75 pembenihan, submodel peningkatan keuntungan industri budi daya dan submodel
peningkatan keuntungan industri pascapanen. Ketiga submodel ini dirangkaikan menjadi satu kesatuan yang membentuk model penguatan struktur agroindustri
kerapu budi daya yang digunakan dalam analisis kapasitas produksi dan pemerataan distribusi keuntungan. Validasi terhadap model penguatan struktur
industri perikanan yang merupakan penggabungan dari submodel yang membentuknya dengan demikian akan mencerminkan tingkat validitas bagian-
bagian yang membentuknya. Dalam proses validasi ini terlihat bahwa keluaran yang ditunjukkan dalam proses simulasi menunjukkan perilaku yang sesuai
dengan tujuan dari model.
5.3.3 Analisis sensitivitas
Analisa sensitivitas dilakukan untuk menentukan peubah keputusan mana yang cukup penting ditelaah lebih lanjut pada aplikasi model. Peubah keputusan
yang ditelaah tingkat kepentingannya diutamakan pada peubah-peubah yang bersifat teknis seperti tingkat mortalitas benih atau ikan yang dipelihara, tingkat
fekunditas induk, dan persentase jumlah induk memijah terhadap tingkat keuntungan industri pembenihan. Analisis sensitivitas pada industri budi daya
menggunakan peubah tingkat mortalitas, padat penebaran dan lama budi daya terhadap tingkat keuntungan yang diperoleh. Berdasarkan analisis ini maka
faktor-faktor yang kurang penting dapat dihilangkan sehingga pemusatan studi dapat lebih ditekankan pada peubah keputusan kunci serta menaikkan efisiensi
dari proses pengambilan keputusan. Analisis sensitivitas terhadap peubah-peubah pada model pembenihan
dilakukan dengan menggunakan program powersim studio. Hasil analisis menunjukkan bahwa semua peubah teknis seperti tingkat mortalitas, padat
penebaran dan persentase induk memijah sensitif terhadap tingkat keuntungan yang diperoleh. Untuk model pembesaran, peubah-peubah yang sensitif
terhadap tingkat keuntungan yang diperoleh adalah tingkat mortalitas pembesaran, padat penebaran dan lama pembesaran. Sementara itu untuk model
pascapanen, peubah yang sensitif terhadap tingkat keuntungan yang diperoleh adalah tingkat mortalitas, padat penebaran dan lama pascapanen.
76
5.3.4 Analisis stabilitas
Analisis stabilitas dilakukan untuk menguji sejauh mana model tersebut bersifat stabil. Perilaku tidak stabil dapat terjadi apabila parameter diberi nilai
yang di luar batas tertentu sehingga mengakibatkan perilaku acak dan tidak mempunyai pola yang tidak realistik. Parameter-parameter yang diberi nilai di
luar batas untuk analisa stabilitas antara lain adalah volume permintaan ikan kerapu atau tingkat harga yang turun hingga level terendah, atau kelangkaan
pakan ikan dan lain-lain. Analisis stabilitas dilakukan dengan menganti-ganti harga benih, berturut-
turut sebesar Rp 6.000,-ekor, menjadi Rp 8.000,- ekor dan Rp 10.000,- per ekor telah merubah tingkat pendapatan pembenihan masing-masing Rp
13.015.000.000,-, Rp 19.776.000.000,- dan Rp 26.505.000.000,- per tahun. Perubahan harga benih tersebut berpengaruh juga terhadap pendapatan subsistem
pembesaran dan subsistem pascapanen, namun dengan kisaran yang jauh lebih kecil dibanding pendapatan pembenihan. Hasil ini menunjukkan bahwa model
yang dirancang menunjukkan stabilitas.
5.4 Pengoperasian Model