Terbangunnya Suasana yang Reflektif Saat Kegiatan Refleksi

yang memberi kritikan ada beberapa bagian penting dari cerita cerpen yang belum diceritakan kembali. Guru memberi tanggapan atas pembacaan isi cerpen yang telah dibaca siswa. Selanjutnya siswa melanjutkan membagikan hasil diskusi unsur-unsur intrinsik dalam cerpen. Tiap-tiap unsur intrinsik mendapat tanggapan dari siswa yang mendengarkan secara kondusif.

4.1.2.1.5 Terbangunnya Suasana yang Reflektif Saat Kegiatan Refleksi

pada Akhir Pembelajaran Kegiatan refleksi berguna untuk menyadarkan siswa akan kekurangan saat proses pembelajaran dan mengetahui apa yang akan dilakukan setelah proses pembelajaran. Hasil observasi menunjukkan 19 siswa atau 73 siswa menunjukkan sikap baik saat kegiatan berlangsung. Tahap ini merupakan tahap terakhir proses pembelajaran, guru dan siswa melakukan refleksi atas pembelajaran yang telah berlangsung. Kegiatan refleksi ini bertujuan untuk menjadikan proses pembelajaran berikutnya lebih baik dengan mengetahui kesulitan-kesulitan yang dialami siswa ketika proses pembelajaran. Guru memancing siswa membuat simpulan pembelajaran dan memberi penguatan setelahnya. Bersama guru siswa juga merefleksi dan evaluasi pembelajaran membaca cerpen yang telah berlangsung. Guru juga memberitahukan akan ada pembelajaran membacakan teks berita yang sama seperti dua pertemuan itu beberapa waktu lagi siklus II. Berdasarkan jurnal guru, dapat diketahui saat kegiatan refleksi suasana kelas cukup tenang sehingga sangat mendukung kegiatan refleksi dilakukan. Sebagian besar siswa memperhatikan penjelasan dari guru mengenai kelebihan dan kekurangan yang dialami saat proses pembelajaran. Guru menjelaskan bahwa kelebihan saat pembelajaran pada siklus I ini meliputi, keaktifan, respon positif siswa, dan keseriusan. Sedangkan kekurangan pada siklus I ini berkaitan dengan indicator siswa menceritakan kembali isi cerpen dan menemukan unsur intrinsik aspek latar dan gaya bahasa. Selain menjelaskan kekurangan siswa, guru juga memberi motivasi dan memberikan harapan agar siswa berlatih lebih baik lagi. Berdasarkan hasil jurnal siswa diketahui bahwa siswa merasa senang dengan pembelajaran membaca cerpen yang telah dilaksanakan. Respon positif tersebut terlihat dari pernyataan menyenangkan, bagus, dan tertarik yang tertulis dalam jurnal siswa. Alasan siswa senang dengan pembelajaran ini karena merupakan pengetahuan dan pengalaman baru bagi siswa. Selama ini guru cenderung menggunakan strategi pembelajaran klasikal yang monoton dan membuat siswa merasa bosan. Selain itu siswa belajar melatih mengemukakan pendapan di hadapan orang banyak. Meskipun demikin ada siswa yang menyatakan merasa grogi dengan pembelajaran yang telah dilakukan dan pembelajaran terasa biasa saja. Sebagian besar siswa menjawab senang karena dapat menggunakan model pembelajaran yang jarang atau belum pernah digunakan guru mata pelajaran sebelumnya sehingga suasana belajar menjadi berbeda dari biasanya dan siswa dapat mengetahui tentang membaca cerpen dan menemukan unsur intrinsik dengan baik. Siswa yang menjawab menyenangkan sebanyak 7 siswa atau 27, siswa beranggapan membantu mengerjakan soal dengan cepat dan tepat sebanyak 7 siswa atau 27, siswa menjawab menarik, praktis dan mudah sebanyak 5 siswa atau 19, siswa menjawab menambah wawasan dan pengalaman baru ada 3 siswa atau 15, sedangkan sisanya sebanyak 3 siswa atau 12 mengosongkan jawaban mereka. Selain hasil observasi dan jurnal guru, data kegiatan refleksi juga didapat dari hasil wawancara. Dalam kegiatan wawancara terdapat lima macam pertanyaan, yakni: 1 bagaimana perasaan Anda saat proses pembelajaran membaca cerpen dengan metode P2R dan model berpikir-berpasangan-berbagi, 2 apakah kalian tertarik mengikuti pembelajaran membaca cerpen dengan metode P2R dan model berpikir-berpasangan-berbagi, 3 bagaimana pendapat siswa tentang materi yang diajarkan oleh guru, 4 adakah kesulitan yang kalian rasakan dalam pembelajaran membaca cerpen dengan metode P2R dan model berpikir- berpasangan-berbagi, 5 Apa manfaat yang Anda peroleh dari kegiatan pembelajaran membaca cerpen dengan metode P2R dan model berpikir- berpasangan-berbagi. Berdasarkan hasil wawancara dengan tiga siswa, diketahui bahwa pada dasarnya siswa merasa senang terhadap pembelajaran membaca cepen dengan metode P2R dan model berpikir-berpasangan-berbagi. Terbukti ketiga siswa yang diwawancarai menjawab demikian. Siswa merasa senang karena sebelumnya setiap pembelajaran bahasa dan sastra Indonesia siswa jarang atau bahkan sama sekali tidak pernah menggunakan metode dan model pembelajaran. Pembelajaran membaca cerpen dengan metode P2R dan model bepikir-berpasangan-berbagi menambah semangat siswa dalam mengikuti pembelajaran. Pada pertanyaan apa siswa tertarik mengikuti pembelajaran membaca cerpen dengan metode P2R dan model berpikir-berpasangan-berbagi, ketiga siswa menjawab tertarik dengan pembelajaran yang baru diikutinya. Pada pertanyaan bagaimana pendapat siswa tentang materi yang diajarkan oleh guru. Dua siswa menjawab mudah dipahami karena dijelaskan secara rinci dan mudah dipahami dan satu siswa menjawab lumayan tapi guru menjelaskan agak cepat. Pada pertanyaan keempat siswa ditanya adakah kesulitan yang kalian rasakan dalam pembelajaran membaca cerpen dengan metode P2R dan model berpikir-berpasangan-berbagi. Dua siswa yang mendapat nilai baik dan sedang menjawab tidak ada kesulitan, sedangkan seorang siswa mendapat nilai kurang menjawab kesulitan pada menceritakan kembali isi cerpen dan menemukan unsur intrinsik aspek latar dan gaya bahasa. Pada pertanyaan terakhir siswa ditanya apa manfaat yang Anda peroleh dari kegiatan pembelajaran membaca cerpen dengan metode P2R dan model berpikir-berpasangan-berbagi. Dua siswa menjawab dapat memahami cerpen dengan baik dan seorang siswa menjawab menambah pengetahuan tantang membaca cerpen. Gambar 6 Dokumentasi Siswa saat Mengikuti Kegiatan Pembelajaran Berdasarkan hasil observasi, jurnal, wawancara, dan dokumentasi foto pada siklus I, secara keseluruhan disimpulkan bahwa dalam proses pembelajaran membacakan teks berita menggunakan model bermain peran melalui media audio rekaman pembacaan teks berita sudah berjalan baik sesuai dengan rencana pelaksanaan pembelajaran RPP. Secara keseluruhan, kegiatan yang dilakukan pada siklus I merupakan kegiatan untuk mengukur keterampilan siswa dalam membaca cerpen

4.1.2.2 Hasil Tes Siklus I

Dokumen yang terkait

Pengaruh Metode OK5R terhadap Peningkatan Keterampilan Membaca Pemahaman Cerpen pada Siswa Kelas VII 3 MTs Attaqwa Pusat Putra Bekasi Tahun Pelajaran 2012/2013

15 124 136

Peningkatan Keterampilan Membaca Ekstensif untuk Menemukan Masalah Utama dengan Menggunakan Metode P2R Siswa Kelas VIII 3 SMP Muhammadiyah 4 Semarang Tahun Ajaran 2011 2012

2 25 214

PENINGKATAN KETERAMPILAN MENULIS CERPEN Peningkatan Keterampilan Menulis Cerpen Dengan Media Gambar Berseri Pada Siswa Kelas X-1 SMA Negeri 2 Karanganyar.

0 2 16

(ABSTRAK) PENINGKATAN KETERAMPILAN MENYUNTING KARANGAN DENGAN METODE SOSIODRAMA JURNALISTIK PADA SISWA KELAS IX F SMP NEGERI 11 SEMARANG.

0 0 3

PENINGKATAN KETERAMPILAN MENYUNTING KARANGAN DENGAN METODE SOSIODRAMA JURNALISTIK PADA SISWA KELAS IX F SMP NEGERI 11 SEMARANG.

0 2 150

PENINGKATAN KETERAMPILAN MENCERITAKAN KEMBALI ISI CERPEN DENGAN STRATEGI THINK TALK WRITE PADA SISWA KELAS IX A SMP NEGERI 2 JATIKALEN NGANJUK.

4 46 186

PENINGKATAN KETERAMPILAN MEMBACA CERPEN DENGAN TEKNIK BRAINSTORM SHEET SISWA KELAS VII. A SMP NEGERI I KRETEK KABUPATEN BANTUL.

0 1 210

PENINGKATAN KETERAMPILAN MEMBACA PEMAHAMAN DENGAN MENGGUNAKAN METODE PREVIEW READ REVIEW (P2R) PADA SISWA KELAS VII A SMP MUHAMMADIYAH 1 SURABAYA

0 1 15

PENINGKATAN KETERAMPILAN MENULIS PUISI BEBAS DENGAN METODE LATIHAN TERBIMBING PADA SISWA KELAS VIII F SMP NEGERI 2 SOKARAJA - repository perpustakaan

0 0 12

PENINGKATAN KEMAMPUAN MENULIS GEGURITAN MELALUI METODE KOOPERATIF TIPE THINK PAIR SHARE (BERPIKIR- BERPASANGAN-BERBAGI) PADA SISWA KELAS IX B SMP NEGERI 3 KLATEN TAHUN PELAJARAN 2015/2016 - UNWIDHA Repository

0 0 24