42
5 PENGEMBANGAN MODEL
5.1 Analisis Sistem Agroindustri Kerapu Budi Daya
Sebagaimana dijelaskan pada bab metode penelitian, maka pengembangan model dinamis perencanaan dan pengelolaan agroindustri kerapu
budi daya dilakukan dengan menerapkan pendekatan sistem yang tahapannya mengikuti diagram pada Gambar 8. Tahap tersebut terdiri atas 1 analisis
kebutuhan, 2 formulasi permasalahan, 3 identifikasi sistem, 4 rancang bangun model, 5 pengujian model, dan 6 penerapan model. Berikut ini
diuraikan langkah-langkah yang dilaksanakan dalam setiap tahapan tersebut.
5.1.1 Analisis kebutuhan
Analisis kebutuhan mengidentifikasi dan menguraikan mengenai apa yang dibutuhkan oleh pelaku komponen yang terlibat dalam sistem. Komponen-
komponen tersebut mempunyai kebutuhan yang berbeda-beda sesuai dengan tujuannya masing-masing dan saling berinteraksi satu sama lain serta
berpengaruh terhadap keseluruhan sistem yang ada. Dalam sistem pengembangan agroindustri kerapu budi daya pada penelitian ini, komponen-
komponen yang terlibat serta kebutuhan-kebutuhan masing-masing komponen terhadap jalannya sistem adalah sebagai berikut:
1 Pemerintah membutuhkan kondisi di mana usaha budi daya kerapu berkembang di berbagai daerah sehingga dapat menyediakan lapangan
pekerjaan dan pendapatan bagi masyarakat serta meningkatkan penghasilan devisa melalui ekspor dan menghindarkan terjadinya produksi yang berlebih
sehingga merugikan pelaku usaha. 2 Pelaku pembenihan hatchery membutuhkan kondisi di mana benih yang
diproduksinya dapat terjual secara kontinyu, dengan harga yang setinggi- tingginya, serta harga input produksi pakan, obat-obatan, listrik, dan lain
lain yang serendah-rendahnya. 3 Para pembudidaya ikan membutuhkan benih yang sehat dan input produksi
lainnya pakan, obat-obatan dengan harga murah, pada waktu dan jumlah yang tepat, dan dapat menjual ikan yang dibesarkan secara kontinyu dengan
harga setinggi-tingginya.
43 4 Para pengepul pedagang eksportir ikan kerapu membutuhkan informasi
tentang permintaan pasar dan pasokan ikan kerapu hidup ukuran konsumsi dari pembudidaya nelayan sesuai dengan permintaan pasar dengan harga beli
yang serendah mungkin dan harga jual setinggi mungkin. 5 Nelayan pemasok induk dan benih alam, maupun sebagai pemasok pakan
ikan rucah membutuhkan kondisi agar induk, benih maupun ikan rucah yang ditangkap dapat dijual dengan harga setinggi-tingginya, sehingga
memperoleh pendapatan yang memadai. 6 Produsen pakan ikan membutuhkan kondisi agar pakan yang diproduksinya
dapat terjual secara kontinyu dengan harga yang setinggi-tingginya, dan memperoleh bahan baku secara kontinyu dan dengan harga serendah-
rendahnya. 7 Produsen pemasok obat-obatan ikan dan bahan kimia untuk produksi
pembenihan membutuhkan kondisi di mana produk yang dihasilkan dipasok dapat terjual secara kontinyu dengan harga yang setinggi-tingginya, dan
memperoleh bahan baku secara kontinyu dan dengan harga beli serendah- rendahnya.
8 Industri jasa transportasi membutuhkan adanya pesanan order yang kontinyu untuk mengangkut benih, ikan konsumsi atau jasa transport lainnya
dari agroindustri kerapu budi daya sehingga ia memperoleh pendapatan yang memadai.
9 Konsumen membutuhkan pasokan ikan kerapu hidup secara kontinyu dengan kualitas baik dan dengan harga yang terjangkau oleh daya beli mereka.
5.1.2 Formulasi permasalahan