hanya diarahkan pada jalan ceritanya saja semua kata dan kalimat harus benar- benar dirasakan dan diresapi sebab penyampaian nilai-nilai dalam prosa fiksi
berbeda dengan karangan tentang ajaran budi, misalnya. Penyampaian nilai-nilai dalam prosa fiksi bukan secara tersurat melainkan secara tersirat.
Waluyo 2003:17 mengemukakan bahwa tema adalah gagasan pokok yang dikemukakan penyair melalui melalui puisinya. Tema mengacu pada
penyair. Pembaca sedikit banyak harus mengetahui latar belakang penyair agar tidak salah menafsirkan tema puisi tersebut. Karena itu, tema bersifat khusus
diacu dari penyair, objektif, semua pembaca harus menafsirkan sama, dan lugas bukan makna kias yang diambil dari konotasinya.
Menurut beberapa pendapat diatas, dapat disimpulkan bahwa tema merupakan dasar pemikiran yang melandasi suatu karya sastra. Melalui tema
inilah pengarang mengungkapkan apa yang ia lihat, dengar, serta ia rasakan, sehingga dapat dinikmati oleh pembaca.
2.2.3.2 Amanat
Waluyo 2003:40 mengungkapkan amanat, pesan, nasehat merupakan kesan yang ditangkap pembaca setelah membaca cerpen. Amanat dirumuskan
sendiri oleh pembaca. Cara menyimpulkan amanat cerpen sangat berkaitan dengan cara pandang pembaca terhadap suatu hal. Meskipun ditentukan
berdasarkan cara pandang pembaca, amanat tidak lepas dari tema dan isi cerpen yang dikemukakan penulis.
Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa amanat merupakan makna tersirat yang disampaikan penulis dalam cerpennya. Secara ringkas, unsur-unsur
yang membangun gaya seorang pengarang meliputi 1 unsur leksikal, 2 gramatikal, dan 3 sarana retorika. Unsur leksikal menyangkut diksi, yakni
penggunaan kata-kata yang sengaja dipilih pengarang. Unsur gramatikal menyangkut struktur kalimat yang digunakan pengarang dalam cerita rekaan yang
ditulisnya. Adapun sarana retorika meliputi penggunaan pencitraan, bahasa kita, dan penyiasatan struktur.
2.2.3.3 Alur atau Plot
Nurgiantoro 2005:68 mengatakan alur berkaitan dengan masalah urutan penyajian cerita beserta urutan kejadian yang memperlihatkan tingkah laku tokoh
dalam aksinya. Alur merupakan aspek utama yang harus dipertimbangkan karena aspek ini yang menentukan menarik tidaknya cerita atau memiliki kekuatan untuk
mengajak pembaca secara total untuk mengikuti cerita. Alur membuat segala sesuatu yang dikisahkan bergerak dan terjadi. Alur menghadirkan cerita yang
dicari untuk menikmati atau untuk dibaca. Suharianto 2005:18 mendefinisikan alur sebagai jalinan peristiwa secara
beruntun dalam sebuah prosa fiksi yang memperhatikan hubungan seban akibat
sehingga cerita itu merupakan keseluruhan yang padu, bulat, dan utuh. Alur menuntut kemampuan utama pengarang untuk menarik minat pembaca.
Kemenarikan tersersebut terbentuk melalui jalinan peristiwa-peristiwa secara menyeluruh, padu, bulat, dan utuh sehingga cerita tersebut menjadi indah.
Jadi alur dalam cerita yaitu jalinan peristiwa dalam sebuah prosa fiksi yang memperhatikan hubungan sebab akibat sehingga cerita itu meriupakan
keseluruhan yang padu, bulat, dan utuh.
2.2.3.4 Tokoh dan Penokohan