146 perkembangan pada salah satu mata rantai dapat mengakibatkan terhambatnya
perkembangan sistem agroindustri kerapu budi daya secara keseluruhan. Memperhatikan permasalahan tersebut di atas maka diperlukan upaya
untuk menata dan memperkuat struktur agroindustri kerapu budi daya sehingga terbentuk keterkaitan yang erat antar subsistem yang terlibat di dalamnya. Model
dinamik dirancang bangun untuk menggambarkan perilaku agroindustri kerapu budi daya, dan dengan menggunakan model tersebut dapat disimulasikan
dinamika yang terjadi pada sistem akibat adanya perubahan pada komponen sistem tersebut. Proses simulasi telah dilaksanakan pada bab terdahulu yaitu
optimasi perencanaan kapasitas agroindustri kerapu budi daya yang sesuai dengan kapasitas pasar dan simulasi distribusi keuntungan antar subsistem
produksi.
8.1 Perencanaan Kapasitas Produksi Agregat
Berdasarkan hasil simulasi telah dapat diketahui kapasitas produksi maksimum pembenihan, pembesaran dan penanganan pascapanen yang harus
dikembangkan untuk mengantisipasi permintaan pasar. Analisis tersebut dilakukan khusus untuk ikan kerapu macan dan khusus untuk pasar Hong Kong.
Berdasarkan analisis tersebut diperoleh tiga perhitungan kecenderungan permintaan pasar yaitu berdasarkan skenario optimistik, skenario moderat, dan
skenario pesimistik untuk tiga subsistem usaha, yaitu pembenihan, pembesaran, dan pascapanen Tabel 35. Hasil perhitungan menunjukkan bahwa apabila
permintaan pasar mengikuti kecenderungan sesuai dengan skenario optimistik dibutuhkan produksi sebanyak 1.938.144 benih kerapu macan per tahun,
pembesaran sebanyak 1.596.516 ekor per tahun dan produksi pascapanenpemasaran sebanyak 1.271.976 ekor per tahun. Perhitungan ini dapat
dilakukan untuk jenis-jenis kerapu lainnya seperti kerapu bebek, kerapu lumpur, kerapu sunu, dan kerapu malabar yang tersdia informasinya.
Peningkatan keunggulan kompetitif agroindustri kerapu budi daya Indonesia terhadap negara pesaing, selain dengan menentukan kapasitas produksi
yang optimal sesuai dengan permintaan pasar adalah dengan menetapkan spesies ikan kerapu yang merupakan keunggulan komparatif Indonesia. Secara alami
Indonesia merupakan negara kepulauan yang terletak di daerah tropis yang sesuai untuk jenis ikan kerapu tertentu. Untuk itu perlu perlu pengkajian yang lebih
147 mendalam untuk memilih spesies kerapu yang menjadi unggulan Indonesia.
Dengan menentukan spesialisasi produk, maka upaya penciptaan keunggulan kompetitif sektor perikanan laut, khususnya ikan kerapu, melalui pemfokusan
kegiatan penelitian dan pengembangan dapat dilakukan. Hasil analisis ini dapat dijadikan dasar bagi kebijakan boleh atau tidaknya
ekspor benih. Apabila berdasarkan hasil simulasi diperoleh informasi bahwa pada musim tertentu kapasitas produksi benih melebihi kemampuan budi daya
untuk menyerap benih, maka dapat dilakukan ekspor benih. Sebaliknya apabila kapasitas produksi kurang dari kebutuhan maka dilakukan pelarangan ekspor.
Perencanaan kapasitas produksi agroindustri kerapu budi daya secara makro nasional diperlukan untuk menghindarkan terjadinya produksi yang
melampaui kemampuan pasar untuk menyerapnya, terlebih pada komoditi ikan kerapu yang diperdagangkan dalam keadaan hidup dan memiliki pasar yang
sebagian besar ditujukan ke pasar Hong Kong. Informasi tentang kapasitas produksi maksimal selanjutnya dapat dijadikan dasar bagi perencanaan
pengembangan produksi ikan kerapu. Informasi tentang penyerapan ikan kerapu di pasaran Hong Kong dapat
dilihat pada Lampiran 4. Dari informasi tersebut terlihat bahwa paling tidak ada 7 jenis ikan kerapu asal Indonesia yang diperjual-belikan di pasaran Hong Kong.
Dilihat dari volumenya, impor Hong Kong tersebut memperlihatkan kecenderungan meningkat. Untuk kerapu macan, volume impor dari Indonesia
meningkat dari 2.280 kgbulan pada awal tahun 2002 menjadi 33.140 kgbulan pada pertengahan tahun 2006. Berdasarkan hasil proyeksi, melalui skenario
optimistik, maka volume impor ikan kerapu macan hidup dari Indonesia akan mencapai 51.807 kgbulan pada akhir tahun 2008. Apabila dilihat dari semua
jenis kerapu hidup yang diimpor Hong Kong dari Indonesia, maka angka impor tersebut meningkat dari 78.655 kgbulan pada awal tahun 2003 menjadi 95.293
kgbulan pada pertengahan tahun 2006 dan diproyeksikan menjadi sebesar 119.706 kgbulan pada akhir tahun 2008.
Informasi mengenai volume impor kerapu Hong Kong asal Indonesia tersebut dapat dijadikan sebagai dasar dalam memperkirakan seberapa besar
kapasitas produksi pembenihan, pembesaran, dan penanganan pascapanen ikan kerapu macan yang dapat dikembangkan di Indonesia. Besarnya kapasitas
produksi tersebut belum memperhitungkan ekspor kerapu ke negara lain dan juga
angka ekspor yang tidak tercatat.
148
8.2 Pemerataan Distribusi Keuntungan