keantusiasan siswa setelah mengikuti tindakan dari siklus I ke siklus II. Dengan demikian, penelitian
yang dilakukan peneliti dengan penelitian yang dilakukan oleh Rasiti dan Yessy
mampu meningkatkan keantusiasan siswa dalam mengikuti proses pembelajaran. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa penelitian yang dilakukan oleh
peneliti dalam perubahan perilaku aspek keantusiasan siswa berjalan dengan baik dan mengalami peningkatan. Siswa cenderung lebih bersikap lebih positif, lebih
antusias, dan lebih bersemangat dalam mengikuti pembelajaran.
4.2.3.2 Keaktifan Siswa