Pemeringkatan prioritas perbaikan faktor produksi pascapanen

136 Tabel 58 Hasil pemeringkatan alternatif program peningkatan keuntungan pembesaran menggunakan AHP No Alternatif Keuntungan Produksi Bobot Kriteria Hasil Ranking 1 Sintasan 0,2218 0,2222 0,5 22,20 3 2 Padat penebaran 0,3821 0,3889 0,5 38,55 2 3 Lama pembesaran 0,3961 0,3889 39,25 1 Berdasarkan hasil analisis menggunakan AHP diperoleh gambaran bahwa untuk meningkatkan keuntungan pada produksi pembesaran, maka peringkat alternatif program yang perlu dilakukan adalah berdasarkan urutan prioritas sebagai berikut: 1 Peningkatan efisiensi lama pembesaran mempersingkat lama pembesaran. 2 Peningkatan padat penebaran 3 Peningkatan sintasan survival rete pembesaran.

7.1.3 Pemeringkatan prioritas perbaikan faktor produksi pascapanen

Karakteristik permasalahan dalam peningkatan produktivitas pada subsistem penanganan pascapanen kurang lebih sama dengan permasalahan dalam subsistem pembesaran, sehinga pemecahan masalahnya akan sama pula. Perbedaan yang utama adalah bahwa waktu yang dibutuhkan dalam penanganan pascapanen jauh lebih singkat dibandingkan dengan subsistem pembesaran. Selain itu proses yang dilakukan dalam subsistem ini lebih kepada peningkatan kualitas ketimbang peningkatan produktivitas. Cara yang paling mudah dilakukan adalah memperketat proses seleksi pada saat pembelian ikan dari produsen sebelumnya pembudidaya atau nelayan. Di kalangan pelaku pascapanen dan pembesaran telah ada semacam kesepakatan bahwa harga ikan per kilogram akan dipengaruhi oleh ukuran per ekornya. Ikan-ikan yang berukuran di bawah 0,5 kg dimasukkan ke dalam kelompok ”baby fish” dan harga per kilogramnya dapat berkurang hingga 20 dibandingkan dengan ikan yang berbobot 0,5 hingga 1,0 kg per ekor yang disebut sebagai ”table fish”. Di lain pihak, ikan-ikan yang berukuran terlalu besar di 137 atas 1 kg per ekor tidak disukai oleh konsumen sehingga harganya lebih murah. Hal terakhir ini dikecualikan untuk ikan-ikan tertentu seperti ikan napoleon atau kerapu kertang yang secara dewasa normalnya berukuran besar dan biasanya dikonsumsi untuk kelompok besar. Berdasarkan hasil simulasi dapat diketahui pengaruh perubahan faktor peubah dalam pascapanen terhadap tingkat keuntungan yang diperoleh usaha pascapanen. Hasil simulasi dengan merubah beberapa variabel survival rate, padat penebaran dan lama pascapanen sesuai dengan kisaran yang berlaku di lapangan, yaitu sintasan survival rate antara 70 sd 90, padat penebaran antara 200 ekor hingga 300 ekor ikan per KJA dan lama proses pascapanen antara 1 bulan hingga 2 bulan. Besarnya pengaruh perubahan tersebut terhadap perubahan pada tingkat keuntungan dapat dilihat pada Tabel 59. Tebel 59 Pengaruh perubahan faktor produksi pascapanen terhadap perubahan tingkat keuntungan dan tingkat produksi pascapanen kerapu No Faktor Peubah Perubahan Pengaruh terhadap keuntungan pascapanen Pengaruh terhadap produksi PP 1. Sintasan Survival rate 70 ke 90 26,48 28,57 2. Padat penebaran 200 ekor ke 300 ekor 183,49 50,00 3. Lama pascapanen 2 bln ke 1 bln 93,15 100,00 Peningkatan sintasan ikan dari 70 menjadi 90 meningkatkan keuntungan pascapanen sebanyak 27,46. Kenaikan padat penebaran ikan dalam KJA dari 200 ekorKJA menjadi 300 ekor KJA menaikkan tingkat keuntungan sebesar 47,88, sedangkan efisiensi lama pascapanen dari 2 bulan menjadi 1 bulan meningkatkan keuntungan sebesar 95,45. Pengaruh perubahan faktor produksi pascapanen terhadap tingkat produksi juga dianalisis dengan menggunakan peubah yang sama. Hasil simulasi menunjukan bahwa perubahan sintasan survival rate dari 70 ke 90 meningkatkan produksi sebesar 28,57, perubahan padat penebaran dari 200 ke 300 ekorKJA meningkatkan produksi sebesar 50, sedangkan peningkatan efisiensi lama pascapanen dari 2 bulan menjadi 1 bulan meningkatkan produksi sebesar 100. 138 Untuk dapat mengetahui tingkat kepentingan setiap peubah terhadap pencapaian tujuan peningkatan keuntungan dan produktivitas pascapanen, maka dilakukan pemeringkatan dengan metode AHP. Uraian tentang pelaksanaan metode AHP tersebut adalah sebagai berikut: Sasaran : Menentukan prioritas program peningkatan keuntungan pascapanen. Kriteria : 1 Kontribusi terhadap peningkatan profit pascapanen bobot 50 2 Kontribusi terhadap peningkatan produksi pascapanen bobot 50 Alternatif pilihan program: 1 Peningkatan sintasan pascapanen. 2 Peningkatan padat penebaran 3 Peningkatan efisiensi lama pascapanen. Analisis menggunakan AHP dilakukan dengan terlebih dahulu memeringkatkan angka pengaruh alternatif pilihan terhadap kriteria keuntungan dan produksi sebagai berikut: Tabel 60 Pemeringkatan alternatif pilihan program peningkatan keuntungan pascapanen menggunakan AHP Persen pengaruh Pemeringkatan No Alternatif Pilihan Keuntungan Produksi Keuntungan Produksi 1. Sintasan survival rate 26,48 28,57 0,2804 0,1600 2. Padat penebaran 183,49 50,00 0,1608 0,2800 3. Lama pascapanen 93,15 100,00 0,5589 0,5600 Total 303,12 178,57 1,0000 1,0000 Selanjutnya dilakukan pengalian antara matrik peringkat dengan matrik bobot kriteria, sehingga diperoleh hasil sebagai berikut: Tabel 61 Hasil pemeringkatan alternatif program peningkatan keuntungan pascapanen menggunakan AHP No Alternatif Keuntungan Produksi Bobot Kriteria Hasil Ranking 1 Sintasan 0,2227 0,1600 0,5 16,04 3 2 Padat penebaran 0,3886 0,2800 0,5 28,02 2 3 Lama pascapanen 0,3886 0,5600 55,94 1 139 Berdasarkan hasil analisis menggunakan AHP diperoleh gambaran bahwa untuk meningkatkan keuntungan pada produksi pascapanen, maka peringkat alternatif program yang perlu dilakukan adalah berdasarkan urutan prioritas sebagai berikut: 1 Peningkatan efisiensi lama pascapanen mempersingkat lama pascapanen. 2 Peningkatan padat penebaran 3 Peningkatan sintasan survival rate pascapanen.

7.2 Pemeringkatan Prioritas Kebijakan Pengembangan Agroindustri