108 Tabel 37 Tingkat produksi bulanan usaha pascapanen pada berbagai lama proses
pascapanen
Waktu Produksi PP bln
Lama 2 bln Produksi PP bln
Lama 1,5 bln Produksi PP bln
Lama 1 bln
1 Januari 2004 -
- -
1 Januari 2005 8.996 1.242
11.999 1.675 17.989 2.464
1 Januari 2006 8.996 1.242
11.999 1.675 17.989 2.464
1 Januari 2007 8.996 1.242
11.999 1.675 17.989 2.464
1 Januari 2008 8.996 1.242
11.999 1.675 17.989 2.464
1 Januari 2009 8.996 1.242
11.999 1.675 17.989 2.464
Keterangan: ... = Standar deviasi.
6.1.6 Simulasi peningkatan keuntungan pascapanen melalui optimalisasi
jumlah KJA digunakan.
Pascapanen merupakan usaha mengumpulkan ikan dari kegiatan pembesaran untuk ditampung dan seleksi grading untuk kemudian dijual ke
konsumen. Proses pascapanen dilakukan dengan menggunakan karamba jaring apung sebagaimana kegiatan pembesaran. Lama pemeliharaan berkisar antara 1-
2 bulan tergantung kondisi ikan yang dibeli. Keberhasilan dalam kegiatan pascapanen ditentukan oleh kemampuan untuk memulihkan kondisi ikan agar
pada kondisi yang baik sesuai dengan selera konsumen pada saat dipasarkan. Selama penampungan ikan diberi makan dan perlakuan untuk menjaga kesehatan
ikan. Indikator keberhasilan pembesaran adalah tingginya angka sintasan dan bobot ikan. Namun upaya perbaikan proses produksi tersebut membawa
konsekwensi biaya yang pada akhirnya akan menentukan tingkat keuntungan yang diperoleh.
Dalam simulasi peningkatan efisiensi produksi pascapanen dilakukan optimisasi penggunaan input produksi yang dapat memaksimalkan keuntungan.
Input produksi yang dioptimalkan adalah penggunaan jumlah karamba jaring apung KJA yang sesuai dengan kebutuhan, karena berlebihnya jumlah KJA
akan menambah beban biaya pemeliharaan KJA yang cukup mahal. Sebaliknya kekurangan KJA akan mengakibatkan tidak tercapainya target produksi yang
ditetapkan. Proses simulasi yang mengoptimalkan jumlah KJA dilaksanakan dengan menggunakan model peningkatan efisiensi produksi pascapanen.
109
Jumlah optimal KJA pascapanen pada berbagai tingkat sintasan ikan
Simulasi dalam rangka mengoptimalkan jumlah KJA untuk memperoleh keuntungan maksimal pada subsistem penanganan pascapanen dilakukan dengan
menggunakan beberapa kemungkinan tingkat survival rate sintasan ikan yang mungkin terjadi, yaitu 90, 80, dan 70. Variabel teknis lainnya seperti padat
penebaran sebesar 500 ekorKJA dan waktu yang dibutuhkan untuk pembesaran yaitu 1,5 diasumsikan menyebar menurut kurva distribusi normal. Berdasarkan
hasil simulasi maka diperoleh jumlah KJA yang harus disediakan untuk mencapai keuntungan yang sama pada 3 tingkat sintasan yang berbeda. Hasil simulasi
dalam bentuk grafik dapat dilihat pada Gambar 34, sedangkan hasil dalam bentuk tabel dapat dilihat pada Tabel 38.
0 5 0 6
0 7 0 8
2 0 0 4 0 0
6 0 0 KJA
Ju m la h KJA SR 7 0 Av e ra g e Ju m la h KJA SR 8 0 Av e ra g e
Ju m la h KJA SR9 0 Av e ra g e
Gambar 34 Grafik jumlah KJA yang harus disediakan untuk maksimalisasi profit pascapanen pada berbagai tingkat sintasan SR ikan.
Tabel 38 Jumlah KJA yang harus disediakan untuk maksimalisasi profit pascapanen pada berbagai tingkat sintasan ikan
Waktu Jumlah KJA
pada SR 70 Jumlah KJA
pada SR 80 Jumlah KJA
pada SR 90
1 Januari 2004 -
- -
1 Januari 2005 85,09 15,89
71,09 13,51 60,32 12,95
1 Januari 2006 417,06 57,32
366,96 48,25 328,43 46,16
1 Januari 2007 363,69 50,48
320,17 41,48 287,71 38,87
1 Januari 2008 598,79 92,92
515,28 82,05 448,71 80,96
1 Januari 2009 676,23 83,90
607,77 66,61 558,78 60,71
Keterangan: .... = Standar deviasi.
Waktu tahun
110 Berdasarkan hasil simulasi tersebut dapat dilihat bahwa pada tingkat
sintasan pascapanen sebesar 70, jumlah karamba jaring apung yang harus disediakan untuk memenuhi kebutuhan permintaan ikan kerapu macan di pasaran
Hong Kong pada akhir tahun 2008 adalah sebanyak 676 unit. Apabila tingkat sintasan menurun menjadi 80, maka jumlah KJA yang harus disediakan
meningkat menjadi 608 unit, dan bila sintasan 90, maka jumlah KJA dibutuhkan menjadi 559 unit.
Jumlah optimal KJA pascapanen pada berbagai tingkat padat penebaran
Simulasi jumlah KJA yang sesuai dilakukan dengan mengubah variabel padat penebaran per KJA, faktor lain dianggap tetap. Dalam simulasi ini variabel
padat penebaran tetapkan sebesar 400 ekorKJA, 500 ekorKJA, dan 600 ekorKJA. Variabel lainnya seperti sintasan dan lama pascapanen diasumsikan
menyebar menurut kurva distribusi normal dengan nilai tengah masing-masing 90 dan 5 bulan sesuai dengan kondisi nyata di lapangan. Hasil simulasi
tersebut dapat dilihat pada Gambar 35 dan Tabel 39, dimana diperoleh hasil
bahwa untuk memperoleh tingkat keuntungan yang maksimal maka pada padat penebaran 600 ekorKJA dibutuhkan jumlah KJA sebanyak 672 unit. Pada padat
penebaran 500 ekorKJA maka jumlah KJA yang dibutuhkan sebanyak 708 unit, dan pada padat penebaran 400, jumlah KJA yang dibutuhkan 834 unit.
0 5 0 6
0 7 0 8
3 0 0 6 0 0
KJA
Ju m la h KJA Pd T 4 0 0 Ave ra g e Ju m la h KJA Pd T 5 0 0 Ave ra g e
Ju m la h KJA Pd T6 0 0 Ave ra g e
Gambar 35 Grafik jumlah KJA yang harus disediakan untuk maksimalisasi profit pascapanen pada berbagai tingkat padat penebaran.
Waktu tahun
111 Tabel 39 Jumlah KJA yang harus disediakan untuk maksimalisasi profit
pascapanen pada berbagai padat penebaran
Waktu Jumlah KJA
pada PDT 400 Jumlah KJA
pada PDT 500 Jumlah KJA
pada PDT 600
1 Januari 2004 -
- -
1 Januari 2005 95,56 17,53
71,20 14,62 54,88 12,13
1 januari 2006 454,78 63,55
367,41 52,18 308,73 43,90
1 Januari 2007 397,06 57,02
320,42 45,69 271,91 35,36
1 januari 2008 659,91 101,45
515,94 87,47 414,17 77,57
1 Januari 2009 730,38 94,62
608,29 73,48 535,29 56,40
Keterangan: .... = Standar deviasi.
Jumlah optimal KJA pascapanen pada berbagai lama penampungan ikan
Simulasi jumlah KJA yang dibutuhkan untuk mencapai keuntungan maksimal juga dilakukan dengan mengubah variabel lama proses pascapanen,
faktor lain dianggap tetap. Dalam simulasi ini variabel lama pascapanen ditetapkan 1 bulan, 1,5 bulan, dan 2 bulan sesuai dengan variasi yang ditemukan
di lapangan. Variabel lainnya seperti sintasan dan padat penebaran ditetapkan konstan sebesar masing-masing 90 dan 300 ekor KJA sesuai dengan kondisi
real di lapangan. Hasil simulasi tersebut dapat dilihat pada Gambar 36 dan Tabel 40, dimana diperoleh hasil bahwa untuk memperoleh tingkat keuntungan yang
maksimal maka pada lama pembesaran 1 bulan dibutuhkan jumlah KJA sebanyak 624 unit. Pada lama pembesaran 1,5 bulan maka jumlah KJA yang
dibutuhkan sebanyak 639 unit, dan pada lama pembesaran 2 bulan dibutuhkan 816 unit KJA.
0 5 0 6
0 7 0 8
2 0 0 4 0 0
6 0 0 KJA
Ju m la h KJA La m a 1 - 5 b ln Av e ra g e Ju m la h KJA La m a 2 b ln Av e ra g e
Ju m la h KJA La m a 1 b ln Av e ra g e
Gambar 36 Grafik jumlah KJA yang harus disediakan untuk maksimalisasi profit pascapanen pada berbagai lama waktu pascapanen.
Waktu tahun
112 Tabel 40 Jumlah KJA yang harus disediakan untuk maksimalisasi profit
pascapanen pada berbagai lama waktu pascapanen
Waktu Jumlah KJA pd
Lama PP 1 bln Jumlah KJA pd
Lama PP 1,5 bln Jumlah KJA pd
Lama PP 2 bln
1 Januari 2004 -
- -
1 Januari 2005 71,20 14,62
70,00 14,36 72,75 14,27
1 januari 2006 367,41 52,18
382,37 53,37 349,93 48,95
1 Januari 2007 320,42 45,69
321,42 40,65 329,32 49,02
1 januari 2008 515,94 87,47
488,10 91,38 515,07 80,86
1 Januari 2009 608,29 73,48
711,80 83,66 563,60 74,47
Keterangan: .... = Standar deviasi. 6.2 Simulasi Perencanaan Kapasitas Produksi Agroindustri Kerapu Budi
Daya
Dalam program POWERSIM STUDIO, proses simulasi untuk memprediksi kapasitas produksi maksimum pada berbagai tingkat permintaan
pasar dilakukan dengan menggunakan data trend permintaan ikan kerapu dan proyeksinya di masa yang akan datang dengan skenario optimistik, moderat dan
dan pesimistik. Skenario optimistik adalah permintaan mengalami peningkatan mengikuti kecenderungan yang saat ini, skenario pesimistik adalah permintaan
mengalami stagnasi levelling sesuai perkembangan permintaan terakhir, sedangkan skenario moderat adalah permintaan mengalami kenaikan di antara
skenario optimistis dan pesimistis. Data perkembangan permintaan ikan kerapu untuk jenis kerapu macan
yang digunakan adalah data bulanan sejak bulan April 2004 hingga Juni 2006 27 bulan. Proyeksi permintaan ke depan dilakukan dengan menggunakan metode
kuadrat terkecil untuk menentukan trend. Hasil proyeksi dengan menggunakan metode tersebut dapat dilihat pada Lampiran 8a dan 8b.
Data proyeksi permintaan kerapu sesuai menurut skenario yang telah dibuat kemudian dimasukkan ke dalam model powersim untuk perencanaan
kapasitas produksi sebagai faktor peubah utama. Berdasarkan hasil simulasi tersebut diperoleh hasil perhitungan kapasitas produksi maksimal yang dapat
digunakan sebagai dasar bagi pengembangan industri pembenihan, industri
113 pembesaran dan industri penanganan pascapanen perikanan kerapu macan tiger
grouper sebagai berikut:
Nilai Rata-rata Standar
Deviasi
Asumsi:
- Sintasan benih 16 1.6
- Persentase induk memijah 20 2
- Fekunditas induk butirinduk 1.500.000 150.000
- Padat tebar pembesaran ekorKJA 500 50
- Sintasan pembesaran 80 8
- Padat tebar pascapanen ekorKJA 500 50
- Sintasan pascapanen 80 8
Hasil simulasi:
- Produksi optimal pembenihan ekorbulan
163.539 24.291 - Produksi optimal pembesaran
ekorbulan 133.857 13.805
- Produksi optimal pascapanen ekorbulan
105.998 3.800 Secara diagramatis perkembangan kapasitas produksi pembenihan,
pembesaran dan pascapanen dari tahun 2004 hingga 2008 dengan skenario peningkatan trend permintaan optimistik dapat dilihat pada Gambar 37. Pada
gambar berikutnya Gambar 38 dapat dilihat grafik peningkatan kapasitas produksi yang layak dikembangkan dengan skenario moderat, sedangkan pada
Gambar 39 adalah grafik peningkatan dengan skenario peningkatan pesimistik.
0 5 0 6
0 7 0 8
5 0 , 0 0 0 1 0 0 , 0 0 0
1 5 0 , 0 0 0 e k o r m o
p ro d u k si b e n ih k e ra p u Ave ra g e p ro d u k si k e ra p u BD Ave ra g e
p ro d u k si k e ra p u p _p a n e n Ave ra g e
Gambar 37 Grafik peningkatan kapasitas produksi benih, pembesaran dan pascapanen untuk kerapu macan dengan skenario optimistik.
Waktu tahun
114
0 5 0 6
0 7 0 8
5 0 , 0 0 0 1 0 0 , 0 0 0
e k o r m o
p ro d u k si b e n ih k e ra p u Ave ra g e p ro d u k si k e ra p u BD Ave ra g e
p ro d u k s i k e ra p u p _p a n e n Av e ra g e
Gambar 38 Grafik peningkatan kapasitas produksi benih, pembesaran dan pascapanen untuk kerapu macan dengan skenario moderat.
0 5 0 6
0 7 0 8
5 0 , 0 0 0 1 0 0 , 0 0 0
e k o r m o
p ro d u k si b e n ih k e ra p u Ave ra g e p ro d u k si k e ra p u BD Ave ra g e
p ro d u k si k e ra p u p _p a n e n Ave ra g e
Gambar 39 Grafik peningkatan kapasitas produksi benih, pembesaran dan pascapanen untuk kerapu macan dengan skenario pesimistik.
Hasil simulasi juga dapat ditampilkan dalam bentuk tabel yang menunjukkan besaran angka-angka kapasitas produksi yang dapat dikembangkan
menurut berbagai skenario proyeksi untuk industri pembenihan, industri pembesaran dan industri pascapanen. Dari angka-angka tersebut dapat dilihat
bahwa kapasitas produksi pembenihan melampaui pembesaran dan pascapanen. Hal ini dapat dimengerti mengingat bahwa dalam proses produksi semakin ke
hilir terjadi proses kematian mortalitas sehinga jumlah yang harus disediakan di hulu harus lebih banyak. Kapasitas produksi maksimal kerapu macan pada
tahun 2008 sesuai dengan trend permintaan pasar dapat dilihat pada Tabel 41.
Waktu tahun
Waktu tahun
115 Tabel 41 Hasil simulasi kapasitas produksi maksimal pembenihan, pembesaran
dan pascapanen kerapu macan untuk memenuhi pasar Hong Kong per tahun merurut tiga skenario pertumbuhan pasar ekortahun
Skenario Kapasitas
produksi pembenihan
Kapasitas produksi
pembesaran Kapasitas
produksi pascapanen
Optimistik Nilai Rata-rata :
1.938.144 1.596.516
1.271.976 Standar deviasi:
174.864 103.152
54.360 Moderat
Nilai Rata-rata : 1,396.932
1.191.312 971.004
Standar deviasi: 126.036
76.968 43.080
Pesimistik Nilai Rata-rata :
843.300 786.096
668.508 Standar deviasi:
76.080 50.784
34.080 Angka-angka kapasitas produksi kerapu yang dapat dikembangkan
tersebut di atas adalah hanya untuk jenis kerapu macan dan untuk pasaran Hong Kong. Simulasi dapat dilakukan untuk jenis kerapu lainnya yang diproduksi di
Indonesia seperti kerapu tikus, kerapu sunu, kerapu lumpur, dan lainnya.
6.2.1 Kapasitas produksi pembenihan