86 Berdasarkan analisis tersebut diperoleh informasi bahwa peningkatan persentase
induk memijah dari 10 menjadi 30 sebagaimana kisaran yang terjadi di lapangan dapat meningkatkan produksi benih dari 38.103 ekor bulan menjadi
76.433 ekor per bulan, atau peningkatan sebesar 100,59. Hasil analisis tersebut dapat dilihat pada Tabel 19.
Tabel 19 Tingkat produksi bulanan pembenihan pada berbagai tingkat persentase induk memijah.
Waktu Produksi benih
bln Memijah 10
Produksi benih bln Memijah
20 Produksi benih
bln Memijah 30
1 Januari 2004 -
- -
1 Januari 2005 23.977 4.033
47.984 8.297 71.989 12.425
1 januari 2006 23.977 4.033
47.984 8.297 71.989 12.425
1 Januari 2007 23.977 4.033
47.984 8.297 71.989 12.425
1 januari 2008 23.977 4.033
47.984 8.297 71.989 12.425
1 Januari 2009 23.977 4.033
47.984 8.297 71.989 12.425
Keterangan: ... = Standar deviasi.
6.1.2 Simulasi peningkatan keuntungan pembenihan melalui optimalisasi jumlah induk digunakan.
Dalam simulasi peningkatan efisiensi produksi pembenihan dilakukan optimalisasi penggunaan input produksi yang dapat memaksimalkan keuntungan.
Input produksi yang dioptimalkan adalah penggunaan jumlah induk yang sesuai dengan kebutuhan, karena berlebihnya jumlah induk akan menambah beban
biaya pemeliharaan induk yang cukup mahal. Sebaliknya kekurangan induk akan mengakibatkan tidak tercapainya target produksi yang ditetapkan. Proses
simulasi yang mengoptimalkan jumlah induk dilaksanakan dengan menggunakan model peningkatan efisiensi produksi pembenihan.
Jumlah optimal induk pada berbagai tingkat sintasan
Simulasi dalam rangka mengoptimalkan jumlah induk untuk memperoleh keuntungan maksimal dilakukan dengan menggunakan beberapa kemungkinan
tingkat survival rate sintasan benih yang mungkin terjadi, yaitu 11, 16 dan 21. Sedangkan variabel teknis lainnya seperti fekunditas jumlah telur per ekor
induk dengan nilai tengah 1.500.000 butir dan persentase jumlah induk memijah dengan nilai tengah 20 diasumsikan menyebar menurut kurva distribusi normal.
Berdasarkan hasil simulasi maka diperoleh jumlah induk yang harus disediakan
87 untuk mencapai keuntungan yang sama pada 3 tingkat sintasan yang berbeda.
Hasil simulasi dalam bentuk grafik dapat dilihat pada Gambar 22, sedangkan hasil dalam bentuk tabel dapat dilihat pada Tabel 20.
0 5 0 6
0 7 0 8
5 1 0
1 5 2 0
2 5 3 0
in d u k
Jlh in d u k 1 1 SR Ave ra g e Jlh in d u k 1 6 SR Ave ra g e
Jlh in d u k 2 1 SR Ave ra g e
Gambar 22 Grafik jumlah induk yang harus disediakan pada berbagai tingkat survival benih untuk maksimalisasi profit pembenihan.
Semakin tinggi angka sintasan maka semakin sedikit jumlah induk yang duperlukan untuk memproduksi jumlah benih yang sama. Pada tingkat sintasan
11 , jumlah induk ikan kerapu macan yang harus tersedia untuk memenuhi pasaran Hong Kong pada akhir tahun 2008 adalah 29 ekor. Apabila tingkat
sintasan dapat ditingkatkan dengan memperbaiki kualitas induk, penggunaan pakan, obat-obatan dan kualitas air, misalnya menjadi 16, maka jumlah induk
yang dibutuhkan menjadi 20 ekor. Apabila tingat sintasan menjadi 21 maka jumlah induk yang dibutuhkan menjadi sekitar 15 ekor.
Tabel 20 Jumlah induk yang harus disediakan pada berbagai tingkat survival SR benih untuk maksimalisasi profit pembenihan
Waktu Jumlah Induk
pada SR 11 Jumlah Induk
pada SR 16 Jumlah Induk
pada SR 21
1 Januari 2004 -
- -
1 Januari 2005 4,56 0,84
3,13 0,54 2,39 0,41
1 januari 2006 16,86 3,09
11,58 2,01 8,82 1,52
1 Januari 2007 18,34 3,36
12,60 2,19 9,59 1,65
1 januari 2008 22,78 4,17
15,64 2,72 11,91 2,05
1 Januari 2009 29,42 5,39
20,21 3,51 15,38 2,64
Keterangan : ... = Standar deviasi.
Tahun
88
Jumlah optimal induk pada berbagai tingkat persentase induk memijah
Simulasi dalam rangka mengoptimalkan jumlah induk untuk memperoleh keuntungan maksimal dilakukan juga dengan menggunakan beberapa
kemungkinan persentase jumlah induk memijah, yaitu 20, 30, dan 40. Tidak semua induk yang dipelihara dalam bak induk memijah setiap periode
pemijahan. Hal ini tergantung dari umur induk, kondisi kesehatan, pengaruh lingkungan, dan faktor lainnya. Dalam simulasi ini, variabel teknis lainnya
seperti fekunditas telur dan tingkat sintasan diasumsikan menyebar menurut kurva distribusi normal dengan nilai tengah masing-masing sebesar 1.500.000
butir dan 11. Berdasarkan hasil simulasi maka diperoleh jumlah induk yang harus disediakan untuk mencapai keuntungan yang sama pada 3 tingkat
persentase jumlah induk memijah yang berbeda. Hasil simulasi dalam bentuk grafik dapat dilihat pada Gambar 23, sedangkan hasil dalam bentuk tabel dapat
dilihat pada Tabel 21.
0 5 0 6
0 7 0 8
1 0 2 0
3 0 4 0
in d u k Jlh in d u k 1 0 m ija h Ave ra g e
Jlh in d u k 2 0 m ija h Ave ra g e Jlh in d u k 3 0 m ija h Ave ra g e
Gambar 23 Grafik jumlah induk yang harus disediakan untuk maksimalisasi profit pembenihan pada berbagai persentase jumlah induk memijah.
Tabel 21 Jumlah induk yang harus disediakan untuk maksimalisasi profit pembenihan pada berbagai persentase jumlah induk memijah
Waktu Jumlah Induk
pada 10 mijah Jumlah Induk
pada 20 mijah Jumlah Induk
pada 30 mijah
1 Januari 2004 -
- -
1 Januari 2005 6,27 1,15
3,13 0,54 2,09 0,36
1 januari 2006 23,19 4,25
11,58 2,01 7,72 1,33
1 Januari 2007 25,22 4,62
12,60 2,19 8,39 1,44
1 januari 2008 31,32 5,74
15,64 2,72 10,42 1,79
1 Januari 2009 40,45 7,41
20,21 3,51 13,46 2,31
Keterangan : ... = Standar deviasi.
Waktu tahun
89 Dari simulasi terhadap persentase jumlah induk memijah di atas diperoleh
hasil bahwa apabila persentase jumlah induk yang memijah setiap periode hanya 10 dari populasi induk, maka jumlah induk yang harus disediakan untuk
memenuhi permintaan pasar ikan konsumsi Hong Kong adalah sebanyak 40 ekor. Apabila persentase jumlah induk memijah dapat ditingkatkan dengan
menggunakan stimulasi hormonal atau manipulasi lingkungan menjadi 20, maka jumlah induk yang disediakan cukup 20 ekor. Apabila persentase jumlah
induk memijah dapat ditingkatkan menjadi 30, maka jumlah induk yang perlu disediakan oleh pembenihan lebih sedikit lagi yaitu 13 ekor.
Jumlah optimal induk pada berbagai tingkat fekunditas
Variabel lain yang digunakan dalam simulasi jumlah induk yang harus disediakan oleh pembenihan agar dapat memenuhi kebutuhan ikan konsumsi
adalah tingkat fekunditas induk, yaitu jumlah telur yang dikandung oleh induk yang jumlahnya sangat tergantung pada umur induk, kondisi kesehatan induk,
dan pemberian pakan tertentu. Tiga kemungkinan tingkat fekunditas induk yang digunakan dalam simulasi ini adalah 1,0 juta, 1,5 juta dan 2,0 juta butir telur.
Dalam simulasi ini, variabel teknis lainnya seperti persentase induk memijah dan tingkat sintasan diasumsikan menyebar menurut kurva distribusi normal dengan
nilai tengah masung-masing sebesar 20 dan 11. Berdasarkan hasil simulasi maka diperoleh angka jumlah induk yang harus disediakan untuk mencapai
keuntungan yang sama pada 3 tingkat fekunditas induk tersebut di atas. Hasil simulasi dalam bentuk grafik dapat dilihat pada Gambar 24, sedangkan hasil
dalam bentuk tabel dapat dilihat pada Tabel 22.
0 5 0 6
0 7 0 8
1 0 2 0
3 0 in d u k
Jlh in d u k FK 1 jt Av e ra g e Jlh in d u k FK 2 jt Av e ra g e
Jlh in d u k FK1 - 5 jt Av e ra g e
Gambar 24 Grafik jumlah induk yang harus disediakan untuk maksimalisasi profit pembenihan pada berbagai tingkat fekunditas induk.
Waktu tahun
90 Tabel 22 Jumlah induk yang harus disediakan untuk maksimalisasi profit
pembenihan pada berbagai tingkat fekunditas induk
Waktu Jumlah Induk
pada FK 1 Jt Jumlah Induk
pada FK 1,5 Jt Jumlah Induk
pada FK 2 Jt
1 Januari 2004 -
- -
1 Januari 2005 4,70 0,86
2,35 0,40 3,13 0,54
1 januari 2006 17,39 3,19
8,68 1,49 11,58 2,01
1 Januari 2007 18,92 3,47
9,44 1,62 12,60 2,19
1 januari 2008 23,49 4,30
11,73 2,02 15,64 2,72
1 Januari 2009 30,34 5,56
15,14 2,60 20,21 3,51
Keterangan: ... = Standar deviasi. Dari simulasi terhadap tingkat fekunditas induk di atas diperoleh hasil
bahwa apabila fekunditas induk hanya 1 juta butir, maka jumlah induk yang harus disediakan untuk memenuhi permintaan pasar ikan konsumsi Hong Kong adalah
sebanyak 30 ekor. Apabila tingkat fekunditas adalah 1,5 juta butir maka jumlah induk diperlukan sebanyak 15 ekor, dan bila tingkat fekunditas sebesar 2 juta
maka jumlah induk yang diperlukan adalah 20 ekor. Sebagaimana dijelaskan terdahulu yaitu tingkat fekunditas ikan kerapu macan dapat berkisar antara
500.000 butir hingga mencapai 2,5 juta butir tergantung fase pertumbuhan induk 6.1.3 Simulasi peningkatan keuntungan pembesaran melalui perbaikan
padat penebaran, sintasan, dan lama pemeliharaan
Pembesaran merupakan usaha memproduksi ikan ukuran konsumsi dengan cara membeli benih dari hatchery dan memeliharanya dalam KJA hingga
ukuran konsumsi 0,5 kg per ekor. Lama pemeliharaan berkisar antara 4-6 bulan tergantung kondisi benih dan penanganan selama pembesaran. Keberhasilan
dalam kegiatan produksi pembesaran kerapu sangat ditentukan oleh ketersediaan benih yang di sehat, penanganan proses pembesaran dan pemberian pakan yang
menjamin pertumbuhan dan sintasan survival rate yang tinggi. Indikator keberhasilan pembesaran adalah tingginya angka sintasan dan bobot ikan yang
dicapai dalam batas waktu tertentu. Namun upaya perbaikan proses produksi tersebut membawa konsekwensi biaya yang pada akhirnya akan menentukan
tingkat keuntungan yang diperoleh. Dalam simulasi peningkatan efisiensi produksi pembesaran dilakukan
optimisasi penggunaan input produksi yang dapat memaksimalkan keuntungan pada industri pembesaran berkapasitas 10 unit 40 KJA. Faktor peubah yang
91 digunakan dalam simulasi ini adalah padat penebaran, tingkat sintasan ikan, dan
lama proses pembesaran. Ketiga peubah ini merupakan cerminan dari perbaikan teknologi dalam industri pembesaran kerapu terutama dalam hal penggunaan
pakan buatan dan penerapan praktek pembesaran yang baik good aquaculture practices
.
Pengaruh peningkatan padat penebaran terhadap keuntungan pembesaran
Simulasi jumlah keuntungan pembesaran antara lain dilakukan dengan mengubah variabel padat penebaran per KJA, sedangkan faktor lain dianggap
tetap. Dalam simulasi ini variabel padat penebaran ditetapkan sebesar 400 ekorKJA, 500 ekorKJA dan 600 ekorKJA. Variabel lainnya seperti sintasan
dan lama pembesaran diasumsikan menyebar menurut kurva distribusi normal dengan nilai tengah masing-masing 80 dan 5 bulan sesuai dengan kondisi nyata
di lapangan. Hasil simulasi tersebut dapat dilihat pada lampiran 13 dengan hasil sebagai berikut:
Asumsi:
- Survival rate kerapu : Nilai Harapan
: 80 Standar Deviasi
: 8 - Lama pembesaran
: Nilai Harapan : 5 bulan
Standar deviasi : 0,5 bulan
Hasil simulasi tingkat keuntungan pembesaran :
- Pada padat tebar 400 ekorKJA : Rata-rata : 2.968.793.055,-
Standar deviasi : 400.280.091,-
- Pada padat tebar 500 ekorKJA : Rata-rata : 3.670.500.012,- Standar deviasi
: 502.911.427,- - Pada padat tebar 600 ekor KJA : Rata-rata
: 4.370.761.718,- Standar deviasi
: 594.568.690,- Hasil simulasi tersebut dapat dilihat pada Gambar 25 dan Tabel 23,
dimana diperoleh hasil yang menunjukkan tingkat keuntungan yang pada berbagai tingkat padat penebaran dalam kegiatan pembesaran.
92
0 5 0 6
0 7 0 8
1 , 0 0 0 , 0 0 0 , 0 0 0 2 , 0 0 0 , 0 0 0 , 0 0 0
3 , 0 0 0 , 0 0 0 , 0 0 0 4 , 0 0 0 , 0 0 0 , 0 0 0
Rp
To t a l Pro f it Pe m b e sa ra n PDT 4 0 0 Ave ra g e To t a l Pro f it Pe m b e sa ra n PDT 5 0 0 Ave ra g e
To t a l Pro f it Pe m b e sa ra n PDT 6 0 0 Ave ra g e
Gambar 25 Grafik tingkat keuntungan yang diperoleh usaha pembesaran berdasarkan hasil simulasi menggunakan peubah padat penebaran
pada tiga tingkatan berbeda. Tabel 23 Tingkat keuntungan yang diperoleh usaha pembesaran pada berbagai
tingkat padat penebaran pembesaran
Waktu Total Keuntungan BD
PDT 400KJA Total
Keuntungan BD PDT 500KJA
Total Keuntungan BD
PDT 600KJA
1 Januari 2004 - - -
1 Januari 2005 560.544.495
49.920.618 648.019.955
62.666.624 735.240.874
74.023.099 1 Januari 2006
1.162.606.635 137.510.484
1.403.639.969 172.727.821
1.644.121.085 204.159.491
1 Januari 2007 1.764.668.775
225.100.353 2.159.259.984
282.789.022 2.553.001.296
334.295.890 1 Januari 2008
2.366.730.915 312.690.222
2.914.879.998 392.850.224
3.461.881.507 464.432.290
1 Januari 2009 2.968.793.055
400.280.091 3.670.500.012
502.911.427 4.370.761.718
594.568.690 Keterangan: ... = Standar deviasi.
Berdasarkan hasil simulasi tersebut dapat dilihat bahwa pengaruh peubah padat penebaran terhadap tingkat keuntungan yang diperoleh oleh usaha
pembesaran pada akhir tahun 2008 adalah sebesar Rp 700.984.000,- untuk setiap kenaikan padat penebaran sebesar 100 ekor per KJA.
Selain pengaruh padat penebaran terhadap tingkat keuntungan, dilakukan juga analisis pengaruh padat penebaran terhadap produksi hasil pembesaran.
Berdasarkan analisis tersebut diperoleh informasi bahwa peningkatan padat penebaran dari 400 menjadi 600 ekor benihKJA sebagaimana kisaran yang
terjadi di lapangan, dapat meningkatkan produksi ikan dari 2.558 ekor bulan
Waktu tahun
93 menjadi 3.839 ekor per bulan, atau peningkatan sebesar 50,08. Hasil analisis
tersebut dapat dilihat pada Tabel 24 Tabel 24 Tingkat produksi bulanan pembesaran pada berbagai tingkat padat
penebaran benih KJA
Waktu Produksi benih
bln PDT 400 Produksi benih
bln PDT 500 Produksi benih
bln PDT 600
1 Januari 2004 -
- -
1 Januari 2005 2.558 349
3.200 456 3.839 537
1 Januari 2006 2.558 349
3.200 456 3.839 537
1 Januari 2007 2.558 349
3.200 456 3.839 537
1 Januari 2008 2.558 349
3.200 456 3.839 537
1 Januari 2009 2.558 349
3.200 456 3.839 537
Keterangan: ... = Standar deviasi. Pengaruh peningkatan sintasan survival rate terhadap keuntungan
pembesaran Simulasi tingkat keuntungan pembesaran berdasarkan kondisi tingkat
sintasan ikan yang berbeda yaitu 70, 80, dan 90 dilakukan dalam penelitian ini. Sementara itu variabel lainnya yaitu padat penebaran dan lama pembesaran
dianggap menyebar menurut kurva distribusi normal dengan nilai tengah masing- masing 500 ekor dan 5 bulan. Tingkat sintasan yang tinggi dicapai apabila
pembudidaya mengunakan teknologi pembesaran yang baik, misalnya dengan menggunakan pakan buatan dan pencegahan serta pemberantasan penyakit yang
menyerang ikan. Hasil analisis tersebut dapat dilihat pada Lampiran 14 dengan hasil sebagai berikut:
Asumsi: - Lama pembesaran
: Nilai Harapan : 5 bulan
Standar Deviasi : 0,5 bulan
- Padat penebaran : Nilai Harapan
: 500 ekorKJA Standar deviasi
: 50 ekorKJA
Hasil simulasi tingkat keuntungan pembesaran : - Pada tingkat sintasan 70 : Rata-rata
: 3.231.870.341,- Standar deviasi
: 437.787.083,- - Pada tingkat sintasan 80 : Rata-rata
: 3.670.500.012,- Standar deviasi
: 502.911.426,- - Pada tingkat sintasan 90 : Rata-rata
: 4.107.797.746,- Standar deviasi
: 557.435.776,- Hasil simulasi tersebut di atas digambarkan dalam bentuk grafik
sebagaimana dapat dilihat pada Gambar 26. Grafik pada tersebut menunjukkan
94 tingkat keuntungan yang diperoleh pembesaran pada tingkat sintasan SR
pembesaran yang berbeda yaitu 70, 80, dan 90. Dari grafik di atas dapat dilihat bahwa semakin tinggi tingkat sintasan pembesaran, maka semakin tinggi
pula keuntungan yang diperoleh.
0 5 0 6
0 7 0 8
1 , 0 0 0 , 0 0 0 , 0 0 0 2 , 0 0 0 , 0 0 0 , 0 0 0
3 , 0 0 0 , 0 0 0 , 0 0 0 4 , 0 0 0 , 0 0 0 , 0 0 0
Rp
To t a l Pro f it Bu d id a ya SR 7 0 Ave ra g e To t a l Pro f it Bu d id a ya SR 8 0 Ave ra g e
To t a l Pro f it Bu d id a ya SR 9 0 Ave ra g e
Gambar 26 Grafik tingkat keuntungan yang diperoleh usaha pembesaran berdasar-kan hasil simulasi menggunakan peubah tingkat sintasan
pada tiga tingkatan berbeda. Tabel 25 Tingkat keuntungan yang diperoleh usaha pembesaran pada berbagai
tingkat sintasan pembesaran
Waktu Total Keuntungan BD
SR 70 Total
Keuntungan BD SR 80
Total Keuntungan BD
SR 90
1 Januari 2004 - - -
1 Januari 2005 593.348.478
43.506.465 648.019.955
49.838.589 702.549.343
55.970.484 1 januari 2006
1.252.978.944 119.865.863
1.403.639.970 137.363.522
1.553.949.426 154.326.238
1 Januari 2007 1.912.609.410
196.225.262 2.158.970.460
224.888.456 2.405.147.350
252.681.995 1 januari 2008
2.572.239.876 272.584.661
2.914.879.998 312.413.391
3.256.749.592 351.037.751
1 Januari 2009 3.231.870.341
348.944.060 3.669.978.980
399.938.327 4.108.149.675
449.393.508 Berdasarkan hasil simulasi tersebut dapat dilihat bahwa semakin tinggi
tingkat sintasan yang disebabkan oleh perbaikan sistem pembesaran akan semakin tinggi tingkat keuntungan yang diperoleh oleh unit usaha pembesaran.
Besarnya pengaruh peningkatan sintasan terhadap tingkat keuntungan yang diperoleh kegiatan pembesaran berkapasitas 40 KJA adalah sebesar Rp
875.927.405,- untuk setiap kenaikan sintasan sebesar 20.
Waktu tahun
95 Selain pengaruh sintasan terhadap tingkat keuntungan, dilakukan juga
analisis pengaruh sintasan terhadap produksi hasil pembesaran. Berdasarkan analisis tersebut diperoleh informasi bahwa peningkatan sintasan dari 70
menjadi 90 sebagaimana kisaran yang terjadi di lapangan, dapat meningkatkan produksi ikan dari 2.799 ekor bulan menjadi 3.600 ekor per bulan, atau
peningkatan sebesar 28,62. Hasil analisis tersebut dapat dilihat pada Tabel 26. Tabel 26 Tingkat produksi bulanan pembesaran pada berbagai tingkat sintasan
SR.
Waktu Produksi ikan
bln SR 70 Produksi ikan
bln SR 80 Produksi ikan
bln SR 90
1 Januari 2004 -
- -
1 Januari 2005 2.799 310
3.200 361 3.600 408
1 januari 2006 2.799 310
3.200 361 3.600 408
1 Januari 2007 2.799 310
3.200 361 3.600 408
1 januari 2008 2.799 310
3.200 361 3.600 408
1 Januari 2009 2.799 310
3.200 361 3.600 408
Keterangan: … = Standar deviasi.
Pengaruh lama pemeliharaan ikan terhadap keuntungan pembesaran.
Faktor teknis pembesaran lainnya yang berpengaruh terhadap keuntungan yang diperoleh adalah lama proses pemeliharaan ikan yang berada pada kisaran 4
bulan, 5 bulan, atau 6 bulan untuk memperoleh rata-rata bobot ikan yang sama. Melalui proses simulasi dapat diketahui perbedaan keuntungan yang diperoleh
pada lama proses pembesaran yang berbeda-beda, sementara faktor lain yaitu padat penebaran dan tingkat sintasan dianggap menyebar menurut kurva
distribusi normal dengan nilai tengah 500 ekor dan 80. Hasil simulasi tersebut dapat dilihat pada Lampiran 15 dengan hasil sebagai berikut:
Asumsi:
- Tingkat sintasan : Nilai Harapan : 80
Standar Deviasi : 0,8
- Padat penebaran : Nilai Harapan
: 500 ekorKJA Standar deviasi
: 50 ekorKJA
Hasil simulasi tingkat keuntungan pembesaran :
- Pada lama pembesaran 4 bulan: Rata-rata : 4.507.106.700,- Standar deviasi : 618.590.366,-
- Pada lama pembesaran 5 bulan: Rata-rata : 3.639.592.232,- Standar deviasi : 497.869.786,-
- Pada lama pembesaran 6 bulan: Rata-rata : 3.059.885.421,- Standar deviasi : 409.015.768,-
96 Semakin singkat masa pembesaran maka semakin tinggi keuntungan yang
diperoleh. Proses mempersingkat waktu pembesaran dapat dilakukan apabila para pembudidaya memberikan pakan yang sesuai dengan kebutuhan hidup ikan
baik secara kuantitas maupun kualitas. Proses ini antara lain dapat dilakukan apabila digunakan pakan buatan dengan komposisi gizi yang sesuai untuk
pertumbuhan ikan kerapu. Hasil simulasi pengaruh lama pembesaran terhadap tingkat keuntungan
pembesaran dalam bentuk grafik dilihat pada Gambar 27, sedangkan uraian dalam bentuk tabel dapat dilihat pada Tabel 27.
0 5 0 6
0 7 0 8
1 , 0 0 0 , 0 0 0 , 0 0 0 2 , 0 0 0 , 0 0 0 , 0 0 0
3 , 0 0 0 , 0 0 0 , 0 0 0 4 , 0 0 0 , 0 0 0 , 0 0 0
Rp
To t a l Pro f it Bu d id a ya LAMA 4 BL Ave ra g e To t a l Pro f it Bu d id a ya LAMA 5 BL Ave ra g e
To t a l Pro f it Bu d id a ya LAMA 6 BL Ave ra g e
Gambar 27 Grafik tingkat keuntungan yang diperoleh usaha pembesaran berdasarkan hasil simulasi menggunakan peubah lama pembesaran
pada tiga tingkatan berbeda. Tabel 27 Tingkat keuntungan yang diperoleh usaha pembesaran pada berbagai
tingkat lama proses pembesaran
Waktu Total Keuntungan
Lama BD 6 bln Total
Keuntungan Lama BD 5 bln
Total Keuntungan
Lama BD 4 bln
1 Januari 2004 -
- -
1 Januari 2005 556.710.720
48.490.458 625.305.584
58.799.950 727.459.522
72.614.979 1 januari 2006
1.182.504.395 138.621.749
1.378.877.246 168.567.308
1.672.371.317 209.108.585
1 Januari 2007 1.808.298.070
228.753.083 2.132.448.908
278.334.787 2.617.283.111
345.602.478 1 januari 2008
2.434.091.746 318.884.424
2.886.020.570 388.102.283
3.562.194.906 482.096.415
1 Januari 2009 3.059.885.421
409.015.768 3.639.592.232
497.869.786 4.507.106.701
618.590.366 Keterangan: … = Standar Deviasi.
Waktu tahun
97 Pengaruh lama pross pembesaran terhadap tingkat produksi pembesaran
juga dianalisis dalam penelitian ini. Berdasarkan analisis tersebut diperoleh informasi bahwa peningkatan efisiensi lama pembesaran dari 6 bulan menjadi 4
bulan yang terjadi karena peningkatan teknologi, dapat meningkatkan produksi ikan dari 2.666 ekorbulan menjadi 3.997 ekor per bulan, atau peningkatan
sebesar 49,92 . Hasil analisis tersebut dapat dilihat pada Tabel 28. Tabel 28 Tingkat produksi bulanan pembesaran pada berbagai tingkat lama
proses pembesaran
Waktu Produksi ikan
bln Lama 6 bln Produksi ikan
bln Lama 5 bln Produksi ikan
bln Lama 4 bln
1 Januari 2004 -
- -
1 Januari 2005 2.666 373
3.200 456 3.997 546
1 januari 2006 2.666 373
3.200 456 3.997 546
1 Januari 2007 2.666 373
3.200 456 3.997 546
1 januari 2008 2.666 373
3.200 456 3.997 546
1 Januari 2009 2.666 373
3.200 456 3.997 546
Keterangan: … = Standar deviasi.
6.1.4 Simulasi peningkatan keuntungan pembesaran melalui optimalisasi