97 Pengaruh lama pross pembesaran terhadap tingkat produksi pembesaran
juga dianalisis dalam penelitian ini. Berdasarkan analisis tersebut diperoleh informasi bahwa peningkatan efisiensi lama pembesaran dari 6 bulan menjadi 4
bulan yang terjadi karena peningkatan teknologi, dapat meningkatkan produksi ikan dari 2.666 ekorbulan menjadi 3.997 ekor per bulan, atau peningkatan
sebesar 49,92 . Hasil analisis tersebut dapat dilihat pada Tabel 28. Tabel 28 Tingkat produksi bulanan pembesaran pada berbagai tingkat lama
proses pembesaran
Waktu Produksi ikan
bln Lama 6 bln Produksi ikan
bln Lama 5 bln Produksi ikan
bln Lama 4 bln
1 Januari 2004 -
- -
1 Januari 2005 2.666 373
3.200 456 3.997 546
1 januari 2006 2.666 373
3.200 456 3.997 546
1 Januari 2007 2.666 373
3.200 456 3.997 546
1 januari 2008 2.666 373
3.200 456 3.997 546
1 Januari 2009 2.666 373
3.200 456 3.997 546
Keterangan: … = Standar deviasi.
6.1.4 Simulasi peningkatan keuntungan pembesaran melalui optimalisasi
jumlah KJA digunakan.
Pembesaran merupakan usaha memproduksi ikan ukuran konsumsi dengan cara membeli benih dari hatchery dan memeliharanya dalam karamba
jaring apung hingga ukuran konsumsi 0,5 kg per ekor. Lama pemeliharaan berkisar antara 4-6 bulan tergantung kondisi benih dan penanganan selama
pembesaran. Keberhasilan dalam kegiatan produksi pembesaran kerapu sangat ditentukan oleh ketersediaan benih yang di sehat, penanganan proses pembesaran
dan pemberian pakan yang menjamin pertumbuhan dan sintasan survival rate yang tinggi. Indikator keberhasilan pembesaran adalah tingginya angka sintasan
dan bobot ikan. Namun upaya perbaikan proses produksi tersebut membawa konsekwensi biaya yang pada akhirnya akan menentukan tingkat keuntungan
yang diperoleh. Dalam simulasi peningkatan efisiensi produksi pembesaran dilakukan
optimisasi penggunaan input produksi yang dapat memaksimalkan keuntungan. Input produksi yang dioptimalkan adalah penggunaan jumlah karamba jaring
98 apung KJA yang sesuai dengan kebutuhan, karena berlebihnya jumlah KJA
akan menambah beban biaya pemeliharaan KJA yang cukup mahal. Sebaliknya kekurangan KJA akan mengakibatkan tidak tercapainya target produksi yang
ditetapkan. Proses simulasi yang mengoptimalkan jumlah KJA dilaksanakan dengan menggunakan model peningkatan efisiensi produksi pembesaran.
Jumlah KJA optimal pada berbagai kemungkinan sintasan pembesaran
Simulasi dalam rangka mengoptimalkan jumlah KJA untuk memperoleh keuntungan maksimal dilakukan dengan menggunakan beberapa kemungkinan
tingkat survival rate sintasan ikan yang mungkin terjadi, yaitu 90, 80, dan 70. Sedangkan variabel teknis lainnya seperti padat penebaran sebesar 500
ekorKJA dan waktu yang dibutuhkan untuk pembesaran yaitu 4 bulan diasumsikan menyebar menurut kurva distribusi normal dengan nilai tengah
tersebut. Berdasarkan hasil simulasi maka diperoleh jumlah KJA yang harus disediakan untuk mencapai keuntungan yang sama pada 3 tingkat sintasan yang
berbeda. Hasil simulasi dalam bentuk grafik dapat dilihat pada Gambar 28, sedangkan hasil dalam bentuk tabel dapat dilihat pada Tabel 29.
0 5 0 6
0 7 0 8
5 0 0 1 , 0 0 0
1 , 5 0 0 2 , 0 0 0
2 , 5 0 0 KJA
Ju m la h KJA SR 7 0 Ave ra g e Ju m la h KJA SR 8 0 Ave ra g e
Ju m la h KJA SR 9 0 Ave ra g e
Gambar 28 Grafik jumlah KJA yang harus disediakan untuk maksimalisasi profit pembesaran pada berbagai tingkat sintasan SR ikan.
Berdasarkan hasil simulasi tersebut dapat dilihat bahwa pada tingkat sintasan pembesaran sebesar 70, jumlah karamba jaring apung KJA yang
harus disediakan untuk memenuhi kebutuhan permintaan ikan kerapu macan di pasaran Hong Kong pada akhir tahun 2008, dibutuhkan KJA sebanyak 2.401 unit.
Apabila tingkat sintasan menurun menjadi 80, maka jumlah KJA yang harus disediakan meningkat menjadi 2.100 unit, dan bila sintasan 90, maka jumlah
KJA dibutuhkan menjadi 1.869 unit.
Waktu tahun
99 Tabel 29 Jumlah karamba jaring apung KJA untuk maksimalisasi profit
pembesaran pada berbagai tingkat sintasan SR ikan
Waktu Jumlah KJA
pada SR 70 Jumlah KJA
pada SR 80 Jumlah KJA
pada SR 90
1 Januari 2004 -
- -
1 Januari 2005 343,86 49,02
300,78 41,48 267,64 39,78
1 januari 2006 1.325,15 189,79 1.158,99 159,76 1.031,38 153,55
1 Januari 2007 1.672,08 242,59 1.462,35 205,04 1.301,08 193,38
1 januari 2008 1.728,98 245,64 1.512,53 208,90 1.345,74 199,21
1 Januari 2009 2.401,29 344,87 2.100,31 290,51 1.869,23 281,18
Keterangan: … = Standar deviasi.
Jumlah KJA optimal pada berbagai tingkat padat penebaran
Simulasi jumlah KJA yang sesuai dilakukan dengan mengubah variabel padat penebaran per KJA, faktor lain dianggap tetap. Dalam simulasi ini variabel
padat penebaran ditetapkan sebesar 400 ekorKJA, 500 ekorKJA, dan 600 ekorKJA. Variabel lainnya seperti sintasan dan lama pembesaran diasumsikan
menyebar menurut kurva distribusi normal dengan nilai tengah masing-masing 90 dan 4 bulan sesuai dengan kondisi nyata di lapangan. Hasil simulasi
tersebut dapat dilihat pada Gambar 29 dan Tabel 30, dimana diperoleh hasil bahwa untuk memperoleh tingkat keuntungan yang maksimal maka pada padat
penebaran 400 ekorKJA dibutuhkan KJA sebanyak 2.626 unit. Pada padat penebaran 500 ekorKJA maka jumlah KJA yang dibutuhkan sebanyak 2.101
unit, dan pada padat penebaran 600, jumlah KJA yang dibutuhkan 1.752 unit.
0 5 0 6
0 7 0 8
5 0 0 1 , 0 0 0
1 , 5 0 0 2 , 0 0 0
2 , 5 0 0 KJA
Ju m la h KJA PTe b a r4 0 0 Av e ra g e Ju m la h KJA PTe b a r5 0 0 Av e ra g e
Ju m la h KJA PTe b a r6 0 0 Av e ra g e
Gambar 29 Grafik jumlah KJA yang harus disediakan untuk maksimalisasi profit pembesaran pada berbagai tingkat padat penebaran ikan.
Waktu tahun
100 Tabel 30 Jumlah KJA yang harus disediakan untuk maksimalisasi profit
pembesaran pada berbagai tingkat padat penebaran
Waktu Jumlah KJA
pada PT 300 Jumlah KJA
pada PT 250 Jumlah KJA
pada PT 200
1 Januari 2004 -
- -
1 Januari 2005 376,10 53,62
300,93 42,83 250,92 37,30
1 januari 2006 1.449,24 206,51 1.159,47 164,08
966,92 143,95 1 Januari 2007
1.828,73 264,88 1.462,84 208,67 1.219,76 181,29 1 januari 2008
1.891,26 269,98 1.513,33 216,15 1.261,63 186,76
1 Januari 2009 2.626,09 375,06 2.101,33 300,14
1.752,40 263,60 Keterangan: .... = Standar deviasi.
Jumlah KJA optimal pada berbagai tingkat padat penebaran
Simulasi jumlah KJA yang dibutuhkan untuk mencapai keuntungan maksimal juga dilakukan dengan mengubah variabel lama proses pembesaran,
faktor lain dianggap tetap. Dalam simulasi ini variabel lama pembesaran ditetapkan 4 bulan, 5 bulan, dan 6 bulan sesuai dengan variasi yang ditemukan di
lapangan, sedangkan variabel lainnya seperti sintasan dan padat penebaran ditetapkan konstan sebesar masing-masing 90 dan 300 ekor KJA sesuai
dengan kondisi nyata di lapangan. Hasil simulasi tersebut dapat dilihat pada Gambar 30 dan Tabel 31, dimana diperoleh hasil bahwa untuk memperoleh
tingkat keuntungan yang maksimal maka pada lama pembesaran 4 bulan dibutuhkan jumlah KJA sebanyak 2.098 unit. Pada lama pembesaran 5 bulan
maka jumlah KJA yang dibutuhkan sebanyak 2.100 unit, dan pada lama pembesaran 6 bulan dibutuhkan 2.042 unit KJA.
0 5 0 6
0 7 0 8
5 0 0 1 , 0 0 0
1 , 5 0 0 2 , 0 0 0
KJA
Ju m la h KJA La m a BD 4 b ln Av e ra g e Ju m la h KJA La m a BD 5 b l Av e ra g e
Ju m la h KJA La m a BD 6 b l Av e ra g e
Gambar 30 Grafik jumlah KJA yang harus disediakan untuk maksimalisasi profit pembesaran pada berbagai lama waktu pembesaran.
Waktu tahun
101
Tabel 31 Jumlah KJA yang harus disediakan untuk maksimalisasi profit pembesaran pada berbagai lama waktu pembesaran
Waktu Jumlah KJA
pada BD 4 bln Jumlah KJA
pada BD 5 bln Jumlah KJA
pada BD 6 bln
1 Januari 2004 -
- -
1 Januari 2005 301.06 43,97
300,78 41,48 300,86 42,89
1 januari 2006 1.132,48 165,45
1.158,99 159,76 1.166,34 166,39 1 Januari 2007
1.384,32 203,02 1.462,35 205,04
1.555,55 228,43 1 januari 2008
1.532,31 225,61 1.512,53 208,90
1.527,54 217,51 1 Januari 2009
2.098,25 305,70 2.100,31 290,51
2.041,53 296,00 Keterangan: .... = Standar deviasi.
6.1.5 Simulasi peningkatan keuntungan pascapanen melalui perbaikan sintasan, padat tebar, dan lama pemeliharaan
Pascapanen merupakan usaha mengumpulkan ikan dari kegiatan pembesaran untuk ditampung dan seleksi grading untuk kemudian dijual ke
konsumen. Proses pascapanen dilakukan dengan menggunakan KJA sebagaimana kegiatan pembesaran. Lama pemeliharaan berkisar antara 1-2 bulan
tergantung kondisi ikan yang dibeli. Keberhasilan dalam kegiatan pascapanen ditentukan oleh kemampuan untuk memulihkan kondisi ikan agar pada kondisi
yang baik sesuai dengan selera konsumen pada saat dipasarkan. Selama penampungan ikan diberi makan dan perlakuan untuk menjaga kesehatan ikan.
Indikator keberhasilan pascapanen adalah tingginya angka sintasan dan bobot ikan. Namun upaya perbaikan proses produksi tersebut membawa konsekuensi
biaya yang pada akhirnya akan menentukan tingkat keuntungan yang diperoleh. Dalam simulasi peningkatan efisiensi produksi pascapanen dilakukan
optimalisasi penggunaan input produksi yang dapat memaksimalkan keuntungan pada kapasitas produksi yang sama dengan pembesaran yaitu 40 KJA.
Sebagaimana dalam subsistem pembesaran, faktor-faktor yang berpengaruh terhadap tingkat keuntungan yang diperoleh usaha pascapanen kerapu adalah
padat penebaran, tingkat sintasan ikan, dan lama proses pascapanen. Ketiga peubah ini merupakan cerminan dari perbaikan teknologi dalam industri
102 pascapanen kerapu terutama dalam hal penggunaan pakan buatan dan
penanganan pascapanen yang baik.
Pengaruh sintasan ikan terhadap keuntungan pascapanen.
Simulasi tingkat keuntungan pascapanen berdasarkan kondisi tingkat sintasan ikan yang berbeda yaitu 70, 80, dan 90 dilakukan dalam penelitian
ini. Variabel lainnya yaitu padat penebaran dan lama pascapanen dianggap menyebar menurut kurva distribusi normal dengan nilai tengah masing-masing
500 ekor dan 1,5 bulan. Hasil analisis tersebut dapat dilihat sebagai berikut:
Asumsi: - Lama pascapanen : Nilai Harapan
: 1,5 bulan Standar Deviasi
: 0,15 bulan - Padat penebaran
: Nilai Harapan : 500 ekorKJA
Standar deviasi : 50 ekorKJA
Hasil simulasi tingkat keuntungan pembenihan : - Pada tingkat sintasan 70 : Rata-rata : 12.598.734.953,-
Standar deviasi : 1.711.097.167,- - Pada tingkat sintasan 80 : Rata-rata : 14.317.648.280,-
Standar deviasi : 1.929.573.210,- - Pada tingkat sintasan 90 : Rata-rata : 16.012.954.736,-
Standar deviasi : 2.149.630.141,- Hasil simulasi tersebut di atas digambarkan dalam bentuk grafik
sebagamana dapat dilihat pada Gambar 31, dan dalam bentuk tabel pada Tabel 32. Grafik pada tersebut menunjukkan tingkat keuntungan yang diperoleh
pascapanen pada tingkat sintasan SR yang berbeda yaitu 70, 80, dan 90. Dari grafik di atas dapat dilihat bahwa semakin tinggi tingkat sintasan
pascapanen, maka semakin tinggi pula keuntungan yang diperoleh.
0 5 0 6
0 7 0 8
5 , 0 0 0 , 0 0 0 , 0 0 0 1 0 , 0 0 0 , 0 0 0 , 0 0 0
1 5 , 0 0 0 , 0 0 0 , 0 0 0 Rp
To t a l Pro f it SR 7 0 Ave ra g e To t a l Pro f it SR 8 0 Ave ra g e
To t a l Pro f it SR 9 0 Ave ra g e
Gambar 31 Grafik tingkat keuntungan yang diperoleh usaha pascapanen berdasar-kan hasil simulasi menggunakan peubah tingkat sintasan
pada tiga tingkatan berbeda.
Waktu tahun
103 Tabel 32 Tingkat keuntungan yang diperoleh usaha pascapanen pada berbagai
tingkat sintasan
Waktu Total Keuntungan PP
SR 70 Total
Keuntungan PP SR 80
Total Keuntungan PP
SR 90
1 Januari 2004 -
- -
1 Januari 2005 1.513.460.162
136.665.370 1.618.125.271
126.468.570 1.613.005.325
187.178.283 1 januari 2006
4.285.717.728 531.579.542
4.811.460.588 583.076.659
5.314.227.714 628.358.979
1 Januari 2007 7.056.732.470
924.716.951 7.980.189.819
1.031.842.406 8.880.470.055
1.135.345.715 1 januari 2008
9.827.729.212 1.317.899.974
11.148.919.049 1.480.694.729
12.446.712.396 1.642.468.104
1 Januari 2009 12.598.734.953
1.711.097.167 14.317.648.280
1.929.573.210 16.012.954.737
2.149.630.141 Keterangan: .... = Standar deviasi.
Berdasarkan hasil simulasi tersebut dapat dilihat bahwa semakin tinggi tingkat sintasan yang disebabkan oleh perbaikan sistem pascapanen akan semakin
tinggi tingkat keuntungan yang diperoleh oleh unit usaha pascapanen. Besarnya pengaruh peningkatan sintasan terhadap tingkat keuntungan yang diperoleh
kegiatan pascapanen berkapasitas 40 KJA adalah sebesar Rp 166.878.626,- untuk setiap kenaikan sintasan sebesar 10.
Analisis juga dilakukan untuk mengetahui pengaruh tingkat sintasan pada pascapanen terhadap tingkat produksi yang dihasilkan oleh kegiatan tersebut.
Berdasarkan analisis tersebut diperoleh hasil bahwa peningkatan sintasan ikan selama pascapanen dari 70 menjadi 90 dapat meningkatkan pascapanen dari
9.327 ekor bulan menjadi 11.955 ekor per bulan, atau peningkatan sebesar 28,17 . Hasil analisis tersebut dapat dilihat pada Tabel 33.
Tabel 33 Tingkat produksi bulanan pascapanen yang diperoleh pada berbagai tingkat sintasan ikan pascapanen
Waktu Produksi PP bln
SR 70 Produksi PP bln
SR 80 Produksi PP bln
SR 90
1 Januari 2004 -
- -
1 Januari 2005 9.327 1.278
10.666 1489 11.995 1.656
1 januari 2006 9.327 1.278
10.666 1489 11.995 1.656
1 Januari 2007 9.327 1.278
10.666 1489 11.995 1.656
1 januari 2008 9.327 1.278
10.666 1489 11.995 1.656
1 Januari 2009 9.327 1.278
10.666 1489 11.995 1.656
Keterangan: .... = Standar deviasi.
104
Pengaruh padat penebaran terhadap keuntungan pascapanen.
Simulasi jumlah keuntungan pascapanen antara lain dilakukan dengan mengubah variabel padat penebaran per KJA, sedangkan faktor lain dianggap
tetap. Dalam simulasi ini variabel padat penebaran ditetapkan sebesar 400 ekorKJA, 500 ekorKJA, dan 600 ekorKJA, sedangkan variabel lainnya seperti
sintasan dan lama pascapanen diasumsikan menyebar menurut kurva distribusi normal dengan nilai tengah sebesar masing-masing 80 dan 1,5 bulan sesuai
dengan kondisi real di lapangan. Hasil simulasi tersebut dapat dilihat sebagai berikut:
Asumsi:
- Lama pascapanen : Nilai harapan : 1,5 bulan
Standar deviasi : 0,15 bulan
- Tingkat sintasan : Nilai harapan : 80
Standar deviasi : 8
Hasil simulasi tingkat keuntungan pembenihan :
- Pada padat penebaran 400 ekorKJA: Rata-rata : 12.944.383.693,-
Standar deviasi : 1.760.917.416,-
- Pada padat penebaran 500 ekorJKA: Rata-rata : 16.013.446.444,-
Standar deviasi : 2.142.385.526,-
- Pada padat penebaran 600 ekorKJA: Rata-rata : 19.008.419.168,-
Standar deviasi : 2.510.552.945,-
Hasil simulasi peningkatan padat penebaran pada pascapanen ditampilkan dalam bentuk grafik pada Gambar 32 dan dalam bentuk angka pada Tabel 34,
dimana diperoleh hasil yang menunjukkan tingkat keuntungan pada berbagai tingkat padat penebaran dalam kegiatan pascapanen.
Berdasarkan hasil simulasi tersebut dapat dilihat bahwa semakin tinggi padat penebaran yang merupakan cerminan perbaikan sistem pascapanen akan
semakin tinggi tingkat keuntungan yang diperoleh oleh unit usaha pascapanen. Besarnya pengaruh peningkatan padat penebaran terhadap tingkat keuntungan
yang diperoleh kegiatan pascapanen berkapasitas 40 KJA adalah sebesar Rp 3.032.018.000,- untuk setiap kenaikan padat penebaran sebesar 100 ekorKJA.
105
0 5 0 6
0 7 0 8
5 , 0 0 0 , 0 0 0 , 0 0 0 1 0 , 0 0 0 , 0 0 0 , 0 0 0
1 5 , 0 0 0 , 0 0 0 , 0 0 0 2 0 , 0 0 0 , 0 0 0 , 0 0 0
Rp To t a l Pro f it PDT 4 0 0 Ave ra g e
To t a l Pro f it PDT 5 0 0 Ave ra g e To t a l Pro f it PDt 6 0 0 Ave ra g e
Gambar 32 Grafik tingkat keuntungan yang diperoleh usaha pascapanen berdasar-kan hasil simulasi menggunakan peubah padat penebaran
pada tiga tingkatan berbeda. Tabel 34 Tingkat keuntungan yang diperoleh usaha pascapanen pada berbagai
tingkat padat penebaran
Waktu Total Keuntungan PP
PDT 400 Total
Keuntungan PP PDT 500
Total Keuntungan PP
PDT 600
1 Januari 2004 - - -
1 Januari 2005 1.539.137.816
135.766.867 1.617.161.815
184.707.630 1.291.141.921
426.874.630 1 januari 2006
4.392.602.075 543.770.962
5.314.485.290 627.657.155
6.163.078.306 691.231.442
1 Januari 2007 7.243.195.948
949.444.015 8.880.805.675
1.132.466.150 10.444.858.593
1.297.454.758 1 januari 2008
10.093.789.820 1.335.172.203
12.447.126.059 1.637.406.586
14.726.638.880 1.903.964.437
1 Januari 2009 12.944.383.693
1.760.917.416 16.013.446.444
2.142.385.526 19.008.419.168
2.510.552.945 Keterangan: ... = Standar deviasi.
Analisis juga dilakukan untuk mengetahui pengaruh tingkat padat penebaran pada pascapanen terhadap tingkat produksi yang dihasilkan oleh
kegiatan tersebut. Berdasarkan analisis tersebut diperoleh hasil bahwa peningkatan padat penebaran ikan selama pascapanen dari 400 menjadi 600
ekorKJA dapat meningkatkan produksi pascapanen dari 9.596 ekor bulan menjadi 14.391 ekor per bulan, atau peningkatan sebesar 49,97 . Hasil analisis
tersebut dapat dilihat pada Tabel 35.
Waktu tahun
106 Tabel 35 Tingkat produksi bulanan usaha pascapanen pada berbagai tingkat
padat penebaran ikan KJA
Waktu Produksi PP bln
PDT 400 Produksi PP bln
PDT 500 Produksi PP bln
PDT 600
1 Januari 2004 -
- -
1 Januari 2005 9.596 1.324
11.999 1.675 14.391 1.971
1 Januari 2006 9.596 1.324
11.999 1.675 14.391 1.971
1 Januari 2007 9.596 1.324
11.999 1.675 14.391 1.971
1 Januari 2008 9.596 1.324
11.999 1.675 14.391 1.971
1 Januari 2009 9.596 1.324
11.999 1.675 14.391 1.971
Keterangan: ... = Standar deviasi.
Pengaruh lama penampungan ikan terhadap keuntungan pascapanen.
Faktor teknis pascapanen lainnya yang berpengaruh terhadap keuntungan yang diperoleh adalah lama proses pascapanen yang berada pada kisaran 1 bulan,
1,5 bulan, atau 2 bulan. Melalui proses simulasi dapat diketahui perbedaan keuntungan yang diperoleh pada lama proses pascapanen yang berbeda-beda,
sementara faktor lain yaitu padat penebaran dan tingkat sintasan dianggap menyebar menurut kurva distribusi normal dengan nilai tengah 500 ekor dan
80. Hasil simulasi tersebut dapat dilihat sebagai berikut:
Asumsi: - Tingkat sintasan : Nilai harapan
: 80 Standar deviasi
: 8 - Padat penebaran
: Nilai harapan : 500 ekorKJA
Standar deviasi : 50 ekorKJA
Hasil simulasi tingkat keuntungan pembenihan :
- Lama pascapanen 1 bulan : Rata-rata : 23.345.597.817,- Standar deviasi : 2.987.848.638,-
- Lama pascapanen 1,5 bulan : Rata-rata : 16.013.446.444,- Standar deviasi : 2.142.385.526,-
- Lama pascapanen 2 bulan : Rata-rata : 12.166.013.901,- Standar deviasi : 1.659.999.427,-
Hasil simulasi tersebut dapat dilihat pada Gambar 33 dan Tabel 36, dimana diperoleh hasil yang menunjukkan tingkat keuntungan yang diperoleh
107 pada berbagai lama masa pascapanen. Semakin singkat masa pascapanen maka
semakin tinggi keuntungan yang diperoleh.
0 5 0 6
0 7 0 8
5 , 0 0 0 , 0 0 0 , 0 0 0 1 0 , 0 0 0 , 0 0 0 , 0 0 0
1 5 , 0 0 0 , 0 0 0 , 0 0 0 2 0 , 0 0 0 , 0 0 0 , 0 0 0
Rp To t a l Pro f it PP 1 b ln Av e ra g e
To t a l Pro f it PP 1 - 5 b l Ave ra g e To t a l Pro f it PP 2 b ln Av e ra g e
Gambar 33 Grafik tingkat keuntungan yang diperoleh usaha pascapanen berdasar-kan hasil simulasi menggunakan peubah lama pascapanen
pada tiga tingkatan berbeda. Tabel 36 Tingkat keuntungan yang diperoleh usaha pascapanen pada berbagai
tingkat lama proses pascapanen
Waktu Total Keuntungan PP
Lama 2 bln Total
Keuntungan PP Lama 1,5 bln
Total Keuntungan PP
Lama 1 bln
1 Januari 2004 - - -
1 Januari 2005 1.478.504.795
137.830.062 1.617.161.815
184.707.630 450.022.559
627.653.595 1 Januari 2006
4.150.968.634 518.896.702
5.314.485.290 627.657.155
7.279.921.740 717.677.733
1 Januari 2007 6.822.650.390
899.232.776 8.880.805.675
1.132.466.150 12.635.147.099
1.472.738.453 1 Januari 2008
9.494.332.145 1.279.609.714
12.447.126.059 1.637.406.586
17.990.372.458 2.230.026.443
1 Januari 2009 12.166.013.901
1.659.999.427 16.013.446.444
2.142.385.526 23.345.597.818
2.987.848.638 Keterangan: ... = Standar deviasi.
Analisis tentang pengaruh lama proses pascapanen terhadap tingkat produksi yang dihasilkan oleh kegiatan tersebut juga dilakukan dalam penelitian
ini. Berdasarkan analisis tersebut diperoleh hasil bahwa peningkatan efisiensi lama pascapanen dari 2 bulan menjadi 1 bulan dapat meningkatkan pascapanen
dari 8.996 ekor bulan menjadi 17.989 ekor per bulan, atau peningkatan sebesar 99,96. Hasil analisis tersebut dapat dilihat pada Tabel 37.
Waktu tahun
108 Tabel 37 Tingkat produksi bulanan usaha pascapanen pada berbagai lama proses
pascapanen
Waktu Produksi PP bln
Lama 2 bln Produksi PP bln
Lama 1,5 bln Produksi PP bln
Lama 1 bln
1 Januari 2004 -
- -
1 Januari 2005 8.996 1.242
11.999 1.675 17.989 2.464
1 Januari 2006 8.996 1.242
11.999 1.675 17.989 2.464
1 Januari 2007 8.996 1.242
11.999 1.675 17.989 2.464
1 Januari 2008 8.996 1.242
11.999 1.675 17.989 2.464
1 Januari 2009 8.996 1.242
11.999 1.675 17.989 2.464
Keterangan: ... = Standar deviasi.
6.1.6 Simulasi peningkatan keuntungan pascapanen melalui optimalisasi